TUBUHKU!!! DINIKMATI & SALING MENIKMATI BERSAMA KAKAK IPARKU.
Dari sudut pandang perempuan:
Pov Silva:
Perkenalkan secara singkat nama panggilanku sehari-hari adalah iva, untuk lengkapnya namaku ada silva ayu ningsih. Aku dipanggil iva karena nama tersebut aku dapatkan dari seorang kakak perempuan diatasku langsung, yang saat kami masih kecil ia belum bisa dengan begitu jelasnya memanggil namaku dengan sebutan silva. “Adek iva” itulah sebutan kakak perempuanku untuk namaku pada saat itu. Sehingga pangglian darinya tersebut diikuti oleh keluargaku yang lainnya juga. Kakak perempuanku tersebut namanya adalah mbak “R”. Disini aku hanya akan memperkenalkan kakak perempuanku tersebut dengan sebutan inisialnya saja, dan semoga kalian bisa paham ya
Dalam kehidupan keseharianku, aku seorang perempuan yang telah bersuami dengan dua orang anak dalam hubungan pernikahan yang telah kami jalani 8 tahun. Suamiku bernama eko, seorang laki-laki yang telah 8 tahun mengarungi kehidupan rumah tangga denganku. Usia antara aku dan suamiku hanya terpaut beberapa bulan saja, yangmana aku lebih tua 5 bulan dari usia suamiku. Usia kami saat ini sama-sama berusia 30 Tahun. Aku adalah anak kedua dari 3 bersaudara dalam keluarga asalku, sedangkan suamiku adalah anak pertama dari 2 bersaudara dari keluarga asalnya. Mbak “R” adalah kakak perempuan tertua dalam keluargaku dan kami masih memiliki seorang adik laki-laki yang menjadi bungsu dalam keluarga kami. Tetapi dalam ceritaku kali ini bukan hal tersebut yang akan aku bahas lebih lanjut, melainkan cerita yang tak pernah aku duga sama sekali sebelumnya. Yaitu:
” AWAL MULA KAKAK IPARKU YANG BERHASIL MENIKMATI TUBUHKU”
Mbak “R” kakak perempuan diatasku yang kini telah berusia 35 tahun, memiliki seorang suami yang begitu disenangi kehadirannya dalam keluarga kami. Namanya adalah mas “R” yang usianya juga sama dengan mbakku tersebut.
Bukan karena apa-apa mas “R” bisa menjadi sosok yang begitu disenangi kehadirannya dalam keluarga kami dari dahulu hingga sekarang ini. Bukan karena ia memiliki ataupun berasal dari keluarga yang kaya raya, melainkan karena pembawaan dan sosoknya yang begitu menyenangkan bagi keluarga kami. Tak terkecuali diriku, secara Jujur aku mengakui, bahwa aku sebagai seorang perempuan juga menyenangi sosok laki-laki seperti mas “R” ini.
Walaupun begitu tetap harus diakui bahwa mas “R” memang datang dari kalangan keluarga menengah keatas, itu pun sama halnya dengan keluarga kami yang sederhana saja ini. Dalam hubungannya dengan kakak perempuanku mas “R” telah hampir 12 tahun mengarungi kehidupan rumah tangga mereka. Pada awalnya mereka memang telah lama berpacaran saat keduanya masih sama-sama bersekolah di bangku SMA di kecamatan desa kami, lalu keduanya sama kuliah di kota setelah lulus darisana.
Dalam penjelasan singkat hubungan asmara mereka yang aku ketahui ceritanya dari kakak perempuanku semasa itu, hubungan asmara keduanya memang tergolong berjalan tidak baik-baik saja. Semua itu karena ulah dari Mas “R” yang memang terkesan banyak ulah dalam kehidupan pergaulan sehariannya. Mas “R” ini memang terkenal agak bandel dalam pergaulannya, semua itu sebenarnya telah tampak dari semenjak awal kehidupannya didesa kami. Banyak yang memberi penilaian miring tentang dirinya, dan ternyata menurut kakak perempuanku semua kelakukannya itu terus berlanjut dan bahkan bertambah semakin menjadi-jadi ketika mereka telah berkuliah dikota.
Hubungan asrama mereka sempat beberapa kali kandas karenanya, menurut mbak “R” kakak iparku tersebut pada masanya saat itu sangat sering menyakiti hati kakakku dengan memiliki perempuan lain dalam hubungan asmara mereka. Tetapi walaupun demikian, tampaknya kakakku selalu saja takluk dan tak bisa menolak ajakan Mas “R” untuk balikan lagi, ketika mereka telah putus pada saat itu. Singkat ceritanya hubungan mereka terus berlanjut sampai ke jenjang pernikahan hingga akur-akur saja sampai hari ini.
“Mas ‘R’ itu suka pergi ketempat karaokean malam dek, kamu taulah gimana kelakuan laki-laki kalau udah masuk tempat begitu”
Penggalan kata keresahan hati kakakku mbak “R” semasa itu.
