Gara-gara mencoba eksib, aku jadi…..
Saat ini usiaku 25 tahun. aku sudah menikah selama 1 tahun dan belum memiliki anak. Suamiku usia 30 tahun bekerja di sebuah perusahaan asing di kota S….. Kami baru saja membeli sebuah rumah di kawasan perumahan baru yang masih dalam taraf pembangunan sehingga belum ada satu rumahpun yang ditempati. Bangga rasanya karena kami mampu membeli rumah dari hasil keringat sendiri meskipun tidak terlalu besar. Kami juga memiliki sebuah mobil kijang keluaran tahun 2000 yang menjadi alat transportasi suami sehari-hari. Mobil itu juga merupakan hasil keringat suamiku sendiri. Walaupun mobil tersebut mobil bekas dan kami membelinya dengan cara mengangsur tetapi kami senang memilikinya.
Suamiku sering sekali memuji kecantikan dan keseksianku sehingga membuatku sangat bangga dan sangat percaya diri. Kemanapun suamiku pergi selain urusan kantor, dia selalu mengajakku. Dia senang memamerkan aku kepada teman2nya. Tidak jarang dia memintaku untuk tampil seksi untuk menggoda kaum lelaki. Awalnya aku merasa risih jika ada lelaki yang melihatku dengan nafsu. Aku merasa seolah-olah seperti ditelanjangi di tempat umum, lama-lama aku menjadi suka sekali. Ada sensasi tersendiri yang aku rasakan. Saat aku tampil seksi dan diperhatikan banyak cowok, hatiku berdebar-debar, adrenalinku meningkat, aku merasa sangat malu, erotis dan sekaligus terangsang.
Tidak lama setelah membeli rumah, kamipun menempati rumah tersebut. Lingkungannya masih sangat sepi, hanya tukang-tukang dan kuli-kuli bangunan yang terlihat sedang bekerja membangun rumah. Di samping sebelah kiri rumah kami masih berupa tanah kosong. Di sebelah kanan sedang dibangun sebuah rumah. Terlihat ada 5 kuli bangunan yang sedang membuat pondasi rumah tersebut. Tubuh mereka terlihat hitam dan keras layaknya pekerja kasar.
Suatu hari sekitar pukul 3 sore, kami sedang duduk santai di ruang tamu sambil menikmati teh hangat. “Ma, kita tidak punya tetangga sama sekali nih..” kata suamiku.
“iya pa”jawabku.
“kalau papa kerja, mama pasti merasa kesepian.” kata suamiku lagi
“kan ada tv paa…, kalau merasa sepi, tinggal nyalakan tv aja. Beres kan…” aku mencoba menenangkan kekhawatiran suamiku.
“tapi tetep aja mama akan bosan klu terus-terusan begitu. Eh, gimana ma..kalau pas papa kerja, mama ke rumah ibu aja” kata suamiku penuh perhatian
“Gak usah papa sayang…, mama gpp kok. Justru mama senang di rumah sendiri. Bisa ngapain aja sesuka hati. Mau tidur, mau pergi, mau apa aja bisa bebas pa..”
“Bener nih? Ya udah kalau gitu tapi kalau mama merasa bosan, telp papa aja. Papa pasti pulang utk mama”
” makasih sayang…, perhatian banget ama mama”
“iya dong, punya istri cantik kayak mama harus disayang-sayang” kata suamiku mulai memuji
“Hmm…, mulai ngegombalnya….” jawabku sambil mencubit pinggangnya
” Hahahaha….” Suamiku tertawa senang. Tangannya merangkul pundakku dan menyandarkannya di tubuhnya.
Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Tiba-tiba suamiku punya ide gila ketika melihat kuli-kuli bangunan itu sedang bercengkrama dan membereskan peralatan kerjanya. Mereka bersiap-siap untuk pulang ke gubuk yang mereka buat di lingkungan perumahan tersebut sebagai tempat tinggal sementara.
“Ma, godain kuli-kuli itu yuk..” suamiku mulai mengutarakan idenya
“Godain gimana pa?” kataku
“mama bersihkan halaman kita itu dengan memakai pakaian seksi. Jangan pake BH dan celana dalam. Pasti mereka melotot semua liat mama” kata suamiku
“Haaa….., gila apa…? Gak mau..malu tau….” Aku berteriak setengah berbisik. Kaget rasanya mendengar ide itu. Selama ini kalaupun harus berpakaian seksi, tidak pernah sampai tidak memakai pakaian dalam. Itupun sebenarnya sudah malu sekali, apalagi ini, tidak memakai pakaian dalam.
