[Real Story] – es juice pulen punya bulik
Sebelum cerita ini dimulai ijikan nubi meminta maaf terlebih dahulu untuk gaya bahasa, alur acak2an dan tempo cerita yang mungkin kurang berkenan untuk para suhu.
Perkenalkan namaku Tris saat ini berusia 27 tahun. Akan menceritakan kejadian persetubuhan aku dengan bulikku yang merenggut keperjakaan sekitar 12 tahun lalu. Ya, usiaku waktu itu 15 tahun. Dimana usia tersebut adalah usia- usia ingin mencoba hal-hal baru. Aku tinggal bersama orang tuaku dan rumah bulikku berjarak sekitar 4 rumah dari rumahku. Dari awal pernikahan bulik dan omku aku memang sudah dekat karena setiap bulik dan omku pergi aku sering diajaknya.
12 tahun yang lalu bulikku berusia 34 tahun, dan sudah mempunyai 3 anak. Anak pertama berusia 11 tahun, anak ke dua 8 tahun, dan yang terakhir usia 4 tahun. Body nya kalau dibilang sih gak terlalu bagus dengan perut berlengkuk toket ngondoy ukurannya cukup lah di genggaman tangan dg kulit kuning langsat dan wajah SNI tapi yang kadang bikin lupa diri itu bokongnya yg begitu indah dan kecang.
Suami bulikku yang notabene adalah adik dari ibuku ini bekerja di terminal sebagai agen tiket bus sekaligus berjualan rokok dan berbagai minuman ringan. Nah, kalau bulikku ini dia dirumah jualan es juice, rokok dan berbagai jajanan anak kecil.
Omku ini juga hobby main judi. Sampai pernah jual sebagian tanah warisan karena kalah judi. Omku pulang rumah biasanya hanya mandi dan kasih jatah harian buat bulik setelah itu pergi lagi.
Awal mula kejadian ketika aku pulang sekolah sekitar jam 1 siang sampai rumah langsung bergegas untuk makan siang.
Sehabis makan seperti biasa aku numpang merokok sekaligus beli rokok ketengan di warung bulik, karena waktu itu aku belum boleh merokok di rumah.
Bulik ini orangnya cuek, friendly, dan easy going. dia ga terlalu pusingin ngelarang ngelarang merokok ponakanya tapi dia tetap mengingatkan untuk tetap lihat situasi dan kondisi.
Nah waktu itu bulik dapat pesanan 25 bungkus es juice dari salah satu instansi.
“Tris habis merokok bisa bantu bulik potongin buah untuk pesanan ini?” Pinta bulik yang terlihat kualahan.
“Oh bisa bulik, bentar ya nanggung bulik” sahutku
“Buruan nanti bulik kasih gratis 1 bungkus kalo cepat, soalnya sudah mau diambil ini pesanannya” jawab bulik lagi
“Oh siap kalau gitu bulik” sahutku sambil bergegas menuju warung
“Dasar, gitu aja langsung semangat” jawab bulik agak kesal
Oh iya posisi warung jadi satu dengan rumah bulik namun posisinya ada di depan ruang tamu.
Setelah membuat pesanan aku mundur ke ruang tengah untuk melanjutkan rokoku yang tadi sempat aku matikan. Datanglah bulik membawakan 2 gelas juice sisa pesanan tadi dan rokok satu bungkus sesuai janjinya.
“Nih tris diminum juice nya biar segeran sama nih rokoknya. Bulik kebelakang bentar ya mau cuci perlatan.” Bilang bulik sambil meletakan juice dan rokok di meja.
Yang bikin melayang pikiranku ketika aku melihat belahan pantat bulik saat mencuci peralatan juice karena posisinya jongkok saat mencuci.
Seketika langsung jantungku berdegup lebih kencang daripada biasanya.
Padahal sebelumnya aku tidak pernah berpikiran sekotor itu kepada bulik.
Sambil menghabiskan es juice yang bulik kasih tadi. Aku pandangi belahan pantat bulik yang berwarna coklat itu dari ruang tengah semakin kacau pikiranku.
Seketika aku beranikan diri untuk mendekat agar bisa lebih jelas memandangi belahan pantat bulik dibalik celana kolor tipis khas emak2 yang tiba tiba bikin pikiranku kacau.
Berlaga santai namun sedikit kacau aku berlagak mengembalikan gelas juice yang selesai aku minum.
“Nih bulik gelasnya kalau sekalian mau di cuci gelasnya” kataku
“Duh tris? Kamu haus apa tumpah ini juice nya? Baru aja dikasih kok sudah habis gini?” Jawab bulik kaget masih dengan posisi jongkok sambil mencuci perlatan.
