SEKITAR LINGKUNGAN KOSTKU

Pada waktu 7 Agustus 2010, mereka beserta warga lingkungan tempat tinggal mengadakan malam hiburan berupa organ tunggal sampai subuh. Kebetulan waktu itu adalah hari Sabtu malam minggu. Tua muda, laki-laki perempuan, semua ikut bergembira. Semua turun berjoget mengikuti alunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi. Mula-mula berjoget dengan pasangan masing-masing. Semua bergembira sambil tertawa lepas mengikuti irama musik. Menjelang subuh pada lagu terakhir, Nia berjoget dengan seorang pria, sedangkan Andri berjoget dengan Germen, seorang ibu rumah tangga yang tinggal satu tempat kost tapi berjarak beberapa pintu dari kamar mereka. Germen 31-an tahun adalah istri seorang karyawan swasta yang bekerja dengan shift, mempunyai 2 orang anak yang sudah cukup besar. Walau sudah berumur tapi penampilan Germen selalu tampak muda karena cara berpakaiannya yang seksi dan pandai bermake up. Sepintas Nia melirik pada Andri yang sedang berjoget dengan Germen. Terlihat Andri sedang tertawa dengan Germen sambil berjoget. Germen meliuk-liukkan pinggul bulatnya dengan bentuk pantat yang padat dan besar. Rok span ketat memperlihatkan pantat seksinya yang merangsang pada saat bergoyang. Lalu Nia kembali berjoget dan tertawa dengan pasangannya. Setelah acara usai, semua kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira walaupun capek.. Sesampai di rumah, setelah mandi air hangat, Nia dan Andri segera ke tempat tidur.
“Bagaimana tadi, sayang?” tanya Andri sambil memeluk Nia.
“Apanya?” tanya Nia kembali sambil menempatkan kepalanya di salah satu tangan Andri.
“Tadi waktu kita di tempat pesta” jawab Andri sambil mengecup bibir mungil Nia.
“Aku benar-benar gembira…” kata Nia tersenyum sambil tangannya mengusap-ngusap selangkangan Andri.
“Harusnya lingkungan kita lebih sering melakukan acara seperti tadi ya. Jangan cuma setahun sekali…” kata Andri. Satu tangannya masuk ke balik kimono Nia. Buah dada Nia diremas-remas dengan lembut. Nia tidak mengenakan pakaian dalam di balik kimono itu.
“Hmmmmm.. Kenapa begitu?” tanya Nia sambil mencium pipi Andri lalu mengecup bibirnya. Tangannya masuk ke balik celana Andri. Menggenggam batang kejantanan Andri yang mulai mengeras. Mengocok-ngocoknya dengan pelan.
“Ya… kita kan bisa bergembira dengan tetangga. Jarang sekali ngumpul bareng tetangga,” ujar Andri sambil melepas tali kimono yang dikenakan Nia. Sambil membaringkan kepalanya di samping dada Nia, dijilatnya salah satu puting buah dada Nia sambil tangannya yang lain meremas buah dada yang lain.
“Oooohh sayaang…” desah Nia pelan sambil memejamkan matanya. Tangannya meremas dengan erat batang kejantanan Andri.
Sambil tetap menciumi dan menjilati buah dada Nia, tangan Andri yang tadinya meremas buah dada, turun ke perut lalu disusupkan ke selangkangan Nia. Setelah jari-jarinya menyentuh bulu kemaluan Nia yang tipis, diusap dan diremasnya gundukan di selangkangan itu. Nia terpejam sambil mendesah pelan. Jari-jari tangan Andri lalu menyusuri belahan di selangkangan itu dan menyelusup ke dalamnya. Jari tengahnya menggesek-gesek dinding bagian dalam Meki Nia pelan. Lalu jari jempolnya menggesek-gesek itil Nia.
“Ooooooooooohhh sayaaaaaang…” desahan Nia mulai mengeras sambil menggerakkan pinggulnya.
Jari jempol Andri terus menggosok-gosok itil Nia dan jari tengahnya terus menggesek-gesek dinding dalam bagian atas Meki Nia sampai cairan Meki Nia keluar membasahi jari tengah Andri.
“Ooooooohhh…” desah Nia sambil satu tangannya memegang tangan Andri yang sedang bermaik di Mekinya.
“Enak, sayang?” tanya Andri lalu melumat bibir Nia.
