(No SARA) Kebaktian Nikmat
Pada suatu hari di suatu rumah elit yang sangat mewah, pintu sebuah kamar tiba² dibuka oleh seorang wanita separuh baya. “iiihhh… kok adek malah masih coli sih sayang? bukannya mama nyuruh kamu untuk dandan dulu? kan kita mau Kebaktian Online loh sebentar lagi.” Remaja yang masih berdiri sambil masturbasi itu pun menoleh dan menatap Ibunya yang sudah siap dan tampil sangat anggun dengan Kebaya ketatnya itu. Remaja itu pun memperhatikan Ibunya dengan seksama mulai dari riasan wajahnya, antingnya, sanggul rambutnya, kilauan kalung di belahan dadanya, jarik ketatnya, sampai ke warna kutex kakinya yang mengintip dari sendal hak mahalnya itu. Dengan mendesah, anak yang sebentar lagi akan lulus SMA itu pun menjawab, “ah, mamah kok makin cantik banget sih?!”. Lalu anak itu dengan wajah memelas, lanjut mengocok kontolnya menggunakan rok satin yang sedang dipakainya. Si Ibu yang melihat kelakuan anaknya itu pun malah melipat kedua tangannya di dadanya, tersenyum geli sambil mengeleng-gelengkan kepalanya melihat anaknya yang agak kemayu itu. “ckckckck, kamu ini kok malah lanjut ngocok lagi sih dek bukannya selesaiin dandan dulu? bukannya tadi pagi pas sarapan kamu udah ngeluarin di cangkirnya mamah?”. Anak yang sedang memakai Wig panjang itu pun malah menggigit bibir bawahnya. Lalu dengan tatapan mengiba, merengek menjawab Ibunya. “aduuuhhh, aku gak tau nih mah punya aku tegang terus dari tadi. sshh… jadinya punya aku kelihatan nonjol terus nih dari dalem rok aku mah. ini adek mau nurunin dulu, biar nanti gak kelihatan nonjol lagi kalau pakai rok pemberian mama ini. boleh kan mah adek ngebacolin mamah lagi?” Ibu itu pun tertawa sambil menutupi mulutnya dengan satu telapak tangannya. Terdengar gemerincing gelang emasnya, dan terlihat kilauan cincin yang menghiasi jari²nya yang sangat lentik itu. “terus sekarang adek maunya dikeluarin di mana lagi sih sayang? hihihihi…” Anak itu pun lalu mengangkat roknya, memperlihatkan kontol ngacengnya sambil berjalan mendekat ke Ibunya. Sambil tetap mengocok santai anak itu pun menjawab, “di muka mamah yang lagi cantik banget ini boleh gak mah?” Ibunya malah tertawa, lalu menjawab, “huuu… ngarep! maunya kamu banget tuh! sorry lah yaw, muka mamah yang cantik ini mana level lah buat dipejuin sama anak bencong kayak kamu! Hahahahah…” Mendengar Ibunya merendahkan dia seperti itu, anak itu pun dengan raut wajah yang sangat memelas, malah semakin mempercepat kocokannya lalu berkata, “sshh… ya udah, kalau di muka mamah belum boleh, di dada mama aja gimana mah? boleh gak mah? sshh…” Ibunya malah menahan tawa, melipat kembali kedua tangannya, lalu menolehkan wajahnya ke samping untuk menghindari tatapan memelas dari anaknya itu. Lalu Ibu yang tampil sangat anggun itu pun tersenyum angkuh, dan menjawab, “nggak boleh! enak aja!” anak itu pun merengek, “ahhh mamah mah… sshh… ya udah, di kaki mamah aja juga gak apa² deh mah… sshh… boleh ya mah?” Lalu Ibu itu pun memegang dagunya sendiri sambil bergaya seperti orang yang berpikir, “hmmm… boleh gak yah?” Anak itu pun malah merasa gemas, dan tiba² berlutut di depan Ibunya yang anggun itu. “ah mamah mah… aku mohon… please mah? boleh yah mah?” Ibunya malah terlihat cuek dengan permohonan anaknya itu. Bahkan beliau menjawab anaknya sambil sibuk memperhatikan kuku²nya yang berkilau itu. “hmmm… gak deh ah, males kalau nanti mau jalan jadi kerasa lengket” Anak itu pun sambil menatap wajah angkuh Ibunya dari bawah, melanjutkan kocokannya di dekat kaki Ibunya yang sedang memakai sendal hak yang tumitnya cukup tinggi itu. “ah mamah, sshh… terus mamah maunya ditumpahin di mana nih mah? sshh…” Dengan gaya yang masih terlihat cuek Ibunya menjawab, “hmmm… kalau di cincin nikah mamah ini aja kamu mau gak?” Anak itu pun dengan wajah yang sangat berbinar menjawab, “sshh… boleh nih mah? ohhh…” Tapi ternyata Ibu tersebut tiba² malah membalikan badannya, sehingga pantatnya yang dibalut oleh kain jarik ketat itu terlihat sangat jelas di depan wajah anaknya yang sedang sange berat itu. “eh gak jadi deh, takutnya nanti semburannya malah kekencengan jadi malah tumpah ke Kebaya mama yang ini” Anak itu pun malah menganga kecewa mendengar jawaban Ibunya yang sekarang ini sedang