Jeruk dan Asma. ¶CiBe Story.

Ingat kejadian waktu jaman SMA, rasanya jadi pingin berbagi. Tapi maaf, tulisannya pasti acak-acakan. Soalnya antara mood dan tidak. Cuma lagi pingin “ngoceh” aja jari akunya. *** Saat itu, aku kelas 2 SMA. Lagi benar-benar malas sekali untuk sekolah. Pagi-pagi aku sudah berjalan menuju gedung sekolah, tiba-tiba, Angga, sodara laki-lakiku menghadang. “Ngapain kamu? Jalan nunduk mulu. Nyari duit ye?” Katanya sambil memarkirkan motor didepanku. “Yeeee, lu ngapain kemari? Sekolah lu kan arahnya bukan kemari.” Balasku sedikit sewot. Angga tertawa. “Sewot amat sih? Tu pipi jadi tambah bulet kalo kamu marah.” Canda Angga yang bikin aku akhirnya tersenyum. “Be, ayo. Bentar lagi bel masuk.” Teriak salah 1 temanku yang melihatku dari gerbang sekolah. “Bentar.” Sahutku sambil melambaikan tangan. Angga mencolek daguku, agar aku terfokus kembali pada dia. “Malas aku Ga. Hari ini aku ada bacaan hadis. Dan aku belum ngapalin. Hahahaha.” Kataku “Kebetulan dong. Aku kesini emang niat jemput kamu sih.” Angga tersenyum sambil memainkan otot alisnya. “Dihhh wajah lu, wajah mesum tau.” Kataku. “Emang mau ajak aku kemana?” Lanjutku bertanya. “Mantan lu, si Danil, nanyain lu.” Jawabnya sambil berusaha duduk diatas motornya. “Danil?” “Ia Danil, gua disuruh nyari elu. Yaaa terpaksa deh gua kesini.” Kata Angga. “Mau-maunya lu disuruh.” “Lah lu taukan siapa siDanil? Mana bisa gua ngelawan senior gua.” “Owhh oke. Kita cus aja kalo gitu dari sini. Kalo guru piket gua liat gua ada disini, bisa bahaya.” Jawabku sambil ikut naik ke atas motornya. Kami akan segera pergi dari tempat itu. “Beee, lu mau kemana? Ga sekolah lagi?” Tanya beberapa temanku, yang saat itu berpapasan denganku. Kubalas hanya dengan senyuman dan kiss bye. Motorpun melaju menuju rumah Danil. Setiba dirumah Danil. Akupun segera masuk ke kamarnya. Kamar Danil memang tergolong besar, dengan 1 kasur kecil dipojokan yang hanya cukup untuk 2 orang tidur saja. Lalu dtengah ruangan ada 2 botol vodca besar dan beberapa butir jeruk. Selebihnya tidak ada apa-apa lagi dikamar itu. “Beeeee, aku kangen.” Kata Danil. Danil, laki-laki tinggi dengan kulit putih, lebih putih dari ku. Dia berdiri lalu memelukku. Aku melepaskan pelukannya dan segera menuju kedepan botol-botol itu, lalu duduk. Mataku spertinya berbinar- inar. Iyaaaaa, aku lagi sangat amat menyukai minuman beralkohol. Amat sangat suka. “Sengaja aku beli ini, buat kamu. Kita udah 1tahun ga ketemu. Terakhir kamu masih pakai seragam putih biru. Masih imut-imut dan kurus sekali. Sekarang, wow, begitu berisi.” Kata Danil panjang lebar. Tanpa menanggapi ocehannya, aku lalu meminum setengah gelas miras itu. “Angga mana?” Tanyaku setelah sadar kalau laki-laki bejad bernama Angga tidak terlihat. “Dia menjemput cwe nya dulu.” Jawab Danil sambil memelukku dari belakang dan menciumi leherku. Ughh nafasnya sudah bau alkohol. Sudah mabuk dia. Fikirku. Kedua kali nya aku melepaskan pelukannya, lalu membuka sweater yang aku pakai. Aku jadi hanya memakai tengtop hitam dan rok sekolah. “Lho? Kamu kan mau sekolah, kok….” “Iah, aku jarang pake baju seragam kalo sekolah. Gerah, suka gampang sakit. Dan guru pun memakluminya.” Potongku pada perkataan Danil. “Haloooowwwww.” Suara Angga