SKENARIO

Halo suhu-suhu semuanya. Sudah beberapa tahun ini saya menjadi member di forum tercinta ini, namun baru sekarang saya berani membuat cerita.

Sebenarnya ada beberapa cerita yang ingin saya bagikan di forum ini. Namun karena keterbatasan kemampuan merangkai bagian per bagian, akhirnya saya memutuskan berbagi kisah berikut ini.

Cerita ini 100% asli, hanya nama yang akan saya ganti demi menjaga privasi.

POV yang saya pakai adalah POV orang yang menceritakan detail kehidupan dia ke saya.

Sebelumnya, cerita ini saya buat ‘one shot story’, namun jika ada cerita lanjutan dari narasumber, akan saya lanjutkan.

Berikut kisahnya.

Saya Olivia. Masih kelas XII di salah satu SMA negeri di Jakarta. Anak terakhir dari 5 bersaudara. 3 kakak-kakak saya sudah menikah dan beda rumah sehingga di rumah ini hanya tinggal Ibu, Bapak, saya, dan Abang saya yang bernama Dino.

Saat ini saya lagi pusing memilih dari 2 cowo yang dekat dengan saya. Anggap lah A dan B (karena tidak terlalu penting di kisah saya saat ini). Keduanya adalah mantan saya. Si A orangnya agak jauh dari rumah saya dan agak posesif. Si B rumahnya cukup dekat dengan saya namun tidak banyak menuntut. Tapi si B ini yang mengajarkan saya phone sex (PS). Informasi tentang 2 mantan saya itu hanya pelengkap walaupun tidak masuk ke inti cerita ini.

Saya gemar main game Hago di HP saya. Selain karena hanya dengan 1 aplikasi kita bisa dapat banyak permainan juga bisa menambah pertemanan. Dari Hago tersebut, saya berkenalan dengan Abang Hero. Dia orangnya sangat baik, cukup perhatian, cara berpikirnya juga sangat logis menurut saya.

Siang ini saya chat di Hago dengan Bang Hero. Bercerita tentang pengalaman PS dengan mantan saya (si B). Perlu diketahui, saya sama sekali belum pernah ciuman, bahkan pelukan pun belum pernah. Bang Hero memberitahu saya bahwa sangat riskan untuk diri saya di dunia luar kalau saya sudah tahu PS, istilahnya berimajinasi sex namun belum pernah melakukannya di dunia nyata. Katanya saya akan gampang di rangsang oleh lawan jenis secara nyata. Bang Hero ini sangat peduli dengan saya. Dia bilang di chat “Aku ga mau kamu gampang terangsang sama orang di luar sana. Bahkan sampe ambil perawan kamu. Perawan kamu jangan sampe ilang dengan orang yang bakal ninggalin kamu nantinya. Kamu punya Abang kan? Aku lebih mau kamu belajar sex dengan Abang kamu karena kalo dengan Abang kamu, dia bakal lebih mikir panjang kalo emang mau sampe ml. Kalopun nantinya ml, inget, dia itu Abang kamu. Sampe kapanpun tetep Abang kamu. Dia ga bakal tinggalin kamu sebagain Adek walaupun dia nikah nanti”.

Dari chat Bang Hero itu, aku menemukan hal logis bahwa memang lebih aman jika aku belajar ‘nakal’ dengan Abang sendiri sehingga di luar sana aku akan lebih bisa kontrol hawa nafsuku dan tidak mudah dirangsang oleh laki-laki karena Bang Hero juga sempat bilang di chat “Kalo kamu nakalnya sama Abang kamu, lebih greget, kamu bakal dapet sensasi yang wah. Jadinya kalo nanti di luar kamu dapet rangsangan dari cowo, bakal ngerasa biasa aja, karena kamu terbiasa dengan sensasi yang wah”. “Benar juga ya” pikirku.

Malam harinya, atas arahan dari Bang Hero, aku masuk ke kamar Abang Dino. Dia lagi main HP di kasurnya. Aku tiduran disampingnya. Ajak ngobrol ini itu. Dia sangat cuek. Karena memang aslinya saya dan Abang saya tidak dekat. Lebih ke arah saling cuek. Bang Dino merasa risih. Aku coba lagi agar lebih mepet dengan tubuhnya, kepalaku malah di toyor oleh Bang Dino. Aku diusir keluar kamarnya, lalu pintunya dia kunci sehingga aku tidak bisa masuk.

Saya intens chat di Hago dengan Bang Hero. Semua arahan Bang Hero saya lakukan termasuk malam berikutnya.

