MISTERI RUMAH TEMPAT NGENTOT
Villa ”golden olive” adalah salah satu villa mewah di kawasan puncak bogor yg dimiliki oleh Hobert Dominguas. Tak hanya mewah , villa ini pun cukup luas dgn bebebrapa bagiannya masih berupa areal pepohonan yg rimbun memberikan nuansa asri dan hijau. Bangunan utamanya cukup besar dan berjarak cukup lumayan dari pintu gerbang.
Semenjak tewasnya aceng , Ny. Dominguas memutuskan untuk membawa Donita ke villa ini. Perempuan itu hingga saat ini masih tak sadarkan diri karena penyakit misterius , dan Ny. Dominguas bersikukuh untuk tak membawa Donita ke rumah sakit . Enam orang anak buah kepercayaan keluarga Dominguas menjaga villa tersebut , dua orang di pintu gerbang , dua orang di dalam dan dua orang lagi berpatroli di sekeliling villa.Mereka semua adalah orang orang terlatih yg tak hanya jago berkelahi tetapi juga piawai menggunakan senjata api. Aldo dan roy saat itu mendapat giliran berpatroli , aldo menyusuri sektor barat villa sedangkan roy di sektor timur.
“roy…bagaimana situasi timur..over….” aldo menghubungi rekannya.
“timur aman…bagaimana barat ..over….” roy menjawab.
“all clear …tetap siaga saja..over and out..” aldo memutuskan komunikasi.
Malam itu cuaca sepertinya cukup bersahabat walau agak berawan , secercah cahaya bulan membuat areal villa tak terlalu gelap. Sektor barat yg sedang aldo telusuri sebagian besar wilayahnya masih banyak pepohonan yg rimbun , pada siang hari memang terlihat asri tetapi di malam hari terasa agak menyeramkan. Aldo menyorotkan senternya ke segala arah mencari sesuatu yg mencurigakan , walau dalam hati ia tak begitu yakin akan ada orang yg bisa menyusup masuk ke dalam villa ini.
Tiba tiba suara gemerisik diantara pepohonan menghentikan langkah aldo , ia menajamkan pendengarannya. Suara gemerisik itu terdengar lagi bahkan kali ini diakhiri dgn suara benturan keras pada sebuah pohon besar , terlihat pohon itu bergetar dan daunnya berjatuhan. Sesaat aldo bermaksud untuk menghubungi rekannya , tetapi ia mengurungkan niatnya dan memeriksa sumber suara itu sendiri karena bisa saja itu hanya binatang malam.
Aldo bergegas mendekati pohon tadi , senternya disorotkan ke segala penjuru , waspada seandainya ada yg menyerangnya walau hanya binatang , aldo mencabut pistolnya. Suara gemerisik itu terdengar lagi , kali ini dari atas pohon , aldo mengarahkan senter dan pistolnya ke arah suara.
“ooo…shit….!!!” Aldo terkejut. Di salah satu batang pohon berdiri sesosok pocong dgn kain kafan lusuhnya , sorot lampu senter yg menyinari wajah pocong itu membuatnya semakin terlihat menyeramkan.
Walau terkejut tetapi nalurinya sebagai bodyguard yg terlatih untuk tak takut apapun membuatnya bersiap menyerang pocong itu menggunakan pistolnya. Suara tembakan memecah keheningan malam saat aldo memuntajkan pelurunya , ia tak berhenti menembak sampai pistolnya berbunyi klik tanda peluru habis. Seluruh peluru aldo tepat mengenai pocong itu , masih di tempatnya semula pocong itu terlihat limbung , lalu bergoyg ke depan dan belakang seperti mainan anak anak sebelum akhirnya melayg jatuh.
Aldo terus menyoroti pocong itu saat melayg jatuh , tetapi ketika hanya tinggal beberapa senti dari tanah , gerakan pocong itu berubah . ia tak terus melayg jatuh , tapi jutru melayg terbang langsung ke arah aldo dan langsung menggigit leher lelaki malang itu yg sama sekali tak menygka akan terjadi hal seperti ini. Aldo pun tewas kehabisan darah dan pocong itu pun melesat menghilang.
Dari dalam ruangan tempat Tekin dan Sam berjaga , tepatnya di depan kamar Donita , suara tembakan pistol Aldo jelas sekali terdengar. Mereka pun segera waspada dan menyiapkan pistolnya.
“aldo..roy..ada masalah….over…???”
tak ada jawaban
” aldo..roy…do you copy…over…??? “ tetap tak ada jawaban
“gerbang..gerbang….apa ada masalah….??” Penjaga gerbang pun tak menjawab.
“gimana sam..?? “ Tekin bertanya pada rekannya.
