Ronald happy lifestyle

mantafff nih ceritanya….adakah cerita jilbaber yg lainnya????

kembali ane copas dari blog ane cerita dibawah ini ========================================= RONALD HAPPY LIFESTYLE I Nama Saya Ronald, saya bekerja di sebuah perusahaan Asing yg berinvestasi Di indonesia, di bidang tambang, baik batu bara, Gas alam dan Emas, kecuali pengeboran minyak. Hampir setiap 2 atau 3 minggu sekali, saya ditugaskan perusahaan melakukan pengamatan Visual, langsung ke berbagai daerah di tanah air, dimana anak cabang Perusahaan beroperasi. Mulai Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Lebih Sering ke kalimantan karena ada beberapa cabang di sana. Sedangkan Sumatera dan Jawa, ke bagian rekan yg lain. Seperti beberapa Bulan lalu ketika saya ke Jayapura – mengurus perijinan, setelah selesai harus ke Surabaya memantau pengiriman Gas LNG LEWAT KAPAL KE TANJUNG Perak Surabaya, saya tdk memiliki jabatan yg tinggi di perusahaan, meski kelihatan pekerjaan seperti bos gitu, tapi sebenarnya saya berada dilevel menengah, belum sampai level supervisor, manager atau kepala bagian. Tujuan dan job disk saya adalah melakukan koordinasi, mobilisasi dan observasi langsung sebagai suatu syarat pekerjaan ini. Dan dari Surabaya baru kembali ke Jakarta. Jam 8 Pagi Dari bandara Sentani-Jayapura, dengan Pesawat garuda, saya kebagian t4 kelas ekonomi, biasanya Kelas bisnis, namun rombongan Gubernur Papua, Lukas Enembe sedang bertolak ke Jakarta saat itu, dasar birokrat. Terpaksa saya cuman kebagian tiket Ekonomi yg semuanya di tanggung Perusahaan, dengan catatan wajib Plat Merah, Pesawat Garuda. Saya Duduk dibagian tengah, disebelah kiri dekat jendela, ada seorang wanita muda berjilbab merah muda. Sedangkan sebelah kanan seorang bocah 7 tahun, yg orang tuanya duduk, persis dibelakang kami. Pesawat mulai berjalan menuju Run Way, kami di minta memasang sabuk pengaman, dengan diperagakan pramugari sambil berdiri didepan. Begitu dorongan jet pesawat melaju untuk Take OFF, tangan kiri ku yang sedang berada di sandaran tangan tempat duduk tiba2 ada yg menggenggam dan meremasnya. Ku lihat ke bawah, ternyata tangan kanan wanita muda berjilbab merah muda di dekat jendela, yang ku perhatikan ia menutup rapat matanya. Mungkin ia takut terbang, ku biarkan saja ia menggenggam tangan ku. sampai pesawat telah melayang tinggi dan tenang di angkasa, dan kami, bisa melepas sabuk pengaman. Mata wanita muda ini terbuka, ia kemudian kaget karena masih menggenggam tangan ku dan dengan cepat menarik tangannya kembali, ku perhatikan wajahnya memerah sepertinya ia salah tingkah dan sedikit malu atas apa yg terjadi. Ia kemudian melepas sabuk pengamannya. Aku Cuma tersenyum dan membuka suara: “takut terbang ?” ” Ia, maaf, ini pertama kalinya”. Balasnya. “Oh tidak apa2, saya Ronald” sambil mengulurkan tangan. Ia kemudian mengulurkan tangannya dan berjabat tangan saya sambil berkata ” saya farida, biasa dipanggil Ida”. Kami kemudian ngobrol selama pesawat mengudara, dan ia ternyata Istri seorang prajurit TNI yg bertugas di Papua. Suaminya sedang bertugas di perbatasan Indonesia – PNG (Papua New Guinea), di daerah Skow, jayapura. Awal waktu tugaskan di papua, ia berangkat menggunakan kapal Laut (1 