membelakanginya. “ah mamah mah… terus aku numpahin ininya aku nanti di mana mah?” Ibunya malah beranjak ke arah pintu kamar. Suara tumit sendal haknya yang tinggi itu justru terdengar semakin seksi saat Ibunya melangkah dengan gemulai. Lalu dengan masih membelakangi anaknya, wajah Ibunya pun menoleh seadanya ke arah anaknya sambil mengatakan, “ya udah, kamu ikutin mama ke meja rias mama dulu yuk? kita Kebaktian Onlinenya di kamar mama aja yah?” Anak itu pun lalu bangkit dan menutup kembali kontol ngacengnya untuk bersembunyi di dalam rok satinnya itu. “tapi aku nanti numpahinnya di mana mah? numpahin di dalem rok aku lagi pas lihatin mama nyanyi kayak minggu kemarin?” Ibunya pun dengan tersenyum nakal mengatakan, “udah deh gak usah banyak protes! kamu masih mau diizinin buat jilatin jarinya mama ini gak? hihihihi…” Anak itu pun langsung mendesah lalu menjilat bibir bawahnya sendiri. Kemudian beranjak mendekati Ibunya. “aduh please mah izinin aku buat jilatin jarinya mamah dong…” Ibunya malah tertawa sambil menutup mulutnya dengan satu tangan. Kemudian Ibu itu berkata dengan muka binalnya, “tapi ada syarat loh nak…” Mendegar Ibunya berkata seperti itu, anak itu pun menatap Ibunya dengan raut wajah yang mengiba. “syaratnya apa mah?” Lalu sambil Ibunya mulai melangkahkan kaki jenjangnya itu keluar kamar, Ibu itu pun berkata dengan sangat lembut. “adek harus ngikutin mamah dari belakang, tapi adek jalannya harus sambil merangkak di belakang mamah yah?… habis itu,…” Mendengar ucapan mamanya yang menggantung, anak itu pun langsung berlutut dan mulai merangkak sambil memandang mamanya dari belakang. “sshh… habis itu mah?” Ibunya pun cekikikan lalu berkata, “habis itu,… kamu jadi anjingnya mamah dulu yah sayang, sebelum temen kamu yang suka bully kamu di sekolah itu nanti dateng ke rumah buat make mamah di depan kamu! Hahahahah…” Anak itu pun langsung mendesah dan diam seribu kata sambil mulai merangkak mengikuti Ibunya yang sudah berjalan. Lalu Ibunya sambil menoleh ke belakang, menjentikkan jari lentiknya ke arah anaknya sambil berkata… “Lessie, ckckckckck,… sini sayang… hihihihihi…” Anak itu pun terus merangkak mengikuti Ibunya ke arah kamar. Melihat penampilan Ibunya yang begitu anggun, suara perhiasan dan suara sendal haknya yang menggoda, membuat anak itu tidak terasa merangkak sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Ibunya yang melihat kelakuan anaknya yang dilanda sange berat itu pun tiba² berhenti pas sebelum membuka pintu kamarnya. Lalu dengan raut wajah prihatin, Ibunya berkata dengan nada yang sangat manja, “aaooww kacian… Lessie udah gak tahan lagi yah sayang?” Anaknya pun hanya bisa diam. Tidak menjawab, hanya menatap pasrah wajah Ibunya dengan mulut terbuka dan dengan tatapan kosong. Anak itu pun hanya bisa diam menganga seperti sedang ngeblank apalagi ketika melihat Ibunya tiba² mendekat ke arahnya, membungkukkan badannya, lalu kemudian mengelus-elus kepala anaknya itu seperti mengelus binatang peliharaan kesayangan. “Awww… Lessie kenapa sayang?” Tidak terasa saking ngeblanknya, lidah anak itu pun keluar dan liurnya mulai menetes. “Lessie haus yah sayang?” Anak itu dengan wajah bengong, hanya bisa mengangguk pelan sambil perlahan melihat kilauan kalung di belahan dada sang “Majikan”. Wangi parfum Ibunya dari jarak dekat pun terasa semakin meningkatkan denyutan nadi pada kontolnya. Kemudian Ibunya mengelus-elus bibir bawah anaknya dengan jari bercincinnya. Ibunya pun mengelus penuh rasa kasih sayang sambil sesekali memasukkan jari tangahnya memainkan lidah anaknya. Lalu dengan raut wajah keibuan, Ibunya pun berkata dengan sangat lembut dan penuh rasa kasih sayang, “Lessie yang sabar yah sayang kalau nanti mamah habis Kebaktian mau dipake dulu sama temen sekolahnya anak mamah. Lessie nanti nonton dengan tenang yah sayang? Baru nanti Lessie mamah manjain.
Lessie suka kan jilat²in kaki mamah?
Mamah soalnya kasian loh, anak mamah itu suka dijahilin terus sama dia. Soalnya anak mamah itu cuma banci yang bisanya malah nikmatin kalau wajah cantik mamah ini malah bebas buat dipejuin sama mereka.
Udah, jangan nangis. Yuk masuk kamar sambil dengerin mamah latihan nyanyi lagu gereja dulu?” Origin Story by Oedipussy Lanjutan: page 03 page 04