Mengejar Cinta Sang Dara

Newbi ingin membuat cerita baru…
Yang pasti No SARA..
Kayaknya sih Cinta-cintaan abal-abal gitu deh..

Chapternya nggak banyak dan semoga bisa tamat.

So langsung saja brada n sista

Semoga bisa menghibur..Cinta sejati.
Tak akan pernah mati..
Selalu menghiasi ketulusan cinta ini..

Dan Kau..
Selalu hanya diam membisu..
Meskipun engkau tahu..
Batapa dalam cintaku..
Song by Ari Lasso “Cinta Sejati”

“BiLa aku mencintaimu. maukah kah kau menerima cintaku”tanya ku saat menggenggam kedua tangannya

BiLa hanya tersenyum lalu melepaskan kedua tanganku yang sedang menggenggam tangannya. Dan melangkah pergi meninggalkan ku.

“Apa jawabanmu BiLa?”

“Bila, Kenapa Kau hanya diam saja?”teriakku

BiLa terus berjalan melangkah pergi semakin menjauhiku. Pergi Menimbulkan sejuta tanya untukku.

Ya itulah BiLa, sang gadis misterius yang penuh tanda tanya. Gadis berwajah cantik dibalut lesung pipit dengan rambut lurusnya. Itu lah saat terakhir aku bertemu dengannya saat perpisahan kelas 3 SMA. Mungkin aku memang terlambat mengungkapkan perasaan ku hingga akhirnya kami lulus SMA.

Tidak terasa 10 tahun sudah berlalu. Selama itu aku berada dijakarta bersama jutaan orang yang sedang mengejar angan-angan dan cita-citanya di kota ini..

Entah sudah berapa wanita kupacari..
Namun tak juga kutemukan cinta sejati..
Senyum manisnya selalu ku ingat di hati..
Sudah saatnya menemukan kembali sang pujaan hati..

Ku pacu mobilku menuju kota gudeg Yogyakarta. Kebetulan aku mendapatkan cuti selama 2 Minggu dari tempat ku bekerja. Aku sudah bekerja dan sudah menjadi karyawan tetap. Aku bisa dibilang mapan karena sudah memiliki rumah dan mobil sendiri. Inilah waktu yang tepat untuk mengejar. Ya

“Mengejar Cinta Sang Dara” (Hijabers)(No Sara)
Namaku Bimo. Tak terasa umurku sudah menginjak 28tahun. Saat ini aku sedang mengendarai mobilku. menuju kota tempat tinggalku dulu. Kota para pelajar, daerah istimewa Yogyakarta.

Ya sudah 10 tahun ini aku tidak mengunjungi kota itu. Bukannya aku tidak mau. Tapi memang tidak ada sanak saudaraku disana. Aku merupakan orang semarang. Ayahku dulu bekerja di instansi pemerintahan sebagai PNS. Beliau selalu di tugaskan keluar kota dan biasanya menetap selama 3 atau 5 tahun. Ya, Yogyakarta adalah salah satu kota tempat dimana ayahku bertugas dulu.

Misiku ke kota ini jelas. Mencari jawaban dari sang adinda. Nabilla Cantika namanya. Kudengar-dengar beritanya dari teman-teman SMAku dulu. Kini dia sudah berhijab. Semakin penasaran saja diriku dan hatiku semakin deg-degan saja bertemu dengannya.

Bukan maksudku hanya terpaku pada satu wanita saja. Tidak, aku sudah mencoba beberapa kali menaruh hati ke beberapa wanita yang membuat hatiku tertarik padanya. Tapi saat mencoba menjalin cinta dengan wanita-wanita tersebut entah 2 bulan atau 3 bulan kemudian aku kembali teringat-ingat wajah berlesung pipit itu.

Dengan kurang ajarnya sang wanita itu tersenyum sepintas di dalam pikiranku. Membuat rasa suka dan cinta yang ingin kubuat untuk pacarku dulu runtuh begitu saja. Dan akhirnya akupun kembali putus cinta.

Kulewati jalur Pantura. Tidak terasa aku sudah berada di kota Semarang. Kota Lumpia atau julukan bekenya venice van Java. Kucari salah satu hotel yang berada di kota Semarang. Lumayan penat juga otak ku. Apalagi aku hanya sendirian membawa kendaraan. Belum lagi mataku yang mulai terasa kantuk.