“ada yg gak beres nih…coba kamu periksa nona Donita apa masih aman..?? “ jawab sam
Tekin membuka pintu kamar Donita dgn hati hati , ia tak masuk ke dalam dan hanya melongok saja di pintu . Donita masih terbaring dgn damainya . Tekin berlama lama memandangi Donita , bukan untuk memastikan keamanannya melainkan sekedar menikmati kecantikannya yg bagaikan putri salju. Baru beberapa saat kemudian ia menutup pintu kembali.
Saygnya atau untungnya , Tekin tak masuk ke dalam kamar , karena jika ia lakukan itu maka ia akan melihat sosok pocong yg berdiri di balik pintu kamar.
Tiba tiba terdengar suara gedombrangan dari arah dapur , seperti ada yg mengamuk dan membanting banting peralatan dapur. Sam dan Tekin saling berpandangan , sikapnya semakin waspada , pistol mereka siap ditembakkan kapan saja.
“biar gue periksa….!!!” Kata sam sembari bergerak berhati hati menuju dapuryg terletak di bagian belakang villa.
Sesampainya di dapur ia tak menemukan siapapun disana , tetapi kondisi dapur seperti baru saja terkena ledakan bom , sangat beranTekinn. Panci , wajan dan peraltan dapur lain berserakan di lantai , meja dan kursi semuanya terguling dan di beberapa sudut dapur terlihat pecahan pecahan gelas dan piring. Sam melangkah dgn hati hati diantara peralatan dapur yg berserakkan di lantai , ia bermaksud mengecek pintu belakang. Dan anehnya pintu belakang masih terkunci rapat.
Hal ini membuat Sam bingung , siapa yg meng acak acak dapur dan kemana dia pergi , pintu belakang masih terkunci , sementara jika ia lari ke dalam pasti akan bertemu dgnnya. Dalam kebingungannya , tiba tiba ia mendengar suara tembakan dari ruang depan.
“shit…Tekin….!!!” Sam segera berlari menuju kamar Donita , tetapi kali ini ia tak hati hati hingga tersandung kursi yg terbalik di lantai , badan sam pun melayg meluncur jatuh menimpa perabotan yg berserakan di lantai. Sumpah serapah pun keluar dari mulut sam.
Tetapi mengabaikan rasa sakitnya , ia segera memungut kembali pistolnya yg terjatuh dan bergegas menuju kamar Donita. Sesampainya di depan kamar , ia menemukan Tekin sudah tergolek tak bernyawa di lantai. Mendapati rekannya sudah tak bernyawa , dgn kekuatan penuh sam menendang pintu kamar dan langsung menyerbu masuk . Pintu kamar terbuka dgn keras , sam melompat masuk dan mendapati empat orang tak dikenal sedang merubungi Donita yg masih terbaring di tempat tidur.
“jangan bergerak….!!!” Sam berteriak sembari mengacungkan pistolnya.
Empat orang itu yg ternyata adalah pak Mahmud , abdul , Misro dan udin . Semuanya terdiam tak bergerak sembari menatap Sam.
“siapa kalian..???” teriak Sam lagi Pak Mahmud hanya tersenyum dan bergerak mendekati Sam.
“Diam di tempat pak tua…!!!”
Pak Mahmud menghentikan langkahnya , dan sembari tetap tersenyum ia menunjuk ke arah langit langit kamar.
Curiga pak Mahmud sedang menipunya , Sam tak mempedulikan arah yg ditunjuk pak Mahmud. Dan akibatnya sungguh fatal , sam tak melihat sosok pocong meluncur turun dari atas dgn posisi terbalik , ia baru menyadarinya saat wajah pocong itu sudah berhadapan langsung dgn wajahnya. Selain menyeramkan , wajah pocong itu juga mengeluarkan bau busuk yg membuat sam limbung ke belakang.
Secepat kilat pocong itu menyambar wajah sam dan mengigit hidung lelaki itu. Rasa sakit dan ketakutan yg menjadi satu membuat sam secara refleks menodongkan pistol ke bagian belakang kepala pocong itu lalu tanpa ragu menarik pelatuknya. Dan sebutir peluru meluncur menembus pocong sekaligus kepala sam , ia tewas oleh pelurunya sendiri.
Setelah sam tewas , si pocong meluncur kembali ke atas dan menghilang. Abdul cs bergidik ngeri melihat semua kejadian itu , mereka bersyukur karena pocong itu ada di pihak mereka. Pak Mahmud kini kembali menghampiri Donita, keempat lelaki itu menatap Donita yg tertidur dgn pandangan penuh nafsu. Betapa tak.., Donita tertidur dgn pakaian tidur yg potongan dadanya cukup rendah sehingga setengah dari payudaranya tersembul keluar , bentuk puting yg tercetak disana menandakan Donita tak mengenakan Bra.
