The Monster
Sepuluh menit berlalu, pintu kamar mandi yang berada lurus dengan ranjangku itu pun akhirnya terbuka. Dari balik pintu muncul wanita paruh baya yang mengenakan seragam dinas kantor pemerintahan berwarna krem. Ia berdiri di hadapan sambil bercakak pinggang
” gimana?? ” tanyanya
Aku yang dari tadi terperangah melihatnya akhirnya berdiri dan menghampiri wanita tersebut. Aku berdiri di hadapannya. Tangan kananku membelai rambutnya
” sempurna. Mirip. Cantik ” kata – kata itu keluar dari mulutku begitu saja seperti orang yang sedang dihipnotis.
Kukecup bibirnya sekali. Dua kali. Dan pada yang ketiga kali, aku mulai melumat bibirnya. Ia pun membalas ciumanku dengan membuka bibirnya. Lidahku menerobos ke dalam mulutnya menyambut lidahnya. Lidah kami salin beradu. Sesekali saling gigit. Kedua tangannya ia lingkarkan ke pinggangku. Sedangkan kedua tanganku memegang pipi kiri dan kanannya. Kami terus berciuman sambil berputar – putar seperti orang yang sedang berdansa. Hingga akhirnya kurapatkan ia ke tembok kamarku. Aku mulai menggerayangi lehernya dengan mulut dan lidahku. Kedua tanganku meremas payudaranya yang mesih terbungkus seragam kremnya itu.
” hmmmmmm ” ia mendesah perlahan sambil mengangkat wajahnya ke atas seakan memberi ruang yang lebih luas bagiku untuk menjelajahi lehernya. Tangan kanannya mulai naik memegang kepalaku, sementara tangan kirinya masih mengelus – elus pinggangku.
Mulut dan lidahku masih sibuk menjilat dan menggigit lehernya. Sudah mulai nampak beberapa bekas cupangan di lehernya. Kedua tanganku mulai melepas kancing kemeja seragamnya satu per satu hingga hanya menyisahkan dua kancing yang paling bawah. Mulai nampak payudaranya yang masih terbungkus bh warna ungu bermotif bunga – bunga. Kutarik bh nya ke atas sehingga kedua payudaranya telanjang menantang. Ciumanku mulai turun perlahan ke bahunya, dan terus ke dadanya. Hingga akhirnya mulutku menemukan puting warna coklat yang sudah mengencang. Kulumat puting kanannya, sementara tangan kananku sibuk memelintir puting kirinya dan sesekali meremas payudara kirinya.
” sssstttttttsss….. Uuuhh ” ia mendesah lagi. Tangan kanannya menjambat rambutku, tangan kirinya mulai naik turun mengelus punggungku yang agak sedikit menunduk.
Seperti tak menghiraukan desahannya, aku tetap melumat kedua payudaranya bergantian. Tangan kananku sudah semakin turun ke bawah mengelus pahanya. Setelah puas melumat payudaranya, akupun jongkok di depannya. Kuangkat kaki kirinya hingga menekuk. Roknya kusingkapkan ke atas, lalu kutarik CD nya yang berwarna ungu sepadan dengan warna bh nya.
Nampak memeknya yang berbulu lebat. Aku dapat mencium aroma memeknya karena memeknya yang telah becek oleh cairan kewanitaan. Tangan kiriku mencoba membuka bibir memeknya dengan jari. Sementara jari telunjuk tangan kananku kutusukkan ke dalam lubang memeknya. Ia sedikit meringis perlahan..
” uuuuhhhhhh ” ia mendesah dan aku mulai mempercepat tusukan jariku ke lubang memeknya. Cairan memeknya mulai mengaliri tanganku. Kucabut jariku dan dengan cepat kuarahkan mulutku ke memeknya. Kuisap memeknya sekuat tenaga hingga terdengar bunyi
” srruuuuuupppppppp ”
Tubuhnya bergetar. Ia menghentakkan pinggulnya ke depan hingga memeknya makin merapat ke mulutku. Rambutku dijambaknya kenceng…
” ooowwhhhhh…… Aaarrrrggggghhhhhhhh….. ” Kali ini desahannya tak tertahan lagi sehingga ia seperti berteriak kesetanan. Kujulurkan lidahku dan mendorongnya ke dalam lubang memeknya. Tangannya semakin mendorong kepalaku dengan keras ke arah memeknya….
” huuufffftttt…… Arrrggghhhhh enak bangeeeeettt ” ia berteriak dan sejurus kemudian memeknya menyemprotkan cairan yang membasahi mulutku. Sebagian kecil masuk le mulutku dan tertelan olehku. Ia mengendorkan pegangan tangannya di kepalaku. Kutarik kepala dan kuperhatikan memeknya sekilas. Lalu dengan perlahan kujulurkan lidah dan mulai menyapu memeknya dari bawah ke atas hingga tak nampak lagi cairan mengalir keluar dari memeknya itu.
