Kalung Mbah Kromo

Bab 1 Bu Rini Perkenalkan namaku Tono ak bekerja sebagai seorang salesman produk tembakau di kota J, sebagai seorang salesman produk tembakau ak harus bisa mudah akrab dgn pemilik toko, baik itu pengambilan dalam jumlah besar ataupun kecil. Setiap harinya ak mengunjungi setidaknya 40-50 toko utk menawarkan produk tembakau, karena produknya sudah sangat dikenal di pasaran jadi mudah bagiku utk berjualan. Terlebih sdh ada beberapa pemilik toko yg sangat akrab denganku. Meski kebanyakan ibu² tapi tak sedikit yang masih menjaga bentuk tubuhnya. 2 diantaranya yaitu Bu Rini 32 tahun dan juga ada Bu Nada 28 tahun. Bu Rini terkenal sangat judes dan sedikit galak jika dikunjungi oleh salesman terutama dari produk tembakau. Tapi bagiku tak penting judes dan galaknya yg penting bagiku dia melakukan transaksi saat ak kunjungan dan yg lebih penting ak bisa cuci mata. Terlebih Bu Rini ini memiliki bodi yg masih terawat, kulitnya putih mulus rambut sepinggang dengan tinggi sekitar 160 cm berat 52kg membuatnya terlihat proporsional, didukung dengan payudara 36b dan pantat yg membulat sempurna membuat siapapun akan betah jika berlama-lama memandangnya. Dalam kesehariannya Bu Rini bisa dibilang sangat seksi, dengan daster selutut kadang lebih pendek tak jarang dasternya ketat sehingga tonjolan payudara dan pantatnya terlihat jelas membuat siapapun yang melihatnya ingin merasakan kehangatan tubuhnya. Sementara Bu Nada meski lebih pendek dari Bu Rini tapi secara face Bu nada lebih cantik, dan kulitnya lebih mulus. Jika dibandingkan dengan Bu Rini tentu Bu Nada lebih fresh karena berumur lebih muda dan Bu Nada lebih terbuka dalam hal berpakaian. Kaos ketat atau tanktop adalah pilihannya utk dipakai sehari-hari dan utk bawahannya lebih suka menggunakan celana rumahan yang tentunya lebih pendek dan ketat. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan orang yg beruntung bisa merasakan kehangatan tubuh mereka selain suaminya adalah aku sendiri. Entah sdh beberapa kali mereka menghangatkan malamku bahkan seringkali mereka yg meminta duluan tentu saja suami mereka mengetahui apa yg istri-istrinya lakukan jika ak kunjungan atau mereka yg menginap di rumahku. Dan beruntung bagiku karena suaminya selalu mengijinkan jika istri-istri mereka aku ajak jalan keluar, baik itu cuma nonton, makan ataupun bercinta. Semua berawal dari 6 bulan yg lalu, saat ak sedang istirahat di sebuah warung makan. Saat itu jam 1 siang ak yg sedang merokok setelah makan didatangi oleh seorang lansia yg meminjam korek. Karena heran diumur yg sudah sepuh beliau masih kuat utk merokok jenis kretek ak iseng tanya² tentang beliau. Mbah Kromo adalah nama panggilannya beliau berkata bahwa tadi habis dari pasar utk membeli keperluan rumah beliau ketinggalan angkot sehingga memutuskan untuk beristirahat sejenak. Dan kami sempat ngobrol banyak hal, karena angkotnya belum datang Mbah Kromo ak tawari utk makan siang dan beruntung beliau bersedia. Saat ak sedang menghitung jumlah setoran Mbah Kromo meminta sebungkus rokok padaku, ak berikan sebungkus rokok lalu Mbah Kromo memberiku sebuah kalung sebesar uang koin dan bertuliskan aksara Jawa. Karena ak tak paham maka ak pakai saja, toh pemberian orang tak enak jika tidak dikenakan. Setelah ak kenakan Mbah Kromo pamit dan mengucapkan banyak terimakasih. Selepas kepergian Mbah Kromo ak berniat melanjutkan pekerjaanku, mengunjungi beberapa toko dan terakhir toko milik Bu Rini. Saat kunjungan ak merasa ada yg janggal karena tak biasanya setiap toko membeli semua produk yg ak tawarkan. 3 toko terlewati dengan transaksi yg tak biasanya karena heran ak coba di 1 toko dimana nominal transaksi sengaja ak lebihkan dan benar saja si pemilik toko tdk curiga bahkan saat ak meminta utk cek harga dan total faktur pemilik toko berkata kalau nanti ada yg salah nanti ak hubungi. Sesuatu yg sangat janggal, karena jumlah transaksi seharusnya di angka 500rb tapi saat ak menulis 1 jt tidak curiga. Saat ak mencoba berpikir apakah karena kalungnya atau tidak ak coba lepaskan kalungnya lalu meminta pemilik toko utk cek ulang. Dan benar saja saat ak lepaskan kalungku pemilik toko berkata kalau benar kelebihan tapi saat ak kembali menggunakan kalung tsb pemilik toko langsung memberikan uang yg tadi sempat ia minta. Karena tak tega ak berikan kelebihan uangnya dan mengatakan kalau itu bonus program. Terakhir toko milik Bu Rini, apa yg akan terjadi nanti mengingat Bu Rini sangat teliti jika masalah uang. Tiba di toko Bu Rini yg sedang sepi pembeli, dengan PD ak masuk toko lalu menanyakan produk apa yg dibeli oleh Bu Rini. A: Bu, tambah apa aja? R: apa aja deh mas, ngikut aja aku. (Sambil membuat faktur) A: kalo segini Bu? (Total ada sekitar 5 juta) R: ya boleh mas. (Sambil tersenyum) A: tumben Bu gak galak biasanya judes. R: bosan mas, pengen ganti suasana. A: wah sayang banget ini padahal kesini mau lihat judesnya (sambil kuulurkan tanganku memberikan faktur) R: hadehhh kamu ini, judes salah gak judes salah (sambil menerima faktur dan tangannya ak genggam bahkan jempolku mengelus-elus punggung tangannya) A: Bu, tau gak kalau Bu Rini tu cantik R: dah dari dulu mas. Kalau gak mana mungkin suamiku mau. Kenapa kamu mau suka sama ak? A: ya kalau boleh jujur iya si Bu, tapi sayang istri orang R: emangnya kenapa klo istri orang? A: ya takut aja nanti suaminya ngamuk R: ya kalo km suka diungkapin kan kalo suka gak harus memiliki A: haduhhh repot Bu, dahlah ak ambil dulu barangnya Setelah memberikan produk yg diminta. Bu Rini ak minta utk cek, tapi yg terjadi Bu Rini langsung menganggap barang yg diterima sudah sesuai. Ak segera sadar mungkin ini kekuatan dari kalung yg ak gunakan. Maka utk selanjutnya ak iseng tanya² guna untuk mencairkan suasana dan mempermudah niatku. A: Oh iya Bu, suamimu kemana? R: lagi pergi sama anak-anak, sendirian nih di toko. Kamu mau gak temenin ak dulu A: mau sih tapi kalo suruh berdiri ya ak pikir² dulu R: ihh dasar cowok, ya udh duduk sini A: dimana Bu? R: sini aja duduknya, sebelahan sama ak Ak segera beranjak duduk disampingnya, sengaja ak duduk mepet dengannya dan Bu Rini tidak protes. Bahkan saat tanganku hinggap di pahanya Bu Rini sama sekali tidak menegurku. Kami berdua larut dalam obrolan ringan karena yg kami obrolkan hanya seputar keluarga dan kerjaan kami masing-masing. Selama itu tanganku mulai beraksi, dimulai dari kurangkul tubuhnya, kucium tangannya dan terakhir ak iseng mengelus pahanya. Bu Rini sama sekali tidak protes malahan dia sengaja menyandarkan tubuhnya agar ak bisa lebih leluasa. Sebenarnya ak masih ingin berlama-lama tapi mengingat kerjaan belum beres maka ak putuskan untuk mengakhirinya dan melanjutkan pekerjaanku tapi yg terjadi malah dicegah oleh Bu Rini. A: knp Bu? R: buru-buru banget, emang jam segini mau masuk kantor? A: ya gak sih, cuma mau cari tempat buat cek stok aja sama ngitung duit setoran. Lagian kalo ak disini terus gak enak nanti kalo ada pembeli. R: ya udh km cek stok di depan toko kan bisa trus ngitung duit setorannya disini aja. A: males Bu depan toko panas. Mau cari tempat sejuk aja. R: hissshhhh taruh aja motornya di garasi samping, ntar ditutup biar gak keliatan orang. Bentar ak bukain dulu pintu garasinya. Ak ikuti arahannya memasukkan motorku ke dalam garasi samping toko Bu Rini. Setelah itu ak melanjutkan pekerjaanku menghitung Stok lalu lanjut menghitung ulang uang setoran. Setelah dirasa beres ak kembali