GangBang Friend’s Mom

“Gimana Roy?”

“Beres Pras, Obatnya sudah saya siapkan, Operasional project GB siap dilaksanakan”

“Project kentut lu Roy, ha..ha.., tiket juga sudah pasti ok yah,”

“Sudah ,.. satu jam dari jadwal kita sudah wajib berangkat dari sini Pras agar tidak telat,”

“Ok, saya sudah pesan kang Didit juga, kita ke rumahnya dulu, ntar dianterin pakai mobilnya pagi, ntar malam ini Kita titip koper ke rumahnya sebelum Operasional Project he..he…he..,jadi besok tinggal berangkat,”

“Siap kapten!” Seru Roy sambil bergaya hormat serdadu.

“Kapten taik lu…ha..ha..ha…,”

Saya ambil gaya siap menabok dirinya, tentu saja dengan mudah dia hindari, sambil berlari Roy tertawa dan menunjukkan jari tengah ke arahku,

“Sampai jumpa nanti malam,”

Roy dan Saya tahun ini tamat sekolah dan berencana merantau ke Ibukota, semuanya sudah dipersiapkan, besok pagi berangkat dengan bus, Hanya saja sebelum meninggalkan kampung, kami perlu kenangan tersendiri yang sudah lama pendam. Kami Berdua memang sudah akrab sedari kecil, bolos sekolah bareng, belajar merokok, dan berkelahi tentunya. Selama sekolah tentu saja kami berdua juga memiliki teman lain, salah satunya Dany namanya, anaknya pendiam dan agak kuper, maklumlah Ibunya janda dan beredar isu dia itu piaraan pak Lurah. Ibunya bekerja sebagai juru tulis di kelurahan, Cantik dan terpelajar, usianya masih muda belum mencapai 40 karena dirinya melahirkan Dany saat masih kuliah, Bokapnya Dany dengernya sih lari akibat tidak tahan tekanan dari Neneknya yang memandang rendah dirinya. Nenek Dany memang matre dan terkesan setengah menjual putrinya, pernah ditawari kawin kontrak ke orang Arab malahan.

Untunglah sebelum terjadi kawin kontrak itu nenek Dany terlanjur dijemput penciptanya. Setelahnya Ibunya Dany berhasil mendapat pekerjaan di Kelurahan, nasibnya lebih baik dari sebelumnya hanya jadi guru honorer, apalagi banyak tambang pasir dekat kampung sehingga setoran ke pak Lurah lumayan juga, tentu saja sebagian bocor ke Ibunya Dany, maklumlah penampilannya mirip dengan salah satu pedangdut duo serigala, Payudaranya itu seperti berontak ingin nyembul dari baju dinas coklatnya, Siapa yang bisa tahan dengan wajah cantiknya dan ukuran dadanya, belum lagi pinggulnya yang padat. Bukan hanya om om hidung belang di kampung yang terpesona oleh Ibunya Dany, termasuk lah kami berdua, Saya dan Roy yang selalu berimajinasi meremas melon segar Ibunya Dany, Oh yah nama Ibunya Dany Lindawati dan kami biasanya memanggil dirinya Tante Linda.

Kami berdua paling rajin mengunjungi rumah Dany, bukan karena Dany yang supel atau punya otak encer tapi Ibunya, Tante Linda yang menggairahkan, kami berdua suka mengunjungi rumah Dany malam hari mengintip Tante Linda melakukan Yoga dengan baju fitnessnya, walaupun model bajunya tertutup semua, tetapi ketat sehingga lekuk body Tante Linda terlihat jelas, belahan pantatnya yg montok, Lekuk Payudaranya, walaupun bagian perutnya tidak rata amat , lemaknya hanya sedikit tidak mengurangi nilai sensual Tante Linda. Hampir setiap malam kami kunjungi rumah Dany dengan alasan belajar bareng, tentunya yang ada malahan sering masturbasi di kamar mandi sehabis ngintip liukan body Tante Linda saat yoga.

Malam ini Kami berdua sudah nekat, malam ini merupakan malam terakhir kami di kampung, dengan alasan ini kami merencanakan pesta perpisahan dengan Dany, tentu saja pesta perpisahan dengan Tante Linda, untunglah dengan adanya kemajuan teknologi ponsel yang juga masuk kampung, kami bisa browsing internet dan nyasar sampai Forum jual beli Semprot yang lengkap juga penawarannya, Kami berdua pesan obat tidur buat Dany dan obat perangsang buat Tante Linda, he..he..

