Maaf Istriku, Aku Khilaf
Tokoh cerita
Reza Gunawan, 32
Jenny Jusuf, 30
Asyifa’, 9
Perkenalkan namaku Reza Gunawan. Aku adalah wirausahawan sekaligus berprofesi sebagai pakar kesehatan holistik di Jakarta. Perkenalanku dengan Lestari sembilan tahun lalu adalah momen terbaik sepanjang hidup dan kunikahi dia hingga dikaruniai seorang anak cantik berusia delapan tahun.
Semasa membina rumah tangga dengan Lestari, tak pernah sedikitpun merasa bosan. Ia adalah sosok yang humble dan memiliki banyak sahabat dimana-mana. Hubungan persahabatan ini terus terjalin baik hingga berumahtangga. Sungguh tak terduga, sahabat karibnya, Jenny Jusuf, merasakan kembali gelora seks yang dua tahun terakhir padam setelah perceraiannya. Padahal hari itu tepat adalah ulangtahun pernikahanku yang kesepuluh tahun. Tetapi, hubungan ini kujaga rapi dari siapapun dan sampai kapanpun. Namun, hal tak masuk akal terjadi….
Minggu, Pukul 03.59 pagi Aku dibangunkan Lestari dari dekapan bunga tidur dengan lembut. ‘’Mas, kita subuhan bareng yuk. Aku juga udah bangunin Syifa’ lho,’’ katanya lirih. Sebenarnya aku bersama istri dan anakku hampir rutin shalat subuh di masjid besar yang hanya berjarak 30 meter dari rumah. Namun, ada baiknya kali ini memenuhi permintaan istri untuk shalat berjamaah sendiri di rumah. Sesaat kemudian, kukerahkan tenaga untuk lepas dari gaya grafitasi kasur yang berat, Aku berjalan ke kamar mandi untuk berwudhu.
Selesai shalat, Lestari mendekatiku dan kutangkap rona wajahnya yang berseri. ‘’Ada apa dek, kok kamu keliatan seneng gitu?’’ tanyaku. Agaknya, dia ingin memancingku mengingat hari istimewa dalam pernikahan ini. ‘’Oh ya, hehehe, maaf dek, Mas masih ngantuk soalnya. Sekarang Aku ingat kok. Di tahun kesepuluh ini semoga kita selalu saling cinta,’’ jawabku sembari mengecup kening Lestari yang masih berbalut mukena itu.
Sejenak kami terbawa romantisme hari teristimewa ini, tiba-tiba gawai istriku berbunyi. Lalu, Syifa’ dengan tanggap memberikannya. ‘’Dari Pak Ruslan bun, nih,’’ kata dia. Pak Ruslan adalah kepala cabang dinas pendidikan di kota Jakarta yang hari ini meminta istriku membimbing teater di salah satu SMA negeri karena keesokan harinya akan tampil dihadapan kunjungan walikota. ‘’Emangnya ga ada pelatih teater yang lain. Tiba-tiba ganggu kita pacaran aja?’’ kataku. Dengan sabar, Lestari memahamkan aku atas risiko seniman. ‘’Sabar Mas, ini kan juga demi pendidikan. Pacaran ntar malem yah?’’ sahutnya menggoda (IYKWIM).
Ditengah persiapan istriku, Aku membuatkan nasi goreng favoritnya untuk sarapan. Atas inisiatifku ini, istriku girang. Pokoknya di hari istimewa ini dia benar-benar kuperlakukan sebagai tuan puteri dalam kerajaan kecil. ‘’Makasih Mas, maaf aku tinggal sendirian di rumah yaaa..,’’ sahutnya meledek. Setelah mengajak Asyifa’ yang ingin ke rumah neneknya, kerajaan kecilku terasa hening tanpa siapapun. Agar tak bosan, kugunakan waktu luang ini dengan berselancar di dunia maya. Beberapa media sosial milikku ternyata telah dibanjiri puluhan ucapan selamat. Ada dari kolega kerja serta beberapa teman istriku. Tak terkecuali sahabat karib Lestari, Jenny Jusuf atau Jenju.