menghampiri Bu Rini yg baru saja melayani beberapa pembeli. A: Bu numpang kamar kecil R: yuk kuanter A: pake dianter segala Bu. R: ya siapa tau kamu nyasar masuk kamar A: kalo gitu mending nyasar aja ke kamar siapa tau bisa sambil tiduran R: mau tidur sekalian? A: bercanda Bu Ak lalu ke kamar kecil diantar bu Rini sebenarnya ak tidak kebelet cuma membetulkan posisi Joni yg sedari tadi berontak. Setelah selesai ak keluar kamar kecil dan kulihat Bu Rini sedang duduk di kursi meja makan sambil memainkan ponselnya terlihat Bu Rini semakin seksi dengan posisi duduknya. Ak lalu menghampirinya dan tanpa ijin ak duduk di sampingnya. A: liat apaan Bu serius banget R: ini liat fotonya anak-anak lagi pada main trus dikabari suamiku kalo pulang nanti hbs magrib. A: wahh asyik nih bisa berduaan kita R: kamu mau berduaan sama ibu-ibu kyk ak gini? A: walaupun ibu-ibu tapi Bu Rini tu masih kelihatan muda banget. R: mulai gombal nih bujang lapuk, tapi emang bener ak masih kelihatan muda? A: iyalah Bu, liat aja ni kulit Bu Rini masih mulus trus wajahnya juga belum kelihatan ada kerutan R: berarti ak masih cantik dong? A: banget cantik dan seksi R: apanya yg seksi A: nih bodi Bu Rini tu masih kelihatan terawat banget. Bemper depan dan belakang kelihatan masih kenceng apalagi perutnya juga masih rata. R: kok suamiku dah gak pernah muji ak lagi ya A: itu karena Bu Rini galak sama judes makanya bosen R: ihhh dasar ya kau ini. Yuk lah kedepan A: bercanda Bu Lalu plak kutampar pantatnya yg berlenggak-lenggok. Bukannya marah Bu Rini malah semakin asyik menggoyangkan pantatnya ke kanan dan ke kiri layaknya biduan membuatku semakin gemas. R: gak ditampar lagi? A: nihh Ucapku lalu kembali kutampar pantatnya dan kadang meremasnya. Ak dan Bu Rini kemudian masuk ke toko, terlihat disana ada 2 ibu-ibu yg hendak berbelanja. Mereka tampak kaget melihatku dan Bu Rini tapi tak lama mereka tampak biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa. Setelah ibu-ibu itu selesai belanja ak dan Bu Rini melanjutkan obrolan kami. Sekarang Bu Rini tak malu lagi utk bercerita tentang kehidupan seksnya bersama suami yg semakin lama semakin hambar. Aku juga semakin berani kadang kusingkap dasternya hingga terlihat CD Bu Rini atau ak yg menarik tubuhnya agar semakin nempel pada tubuhku. Tapi yg paling sering adalah ciumanku dimulai dari punggung tangannya lalu naik ke lengannya, pundaknya lalu kuberanikan mencium pipinya. Melihat tidak ada penolakan ak semakin intens mencium pipinya dan sesekali tanganku merambat ke payudara Bu Rini. “Ahhh” desahan nikmat keluar dari mulutnya lalu satset aku segera memagut bibirnya. Bu Rini tampak kaget dengan perlakuanku tapi dengan segera dia mengimbangi permainanku. Beberapa menit kemudian kami mengakhirinya karena ada beberapa anak yg jajan di tokonya. Rada ribet jika anak-anak yg jajan karena tak kunjung selesai. Beruntung Bu Rini dengan galaknya berhasil membuat anak-anak tsb segera mengakhiri jajannya. Dan karena tidak mau diganggu lagi Bu Rini memutuskan untuk menutup toko. Saat mau menarik rolling door ak dekati Bu Rini lalu memintanya untuk mengangkat daster sampai ke perut. Bu Rini hanya menurut lalu mengangkat dasternya, lalu dengan seenak jidat ak plorotkan CDnya yg berwarna krem. Bu Rini hanya terkejut dengan apa yg ak lakukan dan melanjutkan menutup pintu sebelah kiri hingga seluruh toko sudah tertutup. Lagi-lagi aku dengan seenak jidat meminta Bu Rini utk melepas bhnya tanpa melepas daster dan sudah pasti kemauanku langsung dilaksanakan olehnya. A: seksii banget km Bu. R: mulai skrg jgn panggil Bu dong A: trus panggil apa? Sayang? (tangan kananku berusaha meraih payudaranya) R: ehmmm gitu juga boleh A: panggil sayang tapi gak ada kejelasan statusnya sama aja bohong R: ya mulai skrg kita jadian aja, ehh jangan mulai skrg kita suami istri aja. Mau ya suamiku sayang. A: trus mas Dwi gmn? (Suami Bu Rini) R: ya dia tetep suamiku tapi prioritasku ya kamu. Mau ya sayang plisss nikahi ak. Gak sah jg gpp yg ptg kamu suamiku A: tapi ada syaratnya. Kamu harus nuruti semua yg ak mau, kamu gak boleh nolak apapun yg ak perintahkan, ak bebas kapanpun minta jatah ranjang, mulai skrg kamu gak boleh ngasih jatah ranjang ke mas Dwi cuma boleh ngocokin aja itu pun pake tangan, terakhir ak gak wajib ngasih nafkahi km. Gmn mau? Tiba-tiba Rini memelukku A: mau sayang ak mau. Ak akan selalu berusaha patuh, tubuhku dan semua yg ak miliki kini menjadi milikmu. Ak pasrahkan semuanya ke kamu sayang. Bimbing ak jadi wanita yg sepenuhnya patuh dan akan selalu patuh padamu. Setelah mengucap janji “suci” kami berciuman dengan penuh nafsu, tangan kiriku meremas dan menampar pantatnya sementara tangan satunya meremas dan bermain dengan putingnya. Tak ada lagi penolakan pada dirinya kini yg ada Bu Rini sdh diselimuti oleh nafsu. Tapi kegiatanku harus segera dihentikan karena ak mau balik kantor. R: pindah ke kamar yuk yang, ak berikan semuanya mulai saat ini. A: hehe sabar dulu sayang. Ak harus balik ke kantor ini, gmn kalo nanti malam ak kesini lagi ak akan menginap disini dan kita habiskan malam pertama kita. (Sambil tanganku meremas kedua payudaranya dengan gemas) R: ahhhh jam berapa sayang? Kalo nanti malam pasti ada suamiku sayang. Apa perlu ak booking kamar hotel utk kita berdua? A: jangan dulu Riniku sayang. Peresmian hubungan antara kita harus ada saksinya. Ak minta suamimu utk menjadi saksi hubungan kita berdua. R: gimana caranya sayang? Apa dia akan mengijinkan? A: tenang, kalo soal itu biar ak nanti yg urus. R : ahhh baiklah sayang, ak pasrahkan semuanya padamu. A: good, persiapkan dirimu malam nanti. Tapi sebelum itu…. Kulumat bibirnya sekali lagi lalu tanganku berusaha melepas dasternya. Bu Rini mengangkat tangannya agar dasternya bisa segera lepas dari tubuhnya. Mulutku langsung menuju ke payudaranya. Kuhisap satu persatu putingnya sambil tetap aktif meremas payudaranya. R: ahhh iya sayang ak milikmu A: km seksi banget sayang Kegiatanku hanya berlangsung sebentar karena ak buru-buru balik kantor. A: pakai lagi pakaianmu ak balik kantor dulu. R: iya sayang hati-hati ya. Buat ntar malam ak perlu dandan kayak gimana? A: pake aja dastermu yg menurutmu paling seksi. R: oke siap sayang Ucapnya sembari memberi hormat ala upacara bendera. Malam harinya di rumah keluarga Pak Dwi dan Bu Rini R: pah, nanti Tono mau bertamu D: ada apa mah kok bertamu segala? R: gak tau dia cuma bilang kalo nanti malam mau bertamu. D: jam berapa emangnya? R: katanya jam 8 tunggu aja dulu paling bntr lagi sampai. Anak² udh pada tidur kan? D: iya udh pada tidur, knp mau kasih jatah kah? R: huuu dasar yg dipikir cuma jatah mulu. D: Yee kan siapa tau. Lagian siapa suruh pake daster yg ini. Kan setahuku udh gak mau lagi pake yg ini karena udh kekecilan R: udah ah ak mau ke dapur dulu. Tak lama setelah itu Tingtong Tingtong D: ya bntr (sambil berjalan menuju pintu depan) eh malam mas Tono masuk mas duduk dulu. Mah bikinin minum ya. Dari mana ini? A: dari rumah pak, kebetulan ada yg mau saya bicarakan sama pak Dwi. D: perihal apa mas ? Sepertinya serius. A: iya pak Dwi. Ini soal Bu Rini istri pak Dwi. D: ada apa dengan istri sy mas? A: jadi ceritanya panjang sih pak, tapi sy ambil poinnya aja. Yakni tentang ketertarikan sy terhadap istri mas Dwi. D: maksudnya? A: jadi siang tadi saya sama Bu Rini udh jadian pak, dalam artian kami sdh memutuskan untuk menjalin hubungan asmara. Sy minta pak Dwi selaku suaminya merestui hubungan kami. Bu Rini datang membawa nampan lalu duduk disamping suaminya. Kali ini dia memakai daster dengan 3 kancing di dadanya yg sudah terlepas. Dasternya berbahan satin yg tipis hingga kedua putingnya samar-samar terlihat dengan 3 kancing di dadanya. Sementara bawahnya hanya menutupi sejengkal pahanya. R: iya pah, jadi mulai hari ini mamah punya 2 suami. 