Life Changing Experience

Perkenalkan, saya terongbesar. Ini merupakan karya pertama saya di kolom ceritapanas ini. Saya harap berawal dari ceritapanas semprot kelak bisa menjadi salah satu penulis besar di tanah air. haha. Saya pikir para penulis hebat pasti pernah menulis ceritapanas mungkin sekali dalam hidupnya. Saya usahakan untuk update tidak terlalu lama, maupun tidak terlalu cepat. Mengingat saya mahasiswa yang masih menyelesaikan skripsi haha semoga saya gak salah post skripsi saya ke semprot haha. Cerita ini merupakan fiktif dan ada beberapa kejadian yang sesuai kenyataan. Foto yg saya jadikan pemeran pada cerita ini merupakan fiktif. So, PK jangan merusak suasana! atau saya close cerita ini. Semoga para suhu suka dengan cerita saya. Salam,
Click to expand…

Namaku Rendy Surya, berusia 18 tahun berasal dari kota daerah di Jawa, anak kedua dari tiga bersaudara, kakak dan adikku seorang perempuan. Aku mahasiswa culun di salah satu universitas ternama di salah satu kota besar di Indonesia. Di usiaku ini aku sama sekali belum pernah melakukan hal-hal diluar batas kewajaran kecuali forever alone pleasure (FAP), penampilanku yang lugu ini sering membuat aku kalah bersaing dalam mendapatkan cewek walau aku dilahirkan di keluarga yang berada serba cukup. Aku memiliki badan yang proporsional, tinggi 175 cm dan berat badan 70kg.

Dina Indirawati Seorang dokter kandungan, berusia 34 tahun. Janda, bercerai dengan suaminya sejak 4 tahun yang lalu, memiliki 2 orang puteri yang ikut mantan suaminya kerja di Belgia. Dina merupakan sosok wanita modern, wanita karir, lembut selayaknya seorang dokter namun galak di ranjang. Wanita ini memiliki tinggi badan 165 cm dengan berat badan 55 kg dan ukuran dada 36A.

