Taxi Driver
Sistem penerbitan saya terbagi dalam 4 musim. Winter ( January-Maret), Spring (April-Juni), Summer (Juli-September), dan Fall ( Oktober-Desember) dimana tiap musim akan ada beberapa cerita baru. Setiap cerita akan dapat jatah tayang seminggu sekali selama musim tersebut. Kalau misalkan saya berhalangan, maka cerita akan di up di hari lain di minggu tersebut dan kalau tidak di up juga berarti jadwalnya di geser ke minggu depan. Jika misalkan cerita itu terlalu panjang untuk ditayangkan di satu musim, maka cerita akan dipecah menjadi 2-3 cour dimana cour selanjutnya akan diupdate di musim lain. Sebagai tambahan, di bulan terakhir satu musim, akan di up satu cerita spesial.
Terakhir, saya mohon maaf jika ceritanya berantakan dan penuh kekurangan. Saya berharap bisa mendapat banyak masukan dari suhu sekalian untuk perkembangan cerita ini.
Type : Original
First Airing : Winter 2024
List chapter :
Mengisahkan sebuah perusahaan bernama Happy Taxi yang rupanya memiliki sebuah divisi lain bernama Revenge Taxi yang siap membalaskan dendam dari para pelanggannya yang terzhalimi dengan cara luar biasa
Perempuan itu berlari dengan kencang menelurusi trotoar jalanan kota Jakarta yang lengang. Jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Waktu yang terlalu dini untuk orang-orang beraktifitas. Namun jam segitu tak membuat Perempuan itu menyurutkan langkahnya. Dia terus pacu langkahnya sebab di belakangnya ada 2 orang lelaki bertampang sangar yang mengejarnya dengan mata siap membunuh.
Perempuan bertubuh pendek dengan kulit gelap terbakar matahari itu lalu berbelok ke dalam pasar yang hanya menampakkan 1-2 orang pemuda yang tengah nongkrong namun dalam keadaan mata mengantuk. Melihat targetnya masuk ke pasar, 2 lelaki pengejarnya mulai ragu untuk mengejar. Waktu itulah yang kemudian dipakai oleh Perempuan itu untuk masuk ke salah satu toilet untuk bersembunyi.
Dia meringkuk ketakutan sembari memasang telinga untuk menangkap suara Langkah kaki yang mendekat. 5 menit. 10 menit berlalu. Jantung Perempuan itu masih terpacu oleh adrenalin yang dipicu ketakutan. Tapi beruntung tidak ada suara Langkah kaki yang mendekat. Setidaknya sekarang dia bisa bernafas lega.
Perempuan itu perlahan terisak. Air mata bercucuran dari kedua matanya mengingat apa yang sudah terjadi dalam 4 bulan terakhir. Itu benar-benar kisah yang memilukan.
Namun takkalah Perempuan itu mengangkat pandangannya, dia melihat sesuatu yang amat aneh di bagian bawah pintu kamar mandi. Ada sebuah stiker dengan qrcode terpambang. Ada sebuah tulisan kecil di sana.
“Jangan khawatir. Kami akan balaskan dendammu. Scan untuk mencari tahu.”
Perempuan itu mengernyitkan dahinya keheranan. Tapi di tengah kekalutan yang tak berujung, semua peluang harus dicoba. Diraihnya ponsel yang sebelumnya dia curi dari tempat lamanya dan menscan qr tersebut.
“Aplikasi tidak dikenal. Yakin untuk mengunduh?”Muncul notifikasi tersebut. Perempuan itu tanpa pikir lagi mengkonfirmasi, ya.
Tak selang lama, sebuah aplikasi terbuka. Dengan logo berupa 4 huruf berwarna merah dan tulisan kecil di bawahnya.
ReXi : Revenge Taxi
Di sana hanya ada satu menu yang tersedia berupa panggilan. Tidak ada instruksi atau yang lainnya. Dengan cepat Perempuan itu menekan tombol panggilan dan meletakan ponsel tersebut ke telinganya.
“Halo, dengan Happy Taxi. Ada yang bisa dibantu?”tanya call center ramah.
“Apa ini ReXi?”tanya Perempuan itu kebingungan karena nama yang disebutkan call center tersebut berbeda.
“Baik. Pengemudi kami akan segera sampai. Silahkan tunggu di pinggir jalan dalam 10 menit.”ucap cs tiba-tiba.
Perempuan itu semakin kebingungan. Tapi kemudian panggilan diputus oleh cs.
“Haduh. Pasti aku diprank.”keluh Perempuan itu. Nasib. Sudah dikejar-kejar kini dia malah kena prank.