Walaupun nyatanya hingga hari ini kakakku tersebut tetap sayang dan cinta kepadanya. Sebenarnya tidak heran dengan keputusan kakakku tersebut, karena memang aku dapat memahami kondisinya. Walaupun mas “R” memiliki kelakuan yang demikian, tetapi perlakuannya terhadap kakakku tetap terkesan dan memang sangatlah baik. Begitu juga dengan etikanya terhadap kedua orang tua kami, bahkan dengan sangat pandai mas “R” selalu saja bisa mengambil hati mereka. Terutama bapakku, tampak beliau sangat menyukai sosok mas “R” ini dimatanya.
Semasa mereka masih berpacaran saja, Mas ‘R’ tak sungakan menghabiskan waktu bercerita berdua saja dengan bapak saat ia berkunjung kerumah kami. Bahkan kadang ia hanya bertemu beberapa saat saja dengan kakakku ketika kerumah kami, selebihnya ia habiskan waktu untuk ngobrol dengan bapak. Walaupun banyak isu-isu miring yang sejak awal dahulu mengatakan hal buruk tentang sosok mas “R” ini, nyata bapak selalu tetap menyukai sosok mas “R” ini secara berlebih. Hal yang sama juga terjadi pada ibu kami, bahkan tak jarang kakakku yang disalahkan oleh ibu jika ia mengadu tengah ribut dengan calon kakak iparku tersebut dahulunya.
Perkenalanku yang juga telah cukup lama bersama mas “R” ini nyatanya membuat aku diam-diam juga menyukai sosok sepertinya sebagai seorang laki-laki. Disamping karena orangnya baik, menurutku mas “R” ini adalah sosok yang mengasyikkan dan menyenangkan dalam berbagai hal. Dari semenjak mereka berpacaran tak jarang meraka mengajak aku untuk ikut jalan-jalan bersama mereka, tampak mas “R” tidak keberatan sama sekali dengan kehadiranku. Bahkan tak jarang ia yang menanyakan aku kenapa tidak ikut bersama mereka ketika mereka hendak pergi bersama. Dan selalu saja terjadi hal yang seru dan mengasyikan ketika aku ikut bepergian bersama meraka. Semua itu sepertinya karena memang pergaulan mas “R” yang tergolong sangat luas tentunya.
Sebenarnya, kalau membicarakan soal pergaulan. Pergaulanku juga tidak jauh berbeda adanya dengan lingkungan yang mas “R” jalani. Aku yang memang memiliki lingkungan pergaulan sangat berbeda peragulanku dengan kakak pertamaku, membuat aku semakin menyukai sosok mas “R” pada masa itu. Aku yang pada saat itu berkuliah dan tinggal diasrama, terkadang menginginkan waktu untuk bersenang-senang melepas kepenatan selama aku berada didalam asrama. Biasanya jika tiba waktu untuk bisa bermalam diluar pada akhir pekan, tak jarang aku juga melakukan hal yang sama seperti yang mas “R” lakukan. Aku juga senang bepergian ketempat karaokean malam bersama teman-teman wanita seangkatanku diasrama. Bahkan pada masanya kami pernah berkaraoke di room bersama laki-laki juga, yang mana laki-laki tersebut adalah kenalan dari teman asramaku tersebut juga.
Tak jarang kami berkaraoke sampai larut malam bersama teman-temanku, nyatanya hal itu terasa mengasyikan sekali dan mampu sedikit melepaskan penat dari aturan-aturan yang ada dalam kehidupan asrama kami. Tetapi walaupun demikian aku tetap menjaga batasan yang boleh dan tidak aku lakukan, memang banyak hal buruk yang aku rasakan datangnya dengan pergaulan yang aku lakukan sampai saat ini. Tetapi dengan tetap berpegang pada pesan dari kedua orang tuaku dan juga beban aku tidak boleh mengecewakan mereka. Sampai akhir selesai pendidikanku, aku mampu menjaga apa yang diharapkan orangtuaku terhadap aku.
Apa yang kini membawaku masuk kedalam pergaulan yang berbeda dari kakak perempuanku, akhirnya dapat membuat aku memahami keresahan hati yang ia rasakan tentang lingkungan pergaulan yang saat itu juga sama dilakukan oleh pacarnya yaitu mas “R”. Aku yang cukup sering bepergian dengan teman-temanku dalam dunia tersebut, bahkan hampir pernah kehilangan keperawananku karenanya. Sangat begitu memahami kekhawatiran yang ia rasakan tersebut tentang kondisi pacarnya, apalagi seorang laki-laki yang notabene cukup gampang tergoda dengan kecantikan wanita malam pada tempat-tempat seperti itu.