Wanita berusia 30 tahun ini adalah sahabat dekat Lestari. Bisa juga dibilang hubungan pertemanan keduanya bak saudara. Ketika terjadi masalah diantara mereka, salah satunya tak diragukan lagi bakal pasang badan sampai semuanya benar-benar selesai. Meskipun mereka dua insan yang berbeda keyakinan. Istriku seorang muslim sedangkan Jenju (panggilan Jenny) adalah kristiani yang taat. ‘’Hebat, inilah toleransi,’’ decak kagumku dalam hati terhadap mereka. ‘’Kuharap ini terjadi dengan yang lainnya….,’’ belum kuselesaikan harapan tiba-tiba tok..tokk..tok…. Seseorang rupanya ingin bertamu.
Segera kukenakan celana tidur untuk menyambut siapa gerangan yang datang di kerajaan kecilku nan sepi. ‘’Emm Selamat Pagi Mas,’’ ucap wanita itu. Ternyata
wanita oriental tersebut tak lain adalah Jenju yang tampak membawa kado cukup besar serta menenteng tas dibahu kirinya. Cukup terkejut memang, apa yang membuat sahabat karib Lestari ini datang tiba-tiba dengan tampilan sempurna. ‘’Ehh Jen, mari masuk. Ada apaan ini. Mau investigasi bini gua lagi ngapain?’’ candaku. Memang wanita berparas mirip Kelly Lin itu mudah tertawa. Sehingga bibir merahnya jarang terkatup rapat. ‘’Happy Aniv pernikahannya yang kesepuluh tahun ya Mas. Sorry I haven’t told you two before ehehe. Mbak Lestari ada kan?’’ katanya. ‘’Ada tapi di sanggar salah satu sekolah SMA. Dapat perintah dari kepseknya buat bimbing teater. Mmm karena besok ada kunjungan walikota kalau g salah,’’ jawabku.
Sementara Jenju santai di ruang keluarga, Aku membuatkan segelas teh hangat untuknya. ‘’Eh Mas, berarti aniv hari ini nguap gitu aja donk. Apa ada planning lain buat ngerayain ntar?’’ tanyanya. ‘’Padahal Aku udah excited banget lho kalau dirayain bertiga,’’sahutnya. Ya beginilah realitasnya yang memang kuharapkan tak terjadi. ‘’Mau gimana lagi Jen. Tapi tanggungjawab profesi Lestari tetep nomer satu lah. Mungkin tahun depan kita bisa ngerayain bersama,’’ jelasku. ‘’I hope so. O ya, ini kamera Mbak Lestari Aku taruh meja kamar ya Mas. Sorry jadi kepoin isi kamarmu lho,’’ ujarnya setelah melihat-lihat video rekaman yang Ia buat.
Sekembalinya dari kamarku, kita membicarakan banyak hal. Jenny berterus terang bahwa Aku dan Lestari adalah sosok pasangan impian baginya. Meskipun Aku tak merasakan hal itu, dia mengagumi kehidupan kami. Beberapa foto yang dia unggah dalam instagramnya juga tertulis caption kenapa hatiku berbunga-bunga melihat mereka. Cinta memang misterius, tapi membawa kebahagiaan. Hal ini memang lumrah bagi wanita yang seharusnya telah menemukan sosok imam, namun pencariannya masih berliku.
‘’Terus berusaha dan sabar Jen. Kamu kan sering ke Bali. Bule-bule di sana kan demen banget sama wanita oriental. Siapa tau ada yang nyantol gitu,’’ gumamku. ‘’Enggaklah, itu udah mainstream di Bali. Seleraku tetep laki-laki lokal,’’ jawabnya pura-pura cemberut. Kesal dengan nada candaanku untuk menghibur, Jenny mencubit-cubit pinggangku. ‘’ Maafin Jenny Mbak Lestari. Nih…nih rasain buat lakor yang ngeselin. Don’t you give up? Huh’’ katanya. ‘’Ampun…ampun nyerah nyonya..,’’ balasku.
Sekejap suasana berubah kembali senyap setelah serangan itu. Alunan musik instrumental lagu Akad Payung Teduh di layar tv kabel menyihir emosi kami. Melihat Jenny yang tengah memainkan gawainya sembari jari jemari kaki indahnya bergoyang seirama musik menaikkan gairah seksku perlahan. Kudekati Jenny dengan berpura-pura penasaran apa yang Ia lihat. ‘’Jangan kapok menikah lagi Jen. Pasti ada kok imam buatmu,’’ bisikku pelan. Lalu, kukecup pundak mulusnya tanpa ada reaksi penolakan. Nafasku kian menderu saat menyapu tengkuk, leher dan lobulus telinganya.
