Kantor, Suka,Duka,Bahagia

sah dibawah ini hanya cerita fiksi, jika ada kesamaan nama dan lokasi hanya kebetulan saja.

Disuatu hari, disalah satu ruangan direktur keuangan perusahaan swasta berkumpul 3 orang laki-laki, 1 orang merupakan bos mereka Pak Indra, dan 2 orang anak buah nya Rian dan Wawan. Saat ini mereka sedang membicarakan mengenai strategi dan rencana 1 tahun kedepan. Tiga orang tersebut dibilang tiga serangkai pilar utama perusahaan, dan sangat berpengaruh dalam menentukan keputusan manajemen kedepannya.
Wawan diberi tanggung jawab pada posisi operasional perusahaan khususnya hutang dan pengadaan barang. Rian pada posisi asset jangka pendek dan likuiditas, sedang Pak Indra berurusan dengan aset jangka panjang dan menjadi yang paling bertanggung jawab pada divisi keuangan secara keseluruhan.
Inilah Alkisah Tiga orang lelaki didunia kerja.

Kisah:Ryan
Jobdesk: Likuiditas dan asset jangka pendek.

Mata Ryan berbinar setelah mendapatkan kepercayaan dari Pak Indra untuk memegang likuiditas perusahaan, karena dengan tanggung jawab ini, dia dapat dengan bebas menentukan berapa, seberapa lama dan dengan bank mana saja untuk dapat melakukan penempatan deposito.

Selang 1-2 hari Ryan mulai melakukan beauty contest dari seluruh bank dengan menanyakan seberapa besar bunga yang ditawarkan oleh bank tersebut. akan tetapi bunga saja tidak cukup, ryan sudah cukup pintat untuk dapat mencari sales bank atau disebut Relationship Manager yang cantik, dan karena sibuk dengan pekerjaanya, Ryan menjadi orang terakhir yang pulang dari kantor. Dia pun segera membereskan barang pribadinya dan keluar menuju parkiran. Akan tetapi Di parkiran ternyata mobil Wawan masih terpakir rapi. Ryan bingung dan segera mendekati mobil tersebut, terlihat dari jauh ada kepala di kursi sopir dan herannya orang dimobil tersebut terlihat hanya diam terpaku. Semakin penasaran Ryan pun mendekati mobil dengan mengendap dari belakang. Ryan pun mengintip dan shock dengan apa yg dilihat. Ternyata Wawan tidak sendiri, di bangku penumpang ada Ibu Ira kepala bagian purchasing dengan posisi rebahan dan mulutnya sibuk naik turun mengoral penis Wawan. Makin Lama makin hot dan Ryan makin penasaran. Penis wawan dilumat habis oleh Ibu Ira, dari biji sampai kepala penis smua tiak luput dari jilatan ibu Ira. Akan tetapi ketiga suasana makin hot dimana wawan mulai mendominasi dengan menaik turunkan kepala Ibu Ira. Ibu Ira mulai merasa penis wawan akan kluar dan memaksa untuk berhenti, dan menunjukkan muka tidak setuju untuk keluar di mulut ibu Ira.
Wawan dengan gampang dan ketus ke bu Ira, Ibu, “saya tau Ibu ga suka saya paksa isap penis begini, tapi jika ingin Barang tender itu disetujui oleh perusahaan, ibu harus berkorban lah makan malam dengan peju asin ku ini”.
Ibu Ira dengan muka masam membalas “tapi saya sudah kepala 40 Wawan, kamu masih 35, apalah enaknya diemut sama ibu2 tua, saya sudah bersuami dan punya anak wan!”.
Wawan: “yasudah kalau gitu saya tolak yah permintan barang ibu”.
Ibu Ira: “ampun wan, jangan begitu, yaudah sini ibu isap sampai keluar yah, jangan dibatalin yah”
Wawan: “telat bu, burung saya sudah keburu letoy ni”.
Ibu Ira: “Wan, please ibu butuh banget tender itu, sini ibu isap sampe km puas ya”
Wawan: “yaudah ibu keluarkan, tapi dendanya ibu harus menyerahkan 2 anak buah ibu si asih dan sari untuk saya perkosa mulutnya”
Ibu ira: “kok kamu jahat wan, asih dan sari masih belum nikah, kamu tega?”
Wawan: “hanya mulut kok bu, yang lainnya ga minat”
ibu Ira: “janji hanya mulut? kalau km minta lebih gmn?”
Wawan:”kan ada ibu Ira yang bohay ini” sambil memaksa dan mendorong kepala ibu ira ke penis wawan dan memaksa naik turun dengan kejam.
Ibu ira: “ehm, uhuek, wawan, pelan…”
Wawan: “diam! mulai skrg kamu gundik tua aku!!!”
Ibu Ira: “apaaaa uhuek, aku gundik, ga sudi”
wawan: “ibu liat disudut mobil ini ada kamera kecil”
Ibu Ira: “kamuuu, uhuek ” dan ibu ira menelan habis peju wawan tanpa ampun.
Ibu ira: “sudah cukup, kamu apa2an, main rekam!!!!”
Wawan:”sudah diam, nurut aja kamu! atau aku sebar di kantor”!!
Ibu ira: “ampun, beneran?”
Wawan:”yah kecuali ibi berjanji mulai hari ini nurut sama aku dan kasih 2 anak buah ibu buat aku cicipi, atau!!!?”
Ibu Ira: “iyah, maap saya akan nurut, tapi jangan sebarin ya”
Wawan: “ibu saya ga napsu ma ibu, tapi napsu sama anak2 buah ibu, jadi ibu jadi pembuka yah, berbuka dengan yang….”
Ibu Ira: mulai senyum: “yang manis?”
Wawan: “yang asin bu, sinih jilat peju aku, masih belum bersih”
ibu ira: “ampuun deh udah tua masih saja diembat” .

