Nenekku (hiatus)

Sebelum memulai cerita ane mau bilang bahwa ini hanya cerita fiksi dan karakter di dalamnya hanya imajinasi ane apabila ada kesamaan nama, agama, dan tempat intinya no sara lah ane minta maaf dan apabila cerita ane gak bagus harap di maklum
Bab 1

“do, tolong antarin makanan ke belakang, kakekmu kelupaan lagi”. terdengar suara wanita paruh baya dari dapur

” bentar nek, aldo lagi berkemas dulu”. balas suara pemuda dari kamar

tak lama berselang muncul sesosok pemuda ganteng dengan postur tinggi putih.

“hoaaam…mana nek makanan yang mau d antar?”. tanya pemuda tersebut sambil menguap

melihat pemuda tersebut, wanita paruh baya itupun tersenyum. ” cuci muka dulu sana. makanannya ada d atas meja makan. sudah nenek bungkuskan tinggal kamu antar” ucap wanita paruh baya tersebut.

pemuda itu membasuh muka kemudian mengambil makanan di atas meja langsung menuju k belakang.

jarak antar rumah ke ladang belakang tidak terlalu jauh. hanya 10 menit berjalan kaki.

sesampainya di ladang pemuda tersebut menghampiri pria paruh baya yang sedang membajak sawah.

“kek, makanannya mau taruh dmna?” teriak pemuda tersebut.

mendengar suara pemuda tersebut, pria paruh baya lalu menjawab ” taruh aja di pondok”

pemuda itu lalu menuju ke pondok dan meletakan makanan. “makanannya udah aldo taruh, kalo gak ada lagi aldo pulang dulu kek.” ucap pemuda tersebut

“ya…. makasih do udah antarin makanan untuk kakek, kakek lupa tadi” ucap pria paruh baya

“gak apa2 kek, lagian aldo juga gak sibuk kok”. ucap pemuda ” kalo gitu aldo balik dulu ya kek!”.

“ya.. hati-hati”. balas pria paruh baya

pemuda itupun langsung pergi. sesampainya di rumah aldo pergi menemui neneknya yang saat ini sedang berjongkok mencuci di dapur.

” nek, hari ini sarapannya apa? ”

” cuman ada roti sama kopi aja do, nenek belum ada masak apa-apa.”

” susu gak ada kah nek? ”

” susunya habis, nenek lupa beli kemarin”.

” aduh gak enak nek kalo kopi gak d kasi susu”.

“mau gimana lagi nanti nenek belikan lepas beres-beres rumah”. ucap nenek aldo sambil membelakangi

mendengar ucapan neneknya, aldo menghampiri neneknya dari belakang lalu memasukan tangannya ke dalam daster sambil meremas bukit kembar seputih salju milik neneknya.

” kelamaan nek, pakai ini aja” ucap aldo sambil meremas-remas bukit neneknya.

“ssss… jangan nakal ya do, nenek masih sibuk, jangan ganggu nenek” ucap si nenek tanpa menghalangi cucunya meremas bukit kembarnya.

“kalo gak mau d ganggu cepetan kasi susunya” ucap aldo sambil terkekeh

“aduh kamu ini, cepetan mana kopi kamu”. ucap si nenek

” nah gitu dong, kan enak hehhe” ucap aldo

si nenek lalu melepaskan kancing yang ada d dadanya dan mengeluarkan gunung kembar seputih salju menekan-nekan ujung putingnya yang berwarna gelap dan kemudian terlihat ada air berwarna putih susu keluar dari putingnya.

ser… ser… ser..

setelah beberapa kali si nenek menyemprotkan air susunya ke dalam cawan yang berisi kopi, merasa sudah cukup si nenek lalu berniat memasukan payudaranya memasukan dalam baju.

melihat neneknya mau memasukan payudara putihnya ke dalam bajunya, aldo lalu menghentikan neneknya.

“tunggu dulu nek”

mendengar cucunya menghentikannya si nenek berniat bertanya tapi saat ingin bertanya tiba-tiba cucunya membuka mulutnya langsung memasukan puting hitamnya k dalam mulutnya.

“aaahhhh… ” desah si nenek saat merasakan putingnya memasuki ruang hangat berdaging menyedot-nyedot putingnya.

slurp… slurp.. slurp

aldo mengenyot puting neneknya dengan kuat sampai membiarkan air susu neneknya sampai meluber keluar dari mulut aldo.

“aahh aahhh pelan-pelan do, puting nenek sakit.. ahhh aaahhh” rintih si nenek

aldo tidak peduli dengan rintihan neneknya dan makin kuat menyedot payudara neneknya

setelah beberapa menit aldo menyedot, neneknya sudah tidak kuat menahan perasaan mati rasa d ujung putingnya.