1 papah trus 1 lagi mas Tono. D: mamah yakin? Maksud papah apakah mamah bahagia dengan keputusan mamah? R: banget lah, entah kenapa skrg mamah bahagia banget ketemu mas Tono. Mamah gak bisa kasih penjelasan detailnya cuma mamah minta papah merestui hubungan kami. D: ya kalo mamah bahagia dengan keputusan mamah papah ikut aja apa pengennya mamah. R: beneran pah? D: iya mah beneran R: makasih papah sini cium dulu karena setelah ini papah udh gak ada hak lagi atas mamah. (Lalu Rini duduk dipangkuanku) A: betul mas Dwi. Mulai hari ini Rini hanya punya kewajiban melayani sy sebagai suami ke-dua sedangkan mas Dwi udh gak ada hak apapun lagi, tapi kewajiban mas Dwi sebagai suami Rini jg masih berlaku kok, tapi hanya dalam batas menafkahi secara materi. Utk nafkah batin hanya saya selaku suami ke-dua. Gimana mas Dwi setuju kan? Bu Rini mencium pipiku sementara tanganku masuk lewat celah kancing dasternya meremas gundukan daging kenyal dan memainkan putingnya. D: iya mas Tono sy setuju² aja, toh utk kebahagiaan istriku, maksudku istri kita. A: sip deh kalo gitu. (Kutatap wajah Bu Rini) siap untuk malam pertama kita? R: (mengangguk lalu kembali mencium pipiku) siap dong sayang. Yuk ke kamar Ku gendong Bu Rini menuju “kamar pengantin” sementara mas Dwi hanya duduk di kursi sofa. Kududukkan Bu Rini di ranjang lalu kukunci pintu. Kudekati Bu Rini lalu kami berciuman tangan kami saling meraba bibir kami saling bertautan dan kami saling menelanjangi. Saat kami sudah sama-sama telanjang kami saling bertatapan. R: mulai malam ini kamu adalah rajaku, yg menguasai jiwa dan ragaku. Lakukanlah sayang dengan penuh nafsu dan kasih sayang, perlakukan diriku sesuai keinginanmu. Tanpa ak berkata ak kembali mencium bibirnya dia membalasnya dengan penuh nafsu, kedua tanganku hinggap di payudaranya meremasnya sesuka hati, memilin putingnya dan saking gemasnya ak plintir kedua putingnya secara bersamaan. Mulutku mulai turun mengecup lehernya dan mulai membuat tanda. Lidahku lalu naik ke belakang telinga, kujilati area belakang telinga secara bergantian kiri-kanan. R: ahhh geli sayang. A: kamu suka? R: suka sekali sayang. Ak beralih ke gunung kembarnya, lidahku menyapu seluruh bagian payudaranya. Tangan kananku mulai turun ke pangkal pahanya menyibak bulu kemaluannya dilanjutkan dengan jari-jariku yang bermain di belahan bibir vaginanya. Kumainkan klitorisnya hingga dia beberapa kali mendesah. R: ugghhhhh sayanghh, kamu pintar sekali, ahhhh sshhhhh ahhhh menjadi milikmu suatu kebanggaan bagiku Kumasukkan jari tengahku kedalam vaginanya dan hal itu membuat Bu Rini seperti tersentak, tetap dengan mulutku yang bermain di putingnya tanganku kini semakin aktif mengocok vaginanya membuat dirinya tak bisa menahan lagi lalu Bu Rini mengalami orgasme pertamanya malam ini. R: ahhh aahhh barusan apa sayang? Nikmat sekali rasanya. A: itu orgasmemu sayang, baru pertama kali inikah? R: ahhh ssgh ahhhh iya sayang dulu sama mas Dwi gak pernah dibuat orgasme mesti dia duluan yg keluar. Itupun gak sampai 10 menit. A: mulai malam ini denganku akan kubuat dirimu berkali-kali merasakan kenikmatan. Ak membantu bangkit lalu kusodorkan penisku ke mulutnya. A: udah pernahkan kalo oral? R: udah sayang, tapi masih amatir A: gpp nanti juga terbiasa. R: kasih intruksi ya sayang, biar ak tau apa yg membuatmu nikmat A: jilat dulu kepalanya (sambil mempraktekkan) lalu seluruh batangnya juga dijilat trus dihisap, kantung zakarnya juga dijilat lalu dimainkan dengan mulutmu. Terakhir kamu masukkan ke dalam mulutmu sambil kamu coba utk menghisapnya, jgn sampai kena gigi. Saat dia mempraktekkan semua instruksiku dirinya agak kesusahan karena ukuran penisku, ak merasakan kenikmatan yang luar biasa. Lidah dan mulutnya yg lembut membuatku terbang. Setelah sekitar 10 menit dioral olehnya ak memintanya utk berhenti karena jika diteruskan ak pasti keluar sebelum menikmati hidangan utama. R: gak enak ya sayang? A: enak kok sayang, enak banget malah. Cuma kalo diterusin bisa² ak sampe sebelum ngerasain jepitan memekmu. Rini tertawa mendengar pernyataanku, segera dia rebahkan dirinya lalu membuka pahanya lebar-lebar. Ak yg juga udh gak sabar menikmati jepitan memeknya segera memposisikan diri. Kuarahkan kontolku ke bibir vaginanya, kugesek-gesek sebentar lalu perlahan memasukkan kontolku, Rini sempat terpekik karena ukuran kontolku yg pasti lebih besar dan panjang dari suaminya. Kontolku terasa hangat dan basah dan jepitannya sangat terasa padahal dia sdh melahirkan 2 anak. Ketika baru setengahnya masuk tanganku meraih kedua payudaranya, kembali kuremas dan kuplintir putingnya membuat dirinya mendesah. Lalu perlahan pinggulku maju mundur, memberikan sensasi nikmat tiada tara. Dan saat dia sdh bisa beradaptasi ku majukan pinggulku dengan cepat hingga dia teriak. R: ahhh sakit yang, pelan-pelan saja A: tapi ak suka yang. Gimana dong? R: ya udh kalo sayang suka, istri yg baik hanya bisa nurut. Dengan tanganku yang masih menggenggam payudaranya ak mulai memaju-mundurkan pinggulku. Bu Rini terlihat pasrah dan mulai bisa menikmati permainan terbukti dari pinggulnya juga maju mundur seirama dengan genjotanku. Desahannya juga makin keras pertanda dia sdh mendekati orgasme, maka semakin intens tanganku meremas kedua payudaranya dan genjotanku juga makin lancar, keras dan cepat. Tak sampai 10 menit Bu Rini merangkulkan tangannya ke leherku lalu tubuhnya mengejang hebat, jepitan memeknya juga semakin terasa lali cairan hangat menyiram kontolku yg masuk menggenjot tubuhnya. R: ahhhh sshhhhh sayaynnngg ak keluar lagiiii ahhhh enakkkkk yangggg, terus genjot terussss. Ahhhkkkkhhhhhhh akuuhhhh milikkmmuuuuu ahhhhh A: enak yang? R: ahhh ssgh ahhhh banget yang, nikmat banget rasanya makasih sayang udh buat ak orgasme 2 kali. Ahhhh putingku sensitif banget yang. A: ganti gaya yang. Nungging ya, mau liat kalo kamu kusetubuhi dari belakang R: ahhh iya yang. Dengan kondisi lemas Bu Rini bangkit lalu menungging. Pantat bulatnya terlihat menggemaskan, payudaranya juga terlihat menggantung membuatku tak pernah bosan utk kembali meremasnya. “Plak-plak-plak” kutampar pantatnya sebelum jari tengahku masuk kedalam vaginanya. Ak yg berada di samping kirinya meminta utk mengangkat kaki kirinya utk kutopang. Membuatku semakin leluasa bermain dengan tubuhnya. Sementara Bu Rini hanya pasrah dan mendesah kuperlakukan semauku hingga membuatnya kembali orgasme bahkan sampai squirt. R: ahhh ssgh ahhhh sshhhhh sayaynnngg ak lemes banget. Kamu hebat banget udh bikin ak tambah sayang. Selanjutnya giliran kamu yang yg harus nyampe. A: sabar sayang, ak belum jadi genjot kamu dari belakang kok. R: ak emut lagi kontolmu boleh yang? Tak kujawab permintaannya lalu kusodorkan kontolku kemulutnya yg terbuka. Langsung dilahap kontolku oleh mulutnya dan kini emutannya semakin terasa nikmat. A: udh pinter ngasih servis blowjob nih R: ahhh iya kan ayang yg ngajari. Ak lalu beralih ke belakang tubuhnya. Segera kumasukkan penisku seluruhnya membuat dirinya mendesah dan tanpa dikomando Bu Rini memaju-mundurkan