Click to expand…

EPISODE 1 “kringggggggg”, suara nyaring alarm HP ku berbunyi menunjukkan pukul 06.00 pagi. Ku raih HP Samsung note ku untuk mematikan alarm yg berisik ini. Jendela kamar aku buka lebar-lebar supaya udara dikamarku diganti dengan udara segar.. “randyyyyyyyy!” suara nyaring nan keras memanggilku, adalah ibuku. “kamu nanti ke bandara jam berapa, ini sudah pagi, buruan sarapan dan siap-siap!”. “iyaaaa, maaahhh, nanti pesawatnya jam 12 kok, aku berangkat jam setengah 11 dari rumah, ini udah bangun”. Yaa, aku tinggal dengan papah mamah dan kakak dan adik cewek, yang satu berusia 22 tahun, sedangkan yang paling bungsu berusia 16 tahun. Aku keluar kamar dengan wajah masih menyimpan rasa kantuk, “barang bawaanmu sudah lengkap ren, jangan ada yg ketinggalan ya?” kata ayahku. “sudah pah, tinggal berangkat”, kataku dengan masih sedikit kantuk. Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 10.15, aku harus segera bergegas siap-siap untuk berangkat ke bandara. Tiba-tiba samsungku bergetar, “wah sms siapa ini tumben??” pikirku dalam hati. [26/02 10.17AM] Novita Septiana: HEH JELEK, hati hati ya, kabar-kabar kalo udah disana, jangan lupa cari pacar. ku baca satu per satu kata kata perhatiannya, “yaah dari kakakku, Novita hmmm, ku kira siapa..” gunamku. Dia tentu tidak dapat mengantarku ke bandara karena sedang berkuliah semester 6 di kota ujung timur pulau Jawa dan saat ini banyak kegiatan untuk menyelesaikan skripsinya. Novita, berusia 22 th, melihat dari fisiknya, mungkin dia hanya bertinggi badan 168cm dengan berat badan 52kg, dengan ukuran toket mungkin sekitar 34A sehingga dia terlihat tinggi bertoket besar dan seksi. Jujur walau dia kakak kandungku, aku sering berfantasi bercinta dengan wanita yang memiliki tubuh seperti dia. Liburan semester satu sudah berakhir, harus kembali kerutinitas perkuliahan, aku pamit kepada papah dan mamahku “maah paah, rendy pamit yak, aku akan baik-baik aja kok disana, jamin deh, bahagia juga”. “iya anak mamah yg paling ganteng, baik-baik disana yaa” kata mamahku yang sedikit sedih karena akan ditinggal anaknya merantau. Taksi pun sudah tiba untuk mengantarkanku ke bandara. Sesampaianya di bandara, aku langsung check in, “tujuan kota J mbak, koper ini masuk bagasi ya mbak” wajahku datar, antara mau dan tidak kembali ke kota itu. “iya mas, ini boarding pass nya, nanti masuk gate B, kursi nya nomor 27A ya, boarding jam 11.10” kata petugas check in ini, yang ku ketahui namanya Andien dari name tag di dada ratanya itu. “hmm tumbenan nih, bandara gak seramai biasanya, apa karena libur semesterku lebih telat dari libur anak sekolahan ya”, gunamku dalam hati. Jalan melewati lorong-lorong penuh dengan penjaja oleh-oleh, “bakpia mas bakpia, buat sanak sodara mas”. Bandara yang biasanya ramai bagaikan terminal antar kota, kali ini sedikit lenggang, aku memilih duduk menunggu pesawatku di dekat gate B. Ku lihat kanan dan kiri siapa tau ada yang kenal, atau yang cantik bening, gak ada jugaa, sial.. kembali kerutinitasku dengan bermain lets get rich di Samsungku. Hampir seluruh papan monopoli aku landmark, hanya menunggu waktu bagi musuh untuk kalah. Tiba-tiba ada wangi parfum yang aku tafsir cukup mahal harganya. Aku melirik sedikit ke arah bau wangi tadi sembari tetap konsentrasi ke game ku. “siapa tuh, gila wangi banget” ku kembali melihat wanita tadi, sambil menilai dengan kritis. Wanita itu berdiri dengan mantab menggunakan high heels dan jeans ketat menghadap jendela besar ruang tunggu sembari menyaksikan pesawat landing, yang jelas itu pesawatku. Menurut tafsiranku, wanita itu berusia 30 tahun lebih dan bertinggi badan 165cm. rambut panjang sedikit bergelombang membuatku semakin penasaran apakah dia juga satu pesawat denganku. HP aku masukkan ke dalam tas mengingat akan segera naik. Aku tetap memandanginya dan membayangkan dia, dan dia memutarkan badan, langsung menatapku, aku salting, “dem dem ketauan ah bodoh kau Rendy”. “GA 233 tujuan J, GA 233, Gate