Skandal Para Idol dan Aktris Korea

[PART 1 – Prolog]

Disclaimer
Cerita ini hanya fiksi belaka. Kejadian yang berhubungan dengan cerita ini hanyalah ketidaksengajaan belaka. Nama tempat dan nama perorangan mengambil dari tempat nyata, dengan adegan fiksi didalamnya.

Perkenalkan aku adalah seorang campuran, ayahku berasal dari Korea Selatan dan Ibuku dari Indonesia. Di Korea aku biasa dipanggil Shi-Won dan aku sudah cukup lama berada di Korea Selatan. Dan di Indonesia aku biasa dipanggil Roy.

Kedua orang tuaku saat ini sudah bercerai, ayahku saat ini bekerja sebagai presdir di salah satu perusahaan ternama. Dan ibuku pemilik restoran bintang empat.

Banyak orang yang bilang aku lumayan sih, bahkan banyak agensi yang mengundangku untuk ikut audisi untuk menjadi boyband disana. Tapi karena aku merasa kurang percaya diri dengan suaraku maka aku mengurungkan niatku.

Aku juga sering ke gym untuk berolahraga, setidaknya 1 jam bisa kuhabiskan disana. Jadi tubuhku mulai terbentuk body yang ideal menurut kebanyakan pria diluar sana.

Aku juga terkadang pulang ke Indonesia disaat hari-hari besar, namun karena pekerjaanku yang menuntut untuk seminimal mungkin mengambil cuti, aku jadi jarang pulang ke Indonesia.

Saat ini aku bekerja sebagai Manager untuk salah satu girlgroup di Korea Selatan yang terkenal. Kalian mungkin sudah cukup sering mendengarnya. BLACKPINK, disitulah aku bekerja sebagai manager untuk mengurus para membernya.

Aku juga memiliki seorang teman yang profesinya sebagai asisten manajerku namanya adalah Tae-hyun dan nama Indonesianya adalah Ken. Dia adalah orang korea selatan asli, dan alasan dia memiliki nama Indonesia itu karena sebutan dari teman-temannya aja sih karena kalau dia keringetan baunya kencur, makanya mereka memanggilnya Ken

Meskipun dia orang Korea Selatan asli, tetapi sejak kecil dia sudah berada di Indonesia dan Bahasa Indonesianya juga cukup fasih. Dan dia juga fasih pula berbahasa korea karena ayahnya yang tiap hari selalu mengajak bicara anaknya dengan Bahasa Korea

Aku dan temanku itu menyewa suatu kontrakan yang cukup besar, dan dalam ruangan tersebut dapat dibuat untuk 2 orang.

“Roy…” panggil Ken kepadaku. Aku yang baru hampir tertidur dibangunkan kembali oleh panggilan temanku ini.

Posisi tidur kami bersebelahan dan menggunakan ranjang sendiri-sendiri dan terpisah.

“Kenapa Ken?” Tanyaku.

“Kamu ini kalau kerja biasanya pakai perasaan gak sih?” Tanya Ken kepadaku

“Hah?? Maksudmu??” Jawabku padanya

“Ya… Lu tau sendiri kan kita ini pengurus dari member yang terkenal, mereka terkenal karena visualnya yang cantik…” Jawab Ken padaku.

“Lah trus?? Memangnya kenapa?” Jawabku

“Pernah gak sih lu kepikiran seengaknya waktu yang kita jalani bersama bareng mereka ini, kita bakalan jadi senggaknya pacar salah satu dari mereka gitu??” Tanya Ken padaku.

“Ya kagaklah, lu kalau misalnya kerja pake perasaan, pekerjaan lu bakalan kacau” Jawabku tegas padanya.

“Ya mau gimana lagi, aku udah gak tahan lagi kalau ngeliat visualnya mereka. Mereka itu udah bener-bener bedalah dari idol lain.” Jawab Ken dengan lemah

“Emang lu naksir siap di BLACKPINK?? Gak mungkin dong naksir semua?? ” Tanya ku yang penuh heran

“Gak mungkin juga kali aku naksir semuanya, aku satu aja juga cukup kok. Cuma Jennie yang selama ini bisa bikin aku deg-degan kalau lagi bareng dia.”

“Jennie?? Hahaha udah jangan ngimpi lu, itu terlalu tinggi buat lu… Agak rendahan dikit napa??”

