Maya _ anak Pedagang

Aku adalah anak sulung dari 3 bersaudara semuanya perempuan tetapi mereka saudara tiri aku karena saat ayah aku yang sekarang ini menikah dengan ibu aku aku sudah berumur 6 tahun, dan aku tidak tahu ayah aku yang sebenarnya siapa karena ibu belum mau mengatakannya padaku konon ibu hamil aku karena hubungannya dengan seorang karyawan suatu perusahaan angkutan umum dan apa yang ibu aku alami akhirnya aku alami juga. Ayah tiri aku adalah seorang pedagang hasil bumi beliau sering bepergian ke luar daerah dan punya banyak relasi bisnis, teman-teman nya sering datang ke rumah kami untuk urusan bisnis hasil bumi mereka dari berbagai kalangan tetapi ada seorang teman ayah aku yang paling akrab dengan keluarga kami yakni Agus Sugiarto seorang keturunan chinese yang tampan dan penuh simpati walau umurnya sudah 37 tahun tetapi dia nampak seperti anak kuliahan dan aku suka memanggilnya dengan sebutan kak Agus dia yang minta begitu karena dia tak mau di panggil om, padahal usianya sebaya dengan ayah aku.

Sedangkan ibu aku memang 4 tahun lebih tua dari ayah aku entah kenapa ayah aku bisa memilih nya untuk jadi istri, nah kehadiran kak Agus di kehidupan keluarga kami sudah sejak aku duduk di bangku kelas 6 SD. Saat pertama ayah tiri aku mulai menerjuni bisnis nya mulanya sikap kak agus biasa saja saat itu tetapi seiring waktu berjalan dan aku beranjak remaja kak Agus mulai berubah, kalo dulunya dia acuh padaku karena aku masih kecil saat ini dia mulai menaruh perhatian lebih pada keluarga kami dan aku mulanya tidak curiga sampai suatu saat diwaktu aku di kelas 1 SMU semuanya jadi jelas.

Aku lupa hari apa itu tetapi yang aku ingat malam itu kak Agus mengajak aku jalan-jalan secara spontan saat aku pulang les sekolah dan aku mau aja ikut jalan-jalan dengan mobilnya, nah dihari itu lah kak Agus mengungkapkan perasaannya padaku bahwa dia menyukai aku dan mengharapkan aku mau jadi pacarnya aku cukup kaget dengan kejujurannya itu karena selain umurnya yang sudah 37 tahun dan aku baru 17 tahun, dia sudah aku anggap kakak aku atau keluarga aku sendiri selain itu saat itu aku sudah berpacaran dengan teman sekolah aku, Bambang. Aku cuma terpana hampir tak percaya dengan apa yang aku dengar

“ng..tapi kak..bukankah usia seperti kakak seharusnya sudah mencari wanita yang siap untuk jadi istri bukan untuk pacaran lagi…”begitu kilah aku, tapi kak Agus langsung menampik “iya dik Maya memang kakak bermaksud akan menikahimu jika kamu menerima cintaku, kita akan menikah setelah kamu lulus SMU ini..
aku kaget sekali orang ini mengajak nikah? memang sih aku tidak begitu tertarik untuk kuliah setelah lulus nanti sekolah bagi aku cukup sampai SMU aja selanjutnya aku mau kerja karena biaya untuk kuliah pastilah sangat mahal dan aku tidak tertarik mencari ilmu aku memang lebih berpikir untuk kerja dan cepat berumah tangga tapi dengan kak Agus….?

Aku cuma terdiam di jok mobilnya merenung kata-katanya sambil pikiran aku teringat pacaraku, Bambang dia adalah cinta pertamaku aku sudah 6 bulan menjalin hubungan dengannya, tiba-tiba sekarang ada lelaki yang jauh lebih tua dan sudah aku anggap anggota keluargaku sendiri tiba-tiba mengutarakan isi hatinya dan… saat aku bengong tahu-tahu tangan kak Agus sudah memegang telapak tangan aku dan sambil meremas lembut jemari aku, kak Agus berkata “bagaimana sayang? hmm… mau kan jadi pacar kakak? kakak serius lho mencintaimu…”

Oh tuhan dia berani memanggilaku dengan sayang? aku agak risih awalnya ahirnya aku cuma terdiam aja sambil menatap lurus kedepan aku tidak tahu harus bilang apa aku tidak mengatakan iya tapi juga tidak bilang tidak aku bingung dengan sikap kak Agus.