Pak Mahmud menyingkap bagian bawah baju tidur Donita , pahanya yg begitu mulus sungguh menggoda , apalagi kemaluannya yg masih tertutup celana dalam sungguh membuat penasaran. Pak Mahmud mengambil sebuah lintingan tembakau dari sakunya , dgn sigap Abdul membantu menyalakannya.
Pak Mahmud menghisap lintingan tersebut layaknya rokok , lalu menghembuskan asapnya ke sekujur badan Donita . Dihisapnya lagi lintingan itu , dan kembali asapnya dihembuskan ke badan Donita. Tujuh kali ia melakukan hal tersebut. Dan sungguh ajaib , pada hembusan ketujuh jari jemari Donita mulai terlihat bergerak , matanya perlahan mulai terbuka walau pandangannya masih kosong.
“Donita….bangunlah nak….bangunlah….” perintah pak Mahmud . bak terhipnotis Donita bangkit dari tempat tidur dan berdiri.
“Donita…saya pak Mahmud.., dan kamu akan mengikuti semua perintah saya “.
“iya..pak Mahmud” rupanya asap tadi tak hanya membangunkan Donita tetapi juga menghipnotisnya .
Pak Mahmud berjalan mengitari Donita yg sedang berdiri , sisa lintingannya terus ia hisap dan asapnya dihembuskan pada Donita , hingga benar benar habis. Setelah habis ia kembali berdiri di hadapan Donita , ditatapnya sejenak wajah cantik perempuan itu lalu tali bahu baju tidur Donita ia turunkan dua duanya sehingga pakaian tersebut langsung meluncur jatuh ke lantai.
Tak ada respon apapun dari Donita , yg bereaksi justru abdul , Misro dan udin . nyaris bersamaan mereka menelan ludah saat melihat keindahan lekuk lekuk badan Donita yg sudah terbuka , hanya tinggal celana dalam saja yg menempel pada perempuan itu. Pak Mahmud pun segera melepas pakaian, dan hanya menyisakan juga celana dalamnya. Dirangkulnya badan Donita , dan ia langsung mencium bibir perempuan itu.
Donita ternyata merespon dgn liar saat pak Mahmud menciumnya , lidah mereka saling bertaut. Sembari berciuman dgn panasnya , tangan pak Mahmud menyusup masuk ke dalam celana dalam Donita , jari jemarinya bermain dgn nakalnya di kemaluan perempuan itu , permanianan lidah Donita makin liar tanda ia mulai terangsang.
Pak Mahmud kemudian menurunkan celana dalam Donita , sehingga badan perempuan cantik itu kini benar benar polos. Dan kembali tiga begundal hanya bisa menelan ludah ,walau kemaluan mereka sudah menegang dan nafsunya sudah mulai naik tinggi , tetapi tak ada seroangpun yg berani mendekat apalagi menyentuh Donita tanpa seizing pak Mahmud.
“Donita ..buka celana bapak…” perintah pak Mahmud.
Perempuan itu segera berlutut dan tangannya hendak membuka celana dalam pak Mahmud , tetapi tiba tiba lelaki tua itu mencegahnya.
“jangan pakai tangan, .pakai mulut…” kata pak Mahmud.
Sungguh pemandangan yg erotis saat seorang wanita muda nan cantik berkulit putih mulus , berlutut membuka celana seorang lelaki tua berkulit butek hanya dgn mulutnya.
Sentuhan bibir Donita saat melepas celana , memberi sensasi tersendiri bagi pak Mahmud. Setelah celana pak Mahmud terbuka, tanpa diperintah dgn spontan Donita meraih kemaluan lelaki tua itu dan mulai melakukan oral sex dgn sangat ahli. Lidahnya menjilati dan melingkari kepala kemaluan itu untuk beberapa saat , kemudian turun menyusuri batangnya dari atas ke bawah kembali lagi keatas begitu sterusnya berkali kali.
“oughh..ternyata kamu jago nyepong juga….” Pak Mahmud sungguh tak menygka Donita bisa selihai ini.
Donita kini mulai melakukan kuluman , dimulai dari kepalanya yg mirip jamur , lalu berlanjut hingga hampir seluruh kemaluan itu masuk kedalam mulutnya. Jilatan , hisapan dan kuluman mulut Donita ternyata begitu membuat pak Mahmud terbuai. Bisa dibaygkan apa yg terjadi dgn abdul , Misro dan udin . mereka hanya bisa menonton dgn air liur menetes , beberapa kali mereka terlihat membetulkan celana masing masing yg makin terasa sempit.
Tak tahan lagi dgn sepongan Donita , pak Mahmud menyuruhnya berdiri , diangkatnya badan perempuan itu lalu dibaringkan di kasur. Pak Mahmud mulai menindih badan Donita , kemaluannya ia bimbing ke liang kemaluan , ia dorong pantatnya maju dgn perlahan.
“aaaaahhhh….”