menjadi saksi hidup, Kontol Rian mengeras, dan sehubungan dengan kondisi yang tidak memungkinkan, ryan memutuskan untuk segera pulang dengan jalan kedepan gedung perusahaan dan naik taksi menuju rumahnya.

-Bersambung-
Original by Bekantanx

Sepanjang jalan Menuju rumah, Rian terus memikirkan kejadian barusan, dia tidak menyangka Wawan tega dan berani memaksa salah satu karyawan senior dikantor.

Sekilas mengenai hidup Ryan. Ryan adalah salah satu pekerja muda yang cukup berhasil dan disegani di kantor. Diusia yang cukup muda kisaran 30 tahun dia dengan 1 istri walau sudah menikah 3 tahun tetapi belum memiliki anak dan hidup dirumah sederhana dibilangan tangerang, tetapi dikenal sebagai orang yang lurus dan sangat taat beragama.

Berkebalikan dengan Ryan, Wawan merupakan anak orang kaya, dan menempati posisi di perusahaan karena kedekatan keluarga dengan pemilik perusahaan, Wawan disegani bukan karena kemampuannya, tetapi karena status darah biru nya di perusahaan. Tinggal di daerah pondok indah, wawan saat ini sudah memiliki istri cantik dan 1 anak.

Sedang Pak Indra merupakan orang yang sangat susah ditebak, sudah terlalu banyak pengalaman diperusahaan lain dan diusianya yg mendekati masa pensiun membuat beliau sangat disegani, dan jarang ada yang berani mendekati sebagai teman cerita. sebagian orang kantor menganggap pak indra bertangan besi. orang yang paling beliau sering ajak bicara hanya wawan dan ryan. begitu pun dengan kehidupan pribadi nya, karyawan hanya tahu beliau beristri tanpa tahu punya anak berapa, karena beliau sangat tertutup soal itu.

back to Ryan
Lamunan Ryan bubar (lah kok bubar bang), buyar karena dering hp disaku nya. sambil malas malasan ryan buka pembicaraan dengan nomor yang tidak dikenal.

Penelpon: “Assalamualaikum Dengan Bapak Ryan?”
Ryan: “betul, ada yang bisa dibantu?”
penelpon: “Maaf bapak saya Zahra, dari bank syariah negara, saya dapat info dari salah satu anak buah saya, bapak mau negosiasi bunga deposito dengan kami”
Ryan: “oh, iya, betul, maaf tapi sepertinya bunga dari kantor ibu belum masuk”
penelpon:”masa pak? bisa lah dimasukin”
Ryan:”maksud ibu?”
penelpon:”maaf maksudnya ditolong untuk ditempatkan di bank kami”
Ryan:”oh, yah lanjut besok aja yah, saya sudah capek nih”
penelpon:”ok maaf pak, boleh disimpan nomer saya”
Ryan:” iya bu”
penelpon: “ih bapak (dengan nada manja) nanti klo disimpen saya kasih bonus deh”
Ryan:”Iya bu gampang lah”
penelpon:”terima kasih, assalamualaikum, tapi saya kasih komitmen duluan ni, nanti di terima ya”
Ryan:”komitmen apa toh bu, yasudah saya dah mau sampai ni, Walaikum salam”

