[GORE] Elite.Hunting.Club

“Pak, jemput di lobby ya!” ucap singkat Ibu Airin seraya berjalan menuju lobby. Dibuntuti beberapa wartawan yang mengekornya dengan setia. “Alhamdulillah, suami saya baik-baik saja. Doain yaa?” Kurang lebih begitulah, jawabnya pada awak media yang mengerubungi Ibu walikota Tangerang tersebut. Ia cukup ramah dan tamah, menjawabnya dengan diplomatis, juga bersahabat. BMW hitam metalik sudah siap di depan lobby, lengkap dengan driver yang membukakan pintu. Airin pun memasukinya, tak lupa ia sampaikan salam perpisahan pada awak media. Melambaikan tangan dengan senyum yang begitu manis. Ia cukup cantik seperti biasa hari ini. Mengenakan busana muslim yang didominasi warna cokelat cream dengan jilbab hitam yang membingkai wajahnya. Seraya menenteng tas kecil. Branded. Ia hanya sendiri, tak membawa siapa-siapa, hanya dirinya. Mobil segera melesat meninggalkan komplek rutan KPK, tempat suaminya ditahan. “Langsung pulang, Bu?” tanya sang driver. “Iya.” Airin menghempaskan tas jinjingnya, menghela nafas panjang seakan begitu lelahnya hari ini. Ia sandarkan tubuhnya begitu santai, seraya kembali merogoh tas dan mengeluarkan smartphone kesayangannya. Jarum jam menunjukan lima menit baru saja berlalu dari pukul 11.00. Sepanjang perjalanan tak ditemui kemacetan berarti meski volume kendaraan yang melintas cukup ramai. Tak ada obrolan di dalam kabin, hanya suara Tony Bennett yang tengah mengalunkan “Blue Velvet”. Tenang dan syahdu. Sesampainya mereka di ruas jalan nan sepi, sepasang motor sport mendekati dan memepet mobil mereka sembari mengetuk-ketuk jendela kaca mobil dengan keras. Masing-masing berpenumpang dua orang berpakaian serba hitam. Tanpa tedeng aling-aling, sang driver pun segera meminggirkan mobil. Di susul seunit mobil MPV, alphard berwarna hitam metalik, yang mengikuti mereka sedari tadi berhenti mendadak. Masing-masing penumpang motor turun dan segera menodongkan sepucuk senjata api, keduanya mengarahkan ke arah kabin kendali. “Buka pintu! Bukaa!!” Teriak satu pelaku. Sang driver hanya pasrah melaksanakan perintah pelaku. Membukakan pintu, dan tentu mengangkat kedua tangannya ke atas. “Ada apa ini??!” Airin membisik. “Ada apa ini, Pak?!” Tanya Airin penuh kekhawatiran. Airin yang dirundung ketakutan dan panik atas kejadian yang sedang berlangsung pun tak dapat berbuat banyak. Ia hanya pasrah, dipaksa keluar dari mobil dan berpindah ke mobil Alphard, yang terparkir di belakang mobil mereka. Seusai Airin memasuki Alphard, satu dari kedua penumpang motor melesatkan timah panas ke arah sang driver. Peluru menembus tepat ke kepala. Sang driver tewas di tempat. Tak meninggalkan saksi. Jalan sepi lenggang, tanpa seorang pun yang menyaksikan. Pukul 11.35 wib, Sekawanan penculik meninggalkan lokasi. Satu unit mobil Alphard, dan dua buah motor sport Kawasaki Ninja. Di dalam mobil, seorang penumpang Alphard mencekoki Airin dengan bius dalam sarung tangan hingga lunglai tak sadarkan diri. Dan kawanan tersebut pun berpisah di tengah perjalanan. ## Airin mendapati dirinya di sebuah gudang. Gudang yang usang, gudang yang dipenuhi karung-karung berisi pakan ternak. Juga terdapat sebuah mesin yang terletak di sebelah utara gudang dengan beberapa jendela yang ditutupi plat-plat besi. Hanya ada satu pintu, pintu besar yang menjadi satu-satunya akses keluar-masuk gudang. Sementara waktu sudah menunjukan pukul 23.40. Hembusan angin kencang disertai hujan yang deras melanda tempat tersebut. Tanpa disadarinya, ruangan tersebut telah disusupi beberapa cctv. Ia tak hanya menyadari dirinya terisolir di sebuah gudang, ia juga mendapati dirinya membugil, atau tanpa sehelai benang