Donita mendesah saat kemaluan pak Mahmud mulai menyeruak masuk ke dalam kemaluannya. Pak Mahmud terus mendorong kemaluannya hingga amblas seluruhnya , lalu ditariknya sedikit dan didorong lagi. Setiap gesekan kemaluan pak Mahmud selalu direspon dgn desahan dan erangan kenikmatan oleh Donita . Pak Mahmud mulai melakukan genjotan dari perlahan hingga makin cepat . Badan Donita terguncang guncang , kepalanya mendongak ke atas , payudaranya bergoyg goyg begitu menggoda , begitu erotis.
“aahh..ahhh….ooohh….aaahhhh…”
Desahan dan erangan keluar dari mulut Donita , membuat pak Mahmud kian bernafsu , ia hentikan goygan payudara Donita dgn mulutnya , puting susu perempuan itu ia kulum dan sesekali digigit dgn lembut. Donita pun menjadi kian bernafsu , pinggulnya ikut bergoyg mengimbangi gerakan pak Mahmud. Badan mulus Donita kini basah oleh keringat , genjotan pak Mahmud kian lama kian gencar.
“aahh…oohhh…ahhh….sssh….aahhhh….”
“ooohh….oohhh…aaahhh…ahhhh…..”
Akhirnya setelah beberapa lama , Donita mencapai puncak kenikmatan. Badannya melengkung , kakinya menendang nendang bagai bayi ,kemaluannya berdenyut denyut. Dan tak lama berselang , pak Mahmud mencapai orgasme juga , semburan sperma dgn deras menyembur mengisi rahim Donita. Badan keduanya pun melemas , nafas Donita terengah engah seperti habis melakukan sprint , payudaranya bergerak naik turun.
Trio abdul , Misro dan udin hanya bias melongo dgn air liur menetes menyaksikan adegan tersebut , mengingatkan kita pada trio dono , kasino dan indro saat melihat perempuan cantik. Pak Mahmud kemudian membawa Donita yg masih dalam pengaruh hipnotis ke kamar mandi , terdengar bunyi shower saat mereka di dalam. Hanya beberapa menit saja mereka di dalam , dan saat keluar Donita sudah tampak lebih cantik dan segar. Salah satu pemandangan yg enak dilihat adalah saat seorang perempuan cantik baru saja selesai mandi.
Pak Mahmud memakai kembali pakaiannya , juga Donita yg kembali mengenakan pakaian tidurnya. Lelaki tua itu lantas memberi tanda pada Misro dkk untuk segera pergi dari sana. Mereka membawa Donita ke sebuah taksi yg terpakir di luar villa. Taksi itu dibawa oleh abdul dan bukan taksi biasa, melainkan taksi yg memang dirancang khusus untuk melakukan kejahatan.
Abdul adalah anggota komplotan yg sering melakukan perampokan pada penumpang taksi , dan jelas sebagian besar korbannya adalah wanita. Modusnya dgn membawa korban ke daerah sepi dimana anggota lain sudah menunggu untuk menyergapnya dan mengambil seluruh harta benda milik si korban. Dan tak jarang jika korbannya lumayan cantik , dipastikan ia akan mengalami pelecehan seksual bahkan pemerkosaan . yg pasti seorang mahasiswi cantik pernah terenggut kehormatannya di taksi itu.
Sebuah mobil BMW biru melaju agak kencang menembus malam menuju villa “golden olive”. Herman sendirian mengemudikan mobil itu , kepalanya bergoyg goyg seirama dgn musik linkin park yg bergaung dari audio systemnya. Ia berniat menemui Donita disana karena kebetulan selama tiga hari ke depan jadwal kuliahnya kosong.
Herman sebenarnya merasa heran , kenapa ibunya Donita tak mau membawa anaknya ke rumah sakit , malahan dibawa ke villa keluarga di bogor. Setaknya hal ini sedikit merepotkan Herman jika hendak menemui Donita , karena harus pergi ke luar kota.
Selain itu Herman juga heran dgn penyakit Donita yg bahkan dokter pun tak bisa mendiagnosanya. Sebersit pemikiran sempat terlintas di benaknya , jika penyakit Donita mungkin berhubungan dgn kasus pemerkosaan yg pernah Herman saksikan dulu , tetapi dimana hubungannya ia tak tahu. Mobil Herman sudah memasuki jalan kecil yg berujung di villa “golden olive”.
Sesampainya di gerbang villa , Herman merasa curiga melihat gerbang yg terbuka lebar dan tak seorangpun penjaga yg terlihat. Ia pun menghentikan mobilnya di depan pos penjagaan dekat pintu gerbang. Dgn berhati hati , Herman keluar dari mobil dan memeriksa pos penjagaan. Saat melongok ke dalam ia terkejut melihat dua orang penjaga telah tewas dgn luka gigitan dileher.