Sedangkan Jenju hanya bisa merintih dan mencoba bilang ‘’jangan Mas’’ yang tak terdengar jelas. ‘’Ohhmm, kamu cantik hari ini Jen. Aku lepas kendali..sori…sori,’’kataku sambil terus merangsangnya. Hari itu, gairahku sangat tinggi. Insting seksual ini membimbingku terus menyusuri permukaan tubuh bagian atas Jenju. Tak perlu waktu lama, penisku telah tegak dan keras. ‘’Mmmmhh Mass..geli Mass…,’’ rintih Jenju tanpa sadar menjatuhkan gawainya ke karpet bawah sofaku. Dengan sigap ku posisikan tubuh rampingnya membujur di sofa dan waktunya melayani selir di kerajaan kecil yang sepi ini.
Dress model pundak terbuka itu dengan mudah kulucuti hingga tampak gundukan payudara yang masih terbungkus bra hitam. Warna bra yang kontras dengan kulit tubuhnya seketika memantik gairah seksku menuju puncak. Bagai leopard yang akan memakan mangsanya, payudara Jenju adalah bagian pertama untuk kunikmati. Ukuran payudaranya yang pas di tangan memudahkan mulutku mencaplok puting-puting coklat muda itu bergantian. Setelah ‘’kenyang’’ memangsa payudara seksi itu, kubopong Jenju menuju kamar istriku.
Disana, tubuh Jenju makin terekspos jelas tanpa sehelai benang pun. ‘’Oh liat deh Jen memekmu indah banget. Mas pengen lebih jauh sayang,’’ ucapku sangat bernafsu. Penetrasi bakal terjadi setelah Jenju menyedot senjataku yang tegang ini. ‘’Mmmmpph’’, ciuman kami menjadi kian panas. Jenny tak peduli lagi dengan make up cantik itu. Bibir kami saling berkecipak dan tergambar dari lipsticknya pada bibirku. Suhu kamar Lestari kian memanas akibat ulah ini. Tanpa kubimbing, tangan kanan Jenju merogoh tongkat 14 cm itu. Diurutnya lembut dari pangkal menuju ujung sehingga semakin tegak menantang. ‘’Isep ya yang,’’ pintaku. Dengan gaya 69, penampakan bibir memeknya sangat dekat dengan mulutku. Bau lendir dan keringat dari rimbunnya rambut kemaluan ini sangat merangsang dan khas.
Kujilat dan kucucupi labia luar memeknya tanpa henti seakan tak mau kalah dengan kenikmatan sepongan Jenju. Hampir lima menitan saling memberikan rasa surgawi, saatnya Aku memasuki pintu tersebut. ‘’Be gentle ya Mas,,,,’’ ucapnya dengan manja. Dua tahun lalu Jenju bercerai dengan suminya lantaran sakit hati memergoki dengan wanita lain. Kali ini, jalan peranakan yang satu centimeter didepan rudal kalibrku akan terbelah kembali. Kepala penisku kini sudah terbasahi ludahku dan siap menerobos masuk terowongan super ketat itu. ‘’Emmmhhh…..ssshhhh…,’’ desah Jenju.
Centi demi centi penis tanpa rambut itu membuka jalan vagina Jenju. Terus kudorong pelan hingga seluruhnya masuk dan glans penis ini serasa mentok. ‘’Uhhhhrr…ketat banget sayang,’’ geramku menahan beribu-ribu kali lipat kenikmatan. Tampak Jenju sedikit meringis karena ngilu serviksnya terdesak benda tumpul. Setelah dua menit beradaptasi, cairan lubrikasi vaginanya mulai melumuri batang penisku. Juga cengkraman ototnya menjadi fleksibel sehingga penetrasi ritme sedang hingga cepat dapat kulakukan. ‘’Sorry huney, I’m tight and so wet,’’ katanya mendesah diikuti pelukan dileherku dan french kissing.
‘’Ga papa sayang. Kamu luar biasa,’’ jawabku. Kuayunkan pinggulku tanpa lelah dalam posisi man on top. Sesekali kulakukan penetrasi dangkal agar tak cepat ejakulasi. ‘’Oh..ahn…ahn..ahh,’’ desah Jenju setiap kugenjot memeknya. Setelah 15 menit posisi MoT, Jenju berinisiatif untuk posisi woman on top (WoT). Bleessh, penisku kembali terbenam dalam lubang kenikmatan abadi itu. Jenju mulai ‘’mengulek’’ dengan tangannya bertumpu pada dadaku. Saat inilah giliranku dibuatnya melayang jauh. ‘’Ohhh, enak banget yang. Dasar perempuan binal. Kamu binal kan?’’ seruku padanya.