Malam itu di dalam kamaraku saat aku berganti pakaian untuk tidur sempat aku perhatikan diri aku di cermin lemari aku yang besar dan aku sadari bahwa aku saat ini adalah seorang gadis remaja yang baru berusia 17 th menuju 18 th aku sadari wajah aku memang cantik dengan kulit sawo matang tidak terlalu putih memang tapi bersih sekali dan tubuh aku memang kencang layaknya gadis SMU saat itu aku perhatikan aku memang sangat menarik bagi lelaki siapapun dengan wajah cantik pinggang ramping, perut rata, dan payudara montok 34 ukuran BH aku, bentuk rahang yang bagus dan leher jenjang, rambut aku tebal hitam agak panjang wah aku jadi bangga akan diriku dan bersyukur dikaruniai fisik yang cukup sempurna.

Malam itu aku tak bisa tidur pikiran aku menerawang jauh entah kenapa aku jadi memikirkan kak Agus lelaki yang sudah sekian lama tahun hadir dalam keluarga kami kini mencintai aku anak teman bisnisnya sendiri. Sejak saat itu kak Agus semakin memperhatikan aku tapi sikap nya itu tidak diperlihatkan didepan orang tua aku dia akan menjemput aku disekolah atau dimana saja tanpa sepengetahuan orangtua aku juga pacaraku Bambang. Aku dibayang bayangi setiap hari dan salahnya aku pun membiarkan kak Agus mendekati aku dan aku selalu menerima semua kebaikannya semua pemberiannya aku terima dan aku gunakan. Misalnya suatu hari kak Agus membelikan aku handphone aku menerimanya dengan senang sekali karena aku memang tidak punya HP selama ini dan ini tidak diketahui ayah dan ibu, Semakin lama aku semakin terperosok kedalam jerat cinta kak Agus, aku mulai pandai berbohong pada pacaraku Bambang untuk membatalkan ajakannya nonton atau jalan-jalan walau jujur aku masih mencintai Bambang tapi keintiman kak Agus pada aku susah aku tolak.

Walau aku belum menyatakan menerima nya tapi sikap aku yang mulai berani bermanja-manja dengan kak Agus sudah dianggapnya sebagai penerimaan aku terhadapnya akhirnya selain berpacaran dengan Bambang aku pun menjalin kasih sayang dengan kak Agus kalau dahulu saat aku kecil dia memanjakan aku sebagai anak teman bisnisnya kini semuanya berubah dahulu saat kecil aku sering duduk di pangakuan kak Agus sambil bergelayut manja layaknya anak-anak SD. Sambil mendengarkan kak Agus bercerita sekarang lain jadinya aku yang sekarang sudah gadis remaja dipangku oleh kak Agus dipeluk mesra di atas kursi sofa dirumahnya kalo dulu saat kecil dia mencium pipiku sebagai anak kecil kini dia berani mencium bibirku dengan begitu hangatnya ooooohhh….

Sungguh luar biasa di suatu sore sepulang les aku ke rumah kak Agus dan kami berpangakuan di sofa, lelaki itu untuk pertama kalinya dengan beraninya mengecup bibirku seraya mempermainkan lidahnya dalam mulutaku uuuuhh… Padahal selama ini aku belum pernah melakukannya walau dengan si Bambang sekalipun kami cuma sebatas pegangan tangan saja, tetapi sore itu di sofa itu kak Agus melumat bibir aku dengan begitu hangatnya sambil memeluk erat tubuh aku dan aku cuma bisa terdiam saja aku jadi bodoh, betul-betul bodoh tak tahu harus ngapain. Akhirnya aku cuma bisa memeluk nya erat erat sambil mendesah.