Perasaan Herman mulai tak karuan , ia menkhawatirkan keselamatan Donita. Belum sempat Herman kembali ke mobilnya , sebuah taksi melaju kencang ke arahnya . Tetapi karena sedikit terhalang oleh mobil Herman saat hendak berbelok ke luar villa , laju taksi itu melambat dan saat itulah Herman melihat jika kekasihnya dalam bahaya , ia masih hafal wajah orang orang yg bersama Donita adalah wajah para pemerkosa suster asti. Sontak Herman berlari mengejar taksi yg sudah berbelok ke luar villa itu.
“Woiii…berhenti looo…!!!!!!” teriak Herman sembari terus berlari mengejar taksi yg kian menjauh.
Herman semakin mempercepat larinya sampai akhirnya nafasnya pun habis , sementara taksi yg menculik Donita semakin menjauh saja. Herman terdiam dan berhenti untuk mengatur nafasnya kembali dan saat itulah ia baru menyadari kebodohannya mengejar mobil itu dgn berlari. Ia pun bergegas berbalik menuju villa , tak lama kemudian sebuah BMW biru melaju kencang mencoba mengejar taksi tadi. Butuh waktu beberapa menit sampai akhirnya Herman berhasil mengejar dan menguntit taksi itu tepat dibelakangnya.
“dul…orang yg tadi dul…..” Misro memperingatkan abdul saat melihat mobil Herman telah berada di belakangnya.
“iya…gue tahu..gue tahu….!!!” Jawab abdul sembari terus melirik ke kaca spion.
Donita yg masih berada dalam pengaruh gendam pak Mahmud tak bereaksi apa apa , tatapan matanya kosong lurus ke depan. Satu peluang dilihat Herman , ia menabrak bagian belakang taksi itu sehingga lajunya menjadi sedikit oleng.
“anjjiiiiinggg……!!!!!” abdul memaki sembari berusaha mengendalikan taksinya.
Suara decitan rem dan gesekan ban dgn aspal jalan memecah kesunyian malam atau mungkin tepatnya dini hari di jalanan yg sepi itu. Abdul berhasil mengendalikan taksinya kembali , dan kini lebih mewaspadai setiap gerakan yg dibuat Herman.
Ia melihat mobil Herman berusaha menyusul dari kanan , maka taksinya bergerak ke kanan untuk menghalangi , begitupun saat mobil Herman bergerak ke kiri dgn sigap abdul menghalanginya. Kedua mobil itu meliuk liuk di jalanan yg sepi mencoba saling menyusul dan menghalangi. Abdul tersenyum penuh kemenangan karena Herman tak juga berhasil mendahuluinya. Sebaliknya pada Herman , ia mulai frustasi dgn situasi ini.
Kesempatan Herman untuk menyusul akhirnya datang juga , sebuah truk besar melintas dari arah berlawanan , cahaya lampunya menyilaukan mata abdul dan membuatnya lengah. Celah ini dimanfaatkan Herman untuk bergerak ke sisi kanan sesaat setelah truk itu melintas. Abdul yg terkejut melihat mobil Herman sudah berada di sampingnya , spontan membanting setir ke kanan dan Herman pun menyambutnya dgn membanting setir ke kiri.
Akibatnya kedua samping mobil itu berbenturan dgn kerasnya , walaupun keduanya masih tetap melaju dgn posisi berdampingan. Dalam posisi mobil berdampingan , Herman sekilas berusaha melirik Donita yg berada di jok belakang. Entah sengaja memanasi atau tak , Misro dan udin terlihat sedang menciumi leher Donita sembari meremas payudaranya. Baju tidur perempuan itu sudah melorot ke bawah.
Walau Cuma sekilas tetapi hal itu cukup untuk membuat Herman mendidih penuh amarah , diinjaknya pedal gas lebih dalam , ia akan menghadang taksi itu agar berhenti. Dan Herman pun hampir saja berhasil mendahuluinya , ketika tiba tiba ada sesuatu yg melayg dari atas dan jatuh menghalangi laju mobilnya. Refleks Herman menginjak rem , decitan ban mobil terdengar menyayat telinga. Taksi abdul sudah semakin menjauh meninggalkannya.
Saat Herman hendak mengejar kembali , ia baru menyadari dan terkejut melihat benda yg tadi menghalanginya. Benda itu ternyata adalah sesosok mahluk yg menyeramkan , terbungkus kain kafan lusuh dgn ikatan di atas kepalanya.
“pocong..???!!!!”
Herman terkejut karena baru pertama kali melihat langsung sosok pocong. Rasa takut sempat terbersit melintas di hati Herman , tetapi saat teringat jika Donita tengah digeraygi oleh para penculiknya , ketakutan itu langsung sirna. Herman memundurkan mobilnya , lalu pedal gas ia injak dgn keras sehingga mobilnya melesat ke depan dgn kecepatan penuh menabrak pocong dihadapannya sehingga terpental ke atas dan tak terlihat lagi.