“Ehh emang kalau yang lain bisa ya??”

“Ya gak mungkin lah, ngaca dong. Lu kalau dibandingin gue ya lebih mending gue kali” Jawabku padanya sambi dengan tertawa jahat

“Yeee… Kirain yang lain masih ada harapan” jawabnya yang sudah patah semangat

“Udah, tidur dulu. Besok masih harus berangkat kerja lagi.” Jawabku padanya

“Ahh… Bodo amat lah”

Esok paginya aku dan Ken berangkat bekerja bersama. Setelah sampai di YG Entertainment sebagai tempat agensinya Blackpink, aku segera mengambil kunci mobil perusahaan dan menjemput para member yang sedang menunggu di apartement mereka.

Sesudah mencapai apartement, aku langsung menjemput mereka. Dan semua member sudah bersiap untuk berangkat ke Jepang untuk konser mereka.

“Selamat pagi, Pak Roy? Bagaimana kabarmu?” Sapa mereka satu persatu kepadaku

Sampai saat ini mereka dan orang orang di YG memanggilku Roy, karena aku yang memintanya.

“Selamat pagi… Oh ya aku baik-baik saja” Aku pun menyapa balik mereka.

“Apa kalian sudah mempersiapkan konser di Jepang kalian?” Tanya ku pada mereka sambil berjalan

“Ooh, ya udah siap pak manager, kami akan berangkat jam berapa?” Tanya Jennie padaku

“Sekitar jam 11 siang kita berangkat, tetapi sebelumnya kita ke agensi dulu untuk mengurus beberapa berkas, dan kita akan berangkat bersama asisten manager” Jawabku pada mereka semua

“Oke, baiklah” Jawab Jennie padaku

Lalu mereka saling berbincang-bincang dan bercanda selama dalam perjalanan

Dan selama perjalanan aku jadi inget omonganya Ken, bahwa BLACKPINK itu emang luarbiasa sih. Mau berangkat aja stylenya udah gini

Ya, bener sih. Cowok mana yang gak bakal tertarik sama grup ini.

Sesampainya di agensi aku langsung mengurus beberapa berkas, dibantu oleh assiten managerku. Dan para member aku suruh untuk beristirahat untuk persiapan saat di penerbangan nanti.

Setelah semua persiapan dirasa sudah, kami berangkat bersama-sama

Selama perjalanan Ken pun terlihat berbincang-bincang dengan para member perihal persiapan yang akan dilakukan di bandara dan di Jepang nanti. Akan tetapi selama yang kuperhatikan saat di perjalanan Ken hanya sering memperhatikan seorang lawan bicaranya yaitu Jennie.

Memang sih kuaku pesona Jennie saat di situ benar-benar tidak bisa dipandang sebelah mata. Tetapi sebagai seorang asisten manager harus memiliki profesionalitas dalam mengurus grup

Sesampainya di Bandara, kami disambut oleh beberapa paparazzi yang mengambil foto beberapa member. Karena waktu kerberangkatan, kami dengan segera menaiki pesawat dengan kelas bisnis menuju ke Jepang

Perjalanan yang kurang lebih mencapai 2 jam itu, membuat beberapa member melakukan aktivitas lain. Seperti Lisa yang sedang tertidur, Rose yang sedang mendengarkan music, Jennie dan Jisoo sedang saling bercerita dan bercanda.

Sedangkan aku dan Ken sedang berada di belakang mereka untuk menjaga mereka dari gangguan orang lain.

Selang beberapa waktu, Jennie menuju ke toilet, dan tak berselang lama Ken pun juga ikut ke belakang juga.

Melihat raut wajah Ken yang pucat, aku bertanya padanya, “Mau kemana lu”

“Ahhh… terserah dong mau kemana, gue mau kebelakang dulu” Jawabnya ketus padaku

Karena khawatir aku pun membiarkannya lewat, karena kupikir dia sedang sakit perut.

Lalu tak lama berselang aku juga mulai ingin buang air kecil, disaat aku mencapai toilet ternyata toilet kosong.

Padahal Ken saat itu sedang ijin ke toilet, tapi ternyata toilet saat itu sedang kosong. Dan hanya toilet wanita yang sedang terisi. Aku mencoba mencari di toilet lain tapi masih tidak menemukan Ken, begitu pula dengan toilet wanita yang lain ternyata kosong.