“Ayolah ma…, aq pengen tau reaksi mereka gimana?”rayu suamiku
“gak mau, titik!”jawabku tegas
“ayolah ma, please…., papa mohon…., ya ma….”kata suamiku memelas
Aku mulai membayangkan kalau hal itu aku lakukan. Jantungku berdetak kencang, rasa penasaran dan keinginan untuk di kagumi mulai muncul di pikiranku. Aku ragu-ragu antara menolak dan mengiyakan permintaan suamiku. Melihat suamiku yang begitu berharap dan bayanganku akan sensasinya, ingin rasanya aq mengiyakan permintaan itu.
“kalau ada apa-apa gimana?” kataku kemudian
“maksudnya?” Tanya suamiku bersemangat
“kalau mereka terangsang dan nekat memperkosa mama gmana?” tanyaku lagi
“Gak akan.., kan ada papa. dari logatnya, mereka itu pasti dari desa, pasti gak akan berani macam-macam kecuali kalau kita mempersilahkan. Hehehehe….” Kata suamiku sambil mengedipkan sebelah matanya.
“Mempersilahkan apa?” Tanya ku penasaran
“mempersilahkan ngerjain mama…., hehehe” jawab suamiku enteng
” Ah papa..jahat banget….” Kataku manja sambil memukul pelan bahu suamiku. aku semakin berdebar-debar mendengar perkataan suamiku. Pikiranku berputar-putar, hatiku berkata, kalau aku dikerjain bareng-bareng gmana rasanya? Tubuhku serasa lemas sekali.
“emang papa rela?” suaraku bergetar
“gak tau ma, papa sering sih berfantasi utk ngerjain mama bareng-bareng sama orang-orang pekerja kasar kayak mereka. Pasti orang-orang seperti itu kuat banget. Papa yakin mama akan menjerit-jerit menahan nikmat dan mama juga pasti akan mengalami orgasme terus-terusan. tapi kayaknya enggak deh. Entar mama malah ketagihan jadi repot papa.”
“iihh…, sory ya.. emang mama cewek apaan?”sekali lagi aku mencubit pinggang suamiku. Tetapi mendengar perkataan suamiku barusan, aq menjadi terangsang banget. Memekku sudah basah sekali.
“Mama adalah cewek yang sa..ngat cantik, yang banyak di kagumi oleh kaum pria. Papa mrasa sangat beruntung karena bisa memiliki mama. Papa yakin, banyak pria yang merasa iri ama papa” kata suamiku bangga.
“ayo ma, mumpung mereka belum pulang” pinta suamiku
“Aduh pa..masa Mama disuruh pamer tubuh sama mereka. Malu pa…” jawabku
“ngapain malu, harusnya tambah bangga donk. Pasti istri2 mereka tak ada yang secantik mama. Mereka bakal terkagum-kagum melihat istriku yang cantik dan seksi ini… mau ya ma…please….” kata suamiku sambil mencubit daguku.
“Aduh, jadi deg-degan nih… emang mama harus pake baju apa pa..? tanyaku. Tanpa aq sadari, akhirnya aq menyetujui permintaan suamiku. Aq heran dengan perkataanku sendiri
“Yess….! Sebentar ya sayang…”suamiku masuk ke kamar dengan semangat, memilih pakaian seksi buat aku pakai.
Tak lama kemudian, “Ini ma…”kata suamiku.
“Jangan yang itu pa.., itu pakaian tidur dan terlalu terbuka.. mereka pasti tau kalau kita sengaja menggoda mereka. Gak mau pa..” kataku.
Suamiku memilih pakaian tidur dari sutra warna putih. Pakaian itu model tanktop terusan. Panjang pakaian itu hanya sampai pangkal paha dengan potongan dada yang sangat rendah. Pundaknyapun hanya berupa seutas tali tipis yang melintang dari depan payudara ke punggung. Begitu aq menolak, suamiku kembali ke kamar untuk memilih pakaian lagi.