pinggulnya. Kelakuannya membuatku semakin gemas hingga ak tak sabar untuk segera menggenjot tubuhnya, kutampar pantatnya berkali-kali dilanjutkan dengan genjotanku yg kini semakin cepat. Kini ak semakin brutal, genjotanku semakin cepat dan keras, pantatnya semakin memerah karena tamparan tanganku dan payudaranya yang kuremas kuat-kuat. R: ahhhh putingku juga dimainin yang, terserah kamu apakan. Tubuhku udah jadi milikmu seutuhnya, ahhhh sshhhhh sayaynnngg ak keluar lagiiii A: barengan ya yang, ak keluarin dimana? R: terserah kamu aja yang, ak udh jadi milikmu seutuhnya. Kamu bebas ahhhh sshhhhh sayaynnngg gak kuattt ahhhhh A: ak keluar yangggg ahhhh Tubuh kami mengejang beberapa saat, kontolku menyemburkan isinya didalam rahim Bu Rini. 5 kali semburan spermaku mengisi rahimnya, kugenjot lagi tubuhnya lalu kudorong dengan keras pinggulku membuatnya tersungkur di posisi tengkurap. R: ahhhhh lemesss banget. Kujambak rambutnya dan kujejalkan kontolku yg dilumuri cairan kami berdua. A: bersihin kontolku yang Bu Rini dengan cekatan segera membersihkan kontolku dengan sangat detail tak ada bagian kontolku yg terlewati terakhir dia sedot kontolku berharap ada sperma yg masih bisa keluar. Setelah itu kami berbaring di ranjang. Dia memelukku dan mengatakan bahwa persetubuhan kali ini benar-benar nikmat. R: makasih banget ya sayang, kamu udh bikin ak keluar 4 kali dalam sekali berhubungan badan. Ucapnya semakin mengeratkan pelukannya. A: seronde lagi sanggup kan? Ak belum puas nih. R: hah ayang belum puas? Kalo seronde lagi ak bersih² dulu ya yang. Apa mandi bareng yuk yang. A: mandiin ak ya R: beres yang. Kami lalu bangkit dari ranjang dan menuju kamar mandi yg berada di belakang lebih tepatnya di samping dapur. Saat keluar kamar dengan kondisi telanjang suaminya menyapa kami berdua. D: gimana mah? Mamah pasti puas kan? Tadi sempet teriak R: lho papah daritadi di sini? Iya pah, suamiku tersayang ini kuat banget, apalagi kontolnya yg besar dan panjang bikin ak 4 kali orgasme. Tanpa kujawab sapaannya ak dan Bu Rini langsung mandi bersama. Kami saling menyabuni dan membilas tentu saja kedua payudaranya menjadi sasaran tangan dan mulutku. A: hbs ini main disofa aja yang. Didepan mas Dwi. R: boleh yang, tapi kalo nanti dia pengen gimana? A: ya kamu bantu kocokin aja R: ide bagus yang. Sebelum keluar kamar mandi ak lebih dulu memasukkan kontolku ke lubang vaginanya, lalu kuangkat tubuhnya agar ak bisa membopongnya. Tiba di ruang keluarga mas Dwi tampak takjub dengan perlakuanku terhadap istrinya. Ak duduk lalu membisikkan sesuatu ke Bu Rini. A: sekarang tugasmu yg genjot, ak mau menikmatimu seutuhnya. R: (tersenyum lalu mengangguk) Setelah dirasa nyaman, Bu Rini segera mengambil alih, tubuhnya naik turun tangannya merangkulku bibirnya beberapa kali mencium pipiku lalu bibirku. R: toketku nganggur yang. Sayang kalo gak diapa-apain A: hehehe udah mulai nakal nih? R: kamu yg bikin ak nakal yang, tapi cuma sama kamu aja ak nakal kayak gini. A: sip sebagai hadiah ak lumat habis seluruh toketmu. R: silahkan yang, ahhhh putingku sakiiittt (teriaknya karena saking gemasnya ak gigit putingnya) A: tapi ak suka yang, suka bikin kamu semakin menderita dengan nafsu yang. R: ahhh ssgh ahhhh sshhhhh sayaynnngg enak banget ahhhh sshhhhh iya sayang plintir trus putingku ahhhhh A: expresikan dirimu yang. Lepaskan bebanmu . Nikmati persetubuhan ini. Jangan berhenti jika ak belum klimaks. 15 menit kemudian Bu Rini tampak akan segera orgasme. Dia semakin cepat menaikturunkan pinggulnya. R: ahhh ahhh ehmmm ahhhhhhhhh ak mau keluar sayanggg ahhh. Km masih lama gak ahhhh sshhhhh ahhhh T: tahan dulu sayang ahhhh ak juga mau keluar. R: ahhh gak kuat yanggg ahhhh A: dikit lagi sayang ahhh tahan dulu Bu Rini menggelengkan kepalanya tanda dia sudah tak mampu menahannya lagi. Dia lalu berinisiatif memainkan putingku membuatku dirasa akan mencapai klimaks. Kini semakin gencar mulut dan tanganku bermain di kedua payudaranya. Selang 5 menit Bu Rini orgasme disusul diriku yg juga mencapai puncak utk kedua kalinya ak isi rahimnya dengan benihku. Bu Rini ambruk dalam pelukanku, pelukannya semakin erat tak kala ak mengucapkan kata-kata mutiara. Kucium pipinya sesaat setelah dia tertidur. A: istrimu benar-benar hebat jepitan vaginanya juga masih kencang. Apalagi toketnya yang montok, empuk dan sangat kenyal. D: hehe iya mas. Cuma sayangnya ak gak bisa kasih Rini kepuasan. A: santai aja, itu sdh tugasku sekarang. Hbs ini ak mau tidur dulu ya. Ak pinjam kamarnya D: silahkan mas, sy nanti tidur di kamar anak Ak bopong tubuh bugil Bu Rini lalu menuju kamar. Kurebahkan tubuhnya di kasur, saat kulepaskan kontolku dia sempat bangun. R: ahhh geli sayang. Mau seronde lagi? A: emang masih kuat? R: masih kalo ayang juga masih kuat. Tapi lemes banget sih ini. A: ya udh kita tidur dlu, bsk pagi kasih ak jatah nikmat lagi. R: beres yang Kami akhirnya tidur berpelukan tanpa berpakaian. Dalam tidurku ak bermimpi bertemu dengan Mbah Kromo, samar-samar Mbah Kromo mengucapkan selamat atas keberhasilanku menggunakan kekuatan kalung yg ia berikan dan berpesan agar jangan sampai kalungnya hilang atau diambil orang lain. Setelah Mbah Kromo menghilang dari mimpiku ak terbangun karena Bu Rini mengoral kontolku. A: ahhh iya yang enak banget. Makin nakal dan pinter nih ahhh nah gitu sayang. Mulut atasnya aja udah enak banget gimana dgn mulut yg bawah. R: ak masukin ya yang, hbs mandi nih seger badan rasanya. Lebih seger lagi kalo ngentot yang. (Bangkit lalu memposisikan tubuhnya diatasku, membimbing kontolku menuju liang senggamanya) A: emang jam brp ini? R: ahhhh sshhhh ahhhhh (kontolku langsung masuk) jam 8 pagi yang, anak² udh pada berangkat sekolah mas Dwi lagi jaga toko. A: nahh gitu terus goyang terus yang. Bikin ak puas. (ucapku sambil meraih kedua payudaranya) pinggulku juga ikut bereaksi terhadap gerakannya yg semakin lincah. Putingnya yg jadi sasaranku tak pernah lepas dari jariku atau mulutku, bahkan beberapa kali sempat ak gigit² kecil utk memberikan tambahan rangsangan. Hingga tak sampai 15 menit tubuhnya mengejang lalu ambruk dan cairan hangat menyiram kontolku yg tertancap di vaginanya. R: ahhh ssgh ahhhh sayannngg, kontolmu mantap baru ak goyang udh bisa bikin ak sampe. Muachhh muachh jadi makin sayang. A: sini gantian ak yg genjot R: ahhh iya yang. Dengan posisi rebahan Bu Rini membuka pahanya lebar-lebar, jarinya memainkan putingnya sendiri lalu tanpa aba-aba ak langsung melesakkan kontolku ke vaginanya ketika kontolku baru menempel di bibir vaginanya. A: sakit? R: dikit yang, tapi gapapa teruskan saja. Ak sdh siap kamu pakai sepuasmu. Ak tarik lagi kontolku hingga bersisa kepalanya saja yg masih terjepit bibir vaginanya lalu ak lesakkan kontolku sama seperti tadi. Kulakukan hingga 5 kali dilanjutkan dengan genjotanku yg kini semakin gencar. Keringat sudah membasahi tubuh kami berdua, tapi tempo genjotanku tak berkurang sedikitpun dan akhirnya setelah 20 menitan ak genjot dalam gaya misionaris tubuh kami sama-sama mengejang disusul semprotan cairan hangat yg mengisi rahim Bu Rini. Kami sama-sama tersenyum lalu ak memisahkan diri, spermaku yang meleleh di vaginanya diseka oleh Bu Rini menggunakan jarinya. Adegan yang sangat erotis ketika Bu Rini menjilati jarinya yang dipenuhi lelehan spermaku kemudian dia menelannya. Ak tersenyum melihat tingkahnya, ak sodorkan kontolku ke mulutnya agar dibersihkan olehnya. R: mau mandi apa sarapan