Rasa khawatirku mulai bertambah dan kucoba mengetuk toilet perempuan dan sambil memanggil apakah ada orang didalam.

“Jennie??? Apa kau didalam??”

Terdengar dari dalam seperti seorang wanita yang disekap mulutnya dan tidak bisa bersuara.

“Mmmmmhhh…. Mmmmmhhhh…” Terdengar suara lirih dari dalam

Aku pun meminta bantuan seorang pramugari wanita untuk membuka pintu toilet wanita.

Dan benar saja didalam ada Ken dan Jennie yang mulutnya sedang disekap. Saat aku menangkap basah mereka, Jennie sudah berlinang air mata.

Dan tangan Ken sudah menggeranyang tubuh Jennie, karena terlihat pakaian Jennie sudah terbuka menyisakan bagian sebelah saja yang terbuka

Sehingga hanya satu bagian toketnya yang terlihat dan satu lagi masih tertutup oleh pakaiannya. Untuk bagian celana, meskipun sudah terbuka akan tetapi bagian celana dalalm masih dalam kondisi tertutup, karena usaha Jennie untuk tidak membuka.

Setelah aku mengetahui Ken berbuat hal seperti itu aku langsung memukul Ken dengan keras dan membuat salah satu giginya terlepas dan berdarah.

Jennie yang sedang berantakan tersebut langsung dibantu oleh pramugari untuk membetulkan pakaiannya yang terbuka.

Karena aksi pukulanku yang cukup keras, hampir seisi pesawat kaget dengan apa yang kulakukan, tapi untungnya ada pramugara yang dating untuk menghentikan aksiku ini.

Dan untung saja aksiku ini tidak mendapatkan perhatian dari seisi pesawat, apabila seisi pesawat tau kalau seorang manager dari Blackpink mencari keributan, bakalan kemungkinan besar aku dipecat.

Akhirnya aku menjelaskan alasanku kepada pramugara yang membantuku menghentikan amukanku tadi. Aku menjelaskan bukan yang sebenarnya, karena takut ini bakalan merusak nama Jennie dan juga Blackpink.

Dan akhirnya pramugara tersebut percaya saja bahwa Jennie menangis karena mendapat cacian secara keras oleh Ken.

Dan pramugari yang saat ini masih Bersama BLACKPINK ini untungnya juga adalah seorang blinks yaitu fans dari BLACKPINK jadi mudah saja untuk membuatnya diam.

Setelah menenangkan Jennie, kami kembali ke kursi kami masing-masing dan aku memberitahu Jennie untuk tetap diam dari member lain tentang hal ini. Dan Ken masih ditahan bersama dengan pramugara tadi untuk diamankan

Sesampainya di bandara, aku langsung menelpon direktur utama dan menceritakan hal yang sebenarnya terjadi dan meminta untuk segera menindaklanjuti hal ini

Dan aku meminta Jisoo sebagai teman dekat dari Jennie untuk lebih mensupport karena acara konser di Jepang akan berjalan nanti malam.

========PART 1 – SELESAI========

PART 2 – [Hubungan spesialku dengan Jennie]

Sore menjelang konser kami bersiap-siap, menjalankan gladi bersih, cek sound dan sebagainya. Dan sejak dari bandara hingga tempat konser berlangsung Jenni masih terlihat trauma setelah hal yang menimpanya.

Dan sebelum konser berlangsung aku berbicara dengan Jennie empat mata dan tanpa ada sesorang di dalam ruangan itu.

“Bagaimana keadaanmu Jennie?” Tanyaku dengan perlahan padanya.

“Ooh… Aku baik-baik saja kok” Jawabnya masih dengan lesu

“Hmmm…. Kalau baik kok jawabnya masih lesu, bukan seperti kamu yang biasanya yang ceria dan penuh semangat” Jawabku penuh keyakinan supaya Jennie lebih bersemangat

“Iyaa Kak roy” Jennie menjawab sambil menunduk,

“Kamu tenang aja, semua hal tadi sudah diurus perusahaan. Jadi apa yang bisa aku lakukan buat kamu supaya lebih bersemangat lagi?” Tanyaku padanya.