Lalu jari tengah Andri dikocok-kocokkan di Meki Nia. Tanpa menjawab pertanyaan Andri, Nia membalas ciuman Andri dengan hebat sambil menjepitkan pahanya dan menggoyangkan pinggulnya menahan kenikmatan ketika jari tangan Andri keluar masuk lubang Mekinya.
“Buka pakaiannya dong, sayang,” bisik Nia ke telinga Andri.
Andri bangkit dan melepas seluruh pakaiannya. Penis Andri terlihat sudah berdiri dengan kerasnya. Batang Penis yang ditumbuhi bulu-bulu pendek. Urat-uratnya melingkari batang Penis dengan kepala yang membulat merah mengkilat. Melihat itu, Nia segera bangkit dan duduk di tepi ranjang. Digenggamnya Penis Andri, Lebih kurang dua genggaman tangannya. Lalu dikocok-kocok perlahan. Cairan bening terlihat keluar dari lubang kepala Penis Andri. Ujung lidah Nia menjilati cairan tersebut. Lidahnya menyusuri belahan bulatan kepala Penis Andri yang memerah mengkilat.
“Ooooooohhhh sayaang…” desah Andri sambil meremas rambut Nia. Sambil melirik ke arah Andri lalu mulut Nia mengulum batang Penis Andri yang besar dan berurat-urat itu.
Clok… Clok… Clok… Terdengar suara kuluman mulut Nia pada Penis Andri.
“Oooooooohh… Enak sayaaaang… Ooooooooohhhh…” desah Andri sambil memegang kepala Nia lalu memompa pelan Penisnya di mulut Nia.
“Gantian, sayang…” bisik Nia sambil melepas kulumannya menatap Andri.
Andri tersenyum. Dibaringkannya tubuh Nia. Setelah meletakkan bantal sebagai alas kepala agar Nia dapat melihat Andri menjilat dan mengemut Mekinya, lalu Andri juga berbaring dengan mengangkat kedua kaki Nia yang dikangkangkannya lebar-lebar. Nia mendesah panjang saat lidah Andri dengan lincahnya bermain dan menjilati kelentit Meki Nia.
“Oooooooooohh sayaaaaaaang.., Terusssss…” desah Nia.
Apalagi ketika jari Andri masuk ke lubang Mekinya sambil lidahnya tak henti menjilati kelentit Nia. Gerakan pinggul Nia makin keras mengikuti rasa nikmatnya. Tak lama kemudian tangan Nia dengan keras meremas rambut Andri dan mendesakkan kepala Andri ke Mekinya. Lalu..
“Oooooooohhh… Enak, sayaaaaaaang.., Sssssssssshh…” jerit kecil Nia terdengar ketika Nia mencapai puncak kenikmatan.
Andri segera menghentikan jilatannya lalu naik ke atas tubuh istrinya itu. Walau mulutnya masih basah oleh cairan Meki Nia, Andri langsung melumat bibir Nia. Niapun langsung membalas ciuman Andri dengan hebat. Sambil tetap berciuman, tangan Nia membimbing Penis Andri masuk ke dalam belahan Mekinya. Bless… Bless… Bless… Penis Andri dengan cepat langsung keluar masuk Meki Nia.
“Meki kamu legit, saying… Enak…” bisik Andri sambil sedikit membungkuk ke tubuh Nia. Dengan berjongkok dan kedua kakinya mengangkang mengapit kedua kaki Nia yang melingkari pahanya, kedua tangannya mengalasi kepala Nia. Dengan sedikit mengangkat kepala Nia agar ia dapat melihat batang Penis Andri yang keluar masuk Mekinya dengan pelan.
Nia tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya. Pantatnya diangkat-angkat mengikuti irama goyangan pantat Andri yang maju mundur.
“Memang kenapa?” tanya Nia.
“Aku gak pernah bosan menyetubuhi kamu…” bisik Andri sambil terus memompa Penisnya.
Nia tersenyum.
“Kalau wanita lain rasanya bagaimana?” tanya Nia lagi.
“Aku gak pernah bersetubuh dengan wanita lain kok” jawab Andri.
Nia tersenyum lalu merangkulkan kedua tangannya ke pundak Andri sambil tetap menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan Penis Andri. Kedua kakinya diangkat menjepit pinggang Andri.
“Aku mau tanya, sayang…” kata Nia.
“Apa?” tanya Andri.