Malam semakin pekat. ku hisap sebatang rokok kretek dan juga secangkir kopi hitam untuk menemaniku di balkon kamar hotelku untuk menemani kesendirian ku. Indah benar kota ini. Kota yang berada di perbukitan memang terlihat indah pada malam hari dengan cahaya-cahaya lampu perumahan bagaikan kunang-kunang yang beterbangan.

Rasa kantuk yang melanda ku mendadak hilang. Terlintas kembali olehku kenangan lamaku. Kenangan indah saat masih sekolah dengannya.

kembali ke masa laluku…

Pagi ini aku kembali masuk sekolah. Tak terasa libur panjangku telah usai. Entah kenapa pada saat liburan sang waktu berjalan sangat cepat sedangkan saat belajar sang waktu seakan melambat untuk bergerak. Seperti meledek ku yang sudah bosan untuk belajar, belajar dan belajar lagi.

Sial benar atau memang hanya aku saja yang meraskan hal seperti itu. Seperti biasa pagi ini aku kesiangan. Bukan karena aku telat untuk bangun pagi. Tapi dikarenakan keengganan ku untuk memasuki ruang kelas baru. Teman-teman baru dan suasana baru.

Jelas saja aku sudah bosan dengan hal-hal yang seperti itu. Aku sudah beberapa kali pindah sekolah. Mungkin beberapa orang iri denganku tapi justru aku iri dengan teman-teman ku yang tinggal menetap. Tumbuh dan berkembang dengan teman yang sama.

Seperti biasa upacara pagi telah selesai dilakukan. Inilah hari terakhirku bersama teman-teman kelas 2 ku. Ku baca dinding yang tertempel nama-nama siswa dan juga kelasnya.

Ku masuki kelas yang tertera namaku. Sudah terlihat ramai sekali. Bangkunya pun tinggal tersisa satu untukku. Oh tidak, Aku bersebelahan dengan seorang wanita. Padahal dari dulu teman sebangku ku selalu pria. Ku hampiri tempat dudukku. Yang berada di tengah-tengah dan berada di meja nomor 3 dari depan.

Terlihat kosong bangku sebelah kirinya. Ku dekati bangku itu. Dan kulepas tas yang ku gembok lalu kududuki bangkunya.

“Hey aku Bila kamu siapa”suara panggilan yang terdengar dari sebelah kananku.

Kutolehkan kepalaku ke sumber suara khas seorang wanita. Wow cantik sekali gadis itu dengan rambut kuncir kudanya tersenyum manis dengan lekukan kecil dikedua sudut pipinya.

Di julurkanya tangan kanan yang terlihat halus sebagai simbol sebuah pertemanan. Kutangkap tangan lembut itu. Lalu ku keluarkan senyum terbaikku yang kata orang sih manis. Manis-manis pahit maksudnya hehehe.

“Bimo”jawabku

Itulah saat pertama kali aku berkenalan dengannya. Gadis cantik yang tak pernah kulihat selama 2 tahun aku bersekolah disini.

Semakin hari aku semakin akrab dengannya. Canda dan tawa mengiringi kebersamaan kita. Getaran-getaran cinta mulai tumbuh di hatiku. Apalagi aku dan dirinya sering pulang bersama. Ingin sekali aku mengungkapkan rada cinta ini tapi..

Suatu hari di sekolah itu..

Sekarang adalah jam istirahat.

“Kamu mau makan apa Bim”tanyanya

“Nggak tahu Bil. Aku makan kamu aja, hehehe”jawabku

“Emangnya aku bisa dimakan”tanyanya

“Makan hati kamu lah, hehehe”jawabku

“Ngapain tuh si Playboy”ujar Lisa yang duduk di belakang tempat dudukku

Kulihat teman dekatku dulu pada saat kelas 2 yang bernama Angga menghampiri kami. Ya Angga memang Tampan dan terkenal Playboy.

“Hey Bim”ujarnya

“Hey Ngga”jawabku

“Hey BiLa”ujarnya

“Eh, hei Ngga”jawabnya

“BiL boleh berdiri sebentar nggak. Ada yang mau aku omongin sama kamu”pinta Angga yang melangkah kesebelah BiLa

BiLa pun berdiri. Lalu tiba-tiba Angga menyatakan cintanya dengan gaya alayer dengan duduk seperti berjongkok namun dengan melipat satu kakinya sebagai alasnya. Betapa kagetnya aku. Rasa aneh seperti sesak memenuhi ruang hatiku. BiLa terlihat bingung lalu sempat melihat ke arahku. Entah apa maksudnya. Lalu keluarlah kata-kata yang entah kenapa menyakiti hatiku.