“Hmmmm…. ” Jennie sambil berpikir cukup panjang menjawab dengan penuh keraguan

“Aku mau dipeluk sama Kak Roy, karena Kak Roy udah nyelametin aku tadi”

Aku terpaku dan tidak bisa menjawabnya untuk sesaat. Ya kupikir ini ucapan terimakasihnya aja dan aku merespondnya “Ooh…. Hmmm…. O-oke kalau itu bisa membuatmu lebih bersemangat lagi”

Aku pun memeluk Jennie secara lembut, akan tetapi Jennie memelukku secara erat. Sehingga aku bisa merasakan toketnya yang cukup lumayan karena aku masih membayangkan bentuknya toketnya di pesawat tadi walaupun hanya sebelah sih, yahh bisa kubilang ukuran standard lah

Sontak saja aku mengelus elus kepala Jennie mengisyaratkan untuk tetap tenang, dan tetap tenang juga untuk kontolku. Karena kontolku mulai tegang karena merasakan dada dari Jennie.

Aku berharap saja Jennie tidak merasakan bentuk kontolku yang sudah mulai tegang ini.

Setelah cukup berpelukan tiba tiba saja kepala Jennie dumundurkan setelah menyandar di pundakku dan segera mencium bibirku.

Bibirku dilumat oleh Jennie, secara tiba-tiba

“Mmmmmmhhhh… Mmmuahhhh….”

Aku pun kaget dan langsung memundurkan kepalaku “Maksudmu apa ini?” tanya ku

“Gara-gara Kak Roy aku jadi suka sama Kak Roy karena kejadian tadi, apa Kak Roy gak suka aku?” Tanya dia balik padaku

“Kamu yakin dengan yang kamu omongin?” Tanyaku padanya buat lebih memastikan

“Iya Kak, aku jadi semakin deg-degan kalau dideket Kak Roy, dan tubuhku jadi makin panas setiap ngeliat Kak Roy jalan” Terangnya padaku

Gilaaaa seorang Jennie bisa bilang suka sama aku, sebagai pria yang normal tentu aku gak bisa menolak perasaan dari wanita tercantik yang pernah kutemui ini.

Dan aku pun langsung menciumnya kembali dengan lebih ganas

Bibir, lidah dan air liur kami bersatu dan saling melumat satu sama lain. Dan kami saling berciuman hingga tertidur diatas sofa dan saling bercumbu mesra hingga ke seluruh area wajah kami masing-masing. Kami melakukannya hampir 5 menit.

Kumainkan lidahnya, kuputar-putar lidahku didalam mulutnya. Begitu pula Jennie juga memainkan lidahnya.

“Mmmmmmmhhhhhh…. Ahhhhh….. Mmmmmhhhh….. Sssshhhhh… Ahhhhhh”

Sambil mulutku melumat bibir Jennie, tanganku langsung memegang toket Jennie. Karena kostum yang hampir transparan, dengan mudahnya kubuka dan aku takjub dengan bentuk tubuhnya.

Toket yang dimilikinya, sangat pas untuk dimainkan oleh telapak tanganku, puting coklatnya yang sudah mengeras sejak kumainkan tadi.

Kulit putih dan mulus yang dimilikinya membuat kontolku semakin tegang dan aku langsung menggeranyang tubuh mulusnya dan mulutku yang semula berada di mulut kini turun kebawah untuk mengenyot puttingnya. Dan sesekali kujilat jilat putingnya yang membuatnya semakin sange.

“Ahhhh… Pelan-pelan Kak…” Mohon Jennie padaku, karena kupikir aku melakukannya terlalu ganas.

“Mmmhhh… Mmmmhhh” dan aku langsung kembali mengenyotnya dan menjilati putingnya kembali dengan sedikit mengurangi tempo.

Kontolku yang semakin keras membuat Jennie sadar dan membuka jeans dan celana dalamku dan membantuku mengocoknya.

Sontak akupun kaget melihat Jennie yang kupikir anak yang polos ternyata tahu hal yang dasar seperti ini.

“Blowjob dong…” Mintaku pada Jennie

“Blowjob?? Gimana tuh??” Tanya Jennie dengan wajah yang polos

Karena wajah polos dari Jennie akupun semakin bersemangat dan ingin memaksanya untuk memasukkan kontolku ke mulutnya. Tapi kuurungkan niatku dan mengajarinya secara perlahan.