“Tubuh Mbak Germen, tetangga kita itu, bagus tidak?” tanya Nia lagi.
“Ah pertanyaan kamu ada-ada saja…” kata Andri tak menghiraukan sambil terus memaju mundurkan pantatnya dengan cepat. Nafasnya memburu.
“Aku serius, saying… Jawab jujurlah. Tidak apa-apa kok…” kata Nia.
“Tadi kamu lihat belahan buah dadanya gak?” tanya Nia lagi.
Andri mengangguk. Pantatnya dengan cepat naik-turun dan batang Penisynya dengan cepat juga keluar masuk Meki Nia. Semakin basah. Batang Penisnya dilumuri lender keputih-putihan banyak sekali. Nia tersenyum sambil terus menggoyangkan pinggul, matanya terus melihat batang Penis Andri keluar masuk mengocok Mekinya. Lalu kedua tangannya menngapit dan menekan pantat Andri agar tertancap lebih dalam di Mekinya.
“Jujur aja. Iya, tubuhnya bagus. Tadi aku sempat lihat belahan buah dadanya”.
“Marah?” tanya Andri kemudian lalu menghentikan gerakannya.
Nia tersenyum lagi. Kedua tangannya terus menekan pantat Andri agar batang Penisnya masuk lebih dalam sambil ia tetap menggoyang-goyang pinggulnya.
“Jangan berhenti dong, sayang… Goyang terusss… Mmmmmhh…” kata Nia.
“Aku gak marah kok. Justru aku suka mendengarnya… ” kata Nia lagi.
“Kenapa suka?” tanya Andri heran.
“Tadi waktu aku lihat kamu berjoget dengan Mbak Germen, gak tahu kenapa ada perasaan aneh…” kata Nia.
“Tiba-tiba aku membayangkan kamu bersetubuh dengan Mbak Germen…” lanjut Nia lagi
“Lho kenapa begitu?” tanya Andri.
“Gak tahu…” kata Nia.
“Kamu cemburu?” tanya Andri.
“Gak sama sekali. Justru sebaliknya, aku pengen banget liat kamu bersetubuh dengan Mbak Germen…” kata Nia.
“Kamu lagi horny kali tadi ya…?” tanya Andri tanpa menghentikan gerakan Penisnya. Sambil tersenyum diliriknya Nia. Lalu dengan menunduk, dikecupnya bibir Nia pelan.
Nia kembali tersenyum. Setelah beberapa lama memompa Penisnya, Andri mengejang, gerakannya bertambah cepat.
“Aku mau keluar, sayaaaaang… Ooooooohh…” bisik Andri.
“Tahan sebentar, sayang.. Aku juga mau keluar…” bisik Nia sambil mempercepat gerakan pinggulnya. Diangkat-angkatnya pinggul dan ditekannya pantat Andri lebih dalam.
Tak lama tubuhnya mengejang, tangannya kuat memeluk tubuh Andri.
“Aaaaaaaaaaahhhhhhh… Aku keluar, sayaaaaaang…” jerit Nia dengan keras.
“Oooooooohh… Nikmat banget sayaaaaaang… Oooooooooohh…” jerit kecil Nia ketika mencapai orgasme.Selang beberapa detik, Andri juga semakin mempercepat gerakannya. Sampai akhirnya.
Crott… Crott… Crott… Air mani Andri menyembur dengan kencang di dalam Meki Nia.
“Aaaaaaaaarrghhhh… Sayaaaaaang…” Andri mendesakkan Penisnya dalam-dalam ke Meki Nia.. Tubuh kedua mereka lemas saling berpelukan sementara Penis Andri masih berada di dalam Meki Nia.
“Mau gak kalau aku minta kamu maen dengan Mbak Germen? Aku serius…” kata Nia sambil memeluk pundak Andri.
“Kenapa sih kamu mau yang aneh-aneh begitu?” tanya Andri.
“Aku gak tahu, sayang. Yang jelas ada perasaan horny aja waktu membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Germen…” jawab Nia.
“Mau kan, sayang?” tanya Nia memaksa.
“Kalaupun aku mau, bagaimana caranya, sayang…?” kata Andri sambil mengecup bibir istrinya.
“Nanti aku yang atur…” kata Nia sambil tersenyum.
Andri juga tersenyum sambil mencabut Penisnya dari Meki Nia, lalu bangkit dan menarik tangan Nia. Setelah bersih-bersih di kamar mandi, merekapun kemudian tidur.