Aku saja yang mulanya karena merasa ketagihan berkaraoke bersama laki-laki pada saat itu, bukan apa-apa selain karena mengasyikan. Pada saat itu jika kami pergi berkaraoke dengan laki-laki biasanya, mereka yang akan membayar semua tagihan yang ada pada saat kami disana. Hal itu kami rasakan cukup lumayan, maklum saja pada saat itu sumber satu-satunya uang yang kami punya hanya dari orang tua saja. Tetapi dengan adanya laki-laki yang bersedia membayarkan hal tersebut, kami bisa mendapatkan hiburan tanpa harus mengeluarkan banyak uang karenanya.
Kejadian yang membuat aku hampir saja kehilangan keperawanan tersebut terjadi selepas kami pulang dari room karaoke. Pada saat itu di dalam room karaoke seperti biasa, kami menikmati alunan musik sambil berjoget-joget ringan. Walaupun tentu saja, tak bisa dipungkiri. Hal-hal seperti berciuman, remasan pada bagian tubuh dan pelukan kami lakukan juga didalam room karaoke tersebut.
“Sebagai pelengkap suasana”
Begitulah pikiran dangkal kami beranggapan pada saat itu.
Namun pada malam tersebut ternyata sedikit berbeda, mungkin karena kedekatan yang sudah dan terlanjur terjadi lama diantara pasangan kami masing-masing dunia tersebut. Selepas pulang dari room karaoke tersebut, kami yang biasanya pulang secara masing-masing. Pada malam itu kami pulang bersama dan menuju hotel, aku dan dua teman perempuan check-in ke kamar hotel dengan pasangan kami masing-masing. Entah dalam kondisi sadar sepenuhnya atau tidak, malam itu aku telah melakukan hal tersebut. Walaupun kami perempuan tidak dalam kondisi mabuk, karena kami memang tidak mau diberi minuman oleh meraka pada saat berada didalam room. Tetapi tetap saja karena terbawa suasana sebelumnya, hampir saja malam itu aku terbawa jauh kedalam kehidupan yang salah tersebut.
Malam itu setelah berada didalam kamar hotel bersama pasangan laki-lakiku tersebut, kami langsung berpelukan dan berciuman. Ia meremas-remas payudaraku, dan membuat aku kenikmatan serta mendesah nikmat karenanya. Hal tersebut terus berlanjut hingga ia membuka baju bagian atasku, ia menghisapi payudaraku setelahnya. Hal tersebut terus terang saja membuat aku semakin bergairah karenanya, bahkan aku hanya diam saja ketika ia membuka celana bagian luarku. Tetapi ia belum melepaskan celana dalamku, setelah membuat aku hampir telanjang bulat dihadapannya. Ia membawa tanganku untuk meremas kemaluan dibalik celananya, aku menuruti saja kemauan dari laki-laki tersebut.
Malam itu ia meminta aku untuk memasukkan kemaluannya kedalam mulutku, dan aku menurutinya saja. Memang aku telah biasa melakukan hal tersebut dengan pacarku, bukan mas eko tentunya. Aku menghisap dan menjilat seluruh kemaluannya didalam kamar tersebut, hingga membuat ia mendesah sampai meracau karena ulahku.
“Uuuuhhhhgghhh….ivaaa..aa..enak banget mulut kamu…uu bebbbb”
Racau laki-laki tersebut karena perlakuanku.
Setelah berkata demikian, ia mendorong tubuhku dan kembali menindihnya. Ia hisapi kembali payudaraku dan ia tempelkan kemaluannya dengan kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam.
“Lakuin yuk beb,, kamu udah enggak kan??”
Ucapnya menanyaiku.
Tentu saja saat itu aku menolak, karena aku masih benar-benar menang perawan pada saat itu.
Tetapi dengan pandainya ia membawa aku hingga larut dan terangsang dalam permainan yang ia lakukan pada tubuhku. Memang sihh, hal-hal semacam petting dengan laki-laki begini bukanlah hal yang baru bagiku. Bahkan pacarku saat itu selalu rutin memintanya dariku, tetapi laki-laki yang ini agak lain. Ia terus saja memujiku dan merayu aku, hingga akhirnya aku terbawa suasana karenanya. Ia berhasil membuat aku hingga telanjang bulat dan selanjutnya memaksa mendorong masuk kemaluannya kedalam kemaluanku.
Saat itu aku hanya pasrah saja, dan sangat menikmatinya.
“Uhhh…bebbb…enakkk!!!”
Aku dibuat mendesah kenikmatan karenanya.
Tetapi karena aku memang masih perawan dan biasanya pacarku hanya menyelipkan kontolnya dibelahan memekku saja. Usaha dari laki-laki tersebut menjadi terhambat karena masih rapatnya lobang memekku. Aku yang pada awalnya ikut menikmati, saat itu mulai merasakan sakit dan akhirnya aku meminta ia untuk menghentikan perbuatannya. Untung lah malam itu ia bersedia menurutinya dan ketika aku menawarkan untuk mengocok kemaluannya saja, ia juga bersedia menurutinya. Jika tidak pastilah malam itu aku harus melepas mahkota yang selama ini selalu aku jaga denhan baik.