Aku mengangkat wajah dan menatap ke atas. Ia menantap ke bawah. Kami saling bertatapan dan ia terlihat tersenyum puas. Tanpa mengeluarkan sepakat kata, ia mengangkatku untuk berdiri. Aku berdiri namun tiba – tiba ia mendorong dada hinggan aku jatuh terduduk di ranjang. Dengan gerakan erotis ia mencoba melepas seragam yang masih melekat pada tubuhnya. Namun, aku menggeleng sehingga ia tak jadi melepas seragam itu.
Ia lalu berlutut di hadapanku. Boxerku ditariknya dengan sedikit kasar hinggan lolos dari ujung kakiku. Nampaklah kontolku yang sudah sedikit mengeras namun belum sepenuhnya tegang. Tangan kanannya mulai menggengam batang kontolku, sementara tangan kirinya iya angkat hingga telapat tangannya menempel di dadaku. Denfan tangan kirinya ia mendorong agar aku sedikit condong ke belakang. Ia lalu tunduk menjulurkan lidah untuk menyapu buah zakarku sambil tangan kanannya mengocok batang kontolku perlahan. Ia jilati panggal kontolku sambil sesekali disedotnya buah zakarku ke dalam mulutnya. Setelah kontolku mulai menegang, dilepasnya tangan kanannya lalu dengan lidahnya ia jilati batang kontolku dari bawah hingga ke ujung kepala kontolku. Gerakan itu ia ulangi beberapa kali hingga akhirnya dibenamkannya kontolku ke dalam mulutnya.
Aku yang sudah tak tahan lagi akhirnya menjambat rambutnya dan mendorong kepalanya hingga seluruh batang kontolku masuk ke mulutnya.
” Oooowwwwhhhhhh…… ” rasanya seperti ada aliran listrik menyengat tubuh saat ia mulai menggoyangkan kepalanya naik turun dengan kontolku yang masih dalam mulutnya. Air liurnya perlahan mengalir di batang kontolku keluar dari mulutnya bercampur dengan cairan pelumas dari kontolku. Tanganku semakin beringas mendorong kepalanya dari belakang semakin cepat dan semakin cepat. Saat aku merasakan akan mencapai orgasme, kudorong kepalanya semakin dalam hingga kontolku mencapai tenggorokannya. Kutahan kepalanya. Wajahnya nampak memerah dan ia seperti merontah – rontah
Croot croot crooot….. ” Aaaarrraagggghhhhhh ” kusemprotkan pejuku ke dalam mulutnya. Wajahnya makin memerah. Ia memukul – mukul tanganku agar aku melepaskan kepalanya. Kulepaskan kepalanya. Dengan cepat ia mengeluarkan kontolku dari mulutnya dan ia terbatuk – batuk.
” hampir aja aku mati tersedak sperma ” protesnya
” hahahaha ” aku hanya tertawa menggoda sambil mencubit pipinya
Setelah membersihkan sisa spermaku di mulutnya dengan tissue, ia berdiri sambil menarik turun bh nya sehingga kembali membungkus kedua payudaranya. Ia berjalan ke arah cermin sambil mengancing kembali kemeja seragamnya. Aku pun membungkuk dan memungut celana dalamnya yang masih tergeletak di lantai lalu kubenamkan ke hidungku sambil mengelus kontolku agar segera kembali bangkit.
Kuperhatikan ia yang masih berlenggak – lenggok di depan cermin sambil tetap menciym celana dalamnya dan mengelus kontolku.
” eh, aku cocok juga ya pakai seragam ini ” katanya sambil tetap melihat ke arah cermin
” ia cocok banget. Kamu semakin menggoda kalo pake seragam gitu ” jawabku sekenanya karena masih sibuk merangsang kontolku.
Beberapa saat kemudian ia berbalik melihat aku yang sedang mencium celana dalam yang tadi dikenakannya dengan kontol yang sudah mulai menegang lagi.
” iiihhhh masih belum puas ya ” tanyanya. Tanpa menjawab,aku berjalan ke arahnya lalu merangkulnya dari belakang. Kedua tanganku kulingkarkan dari pinggangnya dengan telapak tangan tepat di kedua payudaranya. Aku mulai memgendus tengkuknya sambil sesekali mencium dan menjilati. Ia menggoyang – goyangkan kepalanya seperti orang kegelian bercampur horni.
” sssstttttt…… Hhhhhmmmmm ” ia mendesis pelan dan tangan kirinya sudah ia julurkan ke belakang untuk meraih kontolku ” ayo masukin aja… “.
Tanpa menunggu lagi, kubawa dia mendekati dinding. Kudorong badannya agar membungkuk ke depan sambil kedua tangan bertumpuh pada dinding. Kuangkat roknya ke atas dan dengan sekali gerakan, kepala kontolku telah merapat ke bibir memeknya.
” Langsung aja, aku juga udah basah ” ucapnya sambil tangan kirinya ia julurkan ke belakang meraih dan mengarahkan kontolku ke liag kewanitaannya. Ketika telah pas berada di bibir lubang memeknya, kudorong kontolku keras – keras menghujam memeknya.