Banyak cara yang dilakukan Nia agar Germen bisa dekat dan akrab dengannya dan Andri. Hal itu membuahkan hasil. Germen sekarang mulai sering bertandang ke rumah mereka walaupun sekedar ngobrol. Sampai suatu malam Nia mengundang Germen datang ke rumahnya. Germen datang dengan gaun terusan selutut dengan motif bunga-bunga berwarna merah muda. Belahan buah dadanya yang putih bersih terlihat jelas di sela lekukan krah yang turun sampai ke dadanya. Ia terlihat sangat cantik dan elegan. Kakinya yang putih mulus terpampang dengan indah. Rambut tergerai panjang.
Sambil tiduran di karpet ruang tengah, Nia dan Germen berbincang-bincang tentang arisan lingkungan. Mereka terlihat akrab. Cemilan dan minuman turut dihidangkan Nia. Andri ikut duduk di karpet bersandar ke sofa, di samping Nia. Sesekali matanya melirik ke arah kaki Germen yang ditekuk. Germen yang tiduran dengan gaun terusan itu, membuat gaunnya tertarik ke bawah dan pahanya yang padat, putih dan mulus mengundang mata Andri untuk menikmatinya.
“Mas Agung sudah pergi kerja kan, Mbak?” tanya Nia sambil bangkit dari tidurannya tiba-tiba.
“Sudah dari tadi dong. Dia dapat bagian shift malam hari ini. Seminggu ini sih” ujar Germen.
“Eh ada apa nih undang saya malam-malam gini?” tanya Germen kemudian.
“Gak ada apa-apa kok, Mbak…” kata Nia.
“Aku cuma pengen ngajak Mbak nonton film yang baru aku beli” kata Nia sambil melirik kepada Andri. Andri membalas dengan senyuman.
“VCD begituan ya?” tanya Germen bersemangat. Dia langsung bangun dari tidurannya.
Nia tersenyum sambil melirik Andri.
“Cepatlah putar!” ujar Germen tidak sabar. Andri bangkit dari duduknya lalu merangkak menuju ke VCD player.
“Germen suka film yang mana?” tanya Andri sambil menyodorkan beberapa keping VCD porno.
Setelah memilih, Germen segera menyerahkan film yang ingin dilihatnya. Andri segera memutarnya. Awalnya mereka bertiga menonton film itu tanpa banyak bicara. Nia duduk berdampingan dengan Germen, sementara Andri duduk di belakang mereka.
“Udah ada yang bangun, ya?” tanya Nia tiba-tiba sambil tersenyum melirik ke arah selangkangan Andri.
“Hehehehehe… Lumayan” jawab Andri senyum-senyum.
“Lumayan apanya?” tanya Germen sambil matanya ikut melirik ke arah selangkangan Andri yang mulai menggembung. Andri tersenyum lalu menutupi kakinya dengan bantal.
“Mbak Germen seberapa sering begituan dengan Mas Agung?” tanya Nia kemudian kepada Germen.
“Ah, jarang sekali… Mungkin karena dia capek…” kata Germen sambil matanya terus melihat adegan pemain yang sedang bersetubuh di video.
Kembali mereka terdiam selama beberapa saat sambil melihat video.
“Sini dong…” kata Nia tiba-tiba melambai ke arah Andri sambil matanya berkedip memberi isyarat. Andri beringsut mendekati Nia. Diambilnya posisi di tengah-tengah Nia dan Germen.
“Ada apa sih…?” tanya Andri.
“Duduk dekat sini aja…” kata Nia dengan suara manja.
Setelah dekat, dengan sengaja tangan Nia segera masuk ke dalam celana pendek Andri. Lalu digenggam dan ditariknya keluar Penis Andri yang sudah tegang itu dari balik celana. Diremasnya pelan. Andri kontan kaget. Tapi refleks, badannya menunduk ke belakang dan kedua kakinya perlahan merenggang. Diambilnya satu bantal sebagai alas kepalanya Lalu tiduran.
Nia menarik turun celana pendek Andri sampai ke pahanya. Lalu sambil duduk nonton, tangannya terus mengocok dan meremas batang Penis Andri. Jari jempolnya menggesek-gesek kepala Penis Andri yang telah membulat besar berwarna kemerahan. Mengkilat karena cairan yang keluar dari lubang di kepala Penisnya itu.