dulu sayang? A: mandi dulu aja kayaknya, biar rada seger ni badan. R: mandi bareng lagi kan? A: boleh, tapi jangan salahin ak kalo kusetubuhi lagi. R: kalo disetubuhi lagi, keluarin di mulut ya yang. A: sekarang jadi doyan sperma ya yang. R: habis enak yang, kayak ada manis, gurihnya yang. Sekalian buat ganjel perut karena drtd juga belum sarapan. A: knp gak tadi sarapan dulu? R: nungguin ayang bangun. Kan semalam udh bilang kalo mau kasih jatah nikmat habis bangun tidur. Kukecup pipinya kemudian bangkit dari ranjang menuju kamar mandi dalam keadaan telanjang. Saat memasuki kamar mandi ak heran knp ada kursi di kamar mandi. A: ini kursi buat apaan? R: ayang duduk dulu di kursi, ak mau kasih sesuatu yang spesial, ak mau kumur dulu. Kuikuti saja apa keinginannya toh gak ada ruginya. Setelah selesai berkumur Bu Rini menghampiriku lalu mencium bibirku. Kami berciuman selama beberapa saat kemudian Bu Rini turun menjilati leherku, turun lagi ke dadaku yang bidang lalu ke perut. Sampai pada akhirnya jilatannya sampai di telapak kakiku lalu melanjutkan pekerjaannya dengan menjilati setiap jari-jari kakiku tetapi dia melewatkan selangkanganku. Kubiarkan saja apa yg dia ingin lakukan utk menyenangkan diriku. Setelah selesai dengan jari kakiku Bu Rini kembali berkumur lalu melanjutkan jilatannya di jari tanganku bergantian kanan kiri terakhir sebelum dia berkumur ketiakku juga menjadi sasaran jilatannya. Jilatannya beralih ke punggungku, terus turun sampai pantat. Bahkan lubang duburku juga ikut dijilati. Bagiku ini adalah mandi kucing terbaik yg pernah aku rasakan. Bu Rini sangat takjub dengan ukuran kontolku yg tentu lebih besar dan panjang dari suaminya. Kontolku dikocoknya perlahan lalu ditempelkan di wajahnya. Wajahnya yang halus memberikan rangsangan nikmat pada kontolku sehingga kini semakin besar, panjang dan keras. Lidahnya kini aktif menjilati setiap centi kontolku, dari atas sampai bawah dan seluruh bagian kontolku tdk ada yg terlewat. Bu Rini yg sudah bernafsu memasukkan kontolku ke mulutnya sampai mentok di tenggorokan meski masih ada seperempat yg belum masuk. Ak membantunya dengan menekan kepalanya sampai seluruh kontolku masuk ke mulutnya. 10 detik kemudian dia menarik kepalanya, nafasnya ngos-ngosan karena menahan nafas. A: lagi yang Bu Rini hanya mengangguk, ak bangkit lalu mendorongnya sampai dia terduduk menempel tembok bak mandi. Dengan berpegang pada bak mandi kutekan lagi kontolku kemulutnya seakan sedang menggenjot memeknya. Entah sudah berapa kali Bu Rini kupaksa mendeepthrout kontolku dengan durasi yg semakin lama yg otomatis membuat nafasnya semakin ngos-ngosan karena hanya dengan waktu kurang dari 5 detik sebelum mulutnya tersumbat kontolku yg masuk semakin dalam di rongga mulutnya. A: ahhh enak banget mulutmu sayang. Yuk seronde lagi. R: ahhhh sshhhhh ahhhh iya sayang. Puaskan dirimu yang, jangan berhenti menggauliku jika dirimu belum puas. Bu Rini bangkit lalu menungging bertumpu pada bak mandi. Ak mengambil posisi dibelakangnya, menampar pantatnya beberapa kali sebelum penetrasi. R: ahhhh sshhhhh ahhhh iya sayang terus ahhhh ahhhhhh ssssshhhhh ahhhhhhh Tanganku yg tak bisa diam segera menarik rambutnya ke belakang sehingga kepalanya mendongak ke atas. A: enak ya sayang? R: banget yang, ahhh ahhh makasih sayang A: ak ingin kamu semakin binal dan liar saat kita ngentot yang ahhh nih memek jepit banget. R: ahhhh sshhhhh iya sayang tarik lebih kenceng rambutku yang ahhh A: gini? Semakin kuat ak tarik rambutnya R: ahhhh sshhhhh iya sayang ak milikmu ahhhhh A: udah mau keluar? R: ahhhh sshhhhh iya yang lebih cepet yang ahhhhhhhhh Kulepas jambakanku lalu Kupercepat genjotanku, tanganku semakin aktif meremas payudara dan menampar pantatnya hingga akhirnya dia orgasme. Tak kuhiraukan dirinya yg sedang orgasme ak makin mempercepat genjotanku karena ak juga mau keluar. Kucengkram pinggulnya dan tempo genjotanku semakin cepat dan keras. A: ahhh sayang ak mau keluar R: di mulut ya yang ahhhh ngilu memekku Kulepas kontolku dari vaginanya lalu membalikkan tubuhnya. Mulutnya yg terbuka menerima beberapa kali semprotan spermaku. Tanpa ragu Bu Rini menelan semua sperma yg dia tampung disusul kembali mulutnya menghisap kontolku berharap masih ada sperma yg tertinggal. Setelah persetubuhan usai kami mandi bersama dilanjutkan dengan sarapan, Bu Rini melayaniku bak seorang pengantin baru bahkan sempat dia meminta saling menyuapi padahal ada mas Dwi yg menyaksikan kegiatan kami berdua. Setelah sarapan ak memutuskan untuk pulang ke rumah karena ini hari Sabtu ak libur berniat beres-beres rumah karena bsk di hari Minggu ak ingin jalan-jalan mencari ‘mangsa’. Tapi saat ak hendak pulang terlihat Bu Rini tampak sedih, kupeluk tubuhnya lalu kutanyakan kenapa terlihat sedih. A: knp yang? Kok kayak sedih gitu mau ak tinggal pulang R: kalo ayang pulang nanti yg ngentotin ak siapa yang? A: kan ada mas Dwi. R: aaaa gak mau, maunya dientot ayang. Lagian kalo ayang pulang kita ketemu lagi kapan? A: ya paling Senin sore. R: uuhhhhh kelamaan yang, ak ikut ayang aja ya. Bolehkan pah ak ikut mas Tono? D: ya kalo mas Tono gak repot bawa kamu mah. R: ak ikut ya yang ya plisss masak baru semalam kita peresmian pagi ini ak ditinggal. A: hehehe ak pulang buat beres-beres rumah dulu sayang. Minggu pagi deh ak kesini lagi. R: gak mau kalo Minggu pagi. A: lha trus maunya gimana? R: ak ikut ayang titik. Soal beres-beres biar ak yg beres-beres. Yg penting ak sama ayang. A: ya udah deh ganti baju dulu sana kalo mau ikut ak bawa istrimu ya mas Dwi. R: yeeyyyy ikut ayang pulang. Bentar yang ak ganti baju dulu. D: titip istri sy ya mas. Kalo ada apa² kabari aja. A: aman mas. Saat menunggu Bu Rini ganti baju, ak dan mas Dwi kembali terlibat percakapan. Meski sekedar basa-basi tapi cukup buatku utk mensugesti mas Dwi bahwa istrinya akan semakin lengket denganku dan mas Dwi tidak mempermasalahkannya. Setelah 15 menit menunggu akhirnya Bu Rini keluar kamar dengan sdh berganti baju. Kini dia menggunakan kaos yg cukup ketat, sementara bawahnya hanya menggunakan celana hotpants berbahan jeans. Terlihat juga Bu Rini menenteng tas ransel berukuran kecil yg berisi pakaian ganti. Kudekati Bu Rini lalu mencium bibirnya. A: gak usah bawa pakaian lagi sayang, kan selama disana kmu gak boleh berpakaian. Trus selama kamu denganku kamu jg dilarang memakai bra. (Tanganku dengan lihai melepaskan bra-nya meski Bu Rini masih mengenakan kaos) R: iya sayang maaf lupa. A: yuk berangkat R: ayukkk sayanghh, pah ak titip toko, rumah sama anak² ya. Bilang aja ada acara paguyuban trus nginap. D: lho pake nginap mah? R: iya dong pah, bolehkan ayang? A: iya boleh. Itung-itung bulan madu. Bu Rini terlihat sangat senang tiba-tiba memelukku erat. Kami sama-sama tersenyum lalu beranjak dari rumahnya menggunakan mobil yg telah ak parkir semalam di depan rumahnya. Selama perjalanan tanganku tak henti bermain di kedua payudaranya kadang ak plintir kedua putingnya secara bergantian. Meski telah melahirkan 2 anak payudaranya tdk terlihat kendor, dan tingkat kekenyalannya masih terbilang sempurna. Sementara tangan kanannya mengelus-elus gundukan selangkanganku. Di saat lampu merah kami tak malu utk berciuman sampai kaosnya sedikit ak angkat agar bisa menikmati keindahan payudaranya. Ak mengajaknya mampir di mall utk makan siang lalu membeli beberapa lingeri. Agar tdk terlalu menjadi perhatian ak menyuruhnya mengenakan jaketku utk