‘’Yes huney I’m slutty bitch. A…aku binal sayang…aaaahhh,’’ erangnya yang sontak tangannya mengait pada leherku dan bibirnya mengecup kuat. ‘’Hooohhh,,,ahhhh…ahh huney Im coming,’’ jeritnya tertahan. Jenju pun bergetar hebat bagai tersengat listrik dan akhirnya terkulai lemas di atas tubuhku. Sebuah pencapaian orgasme dahsyat yang lama tak Ia rasakan. Ia juga menampakkan seberkas senyum simpul di antara kedua matanya yang sayu. Memang Ia lelah, tapi permainan belum usai. Selama sekitar 25 menit bercinta, posisi doggy style bakal manjadi sesi pamungkasku.
Jenju langsung menata tubuhnya dan bersiap menerima kontak senjata. Seakan Ia tahu yang kuinginkan, pantatnya menungging dan punggungnya membentuk kurva. Inilah jurus wanita untuk melumpuhkan lawan mainnya yang kurang perkasa. Dan bleesh, penisku terpompa kembali. Di setiap sodokan, otot vaginanya berkontrtaksi memeras batang penisku. Tak pelak cairan lubrikasi berwarna putih menjadi lulur alami bagi kulit penis ini. Lalu kupercepat genjotanku karena terasa akan ejakulasi. ‘’Ahhh,,ahhh Aku keluar Masshh..ohh,’’ erang Jenju meremas kuat bantal disampingnya. ‘’Ya sayang….,’’ ucapku mencabut penis dan cum in mouth (CIM). ‘’Haaahhhsss….ahhss…ahh,’’ dengusku saat peju kental melesat cepat melalui salurannya dan meletup kedalam rongga mulut Jenju. Hal ini membuatku sangat gemetar hingga sedikit hilang keseimbangan.
—skip—–
Setelah pertempuran luar biasa beberapa waktu lalu, Jenju memutuskan hijrah ke London bersama orang tuanya. Menurut Lestari, kepergian Jenju ke ibu kota Inggris itu demi melanjutkan profesinya sebagai sutradara film. Disisi lain, kejadian perselingkuhanku dengannya tetap terjaga hingga hampir satu tahun lamanya.
Di hari pernikahanku yang kesebelas tahun ini, lagi-lagi tak ada perayaan. Jadwal bimbingan teater Lestari semakin padat. Terpaksa aku sendirian lagi di dalam kerajaan kecil ini. Rasa bosan pun melanda. Kuhidupkan laptop dan mendapati sebuah email dari istriku. Cukup aneh. Betapa terkejutnya saat melihat video persetubuhan panas antara Jenju dengan diriku dalam file tersebut. ‘’Oh sial bagaimana ini terjadi?!’’ pikirku tak percaya. Saat itu juga pikiranku limbung tak karuan. ‘’Bagaimana ini diketahui Lestari?’’ batinku. Lalu kulanjutkan memeriksa seluruh email itu dan kubaca pesan singkatnya.
Disitu tertulis Aku terpaksa tak marah atas ini, Mas. Kau tahu, Jenju adalah sahabat terbaik dalam hidupku. Perceraiannya beberapa tahun lalu telah merenggut gairah hidupnya, bahkan Ia pernah berandai untuk bunuh diri. Maafkan Aku mas, ini terpaksa terjadi agar seks mampu memberikannya Jenju sedikit kehidupan. Sekali lagi maafkan diriku Mas. Aku tetap mencintaimu sepanjang masa. Terima kasih telah membantu Jenju.
TAMAT
BONUS
Rencana ini telah sengaja dibuat Lestari seorang diri untuk membantu sahabatnya, Jenju. Lestari bersikeras kepada Pak Ruslan agar memilihnya menjadi pembimbing teater di hari kesepuluh tahun pernikahannya. Sedangkan rekaman video skandal suaminya itu berasal dari kamera yang selesai dipinjam Jenju dan diletakkan di meja tepat depan ranjang. Lestari tau pergumulan nafsu antara Suaminya dan Jenju tersebut kecil kemungkinan terekam. Namun, itu terjadi karena kebiasaan Jenju yang lupa mematikan kamera setelah melihat video-video rekaman untuk proyek pekerjaannya. Dan Lestari berhasil memberikan ”kado” pernikahan kesebelas tahunnya untuk Reza.