Germen yang melihat hal itu, perasaannya menjadi tak karuan. Antara rasa malu, rasa ingin melihat dan rasa ingin memegang bercampur baur jadi satu. Batang Penis Andri yang panjang, besar dan berurat-urat itu sungguh membuatnya terangsang dengan cepat. Matanya bergantian melirik ke arah layar TV dan ke arah batang Penis Andri yang keras sedang dikocok oleh Nia.
“Udah pengen ya?” tanya Nia kepada Andri dengan suara yang agak dikeraskan. Lalu ia menunduk dan mencium bibir Andri. Lalu mulutnya mendekat ke batang Penis Andri yang tegak teracung. Dijilatinya kepala Penis itu. Dihisap kuat-kuat dan kembali dijilatinya.
“Oooooohhh…” Andri mendesah pelan sambil matanya melirik ke arah Germen. Germen yang semakin tidak menentu perasaannya, kebetulan melirik ke arah Andri. Pandangan mereka beradu selama beberapa detik. Mata Germen tiba-tiba meredup dan bibirnya terbuka. Tiba-tiba seperti tersadar lalu membuang pandangannya ke arah video. Hatinya berdebar keras ketika berpandangan dengan Andri.
Nia melirik ke arah Andri dan Germen bergantian sambil tersenyum. Lalu dengan tanpa ragu-ragu, Nia menarik celana Andri lebih ke bawah. Lalu kembali dikocoknya pelan. Andri mendesah pelan sambil matanya melirik ke arah Germen yang jelas kelihatan gelisah. Germen berulang-ulang mengganti posisi duduknya. Dari kaki yang diluruskan menjadi disilangkan. Kemudian ditekuk.
“Mbak suka gak sama barang lelaki yang gede panjang?” tanya Nia sambil tersenyum menatap ke arah Germen.
“Hmmmmm… Iya… Iya… Suka dong…” kata Germen menatap Nia.
Matanya melirik ke tangan Nia yang sedang mengocok dan meremas batang Penis Andri. Batang Penis yang panjang, besar dan berurat-urat. Sekitar dua genggaman tangan Nia, pikirnya.
“Kalau yang kayak gini suka gak, Mbak?” tanya Nia sambil matanya mengisyaratkan agar Germen memegang Penis Andri.
“Ah, kamu ada-ada aja… Ya aku suka banget…” kata Germen senyum-senyum sambil kembali mengubah posisi duduknya.
“Sini dong, Mbak…” ajak Nia.
Germen beringsut duduk semakin dekat ke arah Andri. Kepala Penis Andri terlihat begitu mengkilat dan kemerahan. Germen sungguh semakin terangsang sekarang. Meliat Germen yang sedang terdiam memperhatikan tangannya sedang mengocok dan meremas batang Penis Andri, Nia tersenyum. Tangannya meraih tangan Germen, lalu ditariknya ke arah Penis Andri. Germen diam menuruti kemauan Nia.
“Coba pegang, Mbak…” kata Nia.
Tangannya membimbing jari-jari Germen menggenggam Penis Andri. Penis Andri terasa hangat dan berdenyut di tangan Germen. Nafas Germen memburu. Ada desiran yang menuntun tangannya perlahan meremas Penis Andri. Jari jempolnya spontan mengelus kepala Penis Andri. Digosok-gosoknya cairan kental yang keluar membasahi kepala Penis Andri yang besar membulat kemerahan itu. Sementara Nia melepaskan celana pendek Andri keluar dari kedua kakinya. Andri tersenyum sambil melirik ke arah Nia. Nia juga tersenyum lalu duduk mundur menjauh.
Tanpa diduga tangan Andri meraih dagu Germen. Lalu dengan segera mengecup bibirnya dan melumatnya dengan hangat. Satu tangannya yang lain merengkuh pinggang Germen dan menariknya tiduran di sampingnya. Germen yang sudah terangsang gairahnya langsung berbaring dan membalas ciuman Andri dengan hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok Penis Andri. Tangan Andri segera menyusup ke balik bawahan gaun terusan Germen. Disingkapkannya rok Germen sampai ke pinggul. Ditelusurinya paha Germen. Elusan tangannya segera menyelusup ke pangkal paha. Lalu jarinya diselipkan ke balik celana dalam Germen. Reflex Germen merenggangkan kedua pahanya dan mengangkat pantatnya. Memberi keleluasaan untuk tangan Andri masuk ke selangkangannya. Belahan di sela pahanya terasa hangat.