Tin!Tin!Tin. Bunyi kelakson yang keras mengangetkannya. Segera saja Perempuan itu langsug keluar dari kamar mandi dan melihat sebuah mobil BMW hitam telah terpakir sempurna di parkiran pasar dengan lampu sorot menyala terang.
“Bagaimana bisa mereka tahu lokasiku?”benak Perempuan itu curiga.
Kaca di bagian pengemudi diturunkan. Dan sekilas dia bisa melihat seseorang dengan kacamata di balik kemudi.
Pintu mobil penumpang terbuka.
“Masuklah.”ujar sang sopir.
Dengan ragu-ragu Perempuan itu menurutinya. Dia benar-benar sudah dalam puncak kekalutan hingga mengabaikan betapa mencurigakannya situasi yang dia alami.
Begitu dia masuk, dia bisa merasakan sofa mobil yang termaat empuk. Suasana dalam mobil sangat gelap jadi dia tidak bisa memeriksa siapa sang sopir.
Pintu Kembali tertutup otomatis dan BMW itu berjalan pelan menuju jalan raya.
“Dengan siapa saya berbicara?”tanya sang sopir dengan suara berat.
“Nama saya Gina.”
“Anda benar ingin membalas dendam?”tanya si sopir Kembali.
“Siapa kamu sebenarnya.”
“Jawab saja pertanyaan saya.”
“Iya. Saya ingin membalas dendam.”Perempuan itu kembali terpantik emosinya begitu mengingat apa yang sudah dia terima selama ini.
“Begitu.”Si sopir menekan sebuah tombol di dekat dashboard AC.”Silahkan certikan dahulu mengapa Anda ingin membalas dendam.”
Gina manrik nafas Panjang kemudian mulai bererita.
Gina asalnaya adalah gadis kampung yang biasa saja. Dia Cuma seorang tamatan SMA yang punya mimpi kehidupan yang lebih baik. Karena itulah dia memberanikan diri merantau ke Jakarta seorang diri.
Di sana dia mendapatkan tawaran dari seorang penyalur tenaga kerja ke sebuah perusahaan pengepakan ikan bernama Fishpack. Sebuah perusahana besar yang berada di Jakarta Utara yang telah menjadi eksportir utama berbagai makanan laut ke berbagai negara.
Di perusahaan itu Gina ditawari pekerjaan sebagai pekerja kantoran. Tentu saja Gina yang lugu yang lugu langsung mengiyakan tawaran tersebut. Penyalur tenaga kerja yang bernama Yudi tersebut kemudian mengantarkan Gina untuk menghadap sang pemimpin Fishpack, Bu Jessica.
Jessica dikenal sebagai salah seorang pengusaha perempuan tersukes terutama dari perusahaan Fishpack yang sangat jaya dengan nilai valuasi mencapai ratusan miliyar. Di usia yang muda, Jessica yang merupakan pemilik Tunggal Fishpack telah meraih kekayaan yang tidak bisa dibayangkan rakyat jelata. Apalagi Fishpack dikenal sebagai perusahana yang sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya sehingga mendapatkan banyak penghargaan nasional maupun internasional. Hal tersebut semakin menaikkan pandangan masyarakat akan kebaikannya
Namun itu semua sejatinya adalah topeng yang dipakai Jessica untuk menyembunyikan sisi gelap dari perusahaan Fishpack.
Tawaran menjadi karyawan kantor adalah jebakan dari Jessica yang bekerja sama dengan Yudi terutama untuk menjerat orang kampung lugu yang tidak tahu kerasnya Jakarta. Dan Gina menjadi salah satunya.
Bukannya mendapatkan pekerjaan sebagai seorang karyawan kantoran, Gina justru diseret oleh tukang pukul Jessica ke dalam Gudang pemilahan ikan tempat ratusan orang dengan berbekal pisau membersihkan ikan dan udang.
Gina dan pekerja di sana dipaksa bekerja selama 15 jam sehari. 7 hari seminggu tanpa adanya hari libur. Mereka juga bekerja di bawah pengawasan para tukang pukul Jessica yang tak segan akan mencambuk atau menyetrum pekerjanya yang kedapatan salah dalam bekerja.
Gina dan pekerja di sana tak ubahnya budak. Mereka hanya mendapatkan sedikit waktu istirahat dengan makan yang hanya diberikan 2 kali sehari. Makannya pun hanya nasi dari beras yang banyak kutu dan ikan busuk yang lolos disortir.
Bagaimana jika ada yang sakit? Maka ia akan terus dipaksa bekerja tak peduli apapun yang terjadi. Jikalau sampai sekarat atau mati, maka tukang pukul tak segan untuk membuangnya ke dalam lautan gelap.