terdengar berteriak di depan jendela kamar yang lumayan besar. Danil membuka jendela itu. Dan happp, seorang gadis seumuranku meloncat masuk lewat jendela itu. Gadis itu tersenyum padaku setelah berada didalam kamar. Gadis cantik berambut pendek sedagu. “Hay.” Sapa nya. “Hay juga.” Jawabku. “Kenalin, aku Nia.” Gadis itu menyorkan tangan kanannya. “Cibe.” Kataku sambil menyambut tangannya. Kami bersalaman. “Ini cweku Be.” Kata Angga. Tak lama, kami akhirnya benar-benar sudah sangat akrab. Benar saja, Nia seumuran denganku. Dia tidak melanjutkan sekolahnya karna tidak mau. Kami mabuk. Aku lihat, Nia sudah berada diatas Angga. Tubuhnya mulus dan montok. Sedang meliuk-liuk. Pantatnya yang besar, sedang bergoyang memompa kontol Angga yang panjang. Aku tau kontol Angga panjang. Karna aku pernah memegangnya. “Agghh, Ngga, aku cape. Diatas akh dong.” Katanya. Danil sepertinya terangsang melihat adegan ranjang Angga dan Nia. Tapi dia ga berani meminta sex padaku. Dia tau, aku menjungjung tinggi keperawanan dari dulu. Dan saat itu, aku hanya tertawa dalam hati. “Kamu mau?” Tanyaku. Danil mengernyitkan dahinya. “Memang kamu mau ngasih?” “Kenapa engga? Aku udah ga disegel.” Jawabku sambil tertawa. “Kenapa bukan ama aku dibukanya?” Danil terlihat cemberut. “Ini kecelakaan. Kalo bukan karna kecelakaan. Mana mau aku.” Belaku. Tak mau berlama-lama dalam berdebat. Aku langsung memeluk Danil. Kami berciuman sangat liar. Danil memang pencium yang handal. Kubuka baju danil. Akupun membuka bajuku. Kami telanjang akhirnya, sama sperti Nia dan Angga yang sedang dogystyle. Aku terlentangkan tubuh Danil diatas karpet, kucium dari dada terus menuju kebawah. Hmm konyol Danil putih bersih. Lumayan besar tapi tidak panjang. Kujilati kontolnya. “Aagh, Ngga, enakkk aghhh teerrrus genjot….” suara desahan Nia memenuhi kamar Danil. “Aghhh” Danil mendesah saat jilatanku berada dibuah jakarnya. Terus kebawah menuju lubang anusnya. “Beeeee ia disana terus jilatin sayang.” Akupun dengan semangat menjilati kontol dan anus Danil. “Aghh bee aku udah ga kuat, masukin dong.” Ku tindih tubuh Danil, kami berciuman. Lalu pelan-pelan ku kangkangi kontol Danil. Kumasukan kontolnya kedalam lubang memekku. “Ughhh Nillllll, enaakkkk…” Desahku. Danil terlihat memejamkan matanya. Kutarik pantatku pelan-pelan keatas sampai terasa mentok kepala kontol Danil didalam lubang memekku. Lalu dengan cepat aku tekan kebawah pantatku. “Aaaghhhhh..” teriakku berbarengan dengan Danil. Aku lalu mulai menggoyangkan pinggulku. Ku goyang memutar tanpa memgangkat pantatku. Bebrrapa menit sperti itu. Diiiringi oleh desahan-desahan Nia. Ughhh Nia pasti sedang ke enakan banget dengan gaya DS. Apalagi kontol Angga panjang. Fikirku. Sial. Aku malah membayangkan ingin di entod oleh Angga. Suatu saat nanti, aku kudu bisa dientod angga. Nia terlihat sangat keenakan. Mulutnya terus mendesah. Angga dengan semangatnya terus menggenjot Nia. Kontolnya benar-benar bikin memekku geli. Dengam posisi kami saling bersampingan. Maka, aku bisa jelas sekali melihat kontolnya. Angga melirik padaku dan tersenyum. Aku pun tersenyum malu. Karna terus memikirkan kontol Angga, padahal memekku sedang menggoyang kontol Danil, aku ga sadar kalo goyanganku terlalu cepat. Danil lah