“Ssssssshhhhh… Oooooohhh…” desah Germen pelan sambil menggelinjang ketika jari tangan Andri menyusuri belahan Mekinya yang sudah sangat basah.
“Ooooooooooohhh…” desah Germen tambah keras ketika jari Andri masuk lubang Mekinya.
Andri menggesek-gesekkan jarinya ke dinding bagian atas di dalam Meki Germen. Pinggulnya digoyang-goyangkan karena nikmat. Lidah Andri masuk lebih dalam ke rongga mulut Germen dan membelit menggesek-gesekkan ke dinding mulutnya. Dihisap dan dilumatnya bibir Germen.
Sementara Nia sengaja menjauhkan diri dari mereka. Nia mendapat suatu rangsangan yang amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dengan wanita yang ia sukai. Nia tidak melakukan apapun hanya diam sambil melihat mereka bermesraan. Hanya nafas Nia yang terdengar memburu. Ketika tangan Andri mulai mencoba melepas pakaiannya, Germen tersentak sesaat. Dengan segera matanya menatap Nia. Tapi ketika dilihatnya Nia tersenyum sambil matanya mengisyaratkan agar Germen melanjutkan bercinta lagi. Germen sesaat terdiam. Tapi ketika tangan Andri merangkul pinggulnya dan satu tangannya yang lain meremas buah dada Germen, Germen terpejam dan meremas tangan Andri yang sedang meremas buah dadanya.
“Oooooohhh…” desah Germen seiring dengan jilatan dan pagutan Andri di lehernya sambil tak lepas tangannya meremas buah dada Germen.
Sambil berbaring Andri mengangkat pinggul Germen dan kedua kaki Germen diletakkan di pahanya. Lalu ia melepaskan celana dalam Germen. Sesaat Germen tampak canggung. Andri bangun dan segera melepas bajunya. Andri yang setengah berlutut begitu, Germen dapat melihat batang kejantanan yang keras, panjang dan besar di selangkangan Andri berdiri mengacung dengan kepala Penis yang begitu bulat menantang untuk dimasukkan ke dalam belahan Mekinya yang sudah sangat basah. Perut Andri yang ramping dan berotot sungguh merangsangnya.
Andri menunduk dan mencium bibir Germen. Lalu kedua tangannya membukai kancing gaun Germen. Sambil mengangkat tubuh Germen agar bangun, bibir mereka terus berpagutan. Satu tangan Germen melingkari leher Andri dan tangan yang lain kembali mengocok batang Penis Dciky dengan lebih cepat. Setelah melepas semua kancing dan kaitan gaun itu, dari kepala Germen, Andri menariknya sehingga Germen sekarang telanjang bulat. Mata Germen terpejam sayu. Bibirnya terbuka. Ia tak memperdulikan Nia lagi. Ditariknya tangan Andri sambil ia membaringkan tubuhnya ke belakang.
Kembali Andri menunduk menindih tubuh telanjang Germen. Jilatan lidah Andri pada puting buah dada Germen membuat Germen menggelinjang merasakan nikmat yang amat sangat. Ia juga merasakan sensasi yang sangat besar karena sedang bercumbu dengan seorang pria sambil diamati oleh wanita lain. Andri menghisap putingnya dengan kuat, Germen meremas rambut Andri dan membenamkan kepalanya di bulatan buah dadanya yang putih bersih itu. Buah dada Germen begitu kenyal dan besar. Dengan putingnya yang coklat kemerahan, Andri begitu cepat terangsang untuk melumatnya lama-lama.
“Oooooohh… Ooooooooohh Andri…” desah Germen ketika jilatan lidah Andri turun ke perut lalu turun lagi menyusuri selangkangannya.
Pinggulnya bergoyang mengikuti desiran rasa nikmat itu. Nia tetap diam menyaksikan tubuh telanjang suaminya yang sedang bergumul mesra dengan Germen. Nafasnya makin memburu waktu melihat Andri dan Germen berganti posisi. Andri berbaring dan Germen menindih tubuhnya dari atas sambil mengangkangkan pahanya tepat di mulat Andri. Penis Andri dihisap sambil dikocok oleh Germen dan Andri menjilat serta mengemut bibir Meki Germen dengan buas.