Tak lama kemudian dia keluar kamar lagi sambil membawa pakaian berupa daster terusan. Daster itupun juga sangat seksi sekali. Kainnya seperti kaos bali yang tipis dan ringan warna merah polos. Panjang daster itu kira-kira hanya 20cm di bawah pangkal paha. Bagian bawahnya melebar sehingga jika ada sedikit aja angin nakal yg berhembus, pasti bagian bawahnya akan terangkat. Potongan dadanya juga sangat rendah model you can see berenda. Lubang lengan cukup lebar sehingga kalau aq membungkuk, dari depan dan samping pasti kelihatan payudara sekaligus putingku seutuhnya. Dari belakang, memekku juga akan kelihatan mengintip. Namun jika mereka melihatku sambil duduk, memekku pasti akan kelihatan dengan jelas.
“Pake yang ini ma…” pinta suamiku
“Aduh pa, apa gak ada yang lebih rapat lagi? Aq malu pa…” kataku
“gak papa, pake ini aja. Ayo ganti pakaiannya…”perintah suamiku.
“tapi pa..” aq mencoba untuk menolak.
“udah..sana, ganti bajunya”kata suamiku
Akupun masuk ke kamar untuk mengganti pakaianku. Setelah pakaian yang dipilih suamiku td aq pakai, aq berdiri di depan cermin memperhatikan diriku sendiri. Benar kata suamiku, aq memang terlihat lebih cantik, seksi, dan menggoda sekali. Sungguh aq sangat bangga akan hal itu. Putingku tercetak jelas, paha, lengan dan dadaku terlihat mulus sekali. Kontras dengan warna pakaianku yang merah maroon.
Setelah itu aq keluar kamar. Suamiku begitu terpana melihatku berpakaian seperti itu. Diapun berkata “Wow, mama kelihatan menggoda sekali…begitu cantik dan seksi”
Aq jadi tersipu mendengar pujian suamiku, “tapi Pa, rasanya seperti telanjang bulat nih.. jangan pake yang ini ya..?”
“ah… gpp ma, pake ini aja. Rasakan sensasinya”kata suamiku
“tapi pa…”
“Udah gpp.”kata suamiku lg
Tak sengaja aq melihat tonjolan di celana kolor suamiku “Iiiihh, penis papa kok jadi tegang..”kataku setengah berteriak sambil mengenggam gemas penis suamiku.
“Iya ma, aq sudah terangsang banget. Aq yang biasa lihat tubuh mama aja masih tergoda, apalagi mereka… Hehehehe…”
“Hihihi… awas ya kalau cemburu..” kataku dengan bergaya genit kepada suamiku.
Diambang pintu, hatiku semakin berdebar-debar. Aq benar-benar merasa seperti telanjang bulat.
Aq ragu-ragu untuk melangkah keluar rumah. Namun akhirnya aq bulatkan tekat untuk sedikit bersenang-senang.
Begitu aq keluar pintu, para tukang dan kuli bangunan tersebut langsung terdiam dari obrolan mereka. Mereka semua melongo melihat diriku. Aq tersenyum dan menyapa mereka, “Sore Bapak-bapak.., sudah mau pulang nih..”
“Ii..ii.. iya mbak. Sudah waktunya berhenti..” Jawab salah seorang dari mereka yang berwajah brewok. Badannya tinggi dan kekar, kulitnya hitam terbakar matahari. Namanya adalah pak Karjono
Pandangan mereka benar-benar terpaku pada seluruh tubuhku mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Terutama pada bagian putting payudaraku yang tercetak. Aq menjadi salah tingkah dan gugup tetapi juga senang.
“Ooo.. tinggalnya dimana pak?” tanyaku pura-pura tidak tahu
“itu lo mbak, di blok sebelah sana” jawab yang lain sambil menunjuk arah gubuk mereka.
“Kami bikin gubuk2 kecil utk tinggal sementara mbak, supaya gak terlalu jauh dari proyek” sambungnya lagi. Orang ini bernama Jupri. Badannya lebih pendek, kira-kira sama dengan tinggiku. Kepalanya gundul, tangannya berotot.
Ketiga temannya yang lain hanya diam saja, mereka benar-benar terpaku pada tubuhku dengan pakaian yang setengah terbuka ini.