Malamnya setelah mengantar Koper kami ke rumah kang Didit, setelahnya kami berdua bergerak ke rumah Dany. Sampai di rumahnya kami disambut oleh Dany, sementara Ibunya, Tante Linda bersiap siap untuk yoga, Saya pun berjalan agak lambat menuju kamar Dany, ingin memuaskan mata menikmati Lekukan Body Tante Linda.

“ Selamat malam Tante,”

Saya dan Roy menyapa Tante Linda.
Mata saya melirik sejenak kebawah, ke arah Payudara jumbonya yang menantang sekali untuk saya remas, malu ketahuan, saya palingkan wajah saya menatap lurus ke Tante Linda,

“Kalian berdua nginap sini hari ini,”
Tante Linda tersenyum seakan tahu apa yang saya lirik sebelumnya.

“Benar Tante, malam terakhir bareng Dany di sini,”

“Hus, apanya yang malam terakhir, ..memangnya kalian gak berencana mudik kemari lagi,..hi.hi..”

“Ha..ha.. Bisa aja Tante, pasti balik dong,”

“Yah , semoga kalian sudah jadi orang sukses mudik nanti,”

“Amin Tante,”

“Amin,.. Kalian lanjut saja, Tante mau Yoga dulu,”

“Ok Tante,”

Tiba di kamar Dany, kami bertiga pun mulai ngobrol tentang kisah dan kenangan saat sekolah ditemani oleh Minuman Soda dan snack yang kami belanja sebelumnya. Saya melirik ke arah Roy dan menganggukkan kepalaku perlahan sebagai isyarat buat Roy untuk mencampurkan obat tidur ke gelas minum Dany, Saya alihkan perhatian Dany dengan menunjukkan foto-foto kita semasa masih sekolah. Seperti Biasa, saat kami bermain di rumah Dany, Saya dan Roy sering keluar masuk dari kamar tidur Dany menuju kamar mandi, tujuannya yah mengintip aktivitas Yoga Tante Linda, dan dia sepertinya tahu fantasi kami berdua malahan sengaja melakukan gerakan nungging dan membusungkan dadanya, sambil sesekali mendesah, hanya kali ini kami lebih fokus menunggu dia mandi, Tante Linda selalu mandi malam selesai Yoga , dan selalu menyediakan minuman temulawak panas. Malam ini jadi tugas saya untuk melarutkan obat perangsang yang kami beli di minuman temulawak Tante Linda.

Saya beranjak keluar kamar dan saya lihat posisi lokasi yoga Tante Linda sebelumnya sudah kosong dan saya lihat pintu kamar mandi dalam kondisi tertutup, dengan cepat saya bergerak ke arah meja dimana cangkir dengan aroma Temulawak, saya keluarkan cepat obat perangsangnya dan saya campurkan ke Minuman tersebut yang masih dalam kondisi panas dengan uap yg mengepul, sepertinya Tante Linda baru masuk Kamar mandinya.

Saya kemudian balik ke kamar tidur Dany, Dalam Kamar tidur Dany kami bertiga melanjutkan obrolan kami, perlahan saya lihat Dany mulai sempoyongan dan sesekali kepalanya tertunduk, dia berusaha menahan kantuknya, saya pun membujuknya untuk tidur sejenak baru lanjut ngobrolnya setelah tidur sejenak. Begitu rebah di ranjang Dany langsung terlelap. Sementara Saya dan Roy beranjak ke arah pintu kamar, perlahan saya buka sedikit pintu kamar dan mengintip keluar, tidak terlihat lagi Tante Linda di luar, Saya lalu beranjak keluar kamar diikuti oleh Roy,

“Gimana Pras, sudah clear area?”

“Clear kayaknya,”

“Tadi sukses elu spike minumannya?”

“Sukses harusnya, posisi cangkir sudah tidak ada lagi, berarti sudah habis diminum seharusnya,”

Sayup-sayup terdengar suara Blower pengering rambut dari arah kamar tidur Tante Linda.

“Wah belum tidur Pras, ada kena kibul kagak kita yah?”
“Mana bisa gue tau Roy, tapi si Dany berfungsi tuh, harusnya yang ini juga berfungsi,”

“Jadi gimana nih Pras?”