menutupi tonjolan kecil putingnya. Kami berdua seakan seperti pengantin baru, kami selalu bergandengan tangan dan gaya bicara kami semakin mesra. Setelah makan siang Kami mampir di butik khusus pakaian dalam wanita, disana Bu Rini tampak bingung karena berusaha menyesuaikan seleraku. R: yang yg mana ya lingerienya? Ak bingung nih, takut gak sesuai sama seleramu. A: apa saja sih kalo ak, yg penting kamu nyaman. R: ehmmm ya udh yang ak pilih² dulu. Ayang mau nggu disini apa dmn? A: ak tunggu dikursi sana aja, sekalian ngawasin kamu takut nanti ada yg jelalatan ngliatin kamu. R: hihihi ayang ada² aja. Kalo ada yg jelalatan ak marahin lah yang. Kan ini udh jadi propertinya ayang. Kukecup pipinya lalu menuju kursi yg ada dipojokan menunggu Bu Rini memilih beberapa set lingerie serta bikini. Sembari menunggu ak liat² beberapa SPG di gerai tsb. Meski hampir semua cantik dan tentunya seksi tapi belum ada yg menarik bagiku. Mgkn karena hanya melihat sekilas saja membuatku belum tertarik. Setelah hampir 1 jam Bu Rini menghampiriku dengan 2 kantong belanja di kanan kirinya. Dan setelah ak tanyai ternyata hampir semua yg menurut Bu Rini cocok langsung dia beli padahal harga per set terbilang cukup mahal. R: kelamaan nunggu ya yang? Maklum cewek kalo belanja mesti lama. A: ya lumayanlah, oh iya itu kamu beli segitu banyaknya? R: iya yang, biar nanti bisa ganti² kalo ayang ngerasa gak cocok. A: hbs berapa yang? Ntar ak ganti duitnya. R: ahhh ayang udh gak usah diganti. Anggep aja rasa syukurku karena ayang ngijinin ak nginap di rumah ayang. A: ya udh deh yuk jalan mau sekalian beli cemilan sama makan gak buat nanti dirumah. Soalnya dirumahku gak ada bahan masakan. R: kalo belanja lagi boleh gak yang? Beli cemilan sama bahan masakan. Ntar ak yg masakin deh, gmn? A: harus enak kalo masak buatku. R: Janji deh bakal enak. Dijamin nanti ayang ketagihan sama masakanku. A: ya udh yuk. Sambil bergandengan tangan kami menuju supermarket yg ada di mall. Setelah menitipkan belanjaan sebelumnya di konter penitipan Bu Rini mengambil trolly lalu belanja kebutuhan dapur. Di supermarket tsb kami menjadi sorotan karena kami yg kelewat mesra utk sekedar belanja kebutuhan pokok. Sesekali dia mencium pipiku atau sebaliknya. Ak yg bertugas membawa trolly mengikuti Bu Rini yg cekatan memasukkan belanjaan ke troli. Setelah semua bahan dibutuhkan kami lali menuju ke kasir utk pembayaran, saat ak menyerahkan kartu debitku dengan halus Bu Rini menolak karena dia yg bertanggung jawab atas kebutuhan dapur. Ak turuti saja apa maunya toh tidak membuatku rugi bahkan dapet bonus lali keluar mall setelah mengambil semua belanjaan hari ini. Dalam perjalanan menuju rumahku Bu Rini tampak senyum² sendiri. Entah apa maksudnya tapi yg jelas dia tampak bahagia dengan keadaannya sekarang. 15 menit perjalanan kami telah sampai di rumah. Ak turun utk membuka gerbang lalu memasukkan mobilku. R: ini rumahmu yang? Tanya Bu Rini yg menenteng semua tas belanja padahal berat. A: iya yang, sebenarnya ini rumah ak beli dari hasil menjual beberapa lahan almarhum orangtuaku. Jawabku sambil mempersilahkan Bu Rini masuk . R: maksudnya? A: ya ak tinggal sendiri disini orangtuaku meninggal 10 tahun lalu karena kecelakaan pesawat. Lalu ak dirawat nenekku sampai ak lulus kuliah. ‘Brakk’ Bu Rini menjatuhkan barang belanjaannya lalu memelukku. R: maaf yang ak gak tau, maaf kalo pertanyaanku membuatmu teringat akan lukamu. Perjalanan hidupmu pasti berat selama ini. A: gpp sayang, bukan salahmu kok. Semua sdh terjadi, ya memang 3 tahun pertama sangat berat bagiku tapi ak yakin akan ada pelangi setelah badai. R: ayang mulai saat ini gak perlu khawatir karena ak akan selalu ada buat ayang. Mulai skrg aku adalah istrimu, anggap saja ak pengganti orangtuamu meski tak sebanding dengan orangtuamu. Jadikanlah aku tempat pelampiasan, tempat cerita, atau tempat dimana ayang ingin pulang. Ak yg terharu dengan ucapannya semakin erat memeluknya, kucium pipinya lalu keningnya dan terakhir ak cium bibirnya. A: makasih ya sayang. Sdh ada buatku. R: selalu sayang, ak selalu ada buatmu. A: yuk beresin dulu belanjaannya hbs itu kita pikirkan apa yg akan kita lakukan selama kamu nginap disini. Bu Rini mencium pipiku sekali lagi lalu kembali memelukku. R: ayang kalo capek istirahat aja, biar ak yg beresin. Hbs itu ak layani ayang. A: ya sdh kalo gitu, tapi ak boleh minta tolong? R: apa yang? Tinggal bilang aja ayang butuh apa A: bikinin kopi yang. R: cuma kopi aja? Gak oake susu? A: (sambil meremas payudara Bu Rini) ini susunya yang. R: ahhh ayang jadi nafsu nih yang. A: hahaha iya nanti ak gauli dirimu. Bu Rini kembali mencium bibirku lalu melepaskan pelukannya. Lalu pergi ke dapur utk membuat kopi dan membawa barang belanjaan sementara ak duduk di sofa sembari menonton TV. R: ini yang kopinya, kayaknya ak beres-beres rumah dulu sayang. Gpp kan kalo agak lama? A: gpp yang, soalnya ak jarang beres-beres rumah. Tapi boleh dong beres-beres rumah pake lingeri yg kamu beli tadi? R: ihhh maunya, gak bugil sekalian yang? A: ehhmmm pake lingeri dulu deh yang. Penasaran ak sama yg kamu beli tadi. Bu Rini mengambil tas belanjanya lalu mengeluarkan isinya. Banyak model lingeri dan bikini yg dia beli tapi ak tertarik dengan lingerie yg banyak lubangnya. Bu Rini menuruti keinginanku dan segera mengganti pakaiannya didepanku. R: cocok gak yang? A: cocok banget, kamu makin seksi . R: makasih ayangku. Muachhh muachh Bu Rini meninggalkanku yg asyik nonton TV sementara Bu Rini tampak semakin seksi dengan kegiatannya. Mulai dari mencuci pakaian kotorku, menyapu seluruh bagian rumah lalu mengepelnya sampai dia membersihkan ruangan kamar dan kamar mandi semua dilakukannya dengan senang hati. Saat Bu Rini akan menjemur pakaian kuminta Bu Rini utk berganti lingerie dengan yg lebih seksi yakni lingeri yg menutup bagian perutnya yang rata sementara payudaranya terbuka dan bawahnya ak suruh utk membiarkannya tanpa penutup. Karena gemas ak ambil smartphone lalu merekam kegiatannya sampai selesai tentu saja Bu Rini ak goda dengan cara meremas payudaranya, menampar pantatnya yang bulat ataupun menggelitik area vaginanya. R: ahhh lumayan capek ternyata yang, ak istirahat dulu 3 menit sebelum masak ya yang. Ucap Bu Rini yg duduk di sofa A: haus gak yang? Tanyaku saat menuju dapur. R: ya lumayan yang, nanti aja ak ambil sendiri. Ayang gak usah repot-repot. A: gak repot kok yang Ak sodorkan gelas berisi air dingin tapi saat Bu Rini mau menerimanya ak dengan sengaja meminum airnya. R: ihh ayang dari tadi godain mulu A: hehehe buka mulutmu sayang, ak suapi minum R: ahhh ayang tuh selalu aja kelewat mesra Tak ku hiraukan ucapannya, ak kembali meminum air di gelas lalu menyodorkan mulutku ke mulutnya yg terbuka. Kubuka sedikit mulutku agar air dimulutku bisa mengalir ke mulutnya sampai sekiranya cukup ak menutup mulutku dan Bu Rini menelan suapan airnya. R: ahh segarnya makasih ayangku. Kuulangi kegiatan itu sampai air di gelas habis. A: minum lagi? R: udah yang, nanti lagi. Ak mau masak dulu. Ayang mau dimasakin apa? A: terserah kamu aja yang. Kayaknya ak mau tidur dulu bntr di kamar. R: oke ayang, sini cium dulu biar tidurnya nyenyak Kami berciuman sesaat kemudian ak menuju kamar utk memejamkan mata. Utk menggodanya ak sengaja tidur tanpa celana dan tdk menutup pintu agar kontolku bisa terlihat olehnya. Kulihat dari dalam kamar Bu Rini nampak tidak fokus dengan kegiatannya malah beberapa