Sesekali malam harinya aku lagi lagi tak dapat tidur karena teringat akan perlakuan kak Agus hari itu oh kenapa harus lelaki ini yang mencium aku untuk pertama kali kenapa bukan si Bambang?? ah persetan pikiranku sama aja siapa pun orangnya, tapi kak Agus memang sangat berpengalaman mungkin karena faktor usianya yang 20 tahun lebih tua dari diri aku, sejak ciuman pertama itu kami jadi sering melakukannya aku jadi selalu ingin bermesraan dengan kak Agus,

Akhirnya di suatu hari di bulan september 2003 aku bolos sekolah hanya untuk bisa lebih banyak waktu bersama kekasih aku kak Agus, sudah kami atur rencananya. Jadi keluar rumah pagi itu jam 7 aku dengan seragam SMU seperti biasanya aku naik angkot tetapi bukan kesekolah hari itu aku naik angkot dan turun di suatu tempat dari situ aku di jemput kak Agus dengan mobilnya kerumahnya. Kami sengaja begitu agar tak ada orang yang melihat. Dirumah kak agus pagi itu pukul 9 saat teman-teman aku mungkin sedang berkutat dengan pelajaran sekolah aku malah asik bergelut manja di pangkuan kak Agus. Hari itu kami berciuman habis habisan, aku yang mulai pandai melakukan french kiss membalas ciuman dan lumatan lidah kak Agus yang sangat liar tak terkendali. Kami saling mempermainkan lidah dengan lincahnya bertukar air liur sampai kak Agus tak tahan lagi tangannya mulai nakal menjalar di tubuhku. Dimasukkannya tangannya dalam rok abu abu SMU aku sambil mengelus elus paha aku aku sampai menggerinjal di sofa itu “aahhh…ouuuhh… kak…hh hh..”

Tanpa peduli akan rintihan aku dia semakin menjadi-jadi ciumannya menjalar kemana mana leher dan daerah belakang telingaku jadi sasaran sapuan bibir dan lidahnya. Nafasnya terasa begitu memburu sambil membisikan kata kata cinta padaku. Digendongnya aku dan saat itu entah lelakinya yang nakal atau aku nya yang gatal, aku gelojoh aja dalam gendongannya. Aku peluk pundaknya sambil merapatkan kepalaku kelehernya. Aku bisa merasakan dadanya yang bidang. Sesampainya di dalam kamar tidurnya kami berdiri saling berhadapan dan kembali kami saling berpelukan erat dan berciuman bibir hingga dalam suatu ciuman yang panjang aku sampai menjinjit kakiku agar bisa lebih tinggi, kak Agus memeluk erat pinggangaku 5 menit kemudian ciuman terlepas dan kami saling menatap aku lihat kak Agus menatapku dengan pandangan lain matanya jadi agak sayu dan bibirnya tersenyum tipis sambil menatapaku. Dia mulai melepaskan pakaiannya kemejanya terlepas dan dibiarkan jatuh di lantai kamar, aku lihat dadanya yang bidang dengan perut sedikit six pack. Aku sadar kak Agus memang cukup tampan.

Dia melangkah mendekatiku memegang pundakku dan membisikkan sesuatu “sayangku ayo buka dong bajumu….”
“oh…kak…aku malu kak.” kataku sambil mengelengkan kepalaku perlahan aku tatap wajahnya dan senyuman dan tatapan anehnya masih terlihat.
“ayolah say lebih enak kalo kita buka baju..” tangannya mulai melepaskan kancing seragamaku anehnya aku membiarkannya saja. Aku hanya bisa terperangah dengan perbuatannya, matanya kak Agus sempat terbelalak tajam saat pakaian seragamaku dilucutinya. Buah dada aku yang montok ditutupi BH warna krem membuat lelaki itu menelan ludah beberapa kali aku menatapnya dengan malu bercampur heran, wajahnya agak lain dari yang aku kenal selama ini sinar matanya redup seperti memendam suatu perasaan.