minggu perjalanan) bersama suaminya, belum memiliki momongan setelah 3 tahun menikah (ada yg aneh tu !). Ku perhatikan wajahnya manis, bibir tipis, orangnya kecil imut, ku bayangkan cewe2 model gini biasanya renyah. [ NO SARA] Ida mengenakan jilbab merah muda di padukan dengan baju warna putih dan Rok Hitam Katun berpalet putih, lebar sampai ke mata kakinya. Ia ingin kembali ke Rumah Orang Tuanya di Malang melalui bandara Juanda Sidoarjo-Surabaya, dan ia di Malang sampai habis Idul Fitri baru kembali lagi ke Jayapura. Hanya kurang lebih 1 jam dari bandara sentani, pesawat Transit Di Timika, saat Landing pun, tangannya kembali menggenggam tangan ku. Kembali ia tersadar saat pesawat melaju pelan ke arah parkir utk menurunkan penumpang, ia menarik tangannya dengan cepat kembali. Hanya beberapa menit pesawat kembali ke RUN Way dan aku bertanya2 dalam hati, “apakah ia akan menggenggam tangan ku kembali ?, jika ia tidak menggenggam tangan ku lagi, apakah aku yg harus meraih tangannya ?”. Saat pesawat melaju kencang di Run Way, ku perhatikan tangan kiri Ida tidak menggenggam tangan ku kembali, tetapi meremas keras sandaran tangan di kursi pesawat. Ku beranikan diri, meraih tangannya dan menggenggamnya, Ida tidak menoleh ke arah ku tetapi membalas, menggenggam tangan ku lebih erat. Dalam hati aku berpikir “Ok, Thats a Nice Move”, itu langkah yang tepat. Begitu pesawat telah mengangkasa, kembali tangannya dilepas dari genggaman tangan ku. Dan kami bersama2 melepas sabuk pengaman, namun ku beranikan diri mungkin sedikit nekad, ku raih tangannya kembali, Ida kaget menatap ku, aku hanya meliriknya sebentar dan meremas tangannya. Ia diam, dan kami ngobrol sambil tangan ku tetap menggengam dan meremas halus tangannya, wajahnya mulai memerah. Tangan Ida ku genggam dan terus ku remas halus, kemudian di tarik lagi tangannya saat Pramugari datang membagikan Snack dan Minum, tetapi ku raih lagi saat pramugari berlalu dan Ida tidak menolaknya, setiap ada yang memperhatikan di tarik lagi tangannya dan ku bisikkan, “anggap saja kita pasangan, kecuali dalam pesawat ini ada yg kenal sama kamu”. Ku genggam tangannya kembali dengan memberikan rangsangan halus, hanya dengan meremas pelan, tanpa pernah Ida tarik tangan kirinya lagi, tetap dalam genggaman ku, walau ia tertidur Sampai pesawat landing di Juanda. Kami berjalan keluar bergandengan seperti sepasang kekasih, pasangan atau muhrimnya. kami mengambil tas masing2, tas kami ku masukkan dalam satu troli, ia membawa dua tas, dan berjalan menuju Taxi. Ku beranikan diri untuk mentraktirnya makan siang. Ia tanpa ragu menerimanya, aku menuju taxi berbincang sebentar, ku minta supir Taxi hanya berjalan memutari dekat Hotel S, saat ku suruh masuk ke Hotel S, baru mobil di arahkan ke Hotel. Begitu masuk Taxi dan baru meluncur, kali ini Ida duduk disebelah kanan ku persis di belakang sopir. Tak sampai semenit saat Taxi meluncur aku telah menggenggam tangan kirinya dengan tangan kanan ku, tak lama kemudian tangan kiri ku mengganti tugas tangan kananku meremas tangan kirinya dan tangan kanan ku melingkar dibelakang bahunya. Mengelus pundak dan lengan kanannya. Ia berusaha menolak halus tangan kanan ku dengan mendorongnya, tangan kanan ku sigap