“do udah do, nenek udah dk kuat… jangan hisap banyak-banyak nanti gak ada untuk naila” ucap si nenek

mendengar keluhan neneknya aldopun menghentikan aksinya.

” tenang aja nek, kan masih ada satunya” ucap aldo sambil mengelap sisa-sisa air susu d mulutnya.

“kamu ini d bilangin malah ngeyel.. kamukan tau naila nyusunya kuat.. nenek takut kalo asi nenek gak cukup untuk naila ke depannya” protes si nenek

“Tenang aja nek, masih banyak kok. Kalo misalnya air susunya udah gak ada tinggal buat anak lagi biar asinya gak abis-abis heheh” ucap aldo

“Aduh kamu ini, ngomongnya gak mikir-mikir. Kamu kira gampang ?.” ucap si nenek

“Gampanglah kan tinggal masukan aja ke dalam sini…… Seperti dulu. ” Ucap aldo membisikan ditelinga sambil memegang selangkangan neneknya

Tubuh nek inah bergetar saat aldo mengucapkan kata itu. Merasakan tangan aldo memegang bagian terpentingnya nek inah cepat-cepat melepaskan diri.

“hus dah sana jangan macam-macam” serga neneknya sambil menampis tangan aldo dari area sensitifnya.

“tuh udah nenek kasi, pegi gih jangan ganggu nenek. nenek ada banyak kerjaan” ucap si nenek sambil membelakangi aldo

“heheh makasih nek” ucap aldo

kemudian aldopun menuju k ruang teras depan duduk sambil menikmati air kopi susu neneknya.

perkenalan tokoh:

aldo: seorang anak yang di tinggal mati kedua orang tuanya saat masih bayi. setelah kematian kedua orang tuanya aldo di asuh oleh nenek sebelah keluarga ayahnya. sekarang aldo telah menyelesaikan kuliahnya dan sedang bekerja d sebuah perusahaan. aldo sekarang berusia 23 th.

Nek inah: nenek aldo yang merawat aldo sejak kecil. nenek inah berperawakan agak gemuk dengan tinggi badan sedang. nek inah sangat menyukai aldo sehingga sejak kecil nek inah selalu menuruti setiap keinginan aldo. usia nek inah sekarang 49 th.

pak kasro : pak kasro merupakan kakek aldo sekaligus suami nek inah. pak kasro berperawakan kurus tinggi. pekerjaan pak kasro sekarang hanya berladang. usia pak kasro 50 th.

 

Bab 2

Setelah aldo pergi, inah segera beranjak dari tempatnya menuju kedalam WC. setelah menutup pintu, inah cepat-cepat mengangkat dasternya melepaskan CD yang di pakainya.

Karena permainan aldo cucunya tadi inah merasakan sesuatu yang aneh d tempat terpentingnya.

Setelah melepaskan CD-nya terlihat lendir bening yang menempel di CD. Melihat hal tersebut inah hanya menghela napas.

Di ambil centong menyiram bagian selangkangan dengan air. Setelah dirasa cukup inah lalu keluar langsung menuju kekamar untuk mengambil CD-nya.

Setelah selesai, inah kemudian melanjutkan pekerjaannya di dapur.

“Om lagi minum apa? ”

Aldo yang sedang menikmati kopi susunya sambil melihat suasana kampung di teras rumah di kejutkan dengan suara anak kecil.

“Ini om lagi minum kopi, naila mau?”

“Gak mau, pait…bu, naila minta susu”

Ucap si kecil sambil berlari ke dapur.

Sekitar jam 12 malam, aldo keluar dari kamar menuju ke dalam kamar neneknya..
Aldo membuka pintu kamar dan melihat nenek dan kakeknya tertidur pulas dengan naila di antara mereka.

Berdiri disamping neneknya aldo menarik selimut ke sampaing. Nenek aldo saat ini menggunakan daster lengan pendek dengan kain bawah agak terangkat memperlihatkan pahanya yang gemuk dan putih.

Di usapnya paha neneknya dengan pelan ke atas dan kebawah. Merasakan kulit lembut neneknya. Tak lupa tangan satunya mengelus bukit gemuk dada neneknya.
Jika diperhatikan dengan benar ditengah-tengahnya ada tonjolan yang menjiplak jelas di bajunya.

Semenjak nenek aldo memiliki anak, dia tidak pernah menggunkan BH saat tidur. Mungkin ini supaya mempermudah neneknya menyusui naila saat malam.

Tangan aldo kemudian mulai naik ke atas menuju ke area selangkangan disana aldo di sambut celana dalam nenek inah. Celana dalam berwarna krim agak longgar memperlihatkan bayangan gelap. Disekitar celana dalam dapat dilihat bulu-bulu yang keluar yang tidak bisa d tampung oleh celana dalam.