“Ya aku terima cintamu Ngga”ujarnya

Rasa kecewa menyelimuti pikiranku. Entah kenapa aku jadi terbawa emosi. Dengan reflek ku dorong meja belajarku lalu aku melangkah pergi keluar kelas.

“Bimoooo”teriak Suara Bila memanggilku

Namun kuhiraukan saja panggilan suaranya. Jelas saja api cemburu menyala dihatiku. Hawa panas menyelimuti pikiranku dan Rasa kecewa menghujam jantungku. Terasa sesak sekali rasanya. Pupus sudah impianku untuk menyatakan cintaku padanya.

Hubunganku memburuk dengan BiLa. Aneh memang. biLa pun menyadari perubahan sikapku.

“Kamu kenapa Bim. Biasanya suka bercanda sekarang kamu diam aja”tanyanya

“Terus kalau aku diem. Aku salah gitu. Memangnya aku wajib ngomong dan bercanda sama kamu. Kan nggak Bil”jawabku ketus

“Huuu Jutek”jawabnya

“Biarin, kami ngobrol aja sama sama Angga. Kalau perlu dia pindah kelas aja terus tukeran sama aku biar kalian bisa mesra-mesraan”jawabku

“Ihh apaan sih. Kamu cemburu ya”jawabnya

“Hmmm No way”jawabku

“Males ah ngomong sama kamu, buat aku BT aja”jawabnya

“Bodo”jawabku

Ya aku kesal sekali terhadapnya yang menerima cinta Angga. Padahal dia juga tahu Angga itu Playboy dan cowok brengsek. Suka menceritakan ke teman-temannya kegiatan apa saja yang sudah dilakukan kepada pacar-pacarnya. Mungkin Angga menggap itu sebagai bukti kehebatannya sebagai penakluk wanita. Tapi aku melihatnya sebagai penjahat kelamin.

Dan benar saja sore itu saat aku pulang sekolah dan ingin menuju ke arah kamar mandi pria kulewati sebuah ruang UKS. Kudengar suara desahan seorang wanita yang sepertinya ku kenal.

“Nggaa jangannn hmmmmmp” desahnya pelan namun dapat kudengar.

Aku jadi penasaran, kuintip melalui jendela ruang UKS itu. Terlihat pemandangan yang sungguh menyakitkan hatiku. BiLa sedang berciuman dengan Angga. Beribu-ribu pedang menghujam jantungku. Sungguh terasa sakit sekali hatiku. Apalagi tangan Angga mulai meremas bongkahan payudara kanan BiLa. Kulihat tangan BiLa yang mencoba menghentikan tangan nakal Angga namun..

Bersambung…

Namun jelas tenaganya kalah dengan Angga. Rasa amarah timbul di hatiku. Segera saja kuambil langkah menuju pintu ruangan itu lalu ku tendang saja pintunya dengan keras.

“Dukkkkkkkk”suara pintu ditendang.

Jelas saja mereka pasti terkaget. Akupun berlari untuk menjauhi ruangan itu dan melangkah pergi menuju ke rumahku.

“Argggggggg, dasar cowok bangsat lo Ngga”gumamku

“Kamu juga begooo sih Bil”gumamku kesal

Malam itu aku terlihat sangat kesal sekali. Seperti orang bodoh saja. Kumaki-maki mereka berdua. Padahal mereka kan pacaran tapi entah kenapa aku tidak rela melihat BiLa di jamah orang.

Pagi ini aku kembali belajar. Rasa kesal masih menyelimutiku. Kulihat ada yang berbeda dengan BiLa. Kulihat matanya terlihat sembab. Seperti habis menangis saja. Dan dia terlihat seperti seorang yang pendiam.

“Aku udah putus Bim sama Angga”ujarnya tiba-tiba

Rasa kesalku tiba-tiba hilang dan berganti menjadi rasa senang. Senyum kecil terhias di bibirku.

“Putus kenapa kamu Bil”tanyaku

“Nggak tahu aku pengin putus aja”jawabnya

Jam istirahat kembali berbunyi. Kulihat Angga dengan wajah marahnya menghampiri BiLa.

“Brakkkkk”bentakan tangan Angga dimeja BiLa

Membuat aku, BiLa dan beberapa orang yang masih berada di kelas bersontak terkaget.

“Maksud kamu apa BiL. Pake minta putus segala”ujarnya

BiLa hanya diam saja.