Dibukannya celana panjangnya dengan cepat dan kak Agus tinggal memakai CD nya saja “kak…kita…? tak sempat aku selesaikan kata-kata aku karena dia telah mulai melepaskan rok abu-abu aku. Rok itu dibiarkan merosot ke bawah kaki aku. Lagi-lagi kak Agus terkesima dengan mulusnya paha dan betisku. Kini aku hanya tinggal celana dalam dan BH aku malu sekali. Aku tundukan wajahku tak berani lagi aku lihat tatapan mata kak Agus yang syahdu tapi tajam penuh makna. Kak agus memegang bahuku dengan kedua tangannya dengan aku Cuma memakai BH dan celana dalam dan dia cuma tinggal celana dalam

“Maya pandanglah aku sayang…”diangkatnya daguku dengan jemari nya. Aku menatapnya malu dan penuh tanda tanya apakah lelaki ini mau mengajak aku berbuat sesuatu yang belum pantas? ternyata benar dugaan aku “ayo lah say mari kita lakukan apa yang suami istri biasa lakukan sambil berkata demikian diremasnya susuku yang sebelah kanan aku mendesah kaget “hah..hhh..aahhh…kak..jangan…!”sambil mengelengkan kepalaku aku pegang tangan kirinya yang masih menempel di payudaraku. Itu aku bermaksud untuk menolak nya secara halus. Ini adalah untuk pertama kali dalam hidup aku ada laki laki yang berani memegang payudara aku bahkan meremasnya.

“ooohhh…bunda” jerit aku dalam hati, aku teringat ibuku dirumah Tiba-tiba entah bagaimana jemari tangan kak Agus sudah berhasil melepaskan kaitan BH aku dibelakang, cepat sekali tangannya dan terampil sekali. Aku tak sempat berpikir lagi bagaimana caranya dia bisa lakukan semua itu karena BH aku langsung kendor dan dengan gampangnya Kak Agus melepaskan dua tali BH dari pundakku jatuh dilenganku. Reflek aku tahan BHaku agar jangan lepas walau sudah tak ada gunanya lagi. Aku malu sekali kak Agus bisa melihat susu aku tetapi lelaki itu memang ahli bercinta disaat itu juga bibirnya cepat sekali mengulum bibirku dan sebagai wanita muda tidak bisa tidak jika bibirnya sudah dilumat, wanita itu pasti sudah menyerah demikian juga diri aku tak kuasa menolak lumatan bibirnya walaupun tak aku balas tapi aku terlena dan sekali lagi tangan kak Agus beraksi melepaskan BH aku. BH itu dilepaskan ke lantai saat itu juga tangan nya meremas sekali lagi susu aku didorongnya tubuh aku perlahan ke arah tempat tidur aku rebah di pinggir ranjang itu kak Agus langsung menyerbu aku habis habisan sempat aku lihat wajah sayunya dengan mulut setengah terbuka mulai mencucup puting susu aku dan menyedotnya seperti bayi yang menyusu sambil meremas susu yang sebelahnya.

“ooooouuuuuhhhh…hh…hh..hh…aauuuuhhh…” aku akui nikmat sekali rasanya pertama kali dalam hidup ini susu aku disedot mulut laki-laki ahh..ah..ah..ohh..ow..hh..hh aku mendesah tak kuasa berbuat apa pun. Kupegang kepalanya, aku tahan kuat-kuat saat dia menyedot susuku dan aku semakin payah saat sedotan mulutnya mendarat di bagian bawah puting susu aku.
“ooooowwwwhhh..huuu..hh..hhh” gila lelaki ini bisa tau titik sensitif tubuhku. Disedotnya kuat-kuat aku pun mengelinjang hebat diatas tempat tidurnya aku remas bantal dikepalaku tubuh aku terangkat sedikit. Kak Agus menyusur kulit perutku dengan lidahnya. Nafasku jadi tersengal sengal

“hh..hh..hh..hh..oohh..kak…cukup kkakk…kak” agus kemudian berjongkok dan menarik celana dalam aku dan saat itu baru aku sadari ternyata celana dalamku sudah basah oleh cairan yang keluar dari vagina aku. Cairan nafsu, cairan cinta membekas di celana dalam aku yang berwarna krem seperti BH nya. Kak Agus dengan perlahan menarik celana dalamku sampai terlepas. Aku memejamkan mata karena malu, kini kemaluanku sudah dilihatnya, kemaluan yang masih tipis bulu nya kini aku telanjang bulat sudah dan tergolek di ranjang orang, lalu kak Agus pun melepaskan celana dalamnya dihadapan aku dan aku kaget sekali melihat batang kemaluannya yang besar dan panjang itu terayun ayun menggantung diselangkangannya baru kali ini aku melihat kemaluan laki laki langsung seperti ini.