kali dia masuk kamar hanya utk memegang kontolku. Kubiarkan aksinya karena ak mulai terlelap. Didalam tidurku ak kembali bertemu dengan Mbah Kromo, beliau hanya tersenyum lalu menghilang. Entah sdh berapa lama ak terlelap ak dibangunkan oleh rasa nikmat dikontolku. Kubuka mataku dan kulihat Bu Rini sedang memblowjob kontolku, lidahnya yg semakin lincah memanjakan pusakaku dan beberapa kali lidahnya berputar-putar di lubang kencingku. Melihatku yg sdh bangun Bu Rini tampak tersenyum dan semakin liar servis blowjobnya. Kulingkarkan satu kakiku di kepalanya agar bisa menahan kontolku tetap berada di rongga mulutnya dan masuk semakin dalam membuatnya menahan nafas utk beberapa detik. Kutahan beberapa detik lalu kulonggarkan kakiku utk dirinya mengambil nafas. Terlihat Bu Rini ngos-ngosan karena hanya kurang dari 3 detik dia menghirup udara segar. Setelah cukup puas merasakan deepthroatnya kulonggarkan kakiku agar dia bisa mengarahkan tubuhnya ke posisi 69 lalu kembali kakiku melingkari lehernya agar ak bisa menikmati servis blowjobnya. Dua tanganku meraih putingnya dan kumainkan sesuka hati. Lidahku menyapu seluruh bagian vaginanya dan sempat kumasukkan lidahku ke liang senggamanya yang sdh sangat becek. Hal ini ternyata membuat dirinya tak bisa menahan lagi lalu Bu Rini tampak mengejang tanda dia sdh mencapai puncak. Bu Rini lalu ambruk disampingku dengan nafas memburu. R: ahhhh sshhhhh saayyanggh ahhh ssgh ahhhh sayannngg makasih udh bikin ak nyampe ayang emang the best. Ak lalu bangkit dan memposisikan tubuhku didepannya. Mengarahkan kontolku ke lubang vaginanya yang basah dan tanpa aba-aba ak langsung melesakkan kontolku masuk semakin dalam. Terlihat Bu Rini sedikit tersentak karena mgkn masih terasa sakit di vaginanya tapi ak yg sdh nafsu langsung menggenjot tubuhnya. Bu Rini yg pasrah melingkarkan tangannya ke leherku. Kusetubuhi dirinya sampai 20 menit kemudian tubuhnya kembali melengking tanda Bu Rini orgasme yg ke-dua sedangkan ak masih terus menggenjot tubuhnya sampai ak juga merasakan kenikmatan tiba dipuncak orgasme. Kutekan dalam-dalam kontolku lalu kusemburkan spermaku sekitar 5 x semprotan spermaku mengisi rahimnya. Ak lalu ambruk diatas tubuh Bu rini. Bu Rini tersenyum lalu mencium bibirku. R: ayang benar-benar hebat, sangat perkasa. Selalu buat ak orgasme. Ahhhh sshhhhh jangan cabut dulu sayang. A: gak berat ak tindih? R: berat banget yang tapi nyaman banget. Selama 5 menit ak menindihnya kemudian ak bangkit utk melepas kontolku yg masih dijepit memeknya diikuti Bu Rini yg bangkit utk membersihkan penisku. Tangan Bu Rini dengan sigap menampung sperma yg meluber dari vaginanya lalu mulutnya membersihkan kontolku yg berlumuran cairan kami berdua kemudian spermaku yg ada ditangannya ditelan tanpa sisa. A: kau memang hebat sayangku, jepitan vaginamu tiada duanya. Apalagi payudaramu yg masih kencang bisa ak remas sesuka hati. R: kontol ayang yg emang besar dan panjang. Bikin ak puas. Apalagi pas digenjot dengan cepat dan keras uhhh buat ak makin keenakan. A: jam berapa sayang? Laper nih. R: jam 1 siang nih, mau makan dimeja makan atau di depan tv? A: depan tv kayaknya asik yang. Ak punya keinginan untuk kamu turuti. R: hihihi apapun yg ayang mau sebut aja, ak coba turuti keinginan ayang. Ak lalu berjalan menuju ruang tv sementara Bu Rini ke kamar mandi membilas tubuhnya lalu ke dapur menyiapkan makanku. Kubersihkan perabotan yang ada di meja sembari menunggu Bu Rini. Selang 5 menitan Bu Rini menghampiriku dengan membawa nampan. Kulihat dirinya memasak steak daging sapi tumis sayuran dan kentang goreng. Bu Rini ak suruh utk memotong-motong steaknya lalu kubaringkan tubuhnya di atas meja tangannya ak arahkan agar bisa menopang kepalanya sementara kakinya terjuntai ke lantai. Setelah posisinya pas, ak tata makanannya ditubuh Bu Rini. Mulai dari steaknya yg ak tata diperutnya, sayuran dan kentang goreng yg ak tata di antara payudaranya lalu kuoleskan saus steaknya di payudaranya. Bu Rini tersenyum melihat ulahku dan mengatakan selamat makan. Dengan lahap ak menyantap makanan didepanku dengan tubuh Bu Rini yg menjadi alas makanku. Ak makan langsung dengan mulutku dan tentu saja sambil menggigiti setiap tubuh Bu Rini. Pemandangan yg sangat luar biasa bagiku karena didepanku terpampang tubuh Bu Rini yg bisa kuperlakukan semauku tanpa sedikitpun protes darinya meski kadang perlakuanku membuatnya menahan sakit atau perih. Setelah selesai dengan makanku ak bersandar di sofa sambil merokok sementara Bu Rini bangkit dari meja utk membersihkan peralatan makanku lalu pamit utk mandi dulu karena badannya serasa lengket dan berminyak. Kututup mataku meresapi setiap kenikmatan hidup yg ak terima setelah bertemu dengan Mbah Kromo. Entah bagaimana ak membalasnya karena beliaulah yg menuntunku untuk bisa menaklukkan hati, pikiran, jiwa dan raga Bu Rini hanya dalam sekejap. 15 menit kemudian Bu Rini keluar kamar mandi dengan tubuh yg masih basah. Bu Rini mendekatiku lalu duduk dipangkuanku. R: enak gak tadi masakanku yang? A: wahhh the best yang. Apalagi alasnya udh gak pake piring lagi jadi makin enak masakannya. R: hihihi makasih ayangku muachhh muachh A: ayang udh makan? R: belum yang. Knp? A: pengen ngentotin ayang klo bole. R: ya boleh dong masa gak boleh. Mau langsung dimasukin apa kuoral dulu yang? Belum sempat ak jawab pertanyaannya Bu Rini sdh mengarahkan kontolku ke bibir vaginanya. Dengan satu gerakan Bu Rini menurunkan tubuhnya dan seluruh kontolku terbenam di vaginanya. Bu Rini sempat memejamkan mata seperti menahan pedih divaginanya tapi hal itu tdk bertahan lama karena Bu Rini mulai mendesah saat ak memainkan payudaranya. Terasa sekali jepitan vaginanya dinding vaginanya yg semakin basah memperlancar proses keluar masuk kontolku terlebih payudaranya yang montok empuk bisa kunikmati sesuka hati baik menggunakan tangan atau mulutku. Gerakan Bu Rini semakin lama juga semakin lincah memanjakan diriku hingga selama 15 menit Bu Rini bergoyang dipangkuanku dirinya sdh mendekati orgasme. Ak turut membantunya mencapai puncak kenikmatan dengan remasan yg semakin intens dan putingnya yg beberapa kali ak gigiti membuatnya kembali orgasme hebat bahkan kali ini Bu Rini sempat berteriak saking nikmatnya tubuhnya yg berkeringat mengejang beberapa saat lalu ambruk. Kucium pipinya lalu kuambil alih kendali dengan menggoyangkan pinggulku naik turun memberikan sensasi nikmat dan ngilu divaginanya yg barusan orgasme. R: ayang udh mau nyampe? A: belum yang knp? R: minta istirahat bntr yang, ahhh ayang ngilu memekku. Tak kuhiraukan dirinya yg masih menahan nikmat dan ngilu divaginanya malah semakin cepat gerakanku membuatnya tak punya pilihan selain mengikuti kemauanku hingga perlahan ngilunya berubah menjadi rasa nikmat. A: udah enakan? R: ihhh nyebelin ahhhh putingku juga dimainin yang ahhhh sshhhhh ahhhh iya sayang terus ahhhh sshhhhh ahhhh ayang masih lamakah yang ahhh A: barengan? R: ahhh ssgh ahhhh iya sayang terus ahhhh 15 menit kemudian kami sama-sama mencapai orgasme hebat. Tubuhnya sampai melengking tanda dahsyatnya gelombang orgasme yg menerpanya. Nafas kami sama-sama ngos-ngosan tubuh kami sama-sama lemas dan itu membuat kami tersenyum lalu berciuman singkat. R: ahhh ayang ak bahagia banget, seneng banget sampe gak tau cara ngungkapinnya A: ak juga bahagia banget yang. Makasih ayangku muachhh R: ak yg makasih ayangku muachhh muachh. Bu Rini yg masih kupangku kemudian