“Jadi kontolku ini kamu masukin ke dalam mulutmu dan kamu emut-emut sampai keluar cairan spermanya” Aku menjelaskan perlahan padanya

“Ehhhh!!!!” Dengan penuh keraguan, Jennie dengan perlahan menghampiri kontolku dan memasukkan kontolku kedalam mulutnya dan mengemutnya.

“Emut sambil di kocok…. Ahhhh…. Sssshhhh… Enak…. Gilaaakkkk” Aku mengerang keenakan karena emutan dari Jennie

Sambil Jennie mengemut kontolku, aku langsung menjamah memek Jennie dan kudapati celana dalamnya sudah basah dan becek kubuka sedikit celana dalamnya.

Langsung kuubah posisi ku menjadi posisi 69 agar Jennie tetap bisa mengemut kontolku dan aku mengemut memeknya.

Aku kembali dibuat takjub karena memeknya bener-bener mulus, walau ada sedikit bulu. Tapi ini memek bener-bener rapi.

Segera kucium bau memeknya yang sudah becek dan baunya benar-benar enak, lalu kumainkan klitorisnya, agar semakin becek

Semakin kukocok dan kumainkan klitorisnya, Jennie semakin basah dan becek lalu kuemut dan kujilati memek dan vagina Jennie yang membuatnya semakin basah.

“Ahhhh… Kak Royyy… Enak Bangettttt…. Terus kak…. Terus…..” Setelah kumainkan dengan cukup lama.

“Ahhh, kak pelan-pelan…. Bentar lagi aku mau keluar………….. Ahhhhh…..”

“Crooottt….” Semprotan cairannya yang cukup deras mengenai wajahku membuat tubuh Jennie bergetar hebat karena kumainkan memeknya dan aku dengan segera menjilatinya kembali untuk membersihkannya

Setelah mengerang hebat, Jennie yang sedang dalam keadaan lemas mulai tidak bisa mengemut kontolku yang masih tegang ini

Maka aku membalikkan posisiku ke posisi berdiri dan menempatkan kontolku kedalam mulutnya dengan sedikit paksaan kusuruh dia duduk sambil kupegang belakang kepalanya.

Kumaju mundurkan kontolku didalam mulutnya, dan Jennie dengan gaya yang sedikit memberontak mencoba untuk melepaskannya.

Tapi aku tetap memaksanya karena aku sendiri juga mau keluar.

“Ahhh… Tahan dulu…. Bentar lagi mau keluar…..Crott… Crot… Crott” aku muncrat cukup banyak dimulutnya, dan hingga spermaku menetes keluar dari mulutnya.

“T-telen dulu” setelah kumemaksanya, karena kasihan aku akhirnya melepasnya.

“Mmmmmmhhhhh…. Puahhhhh….” Sperma yang tersisa karena tidak berhasil tertelan jatuh mengenai kostum yang akan dipakai.

Jennie yang dengan wajah yang cukup kesal karena kupaksa mengenyot kontolku sampai menelan spermaku akhirnya marah

“Kak Royyyy… Kok mainnya kasar sih… Ini kok cairannya juga rasanya aneh.” Jawab Jennie dengan polos dan keimutan itu membuatku menciumnya kembali dengan penuh nafsu

Tapi aku lega, karena aku pikir kalau aku mainnya kasar Jennie akan jadi marah dan jadi tidak suka aku lagi.

Dan tanpa diduga, Handphone milik Jennie berdering membuat kami kaget dan menghentikan sesaat apa yang kami lakukan saat ini.

Ternyata Jisoo yang menelpon dan mencari Jennie karena acara akan segera dimulai. Kami segera beberes dan memakai pakaian kami dan karena pakaian Jennie terkena carian spermaku, kami segera membersihkannya.

Karena kostum Jennie terkena spermaku yang cukup banyak, dan membuat bekas yang cukup kelihatan, kami segera mencari kostum pengganti.

Dan untungnya ruangan yang kita pakai itu adalah ruangan kostum cadangan para member, jadi untuk menemukan kostum yang sama cukup mudah

Akhirnya Jennie selesai mengganti kostumnya, dan Jennie segera keluar untuk berkumpul dengan member lainnya