Akhirnya pada malam itu, aku melepaskan hasratnya untuk bercita denganku dengan hanya mengocok kemaluannya. Sambil sesekali diselingi aku menghisap dan menjilatinya. Hal yang sama juga ia lakukan kepadaku, ia menggosok belahan memekku dengan tangannya dan juga ia menggunakan lidahnya untuk menjilati memekku. Pada akhirnya ia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh pacarku, ia menyelipkan kontolnya pada belahan memekku. Secara jujur aku menikmati adegan itu, bibir memekku terasa dibelah denhan kontolnya yang menyelip disana.
Semua kelakuan nakalku diluar rumah itu berbading terbalik dengan apa yang ada pada kakak perempuanku, yaitu mbak “R”. Ia memang dari dahulu adalah anak perempuan rumahan yang selalu nurut apa kata orang tuaku, bahkan saat ia berkuliah dikota. Ia menurut saja saat diharuskan oleh orang tuaku yang menginginkan ia tinggal di kos-kosn khusus perempuan. Jika hal tersebut ditawarkan kepadaku, tentu saja aku akan menolaknya. Karena hal tersebut tentu saja akan membatasi kebebasan bersama pacarku. Apalagi posisi mbak “R” saat itu sama-sama datang dari desa bersama pacarnya, dan mereka sama-sama tinggal pada kos-kosn saat berkuliah dikota.
Tetapi seperti yang aku katakan sejak awal, mas “R” yang dikenal nakal tersebut malah mendukung penuh keputusan orang tuaku tersebut. Bahkan ia secara aktif membantu bapak mencarikan kos-kosn untuk mbak “R” tinggal nantinya. Mungkin hal tersebutlah yang membuat bapak semakin senang dan percaya kepadanya. Hingga mengeyampingkan semua isu yang datang padanya. Semua Perlakuan baik mas “R” tersebut ia lakukan bukan hanya terhadap bapak saja, kepada ibu kami ia juga melakukan hal yang sama. Sehingga rasa simpati dan percaya itu semakin deras ia dapatkan.
Semua hal kabaikan dan perhatian yang ia lakukan terhadap kedua orang tua kami, nyatanya membuat ia semakin benar-benar disukai. Tak jarang juga mas “R” ini mengajak ibu untuk ikut pergi jalan-jalan bersama dia dan juga kakakku. Oleh sebab hal perlakukannya itulah yang membuat aku sempat mengingkan juga memiliki sosok pasangan seperti dia. Walaupun sebenarnya semua perlakuannya itu adalah hal yang standard saja, tetapi cara pembawaannya yang menyenangkan menjadi poin plus yang membuat apa yang ia lakukan itu terkesan natural saja dan terlihat amat sangat tulus.
“Paling bisa memang dia kalau soal begini”
Puji kakakku pada mas “R” yang masih menjadi pacarnya pada saat itu.
Sosok mas “R” yang demikian sepertinya berbanding terbalik dengan kondisi suamiku saat ini, suamiku terkesan pemalu dan agak terkesan kurang ramah dengan keluarga kami. Walaupun sebenarnya semua itu tidak serta merta demikian, semua itu hanya menjadi terkesan demikian saja. Sebenarnya karena kesan awal yang dibawa mas “R” dalam kehadirannya dalam keluarga kami, sehingga perlakuan mas “R” tersebut terkesan menjadi standard dalam keluarga kami. Maklum saja, selanjutnya setelah hubungan yang panjang natara mereka. Mas “R” adalah menantu pertama dalam keluarga kami, sehingga semua cara dan etikanya menjadi sebuah pembanding dengan hadirnya orang baru dalam keluarga kami. Aku rasa ini akan menjadi hal yang lumrah dalam keluarga manapun, walaupun tidak semuanya. Tetapi dalam hati manusia pada dasarnya akan selalu ada hal yang akan dibandingkan.
Soal perbandingan:
Suamiku sebenarnya berasal dari keluarga yang ekonominya jauh diatas kami semua, termasuk mas “R” juga. suamiku memang berasal dari keluarga yang tergolong cukup kaya, aku mengenalnya ketika kami telah sama-sama bekerja setelah lulus kuliah. Saat itu kami sempat menjadi tim dalam pekerjaan kami, dari perkenalan itulah yang membuat kami memiliki hubungan dan menjadi suami istri pada saat ini. Dalam kesehariannya aku dan suamiku sama bekerja sebagai tenaga kesehatan. Untuk lebih jelasnya dalam cerita ini, aku lebih memilih untuk tidak menjelaskannya secara detail.
Tetapi walaupun demikian tampak luarnya, suamiku memang tidak sepandai mas “R” dalam kehidupan bersosial dengan orang-orang. Termasuk dengan keluargaku juga, walaupun dilatarbelakangi pendidikannya dengan prestasi yang mentereng dan tentu membanggakan. Nyatanya semua itu tidak membuat ia seluwes dan semenyengkan layaknya mas “R” di pandangan orang lain, termasuk kehadiran pertama kali suamikubdalam keluarga kami.