memegang tangan kanan Ida dan menjepit tubuhnya dalam pelukkan ku, kepalanya menoleh pelan, mungkin mau protes sambil menatap ku, tdk ku sia-siakan bibir mungilnya dan ku lumat, ia meronta sedikit namun apalah artinya ronta’an tubuh mungil ini, ku lumat sambil menindih tubuhnya ke arah kanan pelan – pelan ambruk ke bawah, kepala kami beradu tepat disamping pintu kanan taxi di belakang sopir. Ku katakan pada Ida: ” Sopir Taxi sudah ku suruh berputar2 sayang biar kita bisa memiliki waktu sebentar saja, ga papa kan sayang ?” ia diam tidak memberi respon apa2. Ku angkat muka melihat sopir dari kaca spion tengah, ia hanya mengedipkan matanya. Tangan kanan ku menggenggam kedua tangan ida pada pergelangan tangannya dan ku tarik dan menekannya ke jok mobil, kedua kaki ku mengait kaki kiri Ida dan membuka selangkangannya. Dan tangan kiri ku merayap naik dibalik Rok lebar Ida yg berbahan katun, mengelus pahanya ia berontak sedikit, ku elus bagian dalam paha Ida berulang2, ia mencoba menutup pahanya namun sudah tertahan, kaki dan lutut ku, ku elus pahanya membuat Ida melenguh halus “mmmhhhhh !” dalam hati, lama amat baru keluar “irama” itu, mungkin ia masih mencoba mempertahankan statusnya sebagai istri soleha. Tangan ku terus naik ke atas dan ku remas gundukan daging dibalik Celana dalam Ida dari luar. Jari2 ku bergerak liar mengusap, menekan dan menggosok – gosok Nonoknya dari luar celana dalamnya, ku lihat Ida memejamkan mata sambil menggigit bibirnya menahan rangsangan, keringat terlihat membasahi wajahnya yang memerah disela-sela jilbab merah mudanya dan juga bajunya. perlawanan tangan Ida mengendur dan gundukan daging dibalik celana dalamnya mengeluarkan cairan yang membasahi celana dalamnya. Ku angkat tubuh Ida dengan cepat mumpung dia dalam kondisi terangsang, harus cepat memanfaatkan situasi broo…!, Ida ku angkat sehingga kami duduk berhadapan, Ia diatas pangkuan ku, kedua kaki Ida terbuka dan terjuntai ke lantai, sepatunya sudah terlepas dari kakinya, yang hanya mengenakan kaos kaki coklat muda, yang serasi dengan kulit kakinya yang putih mulus. Ida melingkarkan kedua tangannya di leher ku dan kami saling melumat kali ini mulutnya membuka dan lidah kasar ku menerobos masuk menjelajahi rongga mulut mungilnya, kedua tanganku melingkar ke belakang di balik roknya dan meremas bokongnya, terasa padat dan kenyal, tangan kanan ku kemudian masuk dari belakang melewati celah bokongnya menuju bibir nonok dan menggosoknya pelan, sulit masuk lebih dalam karena posisinya kurang menguntungkan. Ketika ciuman kami terlepas, karena mobil berhenti ku perhatikan ternyata lampu merah baru mulai, kurang 95 detik lagi menuju lampu hijau. Pak sopir tidak melihat dari spion tengah lagi, tapi langsung menoleh ke belakang. Ku beri tontonan sedikit ke sopir taxi ini, dengan mengangkat rok Ida ke atas dengan tangan kiri ku, memperlihatkan bokong mulus Ida dengan tangan kanan masih berada di dalam celana dalamnya dan meremas bibir nonoknya dari belakang. Pak sopir melihat tanpa kedip sambil menelan ludah, itu dapat terlihat dari jakunnya yang naik turun. Ida secara refleks menggoyangkan pinggulnya, seperti sedang menunggangi ku. Dalam hati aku berpikir “ini tanda2 Nonoknya sudah gatal”. Namun