tertidur, kugendong tubuhnya menuju ke dapur karena ak tau Bu Rini belum makan sejak sampai disini. Sesampainya di dapur kubangunkan dirinya agar dia bisa segera makan. Terlihat raut wajahnya yg kelelahan karena melayaniku sepanjang hari ini. Kukecup pipinya lalu kuambilkan dirinya makanan, Bu Rini menerimanya lalu dengan lahap menyantap makanan yg kusajikan. Setelah selesai makan ak mengajaknya untuk mandi lalu istirahat karena nanti malam ak akan memberikan kejutan untuk Bu Rini. Kami berdua akhirnya tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang. POV Bu Rini Hampir dua jam ak tertidur pulas di pelukan mas Tono, pria yg selama 24 jam terakhir merubah hidupku. Tak pernah kubayangkan sebelumnya bisa merasakan kenikmatan orgasme berkali-kali selama berhubungan badan karena sebelumnya dgn mas Dwi suami sahku ak tak pernah sekalipun merasakan orgasme. Sejak semalam setelah ak dan mas Tono resmi menikah meski tidak sah ak tak pernah mau lepas darinya bahkan tadi pagi ak sempat merengek meminta mas Tono membawaku. Beruntung mas Tono bersedia membawaku dengan ijin mas Dwi yg mempersilahkan mas Tono membawaku meski hanya 2 hari tapi ak sangat bahagia. Kucium pipinya lalu beranjak ke kamar mandi utk buang air kecil dengan keadaan telanjang bulat. Setelah selesai buang air kecil ak cek hpku, disana ada 6 panggilan tak terjawab dan 5 panggilan video dari suamiku. Terlihat juga ada beberapa pesan dari suamiku yg sedari pagi tdk ak buka. D: mah udh sampai dirumah mas Tono? D: anak² minta nginap di rumah ortuku karena Senin sekolah diliburkan utk ujian kelas 6 D: udh hbs nganter anak². D: mamah lagi apa? Mesti lagi asik bercinta ya? Dan beberapa pesan lainnya yg hanya ak balas dgn foto diriku yg telanjang sdg berada di rumah mas Tono dan terakhir ak mengirim foto telanjang diriku yg sedang dipeluk mas Tono. Dengan cepat mas Dwi membalas pesanku tapi tdk sempat ak balas karena mas Tono terbangun dari tidurnya dan langsung meremas payudaraku. T: jam brp ini yang? A: jam 5 sore yang, hihihi ayang udah ngaceng nih. Boleh ak emut yang? T: apanya yg diemut yang? A: ini kontolmu yang. Boleh ya? T: boleh yang, tapi bentar ya, ak mau nenen dulu. Enak nih bangun tidur dikasih nenen. Tanpa perlu persetujuanku, mulut mas Tono segera dengan lincah mengecup, menjilat, dan menyedot puting payudaraku sementara tangannya bermain bebas di payudaraku. Tanganku mulai turun ke selangkangannya, meraih kontol jumbonya lalu mengocok perlahan kontolnya yg semakin membesar sementara dari bibir vaginaku sdh mulai mengeluarkan cairan pertanda ak sdh sangat terangsang. T: ayang udah sange ya? A: selama sama ayang ak selalu sange yang. Bawaannya pengen dientot mulu sama ayang. T: trus kapan kita ngentot lagi yang? Tanpa kujawab ak langsung bangkit lalu menungging diatasnya. Kuarahkan kontolnya ke bibir vaginaku yg sdh semakin basah. Mas Tono masih asik dengan kedua payudaraku memintaku utk jangan langsung dimasukkan. A: aduhh knp yang??? Udh basah banget ini, ahhh ayang ak masukin ya plis yang. Rengekku ke mas Tono yg belum mengijinkan aku utk memasukkan kontolnya ke liangku. Mas Tono tersenyum lalu mengambil hpku. Dibukanya aplikasi kamera lalu mengarahkan hpku kearah tubuhku yg menggeliat karena sdh sangat terangsang. T: minta ijin dulu sama mas Dwi yang. A: ahhhh ayang, ahhh mas Dwi Rini minta ijin ya buat dientotin sama mas Tono. T: emang mas Tono itu siapamu yang? A: ahhhh sshhhhh jangan godain terus yang ahhhh. T: jawab dlu dong sayang biar mas Dwi tau. A: ahhhh putingku diplintir lagi yang T: jawab dulu sayang kok malah nyuruh A: ahhh iya iya mas Tono juga suamiku, suami ke-dua tapi prioritas pertama ahhh ayang ak masukin ya T: boleh yang tapi ak rekam ya A: terserah ayang aja, ahhh ak ngikut (lalu bless, ak menurunkan pinggulku kontolnya langsung tertelan memekku) ahhhh penuh yang rahimku. Kunaik-turunkan pinggulku terasa sekali penis mas Tono memenuhi liang vaginaku yg sdh semakin basah. Sungguh perasaan yg sulit digambarkan, kucium bibirnya lalu mengucapkan terima kasih atas kenikmatan yg dia berikan. Berkat mas Tono ak akhirnya membuka sisi liarku saat berhubungan seks. Perlakuannya padaku yg kadang lembut kadang kasar malah menjadikanku semakin mudah mengexplor hal² yg sebelumnya belum pernah ak rasakan. Payudaraku yg menjadi mainannya menambah rasa nikmat pada tubuhku ditambah gigitan kecil pada putingku membuatku merasa semakin terbang melayang hingga akhirnya ak mencapai puncak kenikmatan. Ak ambruk diatasnya setelah orgasme, mas Tono membiarkan diriku meresapi setiap kenikmatan yg ak rasakan. T: sini gantian yang. Nungging ya R: ahh iya sayang. Ak mengangkat tubuhku utk memberi ruang kpd mas Tono utk bangkit. Saat ak menungging mas Tono sdh siap untuk menghujamkan batang kontolnya tapi sebelum itu pantatku beberapa kali ditampar sampai memerah. Kubiarkan aksinya karena ak mulai menikmati perlakuannya, bahkan mas Tono juga menjambak rambutku disusul remasan tangannya di payudaraku. Lalu tanpa aba-aba mas Tono menghujamkan batang kemaluannya dilanjutkan dengan genjotannya yg cepat dan keras. Ak semakin melayang dibuatnya apalagi saat mas Tono meraih kedua payudaraku lalu memilin putingnya dan saking gemasnya mas Tono sampai menarik puting payudaraku secara bergantian. Setiap perlakuannya menstimulasi diriku hingga akhirnya kami sama-sama mengejang hebat. Semburan spermanya terasa hangat di rahimku. Ak yg sudah lemas lalu ambruk di kasurnya. Setelah reda mas Tono mencabut penisnya lalu menarik kepalaku dengan kasar, ak yg paham dengan apa yg dia inginkan membuka mulutku menerima kontolnya dimulutku hingga mentok di tenggorokan. Kontolnya sempat ak sedot supaya spermanya bisa keluar lagi dan yg terjadi adalah mas Tono memaju-mundurkan pinggulnya seakan sedang menyetubuhiku hingga 10 menit kemudian mas Tono kembali orgasme dimulutku. “Glek-glek” Spermanya berhasil ak telan semuanya. T: makasih ayangku A: makasih juga ayangku Kami berdua lalu rebahan tangannya ak gunakan sebagai bantal dan dia lalu memelukku. Ak tak lelah utk selalu memuji permainannya dan bercerita jika dengan mas Dwi ak tak pernah merasa seliar ini. Setelah energi terkumpul ak mengajaknya utk mandi lalu makan malam. Kami berdua lalu mandi bersama, lalu dilanjutkan dengan makan malam. Setelah selesai makan kami bercengkrama di ruang keluarga. Kami seakan pasangan yang baru saja menikah, bercerita dan tertawa bersama. Ak yg saat ini masih dalam keadaan telanjang tentu menjadi objek seksual mas Tono. Ak bergelayut manja dan tak butuh waktu lama bagi mas Tono utk kembali bernafsu. T: sayang, sekali lagi ak bilang terimakasih atas segala perlakuanmu. Ak gak nyangka bakal betah berlama-lama sama tubuhmu. A: uhhh sayang, kan udah ak katakan ak mau dan rela menjadi apapun yang sayang inginkan. Semua yg ada pada diriku skrg udah punyamu. Kamu berhak atas diriku dan setiap permintaan dan keinginanmu akan ak coba penuhi. Ak bangkit lalu duduk di pangkuannya. Kurangkul lehernya agar mendekat ke arahku. A: mau kau apakan lagi tubuhku sayang? T: sepertinya malam ini kamu akan terus-menerus kusetubuhi. A: lakukan sayangku ak sdh menjadi budak dan boneka seks bagimu. Lakukan semaumu, ak hanya bisa selalu menuruti kemauan dan keinginanmu. Lalu kami berdua bersetubuh sebanyak 2 ronde. Tubuhku tentu saja sangat lemas karena dahsyatnya kenikmatan yang dia berikan. Setelah sama-sama lemas kami berdua tidur dalam keadaan telanjang.