yang berteriak “Aaghhhhh, aaghhhh Beee. Aku pingin keluar….” Aku tarik pinggulku, agar sedikit menganggat pantatku dan bergoyang kembali dengan menarik dan mendorong. Bukan berputar lagi. “Nilll, memekku basaahhh. Geli bangettt, gerakin pantat kamu juga dong biar tambah enakkkk.” Pintaku. Kulihat Nia sudah berganti gaya. Dia sudah MOT. Dan tambah parah teriakannya. Untung saja dirumah Danil sedang tidak ada siapa-siapa. Tetanggapun sepertinya tidak merasa terusik. Entah menikmati juga pada suara Nia. Hahahhhaa.. Aku mulai merasakan keenakan didalam memekku. Aku mulai konsentrasi pada kontol yang sedang ada didalam memekku. “Enakkkk Nil. Kontolmu ternyata enakkkk…” Kataku. “Beee aku udah ga bisa nahan. Aku kluar ya boleh?” Katanya. “Bol…..” Perkataanku tertahan karna aku mendengar suara aneh. “Hiikkkk ah, hiiikkk ah…” Tiba-tiba ada suara nafas tertahan. Seperti yang sulit bernafas. Kulihat Nia sedang memegang dadanya. Angga turun dari menaiki tubuh Nia. Wajahnya pucat. Aku terdiam. Lalu berdiri. “Aghhh..” Teriak Danil. Mungkin kesakitan karna kucabut paksa kontolnya yang sedang ereksi tinggi. Aku dekati Nia. Danil bangun dan ikut mendekati Nia. Diwajahnya terlihat ada rasa kekecewaan. Kontolnya masih saja tegang. Sedangkan kontol Angga, sudah sedikit menciut. “Kenapa Nia?” Tanyaku pada Angga. “Kumat asmanya.” Jawabnya. Nia masih saja memegangi dadanya. Kepalanya terangkat keatas. Dadanya naik turun. Aghh sial. Aku bingung harus apa. Tiba-tiba Danil membawa jeruk. Dia kupas jeruk itu dan menggigitnya kecil lalu menuangkan air jeruk ke mulut Nia. Aku tersentak kaget “Apa-apaan sih kamu? Orang lagi asma malah digituin.” Bentakku. “Aaghhh, dia memang suka begini. Memang maksud ada jeruk disini untuk apa? Ya untuk ini.” Jawabnya sambil terus memeras air jeruk langsung kemulut Nia. Angga membantu mengupasi jeruk. Tak berapa lama, Nia mulai kelihatan sadar dan sembuh. Lalu Angga membantu nya untuk duduk. Aku tetap berada disampingnya. Nia tertunduk lesu. “Makanya, jangan terlalu heboh deeehhhh. Udah tau penyakitan. Maunya yang heboh mulu.” Sewot Danil. “Maaf” kata Nia. Aku diam. Kulihat kami ber empat telanjang bulat. Danil didepanku, Nia disebelah kiriku dan Angga didepan Nia. Kontol Angga dan Danil sudah benar-benar menciut. “Hahahahahahhahahhha…” Aku tertawa lepas. Mreka menatapku heran. “Lihat kalian, lihat kita. Kita telanjang bersama.” Kataku. Akhirnya kami tertawa bersama. Danil bilang, dia sudah tidak mau melanjutkan permainan karna sudah tidak mood. Akhirnya kami hanya mengobrol sambil telanjang bulat. “Kapan kamu keilangan keperawanan Bee?” Tanya Danil. “Emang kamu ga inget? Terakhir kita ketemu. Kamu yang ambil keperawananku.” Jawabku. “Eh kapan? Sebelum hari ini, kita kan belum pernah ncusan.” Katanya. “Perawan gua ilang karna jari lu. Lu masukin 1 jari lu ke memek gua waktu gua masih SMP. Yang gua susah jalan ampe digendong ama lu. Karna gua kesakitan itu.” Jawabku sedikit sewot. Danil terlihat kaget. “Ah tau gitu, meningan gua ambil pake kontol gua aja ya?” Katanya sedikit berbisik. Kamipun kembali tertawa. *** Sampai saat ini. Aku masih ga tau apa hubungannya asma nya Nia dengan jeruk yang asem. Sorry, kali ini ceritanya banyak ngobrolnya. Tolong JANGAN quote ceritanya.