“Kaku banget pacar kamu iva”
Komentar ibuku pada saat awal ia mengenal pacarku mas eko yang aku kenalkan pertama kali kepada mereka.
Hal yang berbeda ditunjukkan oleh bapak, nampaknya walaupun merasakan kesan yang sama. Bapak hanya memilih diam dan tidak mengungkapkan hal tersebut kepadaku. Suamiku memang tampak sedikit kaku saat tengah berbicara dengan orang tuaku, dan pada awalnya ia seperti terkesan jaim bangetlah. Ketika berbicara dengan bapak mereka layaknya berbicara antara hubungan orang tua dan anak laki-laki saja, terkesan formal dan seadanya saja. Tidak seperti mas “R” yang ketika berbicara dengan bapak. Mas “R” ini ketika ia berbicara dengan bapak, ia tampak menganggap bapak sebagai layaknya teman saja. Bapak bisa ia buat tertawa ngakak ketika berbicara dengannya. Nyatanya hal kaku dari pacarku tersebut masih terus berlanjut ketika saat ini kami telah berstatus suami istri, mas eko tampak masih terkesan kaku dalam hubungannya dengan keluargaku. Walaupun sebenarnya semua itu tidaklah demikian adanya, dan pada akhirnya keluargaku mulai memahami adanya dari suamiku.
Memang banyak faktor yang memengaruhi, diantaranya mungkin karena intensitas bertemu suamiku dengan keluargaku yang memang cukup jarang. Kami setelah menikah memang langsung pindah tinggal dikota, berbeda dengan kakakku yang tinggal satu desa dengan orang tua kami. Tentulah intensitas bertemu mas “R” dengan bapak menjadi lebih terbuka dan banyak, hal tersebutlah yang mungkin menjadi salah satu faktornya.
Walaupun terkesan kaku dan pemalu dalam kehidupan sosialnya, suamiku ini adalah tipikal laki-laki yang begitu aktif dan eksploratif dalam hubungan ranjang. Aku yang telah 7 tahun menjadi istrinya merasa begitu kewalahan menghadapi semua kreativitas suamiku dalam berhubungan badan. Profesi kami yang sama-sama sebagai tenaga kesehatan terkadang dijadikan suamiku sebagai sebuah cara untuk mewujudkan fantasinya dalam bercinta. Tak jarang kami bericnta dengan menggunakan seragam kami bekerja, sebagai salah satu bentuk keinginan dari suamiku.
“Sebagai Variasi sayang”
Begitulah ungkapan yang sering diucapkan oleh suamiku.
Sebenarnya aku juga menikmati apa yang dilakukan oleh suamiku tersebut. Aku yang memang sebelum mengenal dirinya telah cukup banyak pengalaman nakal bersama laki-laki, terkadang aku merasa sangat bergairah dan begitu terangsang sekali ketika suamiku mengajak bercinta dan berfantasi kearah tersebut. Yang lebih gila lagi, ketika suamiku meminta aku membayangkan bahwa aku tengah dientot oleh rekan kerjaku, sambil kami bercinta dengan mengenakan seragam kerja kami masing-masing.
“Mungkin sama kayak gini kondisinya, kalau bunda dientot sama temen bunda pas lagi shif malam”
Ucap nakal suamiku.
Sebagai informasi, setelah kami menikah aku dan suamiku sudah tidak dalam satu naungan tempat kerja lagi. Kini kami telah bekerja pada tempat yang berbeda, kami berdua sama-sama menjadi seorang pegawai dan setelahnya mendapat penempatan yang berbeda tempat.
Dari semua apa yang kami lakukan tersebut, aku merasa begitu terangsang ketika suamiku meminta aku membayangkannya. Ditambah lagi dengan setelah itu kami melakukannya sambil menggunakan seragam kerja kami masing-masing, semua itu terkesan seperti sangat nyata terjadi dalam kejadian sebenarnya. Aku yang masih mengenakan seragam kerja pada tubuhku, dientot oleh suamiku yang juga masih mengenakan seragamnya.
Secara jujur aku mengakui begitu menikmatinya saat melakukan adegan dan fantasi nakal tersebut. Labih-lebih saat bercinta dalam kondisi tersebut suamiku meminta aku membayangkan dientot oleh laki-laki lain pula. Dan atasaknku pak Boy adalah laki-laki yang selalu hadir dalam ingatanku.
“Akhhhh…kontol pak Boyy enak ayahhh..hhh”
Desahan keluar dari mulutku ketika suamiku mulai menggenjot kontolnya kedalam memekku.
Hal tersebut nyatanya menjadi petaka. Karena setelah aku mengatakan hal tersebut dengan diiringi gairahku yang begitu memuncak, suamiku juga sepertinya merasakan hal yang sama. Akibatnya ia seperti kesetanan dan semakin menjadi-jadi menggenjot memekku. Seharusnya ini menjadi sebuah kenikmatan bagiku, tetapi kenyataannya berkata lain.
Sangat mengecewakan.