“Iya pak, mending begitu. Hemat tenaga, waktu dan biaya ya pak…”kataku.
Usia pak Karjono ini kira-kira 48 tahun. Dia paling tua diantara 4 temannya yang lain. Tingginya sekitar 180 cm, dada dan lengannya terlihat kokoh. Kayaknya dia terbiasa mengangkat beban yang berat. Begitu juga dngan Jupri. Otot-otot di tangannya kelihatan menonjol. Usianya aq taksir sekitar 27 tahun. 3 temannya yang lain bernama Santo, Kasiman, dan Nyoto. Usia ketiga orang ini tdk berbeda jauh dengan Jupri. Tingginya sedikit melebihi Jupri. Santo dan Nyoto berpostur lebih kurus daripada Pak Karjono, Jupri dan Kasiman.
“O iya pak, saya permisi dulu ya. Mau menyapu halaman nih, kotor banget..”kataku lagi
“iya mbak, silahkan” jawab pak Karjono
Akupun mulai menyapu halamanku. Ternyata mereka ber5 tidak segera pulang. Mereka masih di tempat dan terus memperhatikan gerak-gerikku. Aku mengetahuinya tapi pura-pura tidak tahu. Jantungku berdebar-debar, gugup dan salah tingkah namun aku berusaha keras untuk terlihat santai. Sungguh usaha yang sangat sulit. Saat itu Posisiku menyamping dari mereka. Aku yakin mereka sedang melihat payudaraku secara utuh dari sela-sela ketiakku karena memang pada bagian itu, lengannya cukup lebar. Aku merasa seksi sekali, memekku mengeluarkan cairan yang cukup banyak. Aku malu dan terangsang banget.
Pada saat posisiku membelakanginya, aq sedikit menggoyangkan pantatku. Rokku melambai-lambai. Aq yakin mereka bisa melihat memekku sedikit karena lambaian rokku itu membuat memekku terbuka dan tertutup secara berirama.
Namun tiba-tiba, angin berhembus cukup kencang dari arah belakang.
“Aaiihhhh…..”teriakku krn angin tersebut mengangkat daster yang aq kenakan hingga ke pinggangku. Praktis bagian bawah tubuhku benar-benar terbuka dan menjadi tontonan gratis bagi kuli-kuli tersebut. Cepat-cepat aq berusaha menurunkan dasterku. Kulihat para tukang dan kuli bangunan itu sampai melongo melihatnya.
“Eh, maaf Bapak-bapak, anginnya nakal banget. Maaf ya…” cepat-cepat aq berlari masuk ke rumah sambil menahan malu yang luar biasa. Didalam kulihat suamiku tersenyum-senyum melihat kejadian itu. Akupun langsung menuju kamarku dengan nafas yang ngos-ngosan. Tidak tau seperti apa wajahku. Aku yakin pasti sangat merah seperti kepiting rebus.
Suamiku mengikutiku ke dalam kamar. Aku yakin dia sangat terangsang dengan kejadian tadi karena begitu masuk kamar, aku langsung di peluk, dicium dengan begitu nafsunya. Tangannya meremas-remas payudaraku. Aku yang juga dalam keadaan terangsang berat, sangat menikmati serangan bertubi-tubi dari suamiku itu.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi suamiku untuk menelanjangiku. Dengan sekali gerakan, dasterku sudah dia tanggalkan melewati kepalaku. Kami berciuman dengan ganas sekali. Lidah kami saling membelit, saling mengulum. Setelah itu mulutnya segera menuju ke leherku. Dijilatinya leherku hingga tidak ada yang terlewatkan sama sekali sambil tangannya tetap bermain di payudaraku. Putingku sebelah kiri di pilin-pilin dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya mengelus-elus pantatku. Sambil mendongakkan kepalaku ke atas, aku mendesah-desah menahan nikmat. “ah..ah…terus pah…ah…”desahku. Bulu kudukku merinding, pori-poriku serasa terbuka akibat jilatan lidah suamiku pada leher dan telingaku.