Herman melirik kaca spion dan tak ada tanda tanda pocong tadi muncul lagi Mengira pocong itu telah pergi , ia kini kembali focus pada pengejaran . Tetapi tiba tiba , terdengar suara benturan di sisi kanan mobilnya . dan sungguh terkejut Herman saat melihat pocong tadi kini menempel disana dgn wajahnya yg menyeramkan menekan pada kaca jendela.
“setan goblog…!!!!”
Herman berseru menutupi rasa kaget dan paniknya. Konsentrasinya kini terpecah antara mengemudi dan berjaga jaga seandainya pocong itu melakukan sesuatu. Kepanikan kian menderanya saat pocong itu membenturkan wajahnya ke kaca jendela berulang ulang seolah hendak memecahkannya. Dgn panik , Herman mengemudikan mobilnya zig zag ke kiri dan ke kanan , berharap pocong itu terpental jatuh. Tetapi usahanya sia sia , karena pocong itu tetap bertahan disana.
Petaka bagi Herman terjadi saat mobilnya melintasi sebuah jembatan yg berada di atas sebuah sungai besar dgn arus deras dan kelihatannya juga cukup dalam. Konsentrasi Herman terlalu terfokus pada pocong di kanan mobilnya , sehingga ia tak menyadari jika di jok belakang muncul satu pocong yg lain. Pocong di jok belakang tanpa basa basi lagi langsung menggigit bahu kiri Herman.
“aaaaaarrrrggghhh….” Herman berteriak kesakitan.
Gigitan pocong itu bukan saja terasa sakit tetapi juga panas , bahunya serasa ditusuk oleh besi tajam yg panas membara. Rasa sakit di bahunya membuat ia tak mampu lagi mengendalikan mobilnya , BMW biru itu mulai oleng tak terkendali hingga akhirnya menabrak pagar pembatas jembatan, dan meluncur jatuh ke sungai yg mengalir deras di bawahnya. Mobil Herman sempat terlihat untuk beberapa detik sebelum akhirnya hilang tertelan derasnya sungai dan gelapnya malam. Pak Mahmud dan yg lainnya menyaksikan jatuhnya mobil Herman dari ujung jembatan.
“biar mampus loo..!!!!” teriak abdul puas.
“hmm..bagus …bento dan parjono telah menjalankan tugas dgn baik..” kata pak Mahmud , “ ayo..kita lanjutkan perjalanan”.
Taksi abdul kembali bergerak menuju rumah pak Mahmud , mereka akan beristirahat sejenak disana sebelum melanjutkan perjalanan ke desa watu ireng , tempat dimana abdul , udin dan Misro akan terbebas dari kejaran arwah suster asti yg pernah mereka perkosa dulu. Di jok belakang , Donita yg masih terpengaruh gendam ,diapit oleh Misro dan udin. Belum sadarnya Donita , tentu menjadi kesempatan bagi dua orang itu untuk menggerayginya. Saat abdul melirik ke belakang , Donita ternyata sudah bugil tanpa sehelai benangpun.
Udin dgn asyiknya menjamah payudara perempuan itu begitu pula Misro , mereka saling berbagi payudara. Donita hanya merintih pelan saat kedua payudaranya menjadi mainan , putingnya ditarik , dipilin , dan digigit dgn lembut.
Abdul terus mengemudikan taksinya dgn menggerutu , ia iri pada dua temannya yg sedang ayik menggumuli perempuan cantik anak konglomerat terkenal di jok belakang. Apalagi saat suara rintihan dan desahan Donita kina kentara , abdul menoleh ke belakang , dan Misro terlihat dgn penuh nafsu menancapkan kemaluannya ke kemaluan Donita , smentara udin merangkul Donita dari belakang dgn tangan yg terus meremas remas payudara montok perempuan itu.
“gawat…!!!!.polisi……!!!!” abdul berteriak panik.
Sontak Misro dan udin menghentikan aksinya , pakaian Donita mereka kenakan kembali padanya . Taksi mereka saat itu sudah hamper sampai di rumah pak Mahmud , tetapi ternyata disana sudah banyak polisi dan kerumunan orang yg ingin tahu. Abdul segera membelokkan taksinya ke tempat yg aman dan tersembunyi.
“ki , apa kita ketahuan…??” Tanya abdul
“hmmm..sepertinya tidak….” Jawab pak Mahmud ,” din , coba kamu kesana cari tahu ada apa”
Sebenarnya udin enggan dan takut , tetapi ia tak berani membantah pak Mahmud. Dgn sedikit gugup , udin keluar dari taksi lalu pergi mendekati rumah pak Mahmud.Setengah jam kemudian ,barulah udin kembali dgn wajah panik.