Jawabku sambil tertawa “iya tumpah bulik, tumpahnya ke celengan bulik itu”
“Celengan apa tris? Orang bulik gapunya celengan” jawab bulik bingung
Ku beranikan untuk pancing bulik dan melihat responnya.
“Ah bulik bohong, tuh orang bulik punya kok. Pulen lagi celengannya” sambil menujuk ke arah bokong bulik.
“Eh dasar anak jahil, lihat lihatnya ya kamu” jawab bulik sambil ketawa lalu berdiri untuk menaikan celananya.
“Itu rejeki nomplok namanya bulik, serasa nonton film action bulik. Lihatnya jadi tegang”
sahutku sambil ketawa
“Hah? Kok tegang? Tegang apanya tris? Masak pantat bulik disampain film”
“Ini harus jawab jujur apa bohong bulik?”
“Ya jujur dong” tengok bulik menatapku
“Ya tegang suasananya ya tegang itunya eeeeee…. eeeeeee…. juniornya bulik” jawabku ketawa berharap respon bulik tidak marah kepadaku.
“Junior? Maksudmu tris?” Bulik berhenti mencuci lalu berdiri kembali dan menatapku.
“Eee…eeee…eeee… engga bulik maaf” jawbku lemas
“Gapapa tris kan bulik bilang jawab jujur, bulik cuman tanya junior yg km maksud tuh apa”
“Nghhh… ini bulik juniorku” sambil nunjuk titiku yang mulai tidak tahan bersembunyi di balik celana osis yang ku pakai
“Kamu masak bisa sih jadi berdiri gitu liat belahan pantat doang? Apalagi pantat bulik kan ga mulus tris udah tua lagi?”
“Gatau bulik, tiba tiba aja pikiranku kacau waktu ga sengaja liat belahan bulik” jawabku polos.
“Kamu pasti bayangin pantat pacarmu ya?”
“Aku baru lihat pantat perempuan secara langsung ya barusan itu bulik”
“Ah masa? Km kalo pacaran terus ngapain?” Tanya bude
“Baru Ciuman aja bulik” jawabku berharap agar bulik semakin penasaran
“Nenen masa belum pernah?”
Tanpa aba2 langsung ku cium mulut bulik yang baru saja berhenti berucap. Dengan penuh nafsu aku ciumi sambil aku sedot mulut bulik (waktu itu memang belum tahu benar cara bercinta yang baik).
Bulik melawan dan mencoba menghentikan ciumanku.
“Tris, santai bukan gitu caranya. Kalau mau ayo bulik ajarin caranya. Tapi bantuin tutup warung sebentar biar tidak ada yang ganggu”
Tanpa menjawab langsunh aku bergegas semangat bantu rolling door warung.
Bulik lalu mengajaku ke kamar mandi. Pikirku sudah melayang kemana mana sampai berpikir apa kita akan ciuman lagi di kamar mandi ya?
Ternyata bulik melucuti celanaku lalu mencuci juniorku yang masih berdiri tegak menantang. Dan itu pertama kalinya juniorku di sentuh perempuan setelah aku akhil balik, seketika kepala langsung seperti naik roller coaster saat disentuh ujungmya.
“Gini tris, semua pakai kasih sayang. Dicuci dulu biar bersih”
sambil mengelus elus juniorku dan tanganku sudah mulai masuk ke dalam BRA nya untuk mencari gundukan semut yang menggemaskan itu. Dengan posisi bulik jongkok dan aku berdiri pasrah untuk dibersihkan junioku.
Setelah itu bulik memintaku menunggu di ruang tengah dulu. Oh iya posisi itu anak yang pertama main di rumah tetangga. Dan anak terakhirnya sedang tidur di ruang tengah.
“Tris sini masuk ke kamar bulik” ajak bulik sambil berbisik dengan hanya mengenakan celana dalam dan bh saja berlari menuku kamarnya.
Aku datang dan pintu langsung di kunci oleh bulik untuk mengantisipasi anak2nya masuk kamar.
“Tris kamu emang nafsu sama emak emak gini” sambil bulik copot bh dan sodorin toketnya yang empuk itu ke aku.
Tanpa menjawab aku langsung jilatin puting cokelat buliku yang mulai mengeras itu .
“Arrrrrhhhh…. trisssss tangannya main ke memek juugaaa dong” tangan bulik mengarahkan tanganku ke mekinya yang masih terbungkus celana dalam itu.
Tangan bulik lalu bergreliya menuju tempat junior tinggal. Lalu mengocoknya perlahan dari dalam celana osis ku yang sudah terbuka reslitingnya.
“Junior kamu 11 12 sama om tris ” bisik bulik di kuping aku.
Bersambung…..