Kemaluan kak Agus besar sekali kira kira sama besarnya dengan buah ketimun panjangnya pun sama seperti ketimun. Aku terperangah akan ukuran kemaluan laki laki ini, tiba-tiba aku ngeri akan apa yang terjadi. Aku coba membujuknya agar mengurungkan niatnya untuk melangkah lebih jauh
“kak aku takut kak?”
“takut apa sayang?”
“hmmm…?” dia sudah menelungkupi aku
“kita berdua sudah telanjang bulat”
“kak jangan kak…aku masih perawan…” bisikaku ke telinganya saat dia memulai lagi aksinya mencumbuaku.
“ayolah sayang nggak apa apa kok…?”
“tapi bagaimana kalau ibu dan ayah sampai tau apa yang kita lakukan ini…?”
“tenanglah say…?” kalimatnya tidak selessai karena mulutnya sudah kembali mencucup puting susu aku

“ooouuuuhhh,….sssshhh…hahh….hh..hohh..hah…”
aku mendesah…
Kak Agus sangat berpengalaman jemari nya merayap ke selangkanganku dan mempermainkan bibir vaginaku dia kucel-kucelnya biji kacangaku sampai aku kepayahan. Perempuan mana yang tahan kalo dicumbu seperti ini? kak Agus memelukku menyamping sambil menghisap susu, tangan kiri memeluk aku tangan kanan mempermainkan vagina aku, hanya dalam waktu singkat aku jadi becek. Cairan vagina aku meluber keluar semua jari kak Agus belepotan jadinya dan tanpa sadar selangkangan aku terbuka lebar.

Kak Agus yang sudah tak sanggup menahan nafsu nya langsung kembali jongkok di hadapan kedua belah pahaku yang terpampang lebar. Diarahkannya batang penisnya yang besar ke mulut vagina aku digesek-gesek kepala penisnya dibibir vagina aku. Ooooohhh… seakan-akan penisnya memberi salam perkenalan dengan memek aku. Kemudian dia mulai menusukkan batang kemaluan yang besar seperti ketimun itu kedalam vagina aku. Tapi usahanya gagal karena begitu rapatnya vaginaku, diulang nya sekali lagi masih sulit juga karena kepala penisnya terlalu besar, agak susah menguakkan bibir memek aku. Sambil melakukan itu dia merangsang aku dengan cara meremas susu aku, terus menerus memuntir-muntir puting susu aku yang kecil kemerahan itu dengan ibu jari dan telunjuknya

“aaaawww…uuuhhh” aku menggerinjal akhirnya setelah bersusah payah kepala, kemaluannya berhasil menerobos bibir vagina aku.
“aakkhh…kak…aaakkhhh…aduh..sakiiiit…kak…” aku sampai setengah menjerit saat itu. Aku rasakan selangkanganku sobek, hari itu juga aku kehilangan kesucian aku. Kak Agus menindih tubuh aku sambil memeluk aku, dibiarkannya batang kemaluannya pelan-pelan amblas kedalam vaginaku. Nafasnya tersengal sengal tubuhnya bergetar, aku pun demikian tubuh aku sampai menggigil menahan sejuta rasa ada sakit tapi juga nikmat.

“ohh..hah..hah..hh..maa..ya..maya..ooohh..kakak…kakak ohh….”
aku tak tahu dia mau bilang apa saat itu kalimatnya tidak selesai dia hanya bisa mengerang kenikmatan perlahan lahan digoyangkannya pantatnya naik turun memompa batang kemaluannya untuk masuk keluar di vaginaku. Aku menggigit bibirku menahan perih sambil sesekali merintih mendesah dan mengerang.
“ooohh…oohhh…ahhh..hmmphh..hmmph…aahhh..oouuhh..shhh..sshhh..hah….kak …pelan pelan kak…..” aku memohon sementara kak Agus semakin tak bisa terkendali lagi nafsu nya. Aku rasakan dari goyangannya lelaki ini selain punya nafsu sex besar dia juga punya tenaga seperti kuda pacuan, walau dengan wajah seperti orang keletihan mulutnya terus melumat leher aku, tangannya meremas-remas susu aku nafasnya memburu seperti mesin uap.