” ooowwwwhhhh.. ” ia menjerit tersentak
” aaaahhhhkkkk udah masuk, ayo digoyang ”
Aku mulai menggoyang pinggangku maju mundur dengan ritme perlahan. Ia pun mengimbangi di menggoyang pinggulnya.
” ooowwwwenak banget…. ”
” aaaahhhkkkk…… Memekmu nikmat banget ” aku semakin beringas memompa memeknya.
” ah ah ah ah ah ah…. ” desahannya seakan mengikuti irama kontolku yang memompa memeknya. Tanganku memegang rambutnya dan menarik ke belakang seperti orang sedang menunggang kuda. Keringat membasahi sekujur tubuhku. Seragamnya pun mulai nampak basah oleh keringat. Aku semakin mempercepat tempo memompa memeknya.
” aaahhhh….. Fuck…. Ooowwwhhh enak banget….. Uuuuuuhhhh ” ia mulai menjerit penuh nafsu
” uuuuhhhkkkk…. Sereeett memekmu ” aku terus memompa sambil sesekali menampar bokongnya…
” aaahkkkk…… ” teriaknya saat kutampar bokongnya..
Kuhentikan gerakan lalu memncabut kontolku dari memeknya. Kupegang kedua bahunya dan membalikkannya sehingga berdiri berhadapan denganku. Kulumat bibirnya. Ia membalas melumat lidahku. Kami saling berciuman lama.
” berbaring di ranjang ” pintanya padaku saat aku melepaskan ciuman. Aku turuti perintahnya. Aku naik ke ranjang dan tidur terlentang. Ia lalu ikut naik ke ranjang, kedua tangannya memegang roknya agar tak turun. Ia mengangkangiku lalu perlahan ia duduk dan membenamkan komtolku ke dalam memeknya.
” hhssssttttttsssss…… Uuuuuuuuhhh ” ia mendesah sambil menengadah ke atas saat seluruh kontolku tenggelama dalam memeknya. Kupegang kedua pinggangnya saat ia mulai memompa kontolku
” uuuwwhhh ya… Gitu… Enak….aaaahkkkk… Memekmu nikmat. Memekmu gurih. Memekmuuuuuuuu aaaaahhhhkkkkk ” aku mulai bicara tak karuan saat merasakan nikmatnya kontolku diterkam memek yang begitu gurih. Kedua tanganku kembali kembuka kancing kemejanya dan mengangkat bh nya. Toketnya tampak terguncang naik turun seirama dengan goyangan pinggulnya.
” uuuhhhh aku hampir sampai…. Aaaaaahhhhhhhhhkkk ” ucapnya seraya mempercepat goyangannya
” akuuuu jugaaa…… Ayo terusin jangan berhenti ”
Beberapa saat kemudia kutarik tubuhnya hingga tertidur di atasku. Kupeluk dia erat – erat. Tubuh kami bergetar. Kami mencapai puncak kenikmatan dengan satu tarikan napas dan teriakan
” aaaaaaaaahhhhhhh aku keluar……….”
” ooowwwwhhhh lenaaaaaa aku keluar….. Aku sayang kamu lena ”
Ia terkulai lemas di atas tubuhku dengan napas tersengal. Beberapa saat kemudian seperti orang kaget ia turun dari tubuhku dan duduk di samping.
” Tadi kamu panggil aku apa? Lena? Namaku Lina, bukan Lena ” protesnya sambil memukul dadaku.
” Iya maaf salah sebut. Maksudku manggil Lina kok ” jawabku sambil merayunya untuk tidur di sampingku.
——————————
Aku terbangun saat mendengar suara shower dari kamar mandi. Kulirik sampingku sudah tak ada lagi Lina. Boxerku masih tergeletak di lantai, sementara CD nya Lina sudah tak ada lagi di sana. Aku bangun dan duduk di tepi ranjang sambil menyalahkan sebatang rokok.
Tak lama kemudian Lina keluar dari kamar mandi sudah mengenakan celana panjang jeans, kaos, sweater, sarung tangan serta membawa tasnya.
” udah bangun ya. Maaf tadi gak bangunin ” ucapnya sambil membenarkan sarung tangannya
” iya gpp kok. Kamu mau langsung pergi? ” tanyaku
” iya nih, aku mau ada acara lagi. Makasih ya untuk hari ini ”
” aku yang makasih kamu udah mau ke sini hari ini ”
” yaudah aku pergi ya ” ucapnya sambil mengambil helmnya dan berjalan ke arah pintu. Sesampainya di pintu ia berbalik lagi
” oya, Seragam, BH sama CD nya aku taruh di keranjang dalam kamar mandi. Sorry gak sempat nyuci dulu tadi. Kalo bisa roknya kecilin dikit lagi biar pas sama pinggulku ”
” ok deh ntar lah kalo ada waktu ”
” yaudah bye ”
” bye ”
Bersambung