Jilatan suamiku beralih dari leher ke belahan payudaraku. Dengan perlahan-lahan aku direbahkan ke tempat tidur, posisi kakiku masih menjuntai ke lantai akibatnya vaginaku menjadi terbuka.setelah itu jilatan suamiku perlahan-lahan turun menuju putingku. “Ooohhhh……” rasanya geli sekali tapi juga nikmat. Dia tidak segera mengulum putingku. Lidahnya berputar-putar di sekitar areolaku. Aku menjadi blingsatan karenanya. Aku berharap suamiku mengulum putingku. Desahanku menjadi lebih keras, dan gerakanku agak liar. ” ah….enak pah..terusin pah…” untuk urusan bercinta, suamiku memang ahli sekali. Dia pintar mempermainkan nafsuku. Cara suamiku mengolah tubuhku membuatku ketagihan.
Saat rasa penasaranku akan jilatan suamiku semakin tinggi, dengan tiba-tiba dia sedikit menggigit putingku sebelah kanan bersamaan tangannya yang membelai-belai vaginaku. Spontan aku melonjak kaget disertai jeritan kecil dari mulutku. Nikmat yang aq rasakan tiada henti-hentinya. Elusan Jari-jari suamiku mengenai klitorisku yang sudah mengembang. Digesek-gesekkannya jarinya ke klitoris dengan berirama. Tanpa sadar, aku mengangkat kedua kakiku hingga mengangkang lebar sehingga vaginaku menjadi lebih terbuka.
Sampai akhirnya, “ah… ah…pah…a…ku or.***s…meee….ach………….” aku mengalami orgasme yang hebat tanpa penetrasi. Tubuhku menegang, dadaku melengkung keatas, kepalaku mendongak ke belakang, kedua kakiku mengejang-ngejang. Aq menjerit keras menahan kenikmatan orgasme ini. Suamiku terus menggesek-gesekkan jarinya ke klitoris sehingga orgasme yang aku rasakan seakan tidak mereda. Setelah hampir 30 detik, orgasmeku mulai mereda.
“hhoo…hhoo….hhoo…nikmat sekali pa….” Setelah gelombang orgasme yang melandaku agak mereda, suamiku bersiap-siap melakukan penetrasi. Dengan nafas yang masih ngos-ngosan, aku menantikan penetrasi dari suamiku. Penisnya yang sudah menegang keras di tempelkannya ke mulut vaginaku. Aku menantikannya dengan berdebar-debar. Setelah pas, perlahan-lahan di dorongnya penis itu sehingga masuk sedikit demi sedikit. Gesekan penis pada saat memasuki vaginaku begitu terasa. Agak ngilu karena barusan aku mengalami orgasme namun sangat nikmat sekali. Biasanya setelah orgasme pertama, aku cepat mengalami orgasme kedua, ketiga, dan seterusnya.
Mataku terpejam dan mulutku menganga menikmati gesekan penetrasi ini hingga penis suamiku terbenam seluruhnya. Setelah itu suamiku menggenjot penisnya perlahan-lahan keluar masuk vaginaku secara berirama. Lama-lama gerakan suamiku semakin cepat.
” uh..uh… nikmat sekali ma..” kata suamiku
“ii..ya…pah..terus pah…” desahku
Tanganku diangkat ke atas kepala kemudian suamiku menyusupkan wajahnya ke ketiakku. Dijilatinya ketiakku hingga basah kuyup oleh liurnya.
“Aaaa….geli pah….ah…ah…nikmat pah…te…rus…”desahku sambil menggelinjang-gelinjang menahan geli dan nikmat pada ketiak dan vaginaku. Tidak lama kemudian kurang lebih 5 menit dari orgasme pertama aku sudah mendekati orgasme kedua. Ketiga titik sensitifku diserang secara bersamaan.
“pah…a..ku…mau…ahhh..nyampe..lagi…ahh..”desahku
“keluarkan …aja mah…, gak usah …sungkan…”jawab suamiku sambil terus menggenjot tubuhku
“iya pah…”
“Ach…ach…pah…aku nyampe pah…ahh…pah….pah…aaccchhhh…………..”aku berteriak kencang sekali, aku mengalami orgasme keduaku dengan dahsyat. Ku peluk erat tubuh suamiku sambil berteriak “aaccchhhh…………….!” tubuhku bergetar hebat.
Suamiku mendiamkan diriku sejenak, membiarkan aku menikmati orgasme keduaku yang hebat dan berkepanjangan itu. Hingga akhirnya orgasmekupun mulai mereda, badanku terasa lemas sekali.