Esok malamnya, sekitar jam setengah 1 malam, saya mencoba untuk ‘mengganggu’ Bang Dino lagi. Kali ini saya akan sedikit lebih nekat. Saya masuk ke kamar Bang Dino. Kebetulan kamar kami berdua ada di bawah dan kamar orangtua kami di atas. Malam itu hanya ada Ibu dikamarnya dan sudah tidur. Bapak, yang kebetulan PNS sedang tidak ada di rumah karena ada dinas ke luar kota.

Bang Dino sedang memainkan HP-nya. Saya tiduran disampingnya. Dia malah memunggungi saya. Sambil chat dengan Bang Hero di Hago, saya ikuti semua arahannya. Saya makin merapat ke punggung Bang Dino, mengganggu dia memainkan HP-nya, sampai, dengan arahan Bang Hero, saya balikkan badannya menghadap saya lalu gulingnya saya ambil dan saya buang entah kemana lalu saya bilang ke Bang Dino “Lu, kalo ada adek lu, bukannya diajak ngobrol malah dicuekin. Jahat banget lu, Bang. Gue kan pengen sekali-sekali dimanja Abang sendiri” sambil saya memeluk Bang Dino. Bang Dino kaget dengan pelukan saya. Saya tatap tajam mata Bang Dino. Mungkin karena nafsunya sudah terpancing dari malam sebelumnya, tiba-tiba dia mencium bibir saya sambil memeluk lembut tubuh saya. Ini adalah pelukan dan ciuman pertama di hidup saya.

Setelah beberapa saat kami berciuman, hanya bibir, tanpa lidah, Bang Dino menghentikan ciumannya lalu berkata “Ku jangan mancing gue, Liv” sambil lalu pergi keluar kamarnya. Saya susul keluar. Ternyata Bang Dino ke kamar saya, tiduran. Saya susul ke kamar saya, tiduran disampingnya sambil memunggungi Bang Dino. Setelah beberapa saat, tidak disangka, Bang Dino memeluk saya dari belakang, erat, sangat erat. Dia menciumi tengkuk saya, tangannya masuk ke dalam kaos saya lalu meremas dada saya. Aku sedikit mendesah keenakan. Ini benar-benar pertama kalinya saya pelukan, ciuman, dan langsung sejauh ini, dan dengan Abang kandungku sendiri. Sungguh sangat sensasi yang sulit saya ungkapkan dengan kata-kata.

Setelah beberapa Bang Dino memeluk erat saya dari belakang, meremas dada saya, dan menciumi tengkuk saya, saya membalikkan badan saya dan langsung berciuman dengan Bang Dino. Bang Dino langsung memasukkan lidahnya ke dalam mulut saya, kami saling membelit lidah, bertukar liur, dengan sedikit desahan karena tangan Bang Dino masuk ke dalam kaos saya dan meremas dada saya.

“Buka pakean lu, Dek” kata Bang Dino sambil dia melepas semua pakaian yang dia pakai hingga akhirnya telanjang dan lalu kembali tiduran disamping saya. Saya yang terbawa suasana pun langsung ikut melepas semua pakaian saya sampai telanjang dan kembali tiduran disamping Bang Dino.

Kami saling berhadapan, kami langsung berciuman dengan sangat panas, bergairah, penuh desahan, dan saling menempelkan tubuh kami dan menyatukan keringat kami. Ciuman Bang Dino turun ke leher saya, dia jilati leher dan telinga saya, dia remas dada saya, dia pelintir, cubit pentil dada saya dengan tangan kirinya dan mengelus vagina saya dengan tangan kanan. Dia gesekkan jarinya di klitoris saya dengan sesekali memasukkan 1 jarinya ke dalam vagina saya.

Ciuman Bang Dino makin turun ke dada saya. Sambil menciumi, menjilati, dan menghisap dada kiri saya, tangan kirinya sibuk meremas, mencubit, memelintir dada saya. Tangan kanannya mengarahkan tanganku untuk menyentuh penisnya. “Kocokin, Dek” katanya dengan penuh nafsu dan lalu tangan kanannya itu kembali ke vagina saya dan sibuk mengelus dan memberikan rangsangan yang sangat luar biasa bagi saya yang benar-benar baru pertama kali mengalami kejadian ‘nakal’ seperti ini dan saya hanya bisa menahan desahan saya sekuat tenaga saya karena memang luar biasa kenikmatan yang saya dapatkan.

Setelah beberapa lama, ciuman Bang Dino makin ke bawah. Ke perut, ke pusar, lengkap dengan jilatannya. Dengan tiba-tiba Bang Dino merebahkan tubuh saya dan tubuh dia langsung menindih tubuh saya. Tubuh kami saling bertemu, bergesekan, menempel, lengket karena keringat. Bang Dino dengan ganas menciumi bibir saya, menghisap lidah saya, tangan kirinya meremas dan memainkan dada saya, tangan kanannya mengocok penisnya sendiri. Cukup lama di posisi ini. Saya sudah kehilangan akal sehat saya. Di pikiran saya tinggal hanya kenikmatan dan kenikmatan hingga akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat luar biasa rasanya. Memang bukan orgasme pertama saya karena sebelumnya saya sudah beberapa kali PS. Tapi orgasme kali ini sangat ‘wow’ karena ini rangsangan nyata dari lawan jenis yang ternyata Abang kandung saya sendiri.