Suamiku akan langsung ‘crrroottt’ ketika tidak lama hal tersebut berlangsung, padahal saat itu aku sedang merasa nikmat-nikmatnya. Tetapi dengan mendengar apa yang keluar dari mulutku tersebut, suamiku seakan lupa akan segalanya. Walaupun juga aku harus mengakuinya, dalam kondisi sedang tidak tengah berfantasi demikian saja. Suamiku memang bukanlah tipe laki-laki yang bisa bertahan lama ketika memberikan aku kenikmatan. Dan yang terjadi setelah ia mengeluarkan spermanya, suamiku akan menjadi lemas dan seperti kehilangan tenaganya. Mungkin itu karena kondisi fisiknya yang memang berbadan tidak terlalu tinggi dan berpostur cukup gendut setelah menikah denganku.
Hal itu pun disadari oleh suamiku, dan ia telah berusaha mengubah memperbaiki performa pada dirinya dengan menjadi member pada salah satu tempat GYM. Tetapi karena kesibukan kami, hal tersebut tentulah menjadi tidak optimal adanya. Hingga saat ini kami masih bertahan dalam kondisi yang ada kini kami rasakan.
Suamiku : Bunda selalu gak pernah keluar kalau kita lagi fantasi gitu kan ya??
“Ayah sih cepet keluarnya kalau bayangin Bunda lagi dientot pake pakaian kerja kayak gini”
Ungkap suamiku pada suatu malam.
Tentu baik aku ataupun suamiku memahami tentang bagaimana proses orgasme itu bisa berlangsung dan terjadi. Kerana memang kami sama-sama memahami dan sedikit banyak mempelajari secara ilmiah hal-hal tersebut bisa terjadi pada laki-laki ataupun perempuan.
Aku: Ayah sihh,,!!! Cepet banget keluarnya.
Rujuk aku pada suamiku.
Suamiku: Kita perbaikan Pelan-pelan ya sayang??
Aku: iyaa ayah,,, Inget jangan coba-coba obat kuat ya,!!! Paham kan efeknya??
Suamiku : iyaa..iyaa,, ayah juga tau kok.
“Apa mau coba cara instant Bunda??”
Aku : Caranya??
Suamiku : Ngentot sama bule enak kayaknya,, Bunda mau??
Aku: Ahhh…hihiiii…kalau itu sih mau banget dong ayahh,,, kapan nihh Bunda di bolehin??
Suamiku : Sabar yaa Bunda,, nanti kita cari waktu, orang dan momentum yang pas.
Aku: Oke deh ayah.
Memang bukanlah menjadi hal yang aneh fantasi yang dimiliki oleh suamiku dan juga aku. Sejak awal-awal pernikahan kami, karena aktifnya ia terus mengeksplor berbagai hal mengenai seks. Akhirnya suamiku menyukai genre cuckold sebagai pilihannya, dan ia terus meracuni aku dengan berbagi hal mengenai hal tersebut. Hingga pada akhirnya aku yang memang memiliki sisi liar, mulai menyukai dan lama-lama malah aku yang memiliki keinginan untuk diwujudkan.
“Bunda pengen kontol bule ayah”
Kata-kata itulah yang sering aku ucapkan kepada suamiku.
Karena hal tersebut sampai hari ini masih belum bisa terwujud, akhirnya kami memutuskan untuk mencari alternatif lain. Sebagai media untuk memenuhi fantasi yang ingin kami wujudkan tersebut nantinya. Suamiku membelikan aku sebuah dildo berukuran sangat besar dan panjang sekali, panjang dildo tersebut pernah kami Ukur hingga memiliki panjang 22 cm dengan diameter 6 cm.
“Ini pasti berasa kayak kontol bule juga bunda”
Ucap suamiku saat melihat kenampakan dari dildo tersebut.
Memang sangat menyeramkan ketika aku pertama kali melihat bentuk dari dildo tersebut. Dengan warnanya yang hitam besar dan panjang, disekitaran dildo tersebut tampak juga urat-urat yang mengelilingi diameter kontol mainan tersebut. Selain itu, kontol mainan tersebut juga bisa bergetar membuat gerakan mengulek di dalam memekku. Ketika suamiku telah mencapai puncak kenikmatan yang seperti malam ini dan tidak bisa melanjutkan untuk menggenjot memekku lagi, maka yang selanjutnya terjadi adalah suamiku akan melebarkan pahaku dan mengobok-ngobok memekku dengan batang besar kontol mainan tersebut.
Rasanya memekku terasa sangat penuh dan mentok sekali ketika dimasuki oleh kontol mainan tersebut, walaupun rasanya memang terasa berbeda dengan kontol asli. Tetapi untuk saat ini rasanya semua itu cukup mampu untuk menuntaskan hasratku yang sering menggantung ketika aku berfantasi nakal dengan suamiku.