aku belum bisa melakukan, aksi lebih jauh karena mobil masih terhambat lampu merah. Saat itu tiba2 terdengar bunyi klakson dari kendaraan di belakang kami, karena Taxi kami masih belum jalan saat lampu telah hijau, Taxi yg kami tumpangi dibaris paling depan dengan pak sopir terganggu konsentrasinya, sedang menoleh ke belakang menikmati tontonan Live Sex di jok belakang. Ida terus menggoyang pinggulnya tdk memperdulikan situasi, beruntung kaca Taxi sedikit gelap. Jari2 tangan kanan ku masih mengelus dan memilin halus bibir vaginanya. Kamimasih terus saling menghisap mulut ke mulut, saat itu ku balikkan tubuhnya ke bawah, ia duduk bersandar ke jok, ku angkat kedua kaki Ida, segera ku tarik Celana Dalamnya, Refleks ia mengangkat bokongnya mempermudah celana dalamnya meluncur naik sampai di atas lutut karena kakinya mengarah ke atas, dengan kedua kakinya terangkat ke atas. Ku pelorotkan celana ku sebatas paha, Senjata ku meronta keluar, tanpa membuang waktu ku arahkan ke nonoknya. Ida membuka kedua paha dengan kedua tangannya, kedua kaki masih terangkat ke atas beserta celana dalamnya yang masih melingkar dilutut. dan senjata ku sudah tepat di bibir nonoknya, ku tekan pelan agak sulit karena Taxi melewati jalan bergelombang, senjata ku sulit menemui sasarannya. Ku ulangi lagi dan akhirnya kepala tumpul senjata ku membelah pelan, masuk dengan pelan. “Siiiiiittttthhhhhh mmhhhh !” Desah Ida tertahan. Ku coba merasakan rongga nonoknya, jepitan dinding nonoknya dengan mendorong pelan senjata ku masuk makin dalam. Kemudian ku tarik pelan keluar senjata ku sebatas kepala tumpulnya dan memasukkan pelan2 berulang kali. Ida makin melenguh; “mmmhhhh… massss euuunnnaaakkkk…mmmmpphhhhh teruussss”. Bokong ida ku tarik keluar tepian jok mobil, Kedua kakinya yang masih terangkat keatas ku rapatkan kedua kaki Ida, dan ku sandarkan di bahu kiri ku, dan dengan bertumpu dengan kedua tangan pada jok mobil ku pompa kemaluannya membelakangi supir. Saat itu ku rasakan mobil akan berhenti di lampu merah, ku lepaskan celana dalamnya melawati kedua kakinya kearah atas, ku lakukan lima sodok’an cepat dan membenamkan senjataku dalam2 ke nonoknya dan diam sambil berbisik di telinganya: “diammmm sebeeentar ya maniss, kita di lampu meraaah”, sambil ku turunkan kaki nya, dengan sigap Ida lingkarkan kedua kakinya di pinggang ku, ia ternyata akan Orgasme dengan mengumpat keras: “Bangsaaattttttt enaaakkkk koooonnntolllllll muu Massss!” Dinding nonok Ida terasa berkontraksi meremas senjata ku diikuti semburan hangat mengisi nonoknya, mas sopir cekikikan tertawa geli didepan. Ku sodok pelan senjata ku masuk lagi… kemudian menariknya lagi berulang2 agar mobil tdk terlalu bergoyang, supaya org tdk curiga. Cukup menyiksa karena menunggu 100 detik dalam kondisi konak berat itu sangat menyiksa. Kadang ku benamkan dalam2 dan melakukan gerakan memutar seperti membor kemaluan Ida, membuatnya kembali orgasme dalam waktu singkat, dengan menarik kepala ku dan melumat bibirku dgn pekik tertahan, kembali cairan hangat membanjiri kemaluannya. Ku benamkan dalam2 senjata ku dan menoleh ke sopir taxi yang memperhatikan kami tanpa kedip. ” Mas habis ini cari jalan yg ga ada lampu merah atau usahakan mobil jgn berhenti