“Kita tunggu sebentar, baru kita serbu ke dalam, pokoknya malam ini kita harus sukses,”

“He..eh, sudah kepalang basah, mandi sekalian aja,”

“Maksud lu Roy?”

“Jika obatnya gak berkhasiat kita sumpal mulutnya dan ikat tangannya,”

“amit-amit , semoga aja berkhasiat Roy jangan sampe gitu ah,”

“Ah,..yah..kita berdoa semoga berkhasiat obatnya,”

“Doa kepalamu, kita mau berbuat bejat, kok minta restu sama yang diatas”

Saya berusaha menenangkan diri, gugup juga diriku membayangkan akan memperkosa Ibunda teman.

“Oh,..yah benar juga yah,..”

Roy juga berusaha tenang, maklumlah kami berdua walaupun sering membuang sperma kita di kamar mandi tetapi masih perjaka tulen, belum pernah meniduri perawan yang ada di kampung ataupun keluyuran ke kota nyari perek. Walaupun berfantasi bejat , kami gak tega membohongi keperawanan gadis di kampung atau kami yang terlalu pede padahal gak ada cewek yang mau didekati kami berdua. Makanya kami menargetkan Tante Linda karena status dia yang piaraan suami orang lain dan juga sebenarnya dari dulu kami akrab dengan Dany dengan harapan suatu hari disuruh menginap sama Tante Linda, seperti cerita seru di forum semprot, tetapi sampai kami tamat SMA, Fantasi tersebut tidak pernah terwujud, makanya kami malam nekat dan bertekad bulat minimal bisa meremas Payudara Tante Linda, dan dapat Bonus jika dapat menggenjotnya.

Suara Blower Pengering rambut berhenti, Saya dan Roy mendekati pintu kamar Tante Linda dan berdua kami tempelkan telinga ke pintu mencoba mendengarkan suara yang ada di dalam sambil membayangkan aktivitas Tante Linda dalam kamar saat ini. Senyap saja, tidak ada suara , sementara jantung Saya berdebar-debar menahan adrenalin dalam tubuh Saya ini yang akan melakukan perbuatan bejat terhadap Ibunda dari teman. Ada sekitar lima menitan kami berdua saling memandang, lalu Saya mencoba keberanian Saya dengan perlahan memutar Knop pintu kamar dan klik, tidak terkunci, Saya buka perlahan dan sedikit demi sedikit sambil berusaha mengintip ke dalam kamar Tante Linda. Terasa olehku hembusan dinginnya Ac kamar tidur Tante Linda, perlahan Saya julurkan kepalaku ke dalam kamar, Terlihat olehku Tante Linda yang rebah di atas Ranjangnya, Body sexynya hanya terbalut handuk, sepertinya belum sempat berganti dengan baju tidur, matanya merem dan dahinya berkenyit seakan-akan menahan sakit, nafasnya terlihat tidak teratur dan kedua tangannya bersilangan dengan posisi memeluk dirinya, sementara kedua kakinya melakukan gerakan saling menggesek di antara pahanya.

“Sepertinya doa kita terkabul,obatnya sudah nendang”

Saya berbisik kepada Roy, sambil perlahan membuka pintu kamar lebih lebar sehingga posisi badan saya bisa memasuki Kamar.

“Pff…,”

Roy menahan tawa girangnya.
Kami berdua lalu perlahan masuk dan mengendap-ngendap mendekati ranjang Tante Linda.

“Ah..ah…sss,”

Tante Linda mendesah dan memeramkan matanya, tangannya sudah berganti posisi, tangan kanannya meremas-remas payudara kirinya, sementara tangan kirinya mengelus-ngelus paha mulusnya. Posisi Handuknya sudah terbuka, kedua Payudara jumbonya tumpah kekiri dan kekanan, tubuhnya yang polos terlihat mulus tanpa flek hitam, terlihat olehku jembut lembut di selangkangannya. Penisku langsung mengeras kuat dan kencang dalam celanaku, walaupun sering nonton bokep , baru kali ini saya liat yang real di depanku dan posisinya dekat sekali,

“Glek,”

Kutelan air liur ku agar tidak ngeces keluar melihat pemandangan Indah didepanku. Tidak tahan lagi diriku menahan gairah, dengan gemetaran kuarahkan tanganku ke payudara kanan Tante Linda dan keremas-remas lembut payudaranya, sensasinya luar biasa sekali, pertama kalinya Saya rasakan kekenyalan yang unik, saya