Perlahan aldo melepaskan celana dalam sampai terlepas dari kaki. Di renggangkannya paha si nenek hingga terpampang di depannya semak belukar lebat mengeliling daerah kewanitaan. Ditengah-tengah ada gelimbir yang tertutup menutupi lubang kewanitaan si nenek.

Menggunakan kedua jempolnya aldo kemudian membuka gelimbir tersebut sehingga terlihat daging pink pucat kering di dalamnya.

“Hmmm…hmmm..mmm??? Astaga aldo apa yang kamu lakukan? ”

Nek inah yang sedang tidur terlelap terbangun ketika merasakan bagian bawahnya dingin. Saat bangun nek inah terkejut melihat bagian bawahnya sudah tidak memakai apa-apa dan aldo cucunya sedang melihat daerah terlarangnya.

“Do, apa yang kamu aaaAAAhhhh.. ”

Nek inah ingin menegur aldo tapi suaranya terputus karena aldo langsung memasukan lidahnya kedalam lubang terlarangnya.

“Aahh.. Aahh di, berentii.. Do… Berenti”

“Ssstt nek jangan berisik nanti kakek bangun”

Melihat neneknya mulai berisik aldopun berenti dan menyuruh neneknya diam. Setelah itu aldopun melepaskan celana beserta celana dalamnya. Terlihat batang daging berukuran jumbo berurat agak mengarah keatas.

Aldo maju ke arah neneknya sampai batang dagingnya selaras dengan lubang neneknya.

“Do, tunggu dulu,, pake kondom,, pake kondom.. Nenek lagi subur.. ”

Melihat batang daging berurat itu mau masuk k dalam lubangnya, nek inah segera menyuruh aldo memakai pengaman.

“Aldo gak ada kondom, lebih enak telanjang gini nek”

“Nenek ada.. Kondomnya ada di lemari.. Cepat pakai”

“Yah… ”

Aldopun memasang kondom.

“Kecil nek kondomnya sempit… ”

“Pakai aja yang ada dulu… Hari ini nenek berisiko. ”

“Ya udah deh”

Melihat tidak ada kompromi dari neneknya aldopun hanya pasrah. Kembali aldo merenggangkan kaki neneknya lalu melaraskan ujung batangnya searah lubang neneknya.

“Pelan-pelan do, punyamu besar uuuggghhht..

Sebelum nek inah menyelesaikan ucapannya dia terhenti karena aldo langsung memasukan seluruh batang dagingnya yang jumbo sampai mentok k rahim nek inah.

Nek inah seketika tersentak merasakan dinding rahimnya di tabrak ujung batang cucunya. Terlihat mekinya melebar karena paksaan dari batang daging cucunya.

“Uhhh enak nek,, punya nenek memang tak ada duanya.

Ucap aldo setelah merasakan batangnya masuk sampai mentok ke rahim neneknya.

” Ugggtt.. Udddaahh nnekkk bi.. Bilaanggg pelaaannn pelllaannn uggggght”

Nek inah tak kuasa menahan rasa mati rasa di daerah selangkangnya karena ulah cucunya.

Aldo mulai menggoyangkan pinggangnya maju mundur. Tak lupa aldo menyingkap baju neneknya sampai ke leher sampai terlihat gunung besar dengan bundaran hitam di tengahnya. Di mainkannya gunung neneknya sambik memompa meki neneknya.

Aldo terus memompa dari ritme pelan-sedang- sampai ritme cepat. Tak terasa sudah sejam aldo menyetubuhi neneknya. Nek inah hanya bisa terengah-engah sambil menutup mulutnya dengan kain supaya suaranya tidak keluar. Tangannya mencengram dengan kuat menyeimbangi sodokan dari cucunya.

Entah berapa kali nek inah keluar sudah banyak cairan bening yang keluar dari lubang mekinya sampai setiap aldo menyodok ke depan terdengar seperti cipratan air. Kain kasur d bawahnya sudah basah akibat tetesan cairan bening nek inah.

Gunung nek inahpun tak lepas dari cengkaram aldo. Terlihat cairan susu nek inah keluar dari ujung putingnya menumpahi sekitar putingnya baik akibat di remas aldo maupun tumpah saat aldo menyedot susu nek inah.

Saat ini Aldo menyetubuhi neneknya dalam posisi nek inah membelakangi aldo dan baru saja nek inah keluar lagi. Melihat neneknya keluar lagi aldo mencabut batangnya dari lubang meki neneknya.

Melihat ada gunting d atas lemari terbesit ide di kepala aldo.

Sampai di sini dulu….