“ada apa din..?” Tanya abdul
“gawat ki ..gawaattt..!!!” suara udin terdengar gemetar
“gawat kenapa..??”
“perempuan yg kemarin aki tidurin ., lapor ke polisi..!!!”
“perempuan….yg mana..??”
“itu..yg mukanya kayak orang jepang…!!”
“Miskha maksudnya…??”
“iya itu…..”
Pak Mahmud terdiam , ini pertama kalinya ada korban yg melapor pada polisi. Selama ini pak Mahmud dgn samarannya sebagai penjaga sekolah , sudah meniduri banyak guru dan murid perempuan di sekolahnya , dan tak ada seorangpun yg berani lapor ke polisi.
“kalian punya tempat untuk kita bersembunyi sementara..??” Tanya pak Mahmud kemudian.
“rumah saya aman , ki..” jawab abdul cepat.
“bagus….kita bersembunyi disana sementara waktu, “ pak Mahmud terlihat geram. “ dan kamu Miskha….dasar anak nakal , kamu akan rasakan akibatnya”.
Keluarga Miskha merupakan keluarga yg hangat akrab dan harmonis. Ayah Miskha adalah seorang diplomat dan juga pejabat penting di negeri ini , sementara ibu Miskha yg asli jepang mempunyai usaha restoran masakan jepang yg tersebar di Jakarta , bandung dan bali. Walau saling sibuk , mereka semua sangat akrab dan dekat. Setiap ada kesempatan berkumpul bersama , selalu dimanfaatkan untuk saling berbagi dan bercerita.
Itulah sebabnya , saat suatu hari Miskha yg biasanya periang dan ceria tiba tiba berubah menjadi pemurung dan terus mengurung diri di kamar , orang tuanya merasa khawatir. Mulanya kedua orang tua Miskha kesulitan mengorek keterangan darinya , karena Miskha memilih diam seribu bahasa. Tetapi lama kelamaan Miskha tak tahan juga dgn beban yg menghimpitnya , ia pun bercerita jika kehormatannya telah direnggut penjaga sekolahnya sendiri.
Tak terbaygkan betapa murkanya ayah Miskha mendengar hal tersebut , dalam hitungan detik ia telah memanggil polisi. Kedudukan ayah Miskha sebagai orang penting dan berpengaruh di Indonesia membuat polisi pun bergerak cepat mengejar pak Mahmud , saygnya atau untungnya mereka tak berhasil menemukannya.
Miskha merasa sedikit lebih lega setelah menceritakan kejadian yg menimpanya pada orangtuanya , walaupun ia belum kembali ceria seperti sedia kala. Miskha masih sering termenung dan berdiam diri kadang kadang menangis pelan. Ternggutnya kehormatan dirinya oleh penjaga sekolah merupakan pengalaman traumatis baginya.
Malam itu Miskha duduk di depan cermin dalam kamarnya , menatap pantulan baygan perempuan cantik dihadapannya. Tanpa bermaksud narsis , Miskha menyadari jika dirinya memang cantik , dan bukan hanya sekedar cantik , gen ibunya yg orang jepang membuat kecantikan wajahnya mempunyai nilai plus dibandingkan kecantikan teman sebayanya. Semenjak SD hingga SMA sekarang , Miskha selalu menjadi yg tercantik di sekolahnya.
Wajah Miskha yg putih mulus dgn sedikit nuansa jepang , membuat lelaki manapun betah memandanginya. Badannya yg ramping ideal dihiasi oleh payudara yg terbentuk begitu bulat sempurna. Di usianya yg ke-17 , payudaranya terlihat begitu ranum , indah dan menggoda. Dalam keadaan tertutup saja , bukit kembarnya sanggup membuat lelaki normal yg melihatnya naik birahi. Air mata Miskha mengalir mengingat kini badannya sudah kotor dijamah lelaki bejad.
Dulu Miskha begitu bangga dgn keindahan badan dan kecantikan wajahnya , tetapi kini sedikit penyesalan mulai tumbuh. Seandainya saja , wajah dan badannya biasa biasa saja , mungkin pelecehan seksual itu tak akan terjadi. Miskha beranjak dari depan cermin karena perutnya terasa lapar. Beberapa menit lalu , bi sumi , pembantu di rumahnya membawakan sepring nasi goreng dan segelas susu , yg diletakkan di meja samping tempat tidur.
Dgn enggan Miskha meraih piring nasi goreng lalu duduk di sisi tempat tidur. Pandangan matanya kosong seperti sedang melamun , nasi gorengnya hanya ia aduk aduk saja. Barulah beberapa menit kemudian Miskha menyendok nasi goreng untuk dimakan. Tetapi betapa terkejutnya Miskha ketika ternyata nasi goreng yg disendoknya penuh dgn belatung , begitu juga yg berada di piringnya. Miskha menjerit histeris , piringnya ia lempar ke lantai hingga pecah berderai.