Gina dan yang lain tak sanggup melawan. Sebab para tukang pukul itu memang terkenal kuat dan kejam. Mereka akan menyeret para pekerja yang melawan dan memasukkannya dalam kamar pengap yang luasnya kurang dari 1×1 bersama para tikus dan ikan busuk. Jika masih melawan juga, maka tukang pukul tersebut tanpa ragu akan langsung membunuh dan membuang jasadnya ke laut.
Kenapa kejahatannya tidak terendus? Sudah jelas karena Jessica telah menyuap para petinggi kepolisian sampai pengadilan. Meski ada beberapa orang yang melaporkan kecurigaannya, namun semua laporan tersebut mengambang tanpa kejelasan.
Gina pun menjadi salah satu korban dari kejahatan Jessica. Jangankan berharap untuk mendapatkan kemakmuran di tanah rantau, dia bhkan tak tahu apakah umurnya cukup panjang untuk menghadapi tahun depan.
Setiap hari yang Gina lakukan hanya bekerja bagai robot. Tak peduli dia terserang penyakit atau tulangnya hampir lepas. Itu semua demi menambah masa hidupnya barang sejam atau sehari.
Gina melihat dengan mata kepalanya sendiri paling tidak sudah belasan kawannya yang dibawa oleh penjaga dan tidak pernah dapat terlihat kembali. Hal tersebut semakin mencegah Gina untuk sekedar berpikir melarikan diri.
Hingga kemudian muncullah kesempatan bagi Gina untuk melarikan diri. Berawal dari para penjaga yang pesta miras hingga jatuh tak sadarkan diri, beberapa pekerja mencetuskan ide untuk melarikan diri. Hal tersebut diaminkan sebagian pekerja dan mereka berbondong-bondong melarikan diri termasuk Gina. Gina bahkan sempat mengambil hp milik seorang penjaga.
Tapi pelarian mereka langsung diketahui. Para penajga sontak mengejar. Bahkan beberapa melepaskan tembakkan dari senapannya. Gina cukup beruntung karena berhasil meloloskan diri dari area Fishpack. Tapi 2 orang penjaga berhasil mengendusnya dan mengejarnya sampai pasar.
“Lalu aku bersembunyi di toilet pasar dan melihat sticker barcode itu.”ucap Gina mengakhiri cerita panjangnya.
“Apa Jessica memang sekejam itu?”
“Ya. Perempuan itu iblis. Dia tidak punya hati. Dia bahkan tak segan memperbudak dan membunuh para pekerjanya.”
“Apa kamu ingin membalasnya ?”
“Apa bisa?”Tanya Gina heran mengingat dia bukan siapa-siapa.
“Anda cukup bilang iya. Sisanya biar kami yang atasi.”
“Iya. Aku ingin membalaskan dendam.”
Si sopir menekan tombol di dekat dashboard lalu berkata.”Lihat di aplikasi. Di sana ada 2 tombol pilihan.”
Gina melirik ke arah ponsel dan melihat tulisan :
Apa Anda ingin membalas dendam ? Ya/tidak
“Sebelum Anda mengklik, harus saya katakan satu hal. Balas dendam kami sangat kejam. Jauh lebih kejam dibanding yang Anda bisa bayangkan. Jika Anda memilih ya, maka Anda akan ikut bertanggung jawab terhadap kekejaman kami. Jika sudah paham, silahkan klik apapun yang Anda mau.”
Dengan tangan gemetar, Gina menekan tombol Ya. Dia sudah tak peduli siapa sebenarnya supir ini. Dia hanya ingin melihat Jessica menderita.
Mobil terus melaju sampai kemudian berhenti di depan sebuah hotel. Di sana seorang bellboy mendekati mobil dan berbicara sejenak dengan si sopir.
“Silahkan menginap di sana. Nanti petugas akan memberikan baju dan semua keperluanmu.”
“Eh ini gratis?”
Si sopir tersenyum.”Tentu. Kami punya cara lain untuk menagihnya. Anda cukup tinggal di sini selama kami bekerja. Tolong jangan keluar dari hotel ini ya. Tenang saja. Semua sudah diatur.”
Meski ragu, Gina akhirnya keluar dari mobil dan mengikuti bellboy masuk ke dalam hotel mewah tersebut.
Sementara itu si sopir menjalankan mobilnya meninggalkan hotel.
Mobil tersebut berjalan memasuki sebuah pangkalan taxi dari Happy Taxi. Sebuah perusahaan taksi yang berfokus dalam menghadirkan layanan premium bagi pelangannya. Itulah kenapa mobil yang dimiliki Happy Taxi adalah mobil mewah seperti BMW, Mercedes, dan lain sebagainya.