“mah, aku belum nyampe lo..”kata suamiku menyadarkanku.
“Eh, iya pah. Nikmat bgt pah, sampai lemas badanku”jawabku
“aku genjot lagi ya..rasakan kenikmatannya. Hehehe…”kata suamiku lagi.
Belum sempat aku menjawab, tanpa menunggu jawabanku, suamiku langsung memompa penisnya dengan kecepatan tinggi. Aku yang barusan mengalami orgasme yang sangat dahsyat itu langsung kalang kabut. Mulutku megap-megap. Vaginaku terasa ngilu sekali namun itu tidak lama. Dalam waktu sekejap, rasa ngilu itu bercampur dengan nikmat dan lama-lama rasa ngilunya hilang sama sekali dan berganti dengan kenikmatan yang tiada tara.
Tidak lama kemudian, “aahhh…..aaahhhhh……aaahhhh…….terus….paaa……” desahku menahan nikmat.
“sedikit lagi paaa… ahhh….achh……aa..kkkuuu…kell..luarr….lagi…”tubuhku menegang kuat sekali. Kemudian mengejang-kejang. Seluruh tubuhku merasakan nikmat yang tiada tara yang berasal dari vaginaku. aku mengalami orgasme ketigaku disusul oleh suamiku yang menembakkan pejunya kedalam rahimku. “Aaacchh….” Teriak suamiku sambil mendekap erat tubuhku. Akupun juga memeluk suamiku dengan erat. Kami mengalami orgasme secara bersamaan.
Setelah orgasme kami sama-sama mereda, aku merasa lemas sekali, tidak ada tenaga sama sekali. Bahkan untuk mengangkat tanganpun aku gak kuat. Suamiku menggulingkan tubuhnya di sampingku. Kami sama-sama berbaring dengan nafas yang ngos-ngosan seperti orang habis berlari kencang.
Setelah nafas kami mulai stabil, dan tenaga kami mulai pulih, suamiku berkata”Ma..”
“Hhmm…” sahutku malas
“Rasanya td luar biasa ya…”kata suamiku lagi
“iya pah..”kataku
“Mama tadi di luar hot banget lo. Mereka sampe melongo seperti itu. Hehehe…”kata suamiku lagi.
“Hot apanya..? malu banget tau……”kataku
“tapi mama suka kan….”goda suamiku
“apaan sih..”jawabku manja sambil mencubit perut suamiku
“Aww.. sakit mah..”jerit suamiku
“papa sih..masak aku di permalukan di depan orang asing seperti itu..”
“bilang aja mama suka. Hehehe…”kata suamiku
“enggak, siapa bilang..”jawabku
“Papa yang bilang, emang siapa lagi?” katanya
“huuu…, sok tahu..” jawabku lagi
“Buktinya, td setelah mama masuk rumah, trus papa pegang vagina mama sudah basah banget kayak banjir bandang. Hehehe” kata suamiku lagi
“iihhh… papa…”jawabku malu-malu sambil menjewer telinganya
“ayo, ngaku aja.. kalau memeknya basah artinya mama terangsang. Wanita pasti suka terangsang termasuk mama. Ayo ngaku aja kalau mama suka tubuh telanjang mama dilihat cowok-cowok itu. Hehehe..” teori suamiku sambil menggelitiki tubuhku.
“hihihihi…ampun pa.. jangan gelitiki mama… geli pa…iya iya, mama ngaku”kataku kemudian. Memang yang dikatakan suamiku itu benar. Justru rasanya semakin malu, malah makin terangsang.
“ngaku apa mah… yang jelas dong…” desak suamiku sambil menggoda
“iya, mama suka…. Puas-puas…?”akhirnya aku mengakuinya dengan tersipu-sipu.
“Kalau begitu, mulai sekarang sampai besok pagi, mama gak boleh memakai baju atau selembar kainpun untuk menutupi tubuh mama. Mama harus telanjang bulat terus di dalam rumah. Biarkan papa memandangi tubuh mama yang seksi dan mulus itu setiap saat” kata suamiku.
” Oke, siapa takut..”tantangku
“Siip…”suamiku girang sekali.
Mendengar puji-pujian dari suamiku itu, aku merasa tersanjung dan senang mendengarnya. Maklum sifat wanita memang senang dipuji.
bersambung….