Ketika prosesi tersebut tengah berlangsung, saat melihat aku mendesah dan meracau dalam sodokan kontol mainan yang dimasukkan oleh suamiku dengan ganasnya di dalam memekku. Selalu saja suamiku mengajak aku berbicara tentang hal-hal nakal yang semakin memancing dan membuat memuncaknya gairahku.
“Enak nggak kontol bule nya sayang??”
Ucap suamiku sambil terus mengobok-ngobok memekku dengan kontol mainan tersebut.
“Ugghhh enakk..kk ayahhh…ohhh…kencenginn”
Racauku ketika hal tersebut berlangsung.
Bahkan selalu saja aku meminta suamiku untuk menjilati dan juga menghisap payudaraku ketika hal tersebut berlangsung. Rasanya benar-benar sangat nikmat sekali aku rasakan, biasanya jika hal tersebut telah terjadi gairah suamiku akan juga ikut bangkit kembali karenanya. Ketika kontol suamiku akan bangun dan tegak kembali ketika melihat aku mendesah dan terengah-engah karena sodokan kontol mainan tersebut. Dengan cepat ia akan menggantikan kontol mainan tersebut dengan kontolnya untuk ngobok-obok memekku selanjutnya.
Tentu rasanya sangat berbeda sekali, walaupun kontol suamiku tidak sebesar dan panjang seperti layaknya kontol mainan yang sebelumnya masuk ke dalam memekku. Tetapi rasa hangat dari kontolnya itulah yang membuat aku bisa merasakan sangat nikmat, ketika kontol mainan tersebut digantikan oleh kontol asli suamiku. Hal itu tentu saja tidak malu-malu aku ungkapkan adanya kepada suamiku.
“Gimana kalau kontol asli yang ukurannya sama kayak gini ya Bunda?? Pasti Bunda bakal keenakan banget!!”
Ucap suamiku sambil terus menggenjot memekku dengan ganasnya.
“Iya dong pastinya,,,aaaahhh,,, kayaknya enak banget itu ayahhh”
Balas ku tak kalah nakalnya dengan ucapan suamiku.
Akibatnya dari persetubuhan yang begitu ganas kami lakukan, payudaraku menjadi berguncang kesana kemari karena genjotan yang begitu liar dan cepatnya dilakukan oleh suamiku.
Suamiku: Payudara Bunda sampai goyang-goyang kayak gitu,,, aaahhh,,,, karena sodokan ayah!!! Gimana kalau ayah lagi genjotin mbak “R” yahh bunda?? Kan Bunda tahu sendiri payudara Mbak “R” lebih besar dan montok banget gitu kalau dibandingin sama punya Bunda.
Ucap suamiku sambil terus menggenjot memekku menjadi semakin ganas dan bergairah.
Aku: Gimana kalau kontol mas “R” yang genjotin Bunda ayahh?? Kayaknya, kontol mas “R” besar dan panjang daripada punya ayah.
“Aahhh…entotin.. iva..aa mas “R”
Ucapku membalas perkataan dari suamiku.
Ucapan nakal dan tidak wajar seperti ini memang sangat kerap kami lakukan ketika tengah berhubungan badan. Semua itu berawal dari kelakuan suamiku beberapa tahun lalu, yang saat itu ia ketahuan olehku secara diam-diam menyimpan foto Mbak “R” pada bagian payudaranya dan pantatnya. Suamiku juga masih banyak lagi menyimpan foto mbak “R” lainnya pada sebuah folder khusus pada handphone miliknya.
Awalnya aku begitu marah kepadanya ketika ia berlaku kurang ajar seperti itu kepada mbak “R” yang statusnya adalah kakak perempuan kandungku. Tetapi setelah mendengar penjelasan dari suamiku, akhirnya aku tidak marah lagi kepadanya dan mencoba memahaminya. Bahkan setelahnya pernah beberapa kali aku mengambil foto telanjang bagian payudara dan pantat Mbak “R” diam-diam. Ketika ia hanya mengenakan celana dalam g-string pada tubuhnya, tentu saja hasil dari foto tersebut untuk aku berikan kepada suamiku nantinya. Yangmana aku mengetahui setelah ia mendapatkan foto tersebut, suamiku akan menjadi sangat senang dan begitu akan bergairah menyetubuhi aku selanjutnya.
Memang sosok dari kakak perempuanku tersebut sangatlah akan terlihat begitu menggoda dimata laki-laki, dengan tubuhnya yang semok dan terlihat begitu montok. Aku rasa bukan hanya suamiku saja yang tertarik dengan tubuh moleknya, akan banyak banyak laki-laki diluaran sana yang berpikiran sama joroknya seperti yang dilakukan oleh suamiku saat awalnya dulu.
Jika dibandingkan dengan diriku, tentu saja kami sama-sama cantik.hihihi.
Tetapi memang jika dibandingkan dengan bentuk tubuh, mbak “R” yang memang kalah tinggi badannya jika dibandingkan dengan aku. Akan terlihat lebih montok dengan payudaranya yang berukuran 38D tersebut, jika dibandingkan dengan ukuran payudaraku yang hanya berukuran 36B. Tentu payudaraku akan kalah montok jika dibandingkan dengan, tetapi untuk ukuran pantat. Kami sama-sama memiliki bokong yang montok layaknya keturunan ibu kami. Walaupun tetap saja pada bagian itu aku harus mengakui kalah montok jika dibandingkan dengan mbak “R”.