“Ooooooohhhhh Andri…” Germen berulang-ulang menjerit sambil menengadahkan kepalanya. Pantatnya ditekan ke bawah dalam-dalam. Membenamkan wajah Andri di selangkangannya.
Tanpa terasa tangan Nia menyelusup ke dalam celana dalamnya. Lalu jarinya mulai menggosok-gosok belahan Mekinya sendiri. Nia sangat menikmati ketika Andri mengangkat-angkat pantatnya memompa Penisnya ke dalam mulut Germen. Saat Germen menghisap dengan kuat Penis Andri, kontan Andri mengerang kuat. Tak tahan dengan pemandangan itu, Nia segera melepaskan semua pakaiannya. Dengan duduk telanjang dan mengangkang, ia mengocok-ngocok Mekinya dengan jari sambil mengamati persetubuhan Andri dengan Germen di dekatnya.
“Aaaaaarggghhhh… Germen…” teriaknya sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi.
Nafas Nia semakin memburu. Satu jarinya semakin cepat keluar masuk Mekinya sendiri ketika melihat Andri dan Germen kembali berganti posisi. Germen tetap di atas. Sambil mengangkangi pinggang Andri, perlahan satu tangannya memasukkan batang Penis Andri ke dalam belahan Mekinya. Sambil memeluk Germen agar terbaring di atas tubuhnya, ia mulai menyetubuhi Germen. Satu tangannya memeluk punggung Germen dan tangan yang lain memeluk pinggul Germen. Desahan dan erangan mereka membuat gairah Nia bertambah naik.
“Ooooooooohh… Ssssssshh…” desis Germen ketika Andri dengan cepat mengangkat-angkat pantat dan mengeluar masukkan Penisnya di Meki Germen dari bawah.
Lalu dikecup dan dihisapnya dengan kuat bibir Andri. Matanya terpejam dan pinggulnya dimaju mundurkan dengan cepat pula. Tak tahan dengan gesekan batang Penis Andri yang terasa penbuh di dalam belahan Mekinya, Germen menyusupkan wajahanya ke samping sambil menghisap kuat-kuat leher Andri.
“Gimana rasanya, Mbak?” tanya Andri sambil mengelus rambut Germen.
“Oooooooooohh… Enak bangeeeet, Andri… Oooooohhh enak bangeeeet…” jawab Germen sambil meremas rambut Andri. Sementara pinggulnya bergoyang mengikuti gerakan Andri.
Setelah sekitar 15-an menit mereka bersetubuh disaksikan Nia, sampai akhirnya Germen memeluk tubuh Andri kuat-kuat. Mekinya didesakkan ke Penis Andri dalam-dalam. Gerakan pinggulnya makin cepat. Lalu tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil mendesah panjang. Diremaskan dengan kuat rambut Andri. Dihisapnya juga dengan kuat leher Andri.
“Oooooooohh… Oooooooooooohh….” desah Germen terkulai lemas setelah mendapat orgasmenya yang pertama.
Sementara Andri masih terus mengangkat-angkat pantatnya menggenjot Penisnya di Meki Germen dari bawah. Sambil mencium bibir Germen, dibalikkannya tubuh Germen. Lalu dengan berjongkok mengangkang, diletakkannya kedua paha Germen menimpa pahanya. Andri menunduk dan mencium kembali bibir Germen. Spontan Germen melingkarkan kedua kakinya di pinggang Andri. Kedua tangannya menekan pantat Andri kuat-kuat.
Sekarang Andri dengan cepat lebih leluasa mengocok-ngocokkan batang Penisnya kembali ke dalam Meki Germen. Germen kembali mendesah dan menjerit-jerit saat batang Penis Andri menyentuh ujung rahimnya.
“Ooooooohhhh… Oooooohhhh Andri…” jeritnya ulang-ulang tanpa henti.
Terasa ngilu dan geli yang sangat merangsang Mekinya untuk kembali mengalami orgasme. Ditariknya Andri ke arah tubuhnya sambil memeluknya dengan erat. Kedua kakinya turun menjepit kaki Andri. Seakan-akan Germen tak ingin melepaskan Andri sampai ia mencapai orgasmenya yang kedua. Ia juga memaju mundurkan pantatnya dari bawah. Gerakannya makin cepat ketika Andri mengatakan ia akan keluar.
“Oooohhhh… Aku mau keluar Germen… Aku mau keluar Germen…” teriak Andri ulang-ulang.