“Nggak ada sejarahnya ya aku di putusin cewek. Dasar cewek murahan sok jual mahal. Sok suci lo BiL. Bilang nggak mau, nggak mau aku cipok ketagihan. Aku grepein keenakan sayang aja ada yang ganggu kemaren”ujarnya melecehkan BiLa

BiLa terlihat bersedih dan tak terasa air matanya mulai menetes di pipinya. Wanita memang mahkluk yang lemah, mudah sekali rapuh hatinya.

Aku pun berdiri dan menghampiri Angga.

“Sorry bro, kalau lo mau jadi manusia ya jadi manusia aja, kalau lo mau jadi anjing ya jadi anjing aja. Jangan jadi manusia juga anjing juga. Itu namanya lo manusia anjing”ujarku yang langsung menghajar telak wajahnya dengan kepalan tanganku

Terlihat bibirnya mulai berdarah.

“Wow ada pahlawan kesiangan nih”ujarnya tersenyum menantangku

Jadi lah pertarungan seru antara aku dan Angga. Kami saling bertukar pukulan dan tendangan. Tidak ada yang memisahkan kami. Hingga akhirnya aku melihat celah saat kedua kakinya yang terbuka. Dan terlihat penis rapuhnya yang sedang tidak dalam kondisi aman. Langsung saja ku arahkan kaki kanan ku menuju ketengah-tengah selangkangannya dan menghajar telak penisnya.

“Auuuuwwwwwwwww”desah kesakitan Angga yang langsung merebahkan tubuhnya ke lantai dan berguling-guling ke kanan dan kekiri sambil kedua tangannya memegangi penisnya

“Bangsat lo Bimmm”ujarnya

“Hahaha, semua orang juga tahu siapa si bangsat yang sesungguhnya”jawabku

“Sekali lagi lo sentuh BiLa bukan hanya penis lo aja yang hancur. Bahkan wajah ganteng lo akan gue sulap menjadi wajah buruk rupa”ancamku

Sampai akhirnya ada guru yang datang dan menolong Angga yang sedang kesakitan. Aku dan Angga akhirnya disuruh Keruang BP.

“Makasih ya Bim”ujar BiLa

“Your welcome BiL. Aku nggak tega melihat ada wanita yang tersakiti”ujarku

Hubungan aku dan BiLa pun kini membaik dan kembali menjadi dekat. Bahkan kami layaknya seperti seorang yang lebih dari seorang sahabat. Memori-memori indah saat bersamanya pun mulai terekam di benakku. Namun aku masih malu mengungkapkan rasa sukaku.

Hingga akhirnya waktu pun cepat berlalu. Tidak terasa hari ini adalah hari terakhir aku bersekolah. Pengumuman kelulusan sudah diumumkan. Aku dan BiLa lulus dengan nilai terbaik.

Seperti yang sudah-sudah kami pun mengadakan acara coret mencoret baju seragam. Memang tindakan kami ini salah. Tapi ini adalah salah satu bentuk ekspresi kebebasan setelah 3 tahun menjalani rutinitas belajar.

Ku tarik tangan kanannya lalu ku genggam erat dengan tangan kiriku menjauhi kerumunan orang-orang yang sedang larut dalam euforia.

“BiLa aku mencintaimu. maukah kah kau menerima cintaku”tanya ku saat menggenggam kedua tangannya dalam posisi berhadap-hadapan

BiLa hanya tersenyum lalu melepaskan kedua tanganku yang sedang menggenggam tangannya. Dan melangkah pergi meninggalkan ku.

“Apa jawabanmu BiLa?”

“Bila, Kenapa Kau hanya diam saja?”teriakku

BiLa terus berjalan melangkah pergi semakin menjauhiku. Pergi melewati ke rumahan orang-orang itu lalu menghilang dari pandanganku. Kepergiannya tanpa menjawab pertanyaanku membuat sejuta tanya untukku bahkan hingga saat ini. Semoga kau juga merindukanku BiLa

Kembali ke masa kini…

Tak terasa sebungkus rokok sudah kuhabiskan. Begitu pun secangkir kopi yang membantuku mengingat kenangan-kenangan masa laluku. Kenangan lama itu kini mulai beranjak pergi dari pikiranku.

Tak berapa lama kemudian. Rasa kantuk dan lelah menghampiriku. Saatnya untuk tidur dan mengisi daya tubuhku yang semakin lama semakin turun dan membuat ku terlelap dalam tidurku.

“ZzzzzzzzzzzzZzz”

Bersambung….