ya mas” kata ku ke pak Sopir, “Ok…Bos… tenang saja ” balas si sopir….. RONALD HAPPY LIFESTYLE II Sambil menunggu lampu hijau, ku tarik jilbabnya dari depan dan ku buang ke samping, rambut Ida lurus dan terikat ke belakang, kemeja Ida ku buka kancing tanpa melepaskan dari tubuhnya, ku perhatikan perut Ida yang ramping ia tdk mengenakan baju di bagian dalam lagi. Ku tarik tubuh ida ke depan agar tangan ku bisa kebelakang punggungnya membuka kaitan Bhnya. Begitu kaitan terbuka, Bh Ida ku biarkan longgar tanpa dilepas yg penting tangan ku leluasa menggerayangi toketnya, Toketnya tidak besar, cuman sebesar cakupan tanganku, namun bulat dan mengeras, dengan puting susu kecil. Tangan ku memanfaatkan Halftime lampu merah, dengan meremas gundukan di balik BH Ida yg telah longgar. Wajahnya semakin basah dengan keringat dan semakin larut dalam birah yang baru dilepaskannya. Pak Sopir menyaksikan bokong ku dari belakang mengayun pelan di antara kaki mulus Ida yang sekarang terbuka lebar ke samping dgn kedua kaki dilipat pada lutut, dan kedua kaki Ida bertumpu dipinggiran jok mobil, serta membuka lebar menghadap dan siap menerima ayunan tubuh ku, tepat ke selangkangannya. si sopir kemudian berkata “gimana rasa MeQ-nya bos”. “Meq siaapa bangsaaatttttt !” kata si Ida mengumpat si sopir. Namun si sopir cuman tertawa geli… Ku lumat lagi bibirnya dan ku bisikkan pada Ida: “kita kerjain dia, akan ku cabut “burung ku dan memperlihat Nonok Mu sayang, ia pasti Senewen…..karena kamu manis dan hot sayang” ia diam saja, sambil memandang ku sayu dan ku anggap sebagai persetujuan. “lihat nich mas bagaimana nonoknya” kata ku dengan mencabut senjata ku yg menggantung bebas dan mengangkat bokong sedikit ke atas perut Ida tanpa menindihnya, kedua tanganku menahan kakinya supaya tetap terbuka. “Bulunya halus bosss, basah mengkilat kayaknya masih sempit Qimpet-nya Bos, pasti kinyis-kinyis nich bos” kata sopir Taxi yg kulihat mengocok penis hitamnya yg keluar dari resletingnya. Ida kemudian menutup nonoknya dengan kedua tangannya, sambil berkata ke Pak Sopir: ” sudah pak, sudah mo ijo lampunya, jalan pak”. Pak sopir cuman ketawa sambil geleng2… Begitu Mobil jalan, ku balikkan Tubuh Ida, dengan tubuhnya bagian atas pada jok, nungging dan bertumpu dengan lutut pada lantai Taxi, ku buka belahan pantat Ida yang mulus dengan tangan kanan dan tangan kiri mengarahkan senjata ku menuju nonok Ida yang basah dari pelumas yg keluar dari celah bibir nonoknya, kali ini kelihatan jelas bagaimana nonoknya mencengkram Senjata ku, ku percepat sodokkan ku karena ingin meraih puncak kenikmatan, ku dorong dengan keras sampai kepalanya menghantam jok, ia tidak dpt mengelak dari terjangan senjata ku yang trs menggempur nonoknya…. “Auwww..Maaassss…ayooooo….. teruuuss massss entotttt akuuuu massss!” kata ida yg sudah tidak peduli lagi. supir taxi Cuma ketawa mendengar suara Ida memenuhi Taxinya, Ia kemudian berkata: ” Sip bos…. gebleh bos…hajar terus bos!”