Nagita Story

Perkenalan.

Hallo, nama ku Nagita. Bukan artis yang selalu ada di televisi, tetapi kalau kalian mau membayangkan aku seperti Nagita yang di televisi juga, gpp kok :*

Aku sudah menikah dengan seorang pria yang sudah ku kenal dari bangku kuliah. Dia adalah Kakak tingat ku, yang umurnya itu beda sekitar 6 tahun dengan ku. Namanya Nico. Kami menikah, dan sekarang sudah memiliki dua orang anak lelaki. Yang pertama Tommy, sekarang kelas 2 SMP. Kemudian yang kedua Radit, kelas 5 SD. Suami ku, bekerja di proyek pembangunan milik pemerintah. Sedangkan aku, seorang ibu rumah tangga, yang juga sibuk mengurus bisnis online ku (jual beli baju wanita sampai lingerie). Hobi ku, memasak, menulis, sampai nonton film porno dengan sedikit ditambah mastrubasi.

Bermula dari keisengan ku, kebiasaan menonton film porno sambil mastrubasi, aku semakin lama semakin merasa sedikit liar. Banyak jenis film yang aku suka, tetapi yang paling ku suka adalah film yang pemeran utama wanitanya binal. Wanita sexy, yang suka menggoda lawan jenisnya. Semakin lama fantasi ku pun semakin liar. Sampai di hari itu, ketika anak-anak ku sudah berangkat sekolah. Aku merasa sedikit bosan, dan lapar. Aku kemudian mulai mencari sebungkus indomie di dapur.

Sayangnya tidak ada.

Kemudian aku pun berencana pergi ke indomaret untuk membeli beberapa bungkus indomie, dan mungkin beberapa makanaan ringan untuk anak-anak ku nanti. Indomaret terdekat sebenarnya ada di depan komplek perumahan kami, tetapi karena mobil yang aku bawa bensinya sudah hampir mau habis, aku memutar sedikit lebih jauh ke arah kota. Awalnya aku merasa ini perjalanan yang normal, sampai ketika aku mau mengisi bensin, ada kejadian yang benar-benar tidak ku sangka.

Kebetulan Pom bensinya saat ini, tidak terlalu ramai.

Selamat Pag,.

Kemudian si Mas pelayan di spbu itu terdiam sambil perlahan menelan ludah dengan sedikit grogi. Matanya tertuju tepat kearah kedua payudara ku yang memang cukup besar ini. Tunggu. Kataku dalam hati, ketika sadar kalau baju kaos yang ku pakai ini benar-benar tipis sehingga bra yang aku pakai benar-benar jelas terlihat. Bukannya risih tetapi aku perlahan malah mencoba untuk gerakan dadaku perlahan, karena sedikit penasaran melihat reaksinya. Matanya ternyata menikuti setiap gerakan kecil yang aku lakukan. Ya ampun. Maaf mas, aku lupa bawa jaket. Kata ku sedikit basa-basi, supaya terdengar santai. Matanya langsung menatap liar ke arah ku.

Oh engga apa-apa ka. Tapi, engga mending dibuka aja gitu? Tanyanya, dengan sedikit cengengesan engga jelas. Kurang ajar, ya mas ? Tanya ku dengan sedikit cemberut. Mukanya kemudian berubah panik, padahal saat itu aku hanya sedang menggodanya.

Cepet isi deh. mas! kata ku sedikit membentak, sambil memberikan ssejumlah uang padanya. Gerakkannya yang panik, terlihat menggemaskan bagi ku. Sambil menertawainya, di otak ku muncul sebuah ide yang liar. Dengan cepat aku melepas bra yang sedang aku pakai. Tujuannya? entah lah, aku mungkin cuma penasaran apa yang bisa terjadi selanjutnya.

Sudah, ka. Kata si mas, terlihat sedikit takut sekarang. Dia sepertinya tidak melihat perbedaan besar yang aku lakukan. Mas! Matanya langsung menatap ku, ketika aku setengah berteriak.

Kata kamu, masih nanggung ngga? Tanya ku, sambil mengangkat kaos ku hingga kedua payudara ku terlihat seakan-akan loncat keluar. Anjing, nakal banget gue. Kata ku dalam hati, sambil puas ketika melihat ekspresi kaget dari target pertama ku ini.

BH-nya dimana kak? Kata dia terlihat kembali cengengesan engga jelas. Lalu ku perlihatkan bra yang tadi ku pakai, dan ternyata dengan secepat kilat malah langsung di sambarnya. Eh, mas mau apa? tanya ku heran, ketika dia mulai menciumi bra ku. Gila, ini kan di luar. Pikir ku, sambil mulai panik melihat ke sekitar. Tanpa pikir panjang, aku langsung kabur dari pom bensin. Meninggalkan bra yang padahal baru ku beli seminggu yang lalu.

Sepanjang jalan jantung ku berdebar. Gila-gila. Engga tau kenapa, aku merasa sangat nakal saat ini. Tubuh ku merespon, dengan sedikit nakal. Teggang, dan basah. Aku berhenti sejenak di pinggir jalan, untuk sedikit menenangkan diri.

Sejenak setelah merasa cukup tenang, aku kembali berkendara menuju indomaret.

Di Indomaret.

Aku sekarang sedang memilih beberapa jenis snack, dan varian indomei. Cukup banyak orang yang sedang berbelanja, kebanyakan siswi sma. Mereka yang mulai berbisik-bisik sambil mengkode-kode mengarah tepat kepada ku. Itu menyadarkan ku, sekarang aku tidak menggunakan bra, dan kaos ketat, aku benar-benar terlihat sangat nakal. Ya ampun, aku akan menjadi contoh yang buruk bagi mereka. Pikir ku dalam hati.