B, jangan meninggalkan barang bawaan anda”, suara nyaring Andien si penjaga konter memecah kosong isi kepalaku yang ketahuan curi-curi pandang wanita tadi. Aku bergegas untuk mengcheck boarding pass ku dan barang bawaanku. Antrian berjalan dengan cepat, aku bertemu lagi dengan Andien, “nomor 27A ya mas, have a nice flight”, sambil tersenyum. “senyumnya masih manis juga dia, walau dadanya rata” pikirku nakal. Satu per satu penumpang antri untuk di cek boarding passnya dan sebagian berjalan menuju pesawat, sasampainya di pintu pesawat, disambut cantik oleh para pramugari, “selamat siang” dengan senyum khasnya. “hmm 27A, ini dia”, aku memasukan tasku ke bagasi kabin dan duduk ditempat dudukku, berharap tidak duduk dengan orang gendut. Tak lama kemudian, wanita yang tadi, dengan koper kecilnya berusaha memasukkan ke dalam bagasi, namun karena dia sedikit pendek, dia kesulitan. Hatiku bergetar cepat, apakah aku perlu membantunya atau tidak mengingat aku sudah melalukan hal bodoh sebelumnya. Rasa manusiawi ku muncul. Langsung berdiri dan membantu, wanita itu melihatku dan tersenyum, “terimakasih ya mas, walau kecil bawaan saya, tapi berat, kamu duduk 27A? aku di 27C”, perkatannya sungguh menyejukkan dan senyumnya yang indah dengan body dan pantat yang seksi. “iya tante, saya disini hehe”, kataku sambil grogi dan keringetan. Tante itu tersenyum dan berbisik kepadaku “lain kali kalo curi-curi pandang jangan ketahuan ya, tadi ngiliatin apa lama banget?”, yang tadinya tersenyum berubah menjadi jutek. “maaf tante, maaf”, aku malu dan keringatku semakin banyak. “ladies and gentlemen, this is your captain speaking……”, suara sang kapten penerbanganku memecah keheningan. “loh, 27B kosong, kok sudah ditutup pintunya” pikirku dalam hati. Selama pesawat menuju runway, aku berdiam diri sembari melihat ke jendela sambil mengingat ingat tindakan bodohku tadi. Pesawat pun take off, cuaca cerah, hanya ada turbulensi kecil. Pramugari sudah berdiri membawa kereta dorong berisi makanan. “mau minum apa mbak?”, Tanya pramugari pada tante tadi. “jus tomat aja mbak”. “mas, mau minum apa?”. Ku jawab dengan tanpa melihat tante tadi, “air putih aja mbak”. Kuulurkan tanganku meraih air putih itu. Lalu pramugari itu mendorong maju kereta makanannya. “gak doyan jus ya kamu?” Tanya tante itu dengan wajah datar. “baru ingin air putih tante” jawabku tanpa memandangi dia, aku takut, jujur. Tak terasa penerbangan ini sudah akan berakhir, suara roda landing sudah keluar. Pesawat landing dengan mulus dan langsung menuju apron. Pramugari mengijinkan kami untuk keluar, namun tante 27C tidak segera bergegas karena mungkin barang bawaanya yg berat. Tante itu berdiri setelah mulai sepi. Lagi-lagi aku membantunya. Tak ada ucapan terimakasih, hanya sebuah senyuman. Aku bergegas menuju tempat pengambilan bagasi, “ah mamah ini sukanya ngasih bekal banyak2, jadinya berat dan harus di taruh dibagasi”. Tak lama kemudian tas aku pun muncul, langsung ku raih dan menunjukkan bukti kepemilikan koper kepada petugas bandara. Mendekati pintu keluar, “heyy, kamu naik apa? Sudah ada yg jemput? Bawaanmu besar sekali”, Tanya tante tadi, hingga saat ini aku belum tau namanya. “iya tante, aku naik taksi aja”, jawabku polos. “bareng aku aja, mau ke daerah mana?”. Aku grogi dan takut untuk menjawab, “daerah kampus xxxx tante, apa tante juga di daerah situ juga?” “iyaaa, udah bareng aja ya, sambil nemenin ngbrol dijalan, pasti macet hari minggu gini”, ajak tante. Kami pun berjalan menuju parkiran, dan tante itu menguarkan kuncinya, dan mobil pajero hitam berbunyi central locknya. “yuuk, maaf ya mobilnya kotor dan dalemnya berantakan”, tawa si tante. Kami pun masuk setelah menaruh barangku di bagasi mobil. Bagasi mobilnya penuh dengan sepatu dan pakaian di dalam plastic dan kardus. “namaku Dina, kamu siapa?”, sembari tante Dina mengulurkan tangan kanannya untuk berkenalan….”aku Rendy”, balasku dengan rasa grogi khas anak muda perjaka dari kampung.. —BERSAMBUNG—