. Sambil melanjutkan tawanya, dikira lawakan kali ya !. Aku sudah tidak kuat lagi dan ku tarik pinggulnya utk menyambut hujaman Senjata ku. Masih dengan kedua tangan memegang erat pinggulnya, dan menghujamkan Senjata ku dengan keras dan dalam ke nonok Ida, tanpa suara lenguhan dari ku namun Suara Ide melengking nyaring “Maassss…..mmmgggghhhhhhhh…..!, dikuti semburan mani kami berbarengan di dalam rahim Ida. “Huft… Nonok mu enak sayang…..,” bisik ku di kuping ida dan ” pak ke Hotel”, sahut ku ke pak sopir setelah setelah melumat bibir Ida. ” OK Bos !” lanjut sopir Taxi dan meluncur ke Hotel S. Kami kemudian segera berpakaian, bau persenggamaan memenuhi Taxi ini, entah mengapa supir taxi ini tetap betah saja atau tdk sadar. Ku beri tips lebih banyak kepada si supir, namun Pak supir ku suruh Tunggu, sebentar. Kami kemudian Check In di Hotel S sekaligus pesan makan di antar ke kamar, aku segera mandi, ganti baju dan bergegas meninggalkan Ida di kamar hotel dgn berpesan ga usah di kunci dari dalam dgn pengait pada dinding pintu, kunci biasa agar bisa ku buka dari luar kalo kembali. Karena ada urusan kerja ke Tanjung Perak Surabaya, sambil berpesan sama Ida mo pesan apa silahkan, aku yang bayar (di tanggung Perusahaan). Ku tinggalkan tas pakaian ku dan menuju Perak dengan Taxi yang sama. Begitu masuk taxi, aromanya belum hilang, “mass ga usah pake AC, buka kacanya saja” kata ku dan kami meninggalkan hotel. Selesai Urusan kerja yg cuman 2-3 jam, melakukan dokumentasi, audit beberapa lembar surat2 dan persyaratan, pengecekan dan perlengkapan. Aku kembali ke Hotel jam 6 Sore, ku lihat Ida tidur. Ku pesan makan, kemudian makan. Selesai makan, ku buka pakaian ku sampai bugil. ku dekati Ida yg tertidur mengenakan kimono hotel, ku intip dengan mengangkat kimononya, ia bugil dibalik kimono ini. tampaknya habis mandi ia langsung tidur, ku buka pelan – pelan bagian depan kimononya. Aku naik dengan posisi 69, ku buka pelan selangkangan Ida dan menjilat nonoknya. Kemaluan ku menggantung tepat di wajahnya. Ku jilati terus nonok Ida sampai banjir dan ku rasakan senjata ku yang masih lemes di jilat Ida yg sudah terbangun dari tidur. Hanya beberapa kali sedotan saja senjata ku sudah terkokang sempurna dan sudah siap battle dengan nonok Ida, yg juga telah basah. Ida mendorong tubuh ku ke samping dan bangkit melepas kimononya dan tangan kanan bertumpu pada dada ku yang berbulu lebat dan Ida menduduki senjata ku. Tangan kiri Ida mengarahkan senjata ku ke bibir nonok-nya, di gesek ke bibir nonoknya setelah diturunkan pantatnya.senjata ku yang menerobos masuk nonoknya. “mmmmmmhhhhhhHHHHHHH !” suara pekikkan yang awalnya pelan namun makin keras dan nyaring, mengikuti desakkan dan penetrasi senjata ku membelah nonoknya. Di diamkan sebentar tubuhnya dan mulai memompa nonok-nya diatas senjata ku dengan kedua tangan bertumpu pada dada ku, bokongnya di angkat dan di turunkan dengan cepat. Rambut Ida yang kali ini terurai bebas tanpa terikat menambah sensasi, dan ia terlihat imut dan manis, dengan poni didepan wajah ayunya. Ia kemudian membalikkan tubuhnya membelakangi ku dan masih dari atas ia menaik turunkan bokongnya, tubuhnya di dorong ke depan sehingga dari belakang bisa ku lihat senjata ku keluar masuk nonok Ida, dengan bokong bulat kecil dan kemaluan imut yang berusaha menampung senjata super ku. Ku pegang pinggulnya dan ku sodok dari bawah, ia terengah-engah. “massss aq mo nyammppeeeee loooooo masssss !” kata ida, yg sudah di bakar birahi kenikmatan. ” ” Ia manis, iniiii …masss cepetin dikit ya…. sayangggggg!” kata ku, dgn mempercepat sodokkan senjata ku dari bawah ke dalam nonoknya. “Mmhhhhhh masss ade nyampeeee!”