Taksi pun merapat di depan pagar rumah dan setelah bayar ryan segera turun. *beepbeep* sebuah pesan berbunyi dari hp ryan, segera dia buka dan kaget bukan kepalang. Sales bank yang tadi telpon mengirimkan 2 poto, yang pertama zahra dan anak buahnya Fitri lengkap dengan jilbab cantik full asesoris selayaknya pegAwai bank syariah, serta 1 lagi Foto Zahra masih berpakaian lengkap, dengan berposisi seperti mengarahkan akan tetapi Fitri sudah menanggalkan jilbab dan baju luarnya menyisakan tangtop saja, dengan potongan kalimat, bonus dapat diambil kalau bapak berkenan.

Mengacuhkan pesan itu, Ryan kemudian mengetuk pintu rumah dan selang beberapa menit dibukakan oleh istri Ryan. Istri Ryan, Arinta memiliki perawakan tinggi langsing berambut lurus dan memang dulu pernah menjadi pramugari salah satu airlines di indonesia.
Ryan: “Assalamualaikum yang”
Arinta: “walaikum salam, gimana kantor?”
Ryan: “pusing”
Arinta: “yaudah kamu mau aku bikinin apa? ”
Ryan: “Bikin anak yuk yang, lagi pengen ni”
Arinta: “yee yang kok nakal sih”
Ryan:”udah ah bawel” ryan melorotkan daster arinta dan langsung melumat payudara istrinya.
Arinta: ” yang kok jadi kasar sih, aku lagi meraah”
Ryan: “yaah kok!?” rian bt maksimal, tapi dia ga habis akal, terkesan dengan gaya wawan tadi sore dikantor, ryan pun berusaha mendominasi.
Arinta:” udah yah yang, lusa udah bersih kok, lusa aja ya”
Ryan:”pokoknya sekarang atau aku cari istri lagi, dasar sawah kering”
Arinta: terkesima dengan kalimat ryan”kok kamu gitu yang sekarang, jadi aku aja kurang?”
ryan:”iya, kenapa masalah? yaudah mau kasih ga”
Arinta: “lewat mana yang”
Ryan: “buka baju kamu, isep kontol aku skrg”
Arinta:” yang jorok bgt itu kan buat pipis”
Ryan:”yaudah aku cari istri lagi yah”
Arinta: menangis”yang yaudah sinih ak isep” dia melorotkan dasternya dan kemudian dengan muka sedih dan sedikit jijik menjulurkan lidahnya dan berusaha mendekati penis ryan
Ryan: “ah lama” sambil menampar, ryan menarik kepala istrinya untuk melumat penis ryan
Arinta:”yang kamu kas…” terhenti karena mulut arinta tertutup smua dengan penis ryan. “ya…ng cuuu… kup” arinta muntah dan mengenai perut ryan.
Ryan:”cukup sekarang nungging”
arinta:” yang masuh kurang ya? yang maaf aku lagi merah”
Ryan: “diem” kemudian mengarahkan monas sakti ke arah anus arinta istri kesayangan dia sendiri. “yang maaf yah aku harus hukum kamu”
Arinta:” yang apa2an, kamu giiii…..Aaaaaaaaaagh. yaaang aaaagh sakit!”
Ryan:”brisik! nikmati aja” sambil memompa pelan pelan, danperlahan tapi pasti penis ryan makin lama makin penetrasi mendalam
Arinta: menangis diiringi rintihan “yang aduuuh yauda aaah aku aaaagh nyeraaah!”
Ryan: “nyerah gimana”kemudian menghentikan sodokan dan mencabut penisnya dari anus arinta
Arinta: “yah yang ak nyerah sakit banget, aku ikhlas kamu punya istri lagi 1-2-3 terserah kamu, tapi aku mau jd yg paling tua dan kamu tolong jangan siksa aku seperti ini! toh diagama kita gak papa kan, aku jg belum bisa kasih keturunan. gpp ak iklas”! dan kemudian arinta pingsan
Ryan: “ini maksudnya apa yah yang wong aku cuma gertak aja koh, tapi boleh jg sih” (dengan mimik bahagia)

-bekantanx-