“bi sumiiiii…..!!!!” Miskha berteriak memanggil pembantunya , tetapi tak ada yg dating.
“bi sumiiii…..!!!!!”
Miskha berteriak lebih keras lagi , ia bergidik jijik melihat belatung yg merayap di lantai. Ia mulai merasa kesal dan heran karena tak ada seorangpun yg datang.
“mamiiiii…..!!!!..bi sumi…….!!!!”
Tetapi tetap tak ada seorangpun yg muncul. Mengabaikan rasa jijiknya , Miskha berjingkat keluar kamar untuk mencari penghuni rumah lain. Aneh sekali , rumah kelihatan sepi bagaikan tak berpenghuni kecuali dirinya. Berkali kali Miskha memanggil orangtuanya dan pembantunya tetapi tetap tak ada jawaban. Setiap ruangan dan kamar di rumah itu Miskha periksa , tetapi tak ada siapapun disana.
Heran , takut dan panik menjadi satu dalam diri Miskha , kemana perginya orang orang..??? Miskha sempat melongok ke garasi , semua mobil masih terparkir di tempatnya. Saat mencoba menggunakan telepon , semuanya mati , baik handphone ataupun telepon rumah. Semakin didera rasa takut , Miskha memutuskan untuk menuju pintu depan dan keluar mencari pertolongan. Tetapi saat Miskha membuka pintu depan , perempuan itu langsung terlonjak mundur sembari menjerit sejadi jadinya. Di ambang pintu telah berdiri sesosok pocong yg menyeringai menakutkan.
“awwww..tidakkk…pergiii…pergiiiii…..!!!!”
Miskha histeris saat pocong itu melompat maju mendekatinya. Keberanian yg tersisa mendorongnya untuk segera bangkit dan berbalik untuk menyelamatkan diri. Tetapi saat berbalik , Miskha kembali jatuh terduduk ke lantai karena ada satu sosok pocong lain yg telah berdiri menghadangnya. Miskha semakin menjerit histeris , saat kedua pocong itu melompat mendekat. Ia beringsut mundur ketakutan dan terpojok hingga ke tembok.
Sembari bersandar pada tembok , Miskha menutup wajah dgn kedua tangannya. Ia tak sanggup lagi menatap dua pocong itu , Miskha mulai menangis dan berharap ini hanya mimpi saja. Tiba tiba Miskha merasakan suasana berubah hening dan sepi. Tak ada suara sedikitpun yg ia dengar , dan sepertinya dua pocong itu telah pergi. Miskha menurunkan kedua tangannya dan membuka mata.
“aaaaaaaaawwww……!!!!!!”
Miskha kembali menjerit histeris. Pocong yg dikiranya telah pergi , justru ada tepat dihadapannya. Wajah menyeramkan itu hanya beberapa senti saja jaraknya dari wajah cantik Miskha. Kali ini Miskha merasakan seluruh ruangan berputar , lalu semuanya menjadi gelap dan ia pun jatuh tak sadarkan diri.
“hei….anak manis , bangun..”
“ayo sayg , waktunya bangun “
Sayup sayup Miskha mendengar seseorang berbisik di telinganya, tetapi pikirannya masih dalam kondisi antara sadar dan tidak.
“kayaknya udah mulai sadar nih perempuan…”
“bagus dong, kita bisa mulai bersenang senang…”
Seiring kesadaran yg mulai terkumpul , suara itu semakin jelas Miskha dengar. Miskha mencoba membuka mata , ia mengerjapkan matanya beberapa kali agar bisa melihat jelas. Dalam keadaan setengah sadar Miskha merasakan kondisi aneh pada dirinya , ia tak bisa menggerakkan tangannya dan ia pun tak merasakan ada pijakan di kakinya seolah sedang melayg.
Butuh waktu beberapa saat sampai kesadaran Miskha sepenuhnya pulih , dan ia pun terkejut saat menyadari kondisi aneh yg ia rasakan tadi.Ternyata dirinya dalam keadaan tergantung , tangannya terikat ke atas dan kakinya hanya sedikit di atas lantai.
Bukan itu saja , Miskha mendapati dirinya memakai pakaian seragam SMA putih abu abu , tetapi ukurannya terasa terlalu kecil untuknya. Rok putih abu abunya berada cukup tinggi di atas lutut membuat paha mulus Miskha terbuka dgn indahnya. Sementara baju putihnya begitu ketat membungkus badan indah Miskha , bahkan kancing bajunya seakan berusaha keras menahan desakan payudara Miskha yg menonjol begitu sempurna.
Selain pakaian seragam yg minimalis , Miskha juga tak merasakan ada pakaian dalam yg menempel dibadannya , baik itu bra maupun celana dalam. Kondisi Miskha saat itu , seorang perempuan remaja nan cantik jelita , terikat tergantung tak berdaya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,