Terimakasih atas respon positif dari para suhu senior. Ane jadi semangat untuk segera memberi update sembari menulis untuk episode-episode selanjutnya. Salam

EPISODE 2 Aku duduk di kursi depan bagian penumpang, walau aku lelaki yg seharusnya berada di belakang kemudi, tapi ini bukan mobil saya dan bukan wewenang saya pula. Mobil ini cukup besar bagi ukuran wanita. Sejujurnya aku takut berada dalam satu mobil dengan wanita ini, dia cantik dan seksi, nanti kalau dilihat suaminya atau temannya gimana. Sejak berada di tempat duduk ini aku diam-diam memandangi paha dan selangkangannya yg menurutku cukup tebal, sehingga membentuk pantat yang seksi. Aku ingin segera sampai kost dan berfantasy dengannya..aaaahhh pasti nikmat banget. “kamu kuliah? Kerja? Atau apa, Rend?” ucap lembut tante Dina memecah keheningan selama perjalanan, walau radio tidak berhenti menyanyi dan suara klakson kendaraan dijalanan terus berbunyi. “iya tante, ini kuliah semester dua kok, masih mahasiswa baru, tante sendiri abis dari kota S ngapain?”, tanyaku balik biar terkesan friendly laahh.. “kamu kok ingin tau sih kegiatan tante”, jawabnya bercanda, tp justru semakin membuatku takut jika ingin bertanya-tanya lagi. “engak Rend, bercanda haha aku abis ada seminar”. Hmmm seminar ya, apa dia seorang akademisi atau apa ya. Tidak banyak hal yang kami bicarakan dalam perjalanan itu, memang aku susah untuk memulai pembicaraan atau membawa pembicaraan yang biasa menjadi menarik. Tapi ya ini lah aku, walau ada wanita cantik di sebelahku yang menurutku bukan target untuk kujadikan kekasih, yang sebenarnya malah bisa jd tempat latihan ngegombal tapi tetap aja tidak berkutik. Sudah 45 menit perjalanan dan akhirnya sudah memasuki daerah kos-kosanku, sedikit jauh dari kampus, tp itulah yang diinginkan orangtuaku agar aku bisa focus belajar tidak terganggu oleh hingarbingar mahasiswa lain. Penyewa di kos-an ini rata-rata para pekerja dan ada juga beberapa pasangan suami istri. “lho daerah sini kan mayan jauh dari kampus kamu, kenapa cari di daerah sini?” Tanya penasaran tante Dina. “biar gak terlalu ramai jadi gak banyak ngrumpi dan bermain tant” jawabku datar. “maaf tante belok kiri, masuk jalan itu, nah itu kost-ku yang bertingkat”, ku tunjukkan jalannya. Mobil pun berhenti, jantungku berdegup kencang, mengetahui bahwa setelah ini mungkin bakal gak akan ketemu lagi. Tapi di lain sisi lama-lama aku tidak merasa canggung dan ingin ngbrol-ngbrol mungkin bisa membantuku mengurangi rasa grogi di depan wanita. Ahh aku harus berani minta nomer hapenya, pikirku. “terimakasih ya tante Dina, maaf tante aku ngerepoti udah nganterin aku sampe depan kost, maaf juga tante bolehkan aku minta nomer hape tante jika berkenan, nanti kalau masih ingin ngbrol-ngbrol, jika tante berkenan” jawabku mengucap terimakasih, sembari memperhatikan wajah tante yang terlihat serius, tapi justru terlihat semakin cantik. “iya Rendy, sama-sama, oh iya boleh, nanti di sms atau di WA aja ya, nomernya sama kok, kuliah yang rajin ya” ucap tante cantik ini sembari memberi tahu nomer hapenya. Kami bersalaman dan aku turun dari mobil gagahnya itu. Tante Dina menurunkan jendelanya dan memberiku senyuman yang bakal aku bawa ke kamar sebagai bahan coliku. Langsung tancap gas mobil hitam SUV itu setelahnya. Barang bawaanku yang cukup banyak ini tidak begitu merepotkanku, dijaman modern ini semua hal diciptakan dengan berbagai kemudahan. Ku sapa satpam kost yang bernama pak Supar. “siang pak Supar” “Siang juga mas, abis dari kampung ya?” tanyanya. “iya pak” jawabku singkat sembari menaiki tangga. “hmmm kamar ini masih aja bersih walau udah 2 minggu gak ada yg masuk”, pikirku dalam hati. “mumpung masih anget, coba ah ku WA tante Dina” [26/02 16.07PM] Rendy Surya: Hay tante Dina, ini nomerku, Rendy. Hati-hati dijalan ya. “semoga aja segera berbalas setelah doi nyampe” bisikku dalam hati. Segera ku ganti pakaian yg sudah seharian kupakai dan cuci-cuci muka dikamar mandi didalam kamarku. Aku langsung rebahan di kasurku dengan AC aku hidupkan pada 18 derajat. Ku buka-buka hape, tapi WA ku belum jg belum di buka, sudah 10 menit sejak aku mengirim pesan tadi. “gilaaa DP tante Dina boleh juga nih, fix aku harus coli nih” bicara pada diriku sendiri. Pada DP tante sedang berpose di depan kaca mungkin itu saat sedang fitness menunjukkan lekuk tubuh sintalnya. Tak sadar kontolku sudah keluar dari sarangnya dengan posisi setengah tegang. kontolku gak besar-besar amat hanya 14cm saat tegang, ya standart orang Indonesia lahh. Ku kocok pelan-pelan dengan penuh hayat memejamkan mata, membayangkan bercinta atau di blowjob sama tante, hanya sekitar 8 menit dan, “ahhhhhhhhhh uuwwwwwwww” crooot crooottt croot, kontolku menyemburkan sperma 5x ke perut dan dadaku sendiri. badanku melemas tapi puas. Aku meraih tisu disamping kasurku, ku bersihkan sisa sisa perjuanganku. “banyak juga yang keluar, padahal aku rutin seminggu 3x melakukan onani” sembari membersihkan spermaku. “hoaaaaammmmmm aku ngantuuuk”. Di saat aku hendak tidur….suara “cling” dari hapeku, tp aku sudah gak kuat dan terlalu lemas. Aku tertidur…. [26/02 16.49PM] Dina Indirawati: hay Rendy…. Dina Indirawati is typing… —BERSAMBUNG—