Predator side story (Ernita)

Buat para pemirsa yang nunggu kelanjutan dari cerita Predator ane mohon maaf belum bisa lanjut karena berbagai alasan.
Untuk itu ane bikinin dulu cerpen cernas buat sekedar nolstagia hehehehehe….
Selamat menikmati…!!!

“Ah…ah…ah…owhhh…”. Pukul 15.30, suara lenguhan dan desahan terdengar nyaring didalam ruangan 4×3 meter dikediaman Pak Risman Kusbiantoro yang kita tau merupakan seorang kepala sekolah mesum yang sangat beruntung, dimana kemesumanya bisa ia salurkan kepada para guru alim, cantik dan bohay yang dengan sukarela menyerahkan tubuhnya untuk dinikmati kepala sekolah tersebut.
“Owh…manghhh…pehlanhan dikkkitt manghh…” Desah Seorang wanita berjilbab yang kala itu tengah terengah-engah dengan posisi badan menungging diatas sofa mewah ruang tamu kediaman Pak Risman. Dibelakangnya tampak seorang laki-laki paruh baya dengan buas tengah menancapkan senjata miliknya kedalam anus wanita tersebut.
“Ayo mang Udin hajar terus” Ucap seorang pria tambun yang merupakan sang empunya rumah yang saat itu tengah menonton pembantunya mengerjai salah seorang guru peliharaannya. Laki-laki tersebut dalam keadaan setengah telanjang duduk diatas sofa, ia menonton pertunjukan tersebut ditemani seorang perempuan cantik yang masih mengenakan pakaian lengkap dengan jilbabnya. Namun tangan lentik sang perempuan tampak mengurut-urut kemaluan sang kepala sekolah tersebut dengan gemas.
“Ahhh…gilah gan…bool sama memek bu Ernitah sama sempitnyahhh…” Komentar mang Udin meberikan laporan kepada majikannya sambil tak henti-hentinya mengeluar masukan barang pusaka kebanggaannya kedalam anus sang wanita yang tidak lain adalah bu Ernita, dimana saat itu hanya bisa merem melek menikmati benda asing yang menghajar lubang pembuangannya.
Hingga selang beberapa saat dengan serempak mereka berdua melenguh menandai puncak kenikmatan persetubuhan keduanya telah tercapai. Bu Ernita yang masih mengenakan jilbab dan pakaian seragam mengajarnya terkapar dalam posisi tengkurap diatas sofa, badannya ditindih mang Udin dengan bagian bawah yang telanjang dan anus yang masih tertusuk kejantanan pembantu sang kepala sekolah yang mulai layu.
____________________________________________________________

Setengah jam kemudian…
“Pak saya pamit yah..” Ucap bu Ernita kepada pak Risman yang saat itu masih duduk diatas sofa, akan tetapi sekarang posisi perempuan yang tadi menggelayuti tubuh pak Risman tengah berada dipangkuan kepala sekolah tersebut menjejalkan kemaluan besar pak Risman guna menyumpal vaginanya.
“Eh…oh…iya bu Ernita..mau diantar mang Udin?” Ucap pak Risman sambil terengah-engah. “Oh gak usah pak, biar saya naik angkot aja” jawab bu Ernita sambil tersenyum dan mengecup sang kepala sekolah. ” Kasian bu Indah, dia kan pengen digenjot dua kontol gede” kembali bu Ernita berucap sambil mengedipkan matanya dengan genit kepada perempuan cantik yang tengah menaik turunkan badannya dipangkuan kepala sekolah tersebut.

……………………………………………………………………………………….

Singkat cerita bu Ernita kini tengah dalam perjalanan pulang didalam angkot. Namun ketika ia memeriksa tasnya alangkah kagetnya dia, “adduhhh…dompet sama Hapeku ketinggalan” ucapnya dalam hati sambil menepuk jidatnya.
Angkot terus berjalan pelan, satu persatu penumpang didalamnyapun turun. Kini didalam angkot tersebut hanya tersisa bu Ernita dan Sopir angkot itu. Hening terasa suasana dalam angkot tersebut hingga si Sopir memecah keheningan, “Bu guru mau turun dimana bu?”, pertanyaan yang membuat bu Ernita kaget.
“Aduh…gini loh pak sopir, dompet saya ketinggalan” ucap bu Ernita sambil menggeser tempat duduknya, hingga kini ia berada tepat dibelakang kursi sopir angkot tersebut.
“Walaaahhh…maksud ibu…ibu gak mau bayar ongkos?” Sopir angkot tersebut sewot sambil menghentikan angkotnya mendadak.
“Eh…Eh…copot…kontol..copot” Bu Ernita sampai latah karena kaget angkot itu berhenti mendadak. Namun sebuah ide muncul dibenak bu Ernita. Ia pun melingkarkan tangannya dan merangkul sopir tersebut. Tangannya menggerayangi dada bidang sopir angkot itu. Lalu sambil lidahnya menjilat daun telinga sang sopir dia pun berucap. ” Pak Sopiiiir…udah pernah ngerasain legitnya memek bu guru belum…?”

Udah dulu ye…ane berangkat gawe dulu…