Mobil tersebut emudian masuk melalui satu jalur rahasia yang tersambung dengan jalan bawah tanah. Sampai kemudian mobil tersebut berhenti di sebuah ruangan yang amat luas di bawah tanah kantor Happy Taxi.
Ruangan tersebut seperti parkiran bawah tanah. Namun isinya adalah peralatan dan suku cadang. Ada pula berbagai peralatan elektronik dengan belasan server canggih. Di sana ada juga meja panjang dengan 5 kursi yang sudah terisi hampir semuanya.
Orang pertama adalah seorang pria gempal dengan rambut tipis. Dia mengenakan seragam teknisi berwarna biru. Namanya Agus. Seorang montir hebat yang kemampuanya dalam menciptakan berbagai perlatan canggih termasuk memodif mobil.
Orang kedua adalah seorang perempuan tinggi dengan penampilan modis dan rambut pendek sepundak. Namanya Laila. Seorang mantan hacker yang bekerja sebagai bounty hunter bagi banyak perusahaan komputer di seluruh dunia.
Orang ketiga adalah seorang pria tampan dengan tubuh tegap dan kulit putih bersih. Namanya adalah Rangga. Mantan polisi yang punya spesialisasi di bidang intelijen. Rangga semenjak dulu sudah terlibat dalam berbagai operasi penyelidikan termasuk misi mata-mata di berbagai negara termasuk AS, Rusia, dan Inggris.
Sedangkan orang terakhir di kursi adalah direktur dari Happy Taxi bernama Gunawan. Seorang pria paruh baya dengan rambut yang telah memutih sebagian dan badan kurus. Meski terlihat sederhana, namun Gunawan sejatinya adalah seorang jutawan yang terkenal karena bisnis taxinya.
Sementara itu, si sopir duduk di kursi tersisa. Seorang pria bertubuh kekar dengan kulit gelap dan rambut panjang yang dikuncir ke belakang. Nama aslinya Ramos. Mantan kapten pasukan marinir dengan rekor peyelesaian misi tingat tinggi termasuk operasi antiteror, penculikan, sampai pengawalan. Puluhan orang telah ia habisi dengan peluru maupun pistol. Membuatnya begitu dtakuti lawan maupun awannya.
“Jadi, bagaimana menurutmu soal penumpang kita?”tanya Gunawan.
“Sepertinya dia jujur.”jawab Ramos.”Semua sudah dengar ceritanya bukan?”
“Yah, kurang lebih.”ungkap Rangga.”Tapi aku tidak percaya Fishpack ternyata sekejam itu. Kupikir mereka perusahaan baik-baik.”
“Tidak ada perusahaan yang baik. Semua hanya mengejar untung,”timpal Agus sinis.”Yah, tentu saja kecuali Happy Taxi.”
“Hahahaha. Kita juga mencari untung. Pikirmu, buat kita menjalankan operasi kita, aku membiayainya pakai daun?”gurau Gunawan.”Tapi jujur saja, apa yang dilakukan Fishpack sudah sangat keterlaluan.”
“Tapi apa semua cerita itu benar?”
“Yap. Malah belum semua kejahatan Fishpack diceritakan.”timpal Laila menekan tombol di laptop sehingga layar LCD di salah satu dinding menyala.”Lihat, ini adalah percakapan dari karyawan internal Fishpack. Mereka tengah melakukan transaksi formalin dan boraks dalam jumlah sangat banyak.”
“Wow. Apa itu berarti ikan yang dijual Fishpack itu ikan busuk?”
“Boleh jadi. Jessica pasti sudah menyuap banyak pihak termasuk BPOM dan imigrasi agar bisa meloloskan ikannya.”
“Jadi, siapa yang setuju untuk menghukum Jessica?”tanya Gunawan. Serentak semua orang di ruangan mengangkat tangannya.
“Tapi kira-kira hukuman apa yang harus kita beri?”
“Kita akan hancurkan perusahaannya.”jawab Ramos datar.”Bukankah Jessica menjalankan perusahaan itu di atas mayat para pekerjanya? Berarti bagi Jessica perusahaannya memang lebih berharga dari pada nyawa manusia.”
“Kau mau menghancurkan Fishpack? Bagaimana caranya?”
“Jangan khawatir. Fishpack adalah perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Jessica. Sekali dia disingkirkan, maka tamatlah Fishpack. Ya, meskipun dia menerima investasi, tapi hak perusahaan masih ditangannya.”
“Investasi ya…”gumam Rangga memikirkan sesuatu.”Sepertinya aku punya ide menarik.”