. Ida mencabut keluar nonoknya dari senjata ku dan cairan bening jatuh membasahi pangkal paha dan senjata ku, tubuh Ida mengejang sebentar kemudian meraih senjata ku dan memasukkan kembali ke nonoknya, ia melanjutkan pompaanya. Ku tahan tubuh mungil Ida dari belakang dengan memegang pinggangnya, kaki Ida membuka lebar dan ku sodokkan dari bawa senjata ku menyambut ayunan tubuhnya diatas tubuh ku, ia kembali mengejang, tdk ku pedulikan dan langsung ku balikkan tubuh Ida, ia tengkurap diatas kasur dan ku sodok dengan cepat, Ida menjepit pahanya ditengah gempuran senjata ku yang makin gencar dari belakang dan Ia kembali orgasme dgn mengerang sekali lagi; “ohhhhh…..! ampunnnn masss enaakkkkk…”. Ida tambah mencepit dan merapatkan kakinya karena orgasme, nonok Ida tambah sempit dengen otot2 bergerak didalam sana karena klimaks, membuat ku keenakkan karena nonok-nya berkontraksi hebat, dinding nonok meremas setiap mili senjata ku, yg berada dlm nonoknya dan makin sempit saja dan rasa ngilu di ujung kepala bercampur nikmat menjemput puncak kenikmatan dan ku benamkan saja dalam2 senjata ku dan: “Ahhhhhh….Ida Sayaaaangggg, Nonok mu….eanaaakkkk sayannnggggg” ku semburkan mani ku ke dalam nonok mungil Ida. Begitu banyak dan lama senjata ku berkedut2 didalam nonok Ida, memuntahkan Sperma dua kali lebih banyak dari pada tadi siang di dalam Taxi. Kami terlelap tidur, aku bangun tengah malam, ia pun ikut terbangun kami memesan makananan, selesai makan, melanjutkan dua ronde lagi sampai adzan subuh berkumandang dan kembali terlelap tidur. Jam 10 pagi kami check out dari hotel. Dengan mobil hotel Aq diantar ke bandara karena pesawat jam 12 siang dan dengan mobil yang sama Ida diantar ke rumah orang tuanya di Blimbing – Malang. No telpon Ida ku ketahui ketika ia tidur, ku buka HPnya, ku masukan no hp ku ke HPnya dan tekan call, saat HP ku berbunyi panggilan masuk ku lihat no baru dan itu adalah no Ida. Ku ulangi untuk SIM 2 di Hpnya. Dan ku hapus panggilan keluar. 3 Minggu kemudian, saat mengambil cuti 14 hari. aku teringat akan Ida, saat perkenalan di pesawat ia berkata akan di malang sampai habis Lebaran (saat itu 3 hari sebelum puasa). Ku beli no baru (no lama di simpan saat habis indehoi ku buang utk menghilangkan jejak), ku hubungi Ida dan Ia masih di malang, Ia heran dan bertanya dari mana mendapat No Hp-nya. Kami kemudian menghabiskan waktu 10 hari masa cuti ku di sebuah Villa di batu Malang. Setelah itu ku katakan padanya jgn hubungi aq sebab no ini tdk akan aktif, nanti aq yg telpon. 3 bulan kemudian ketika ku hubungi Ida, ia telah hamil dan mengucapkan terima kasih pada ku, karena seperti cerita ku di awal, perkenalan di pesawat, Ia tiga tahun menikah tetapi belum memiliki anak, dan kehamilan ini, menurut Ida akibat hubungan dgn Ku. Kami beberapa kali bertemu ketika ia pulang ke Malang, dan ia memiliki 2 anak lagi setelah melahirkan anak pertama dari hubungan gelap kami. Sampai sekarang hubungan itu sudah vakum 3 tahun, aku sengaja tidak menghubunginya lagi, karena lebih baik begini. ………………TAMAT…………………….