“maya oh maya…hah…sshh…shhh…hah…maya engkau cantik sekali sayang…susumu keras dan kenyal nikmat sekali say…ooohhh…” dia meracau tak karuan karena nafsunya. Goyangan pantatnya makin lama makin cepat, batang penisnya masuk keluar mengesek dinding vagina aku, menyebabkan cairan cintaku sampai meluber keluar membasahi lubang pantataku mungkin bercampur dengan darah perawanaku. Semuanya membasahi sprei dibawah aku, sementara susu aku sudah berkilat oleh keringat kami berdua dan ludah kak Agus. Aku mendesah desah tak sanggup mengucap sepatah kata pun lagi, aku malu tapi menikmati permainan tabu ini.

Kak Agus bernafsu sekali menaklukan diri aku, lelaki ini sungguh beruntung di usia yang hampir kepala 4 dia berhasil mencicipi tubuh seorang gadis muda belia nan cantik sekaligus perawan lagi yakni diri aku. Air mataku meleleh membasahi pipi aku entah kenapa aku tak tau yang aku tahu adalah kesucian aku sudah aku berikan pada lelaki ini. Hari ini untuk pertama kali dalam hidup aku aku bersetubuh dengan laki-laki. Selama ini aku hanya tau hubungan sex hanya dari bacaan tontonan dan cerita, tetapi hari ini aku benar-benar merasakannya bersama kak Agus. Aku, 20 menit berlalu dan aku sudah kepayahan mulut aku mengap-mengap, kak Agus pun demikian matanya hampir tak terbuka lagi keringat membasahi tubuh kita berdua seperti orang yang tengah berolah raga berat, yah kami sedang bergulat di ranjang. Keringat sebesar biji jagung penuh membutir di atas dadaku. Tiga menit lagi berlalu dan goyangan kak Agus jadi cepat sekali demikian pula nafasnya semakin tak teratur suara erangan seperti orang kesakitan keluar dari mulutnya.

Aku pun demikian aku rasakan suatu denyutan aneh yang belum pernah aku rasakan selama ini pada vaginaku bersamaan dengan kocokan cepat penis nya, akhirnya suara rintihan dan erangan kak Agus bersahut-sahutan didalam kamar itu, kami hampir mencapai puncak pendakian 1 menit kemudian, pelukan kak Agus jadi erat sekali tubuhnya mengejang dia menjerit memanggil namaku
“aaakkkkhhh…maya…maya…maya…kakak sudah tumpah… hhhhhh.. oohhh..maya….maya… aku cinta padamu maya…. ooohhkk…aaaaahhhhh…”
Aku pun demikian orgasme pertama aku dapatkan saat itu juga hampir bersamaan dengan kak Agus, aku peluk erat punggungnya dan aku gigit dadanya yang bidang itu demi menahan ledakan dahsyat dalam vaginaku.
Aku menjerit, “aaauuukhh…oohh..oohhh… oohh…. ooouuhh….. hah.. hhh… hah….hah…hahhhh….”
Pinggul aku terangkat sedikit aku lakukan itu tanpa sadar karena takut penis kak Agus terlepas dari cengkeraman vaginaku. Ternyata nikmat sekali sensasi ini, tubuh kak agus langsung lemas dan ngelongsor diatas perut aku. Nafas kami terengah-engah seperti baru selesai berolah raga lari jarak jauh, keringat membasahi tubuh telanjang kami berdua. Aku kembali meneteskan air mata membayangkan diri aku yang sudah tidak suci lagi apa kata orang tua aku kalo mereka sampai tau?

oohh.. aku dorong tubuh kak Agus perlahan kesamping karena aku rasakan terlalu berat tubuhnya terkulai agak kesamping, aku dan penisnya yang masih agak keras itu tercabut keluar perlahan lahan dari lubang vaginaku.