Ketika sedang asyik memilih snack, aku melihat seorang pelayan di indomaret yang sedari tadi memperhatikan ku. Karena dia seorang pria, maka bagi ku itu terasa normal. hihi

Selain para siswi sma, ada 3 orang pelayan indomaret (satu pria).

Mas, kalau yang ini ada yang lebih gede? Tanya ku, membuatnya terpaksa mendekati ku. Aku sedikit gemas, ketika melihatnya tersenyum mesum ketika mendekati ku. Ini orang kayaknya bahaya kalau aku goda terlalu jauh. Sejenak kemudian aku berpikir, ketika si mas indomaret ini mendekati ku. Goda? Jangan? Terus kepikiran sampai akhirnya aku melihat celana dengan batang kontol yang sepertinya mulai mengeras. Gila, kok gue malah penasaran ya? Tanya ku, dalam hati.

Ini, paling gede kak. Kalah sih, sama yang kaka. Kata si mas indomaret ini, sambil kembali tersenyum mesum. Berbeda dengan si mas si spbu, untuk mas indomaret ini aku tidak terlalu menanggapinya. Aku menanjutkan membeli beberapa snack dan minuman ringan botol besar, dengan gerakan yang aku buat sedikit perlahan. Seperti slow motion adegan sexy di film luar negri pikir ku. Hasilnya? Aku melihat celana si mas indomaret sedikit basah. Tunggu, itu pre-cum? Ya ampun, apa itu karena aku?

Ini sepertinya sudah terlalu jauh, aku langsung buru-buru membayar semua barang yang aku beli. Hasilnya tiga kantung kresek ekstra besar. Sejenak aku bberpikir karena sepertinya sulit untuk membawanya sekaligus, lalu si mba pelayan indomaret yang peka meminta temannya, si pria mesum tadi, mengantarkan ku. Dengan sigap, si mas indomaret yang sedari tadi memperhatikan ku dari jauh ini mendekati ku. Kami sekarang keluar dari indomaret, menuju kearah mobil ku yang terparkir percis di depan pintu masuknya.

Setelah memasukkan seluruh barang belanjaan ku, aku sedikit berbasa-basi dengan berterima kasih kepadanya. Terima kasih aja, kak ? Katanya, seperti coba menggoda ku.

Nagita : Mau apa lagi?

Mas Indomaret : Mau yang enak, dong kak.

Matanya sekarang melihat tubuh ku dengan sangat liar, membuat ku semakin penasaran.

Nagita : Nanti kamu di cariin loh.

Kataku menggodanya. Dia sekarang terlihat sedikit berpikir.

Mas Indomaret : Kaka tunggu di gang sebelah, gimana? Aku ijin dulu.

Mukanya yang mengiba, sambil membenarkan posisi kontolnya yang salah arah membuatku sedikit tertawa gemas. Pikiran jorok ku melayang, berimajinasi sedikit liar, soal apa yang mungkin terjadi kalau aku menurutiya.

Nagita : Jangan lama-lama, ya.

Kemudian sekitar 5 menit kemudian.

Tidak terlalu lama aku menunggunya, si mas indomaret tadi langsung mengetuk kaca jendela mobil ku dengan tidak sabar. Aku kemudian membuka sedikit jendela mobil, supaya kami bisa sedikit berbincang-bincang.

Nagita : Ada apa, ya?

Tanya ku, coba menggoda seorang pria yang sepertinya sudah sangat bernapsu ini.

Mas Indomaret : Mau, ngentot.

Katanya sambil senyum senyum mesum, gemas.

Nagita : Eh, aku engga bilang ngentot ya!

Dia kemudian terlihat masih cengengesan tidak jelas membuat aku ingin sedikit menggodanya. Mungkin tadi dia kira aku bercanda? Sekarang aku coba menaikan suara ku, supaya terlihat lebih serius. Kalau kamu berani pegang, aku teriak! Kata ku sedikit menakut-nakutinya. Dia kemudian terlihat sedikit bingung.

Mas Indomaret : Sepongin ?

Nagita : Engga. Liat aja kalau berani nekat.

Mas Indomaret : Kan mau enak,

Nagita : Pake tangan kamu sendiri lah.

Kemudian dia terlihat bingung, berpikir lalu kemudian dia akhirnya pasrah, dan setuju dengan apa yang kata ku. Aku kemudian membuka pintu, dan membiarkannya masuk kedalam mobil ku. Aku yang duduk di sampingnya, sesekali tersenyum puas melihatnya yang seperti sedikit grogi sekarang. Ini tisunya. Kata ku, sambil memberikan beberapa lembar tisu pada si mas indomaret. Wajahnya yang awalnya terlihat tidak terlalu senang, sekarang terlihat lebih pasrah. Dia mulai membuka resleting celananya. Untuk sesaat aku deg-degan. Terlebih, ketika kontol berukuran standar keluar dari dalam celananya.

Nagita : Hmm. yang cepet ya.

Mata ku setengah tidak percaya dengan pada apa yang sekarang terjadi. Si mas indomaret mulai mengbocok kontolnya, sambil seakan-akan menelanjangbi ku. Curangnya, ketika ini hampir sampai, si mas indomaret ini pasti berhenti. Banyak sekali alasannya.

Nagita : Cepet, dong.

Mas Indomaret : Bantu, ka.

Sejenak aku terdiam, dan berpikir. Biar cepet deh. Kata ku sambil mengangkat sedikit baju ku, jadi si mas indomaret ini bisa melihat kedua payudara ku secara langsung. Matanya berbinar, terlihat lebih mesum. Lalu.

DALAM PROSES…