Setelah beberapa lama, Bang Dino makin liar menciumi bibir saya, menghisap lidah saya, dan menjilati seluruh wajah saya. Sambil mengocok penisnya sendiri, dia memposisikan dirinya mengangkangi tubuh saya. Dia memuntahkan spermanya di badan, paha, dan kasur saya. Kami berdua sangat lemas dan kembali berpelukan dan berciuman sebentar sampe akhirnya Bang Dino memakai kembali boxer-nya dan keluar dari kamar saya tanpa membawa kaos yang sebelumnya dia pakai.

Saya yang sudah tidak berdaya masih berusaha menyadarkan diri saya. Saya lihat jam dinding di kamar saya, ternyata sudah jam setengah 3 pagi. Sangat larut untuk anak sekolah yang sedang ujian pagi harinya karena kebetulan saya masih kelas XII.

Saya menghela nafas, mebgambil HP saya dengan sisa-sisa tenaga saya, melihat chat dari beberapa aikasi di HP saya, termasuk ada chat dari Bang Hero.

Oh, Bang Hero. Ini karena kamu, saya menjadi seperti ini.

Saya klik untuk membuka chat dari Bang Hero, ada beberapa chat termasuk salah satunya “Besok pagi pokonya kamu harus cerita semuanya ke aku”. Kembali aku menghela nafas. Mungkin tidak sekarang aku membalas chat dari Bang Hero. Biar nanti pagi atau siang setelah ujian saja saya cerita ke Bang Hero sambil membayangkan arahan-arahan apa lagi yang Bang Hero minta untuk saya lakukan.

 

Sedikit update. Baru tadi sore chat dengan Olivia.

POV Olivia.
Jum’at sore ini kakak saya yang perempuan, yang sudah menikah datang hanya dengan anaknya. Ya, keponakan saya baru berumur 3 tahun. Di rumah ada Bapak, Ibu, Saya, Kakak, dan Bang Dino.

Saya masih chat dengan Bang Hero di kamar, sedangkan keluarga yang lain berkumpul di ruang tengah, bermain dengan keponakan saya.

Beberapa kali Bang Hero mencoba memberikan saya masukan untuk dekat dengan Bang Dino. Padahal saya merasa cukup dengan kejadian beberapa malam lalu.

Akhirnya saya tidak chat lagi dengan Bang Hero. Aku lanjut istirahat, tidur. Malam ini saya tidur dengan kakak saya dan anaknya tidur dengan Bang Dino. Sebelumnya Bang Hero sempat memberikan skenario untuk ‘bermain’ dengan Bang Dino dikamarnya. Toh, anak umur 3 tahun belum mengerti hal seperti itu.

Saya sempat memikirkan hal itu. Namun saya urungkan mengingat saya sudah ngantuk. Hingga akhirnya sekitar jam 3 malam keponakan saya masuk kamar, saya terbangun. Ternyata dia minta makan. Lalu saya suapi, dan lanjut main dengan keponakan sampai adzan subuh. Saya lanjut tidur.

Siang sampai sore saya kembali chat dengan Bang Hero. Bercerita ini itu hingga akhirnya dengan berbagai sudut pandang yang Bang Hero berikan ke saya saya jadi sedikit terpengaruh untuk kembali mencoba ‘bermain’ dengan Bang Dino. Namun sayangnya Bang Dino saat ini sedang berada di Bandung dengan teman-temannya dan baru pulang hari senin nanti.

Saya berniat mencoba mendekati dan mengganggu Bang Dino malam selasa nanti. Dan saya bertekad bahwa senin malam nanti adalah yang terakhir saya ‘nakal’ dengan Bang Dino yang merupakan Abang Kandung saya sendiri.

 

Sementara itu dulu ya suhu-suhu sekalian. Si Bang Hero sengaja bilang kalo itu terakhir kalinya dia ‘request’ supaya Olivia ‘nakal’ dengan Abangnya.

Tapi tenang. Skenario yang dikasih Bang Hero ke Olivia itu luar biasa liar dan laki-laki normal manapun ga akan kuat untuk menahan nafsu binatangnya.

Dan si Bang Hero yakin kalo setelah kejadian senin malam nanti (kalo berhasil), Olivia lah yang bakalan penasaran dan ketagihan.

So, see you very soon.