Selanjutnya dengan semua apa yang kini aku rasakan, aku mulai terbuka dan mengikuti banyak keinginan aneh dari suamiku. Bahkan aku juga sering diminta olehnya untuk membayangkan kontol milik mas “R” yang statusnya adalah kakak iparku, suami dari kakak kandungku sendiri.
“Kalau kita tukeran ngentot bunda mau nggak??”
Begitulah sepenggal kalimat nakal yang semenjak awal dulu selalu diucapkan oleh suamiku, ketika ia tengah menggenjot memekku. Sambil ia membayangkan menyetubuhi mbak “R” yang statusnya adalah kakak perempuan kandungku.
“Mau banget,,,tttt,,,ahhhh,,,kontol mas ‘R’ memang lebih besar panjang jika dibandingkan sama punya ayah…hhh”
Balasku tak kalah nakal.
Akibat dari stimulus nakal yang sering diucapkan oleh suamiku tersebut, akhirnya aku mulai berpikiran untuk mengetahui secara pasti seberapa besar ukuran kontol dari kakak iparku tersebut. Dengan keinginan tersebut, aku mulai sedikit kepo tentang hubungan ranjang antara Mbak “R” dan juga suaminya. Pernah beberapa kali aku memancingnya berbicara mengarah kepada hal tersebut, tetapi Mbak “R” seakan acuh dan tidak begitu mempedulikan apa yang aku ucapkan padanya. Akhirnya aku mulai untuk mencari tahu sendiri mengenai hal tersebut. Investigasi awalku dimulai, ketika aku secara diam-diam berusaha untuk mengetahui pola kunci handphone milik Mbak “R”.
Cukup lama aku menjalankan rencana tersebut dan hingga akhirnya aku berhasil mengetahuinya. Setelah mendapat apa yang aku inginkan, kini aku tinggal menunggu momentumnya saja. Untuk bisa membuka handphone milik Mbak “R” secara diam-diam, dan syukur-syukur aku bisa menemukan hal-hal yang bersifat pribadi di dalam handphone miliknya tersebut. Semua ini aku lakukan tentu dengan keinginanku sendiri, bahkan aku tidak memberitahukan hal ini kepada suamiku sendiri.
Hingga suatu hari ketika kami tengah mudik dan menginap secara bersama-sama di rumah orang tua kami. Aku yang saat itu melihat handphone milik Mbak “R” yang ia tinggalkan di dalam kamar kami, memutuskan untuk membuka handphone tersebut secara diam-diam. Masih dengan menggunakan pola lama yang aku ketahui, ternyata usahaku tersebut berhasil. Mbak “R”belum mengganti pola pada handphone miliknya. Rencanaku tersebut aku lakukan ketika ia tengah sibuk berada diluar kamar dan betapa terkejutnya aku ketika telah berhasil membuka isi galeri dari handphone milik Mbak “R”.
Disana aku melihat banyak foto telanjang dalam berbagai pose yang dilakukan oleh keduanya. Bahkan aku menemukan video, yangmana dalam video tersebut aku melihat mbak “R” tengah digenjot oleh suaminya dalam berbagai posisi di video tersebut. Saat itu aku akhirnya bisa melihat kontol milik Mas “R” yang memang ternyata lebih besar dan lebih panjang dari milik suamiku. Selain itu aku melihat ekspresi keduanya yang tampak begitu menikmati adegan bercinta yang mereka lakukan. Belum lagi aku mendengar desahan yang keluar dari mulut mbak “R” ketika tengah digenjot oleh suaminya.
“Sepertinya kontol milik Mas ‘R’ begitu nikmat dirasakan oleh kakak perempuanku tersebut”
Aku sampai membayangkan, bahwa saat itu Akulah Yang tengah digenjot oleh kakak iparku tersebut. Saat itu aku juga menemukan beberapa video yang menunjukkan seorang perempuan tengah disetubuhi oleh dua orang laki-laki. Ketika itu aku berpikir, ternyata mereka juga memiliki fantasi yang sama seperti layaknya kami juga. Namun nyatanya keterkejutanku tidak berhenti cukup sampai disitu, sampai pada akhirnya aku melihat dengan jelas wajah dari seorang perempuan tengah disetubuhi oleh dua orang laki-laki tersebut.
Sangat jelas sekali itu adalah sosok Mbak “R” dan dua orang laki-laki tersebut tak satupun aku mengenalnya.
“Apakah mas ‘R’ mengetahui hal ini??”
Begitulah pikiran spontan yang hadir dalam kepalaku, ketika pertama kali melihat dan terkejut dengan apa yang aku temukan dari handphone dari kakak perempuanku tersebut.
Bersambung…