pun. Telanjang, terlentang diatas ranjang besi yang mengikat kedua kaki dan tangannya sehingga membentuk huruf X. Juga sebuah sumpal plastik yang menyumbat mulutnya. Ia meronta, memberontak, berusaha melepaskan diri dari ikatan-ikatan besi yang mengikatnya kuat-kuat. Namun percuma, ikatan-ikatan yang mengunci kedua kaki dan sepasang lengannya terbuat dari besi dan tampaknya terkunci. Tak lama, sejumlah pria pun memasukinya. Tiap-tiap pria menggukanan topeng. Salah satu dari pria tersebut menjunjung kamera yang menyala. Pria tersebut berjumlah 4 orang, plus satu kameramen. Pria pertama menggunakan topeng “Clown”, pria kedua mengenakan topeng “Tengu”, pria ketiga mengenakan topeng “Mike Myers” dan pria keempat, menggunakan topeng “Pemain hoki”, serta kameramen yang menggunakan penutup wajah khas pengendara motor berwarna hitam. Sang kameramen segera mengambil gambar, men-syut tubuh Airin yang tak berdaya di atas ranjang. Men-shoot dari arah kepala, kemudian ke dada. Merekam bentuk dan indahnya payudara ibu beranak tiga tersebut. Bentuk yang lumayan besar untuk nyonya rumahan. Mulus dan bersih dihiasi aerola berwarna cokelat gelap yang mengitari puting-putingnya. Lantas menuju area perut dan kewanitaan. Vaginanya memiliki bulu kemaluan yang lebat. Airin masih meronta, berusaha melepaskan kaki dan tangannya meski tahu hal tersebut tak berguna sama sekali. Sejenak, terjadi percakapan di antara mereka. Pria bertopeng tengu menyeret meja besi kecil dan mendekatkannya dengan ranjang. Lantas mengeluarkan seluruh isi koper yang dibawanya. Isinya mengerikan, berisi perkakas operasi besar yang bekas pakai. Mata Airin terbelalak melihatnya. Ia seolah tak percaya. “Apa-apaan ini?!” Hatinya membathin. Pria bertopeng Clown mengelus wajahnya, dari dagu menuju pipi dan berakhir di telinga. Airin menampik, berusaha menjauhkan jari-jemari tersebut dari wajahnya. Hingga pria dengan topeng tengu mempersiapkan sebuah alat injeksi. Dan menginjeksi tubuh Airin hingga ia lumpuh tak berdaya. Badannya lumpuh, tak mampu bergerak sedikit pun, kecuali hanya melihat, mendengar dan merasakan. “Tot ziens lieveling..” ucap si pria bertopeng Tengu sembari menyuntikan cairan pelumpuh ke tubuh Airin. Tak sampai lima menit, tubuh mulus Airin pun lumpuh dari ujung kepala hingga ujung kaki. ## Hal pertama yang akan dilakukan adalah : mengubah ikatan atau posisi. Kedua ikatan pada kaki korban pun dilepas lantas kedua tungkai kakinya diangkat dan diikatkan sehingga menggantung, agar mempermudah mengakses titik dubur korban. Clown menyiapkan cairan/liquid guna meng-enema (fyi : prosedur pemasukan cairan ke dalam kolon melalui anus). Pria Tengu mengangkat sedikit pantat Airin, dilanjut pria clown yang menusukkan ujung alat enema ke liang berwarna gelap di tengah bokong korban. Airin memiliki bulu kemaluan yang cukup lebat, hingga tumbuh sampai sekitar lubang pelepasannya. Seusai alat tersebut masuk dengan sempurna, cairan pun lantas dialirkan. Hingga kira-kira 3 liter cairan tersebut masuk ke dalam perut Airin, alat tersebut dimatikan. Pria bertopeng mike myers mengelus-elus perut Airin yang tampak kembung oleh cairan tersebut. Kemudian menekannya secara perlahan. Cairan tersebut tak lantas keluar, hingga sang Clown menusukkan telunjuknya ke dalam anus Airin. Dan cairan itupun keluar. Memuncrat dari dubur Airin. Seiring Myers menekan-nekankan perutnya, seiring itu pula anus Airin memuntahkan isi di dalamnya. Beserta fesses/kotoran yang ikut keluar bersama. Bau khas tinja pun menyeruak. Mencemari dinginnya udara malam di dalam gudang. Airin tampak meringis. Usai meng-enema, mereka melepaskan ikatan pada tungkai kakinya.
Bersambung…​