Germen dapat merasakan ada sesuatu yang mendesak nikmat akan keluar dari Penis Andri. Batang Penis itu terasa semamin membesar di dalam Mekinya. Mekinya terasa semakin penuh oleh batang Penis Andri yang lebih besar daripada Penis suaminya. Saat Andri akan menarik Penis dari Mekinya, Germen menahan pantat Andri.
“Di dalam aja… Ooooohhhh“ bisiknya pelan ke telinga Andri.
“Aaaaaarggggghhhhh… Aku gak tahan…” tiba-tiba Andri mendesah kuat.
“Aaaaaaaaaargghhhhhh… Aku keluaaaaaaar… Oooooohhhh… “ Andri membenamkan batang Penisnya dalam-dalam ke Meki Germen. Dipeluknya tubuh Germen dan dilumatnya bibir Germen dengan kuat. Tiba-tiba Germen yang merasakan sensasi kenikmatan yang dirasakan Andri juga tak dapat menahan orgasmenya yang kedua.
“Ooooooooohhhhhh… Andri… Oooooohhhhh… “ desahnya dengan kuat.
Ditekannya pantat Andri ke bawah dan diangkat-angkat pantatnya ke atas. Ujung batang Penis Andri mendesak rahimnya dengan kuat. Sungguh ngilu dan geli yang amat sangat sehingga ia tak dapat menahan kenikmatannya datang lagi. Sehingga pada saat sperma hangat Andri menyembur ke dalam rahimnya, kontan Germen tak dapat menahan orgasmenya yang kedua. Berdua mereka berbarengan keluar.
Tubuh Andri lemas terkulai di atas tubuh telanjang Germen. Tapi batang Penisnya masih tetap mengeras di dalam Meki Germen.
“Penisku masih keras. Sekarang kamu ya sayang?” tanyanya kepada Nia. Nia yang melihat mereka sedang terkulai bertindihan lemas segera beringsut menghampiri. Diusapnya pantat Andri. Pakaiannya sudah dari tadi ia lepaskan.
“Masih kuat, sayang?” bisik Nia ke telinga Andri.
Andri segera mencabut Penisnya dari Meki Germen lalu bangkit berjongkok. Batang Penisnya memang masih keras berdiri walau ia sendiri sudah mengalami orgasme barusan. Germen duduk sambil tersenyum memperhatikan mereka berdua.
“Aku masih kuat, sayang…” kata Andri lalu berbaring dan menarik tangan Nia.
Diciumnya bibir Nia. Nia segera menaiki tubuh Andri. Ia duduk mengangkangi selangkangan Andri. Sambil memeluk pinggangnya, Andri menggesek-gesekkan batang Penisnya ke belahan Meki Nia. Lalu Nia menekan pantatnya membenamkan batang Penis Andri ke dalam Mekinya.
“Oooooohhh sayaaaang…” desah Nia dengan kuat.
Ditengadahkannya wajah dengan mata terpejam. Sambil menunduk mencium bibir Andri, diangkat-angkatnya pantat mengocok batang Penis Andri dengan cepat. Tiba-tiba ia teringat Germen.
“Gimana, Mbak? Enak?” tanya Nia kepada Germen sambil tersenyum. Germen tersenyum. Lalu sambil duduk ia berpakaian.
“Aku bisa ketagihan, lho…” kata Germen.
“Penis Andri enak banget…” lanjutnya sambil tersenyum manis ke arah Andri.
“Kapan saja Mbak pengen, datang aja ke sini…” kata Nia tersenyum pula.
“Makasih, Nia. Aku pulang dulu ya,” kata Germen sambil mengecup pipi Nia yang sedang bersetubuh dengan Andri. Diciumnya juga bibir Andri.
Nia menggangguk. Sesaat mereka terdiam sambil melihat Germen menutup pintu.
Sampai saat ini, sudah berpuluh kali Germen bersetubuh dengan Andri di depan mata Nia. Nia bukan biseks. Nia hanya merasakan suatu gairah dan rangsangan yang sangat kuat ketika melihat suaminya menyetubuhi wanita lain yang disukai Nia sendiri. Dan menurut Nia juga, sampai detik ini mereka tidak pernah main bertiga. Andri selalu bersetubuh hanya berdua dengan Germen.
Sementara Nia juga selalu hanya bersetubuh berdua denganku. Tidak pernah bertiga dengan Andri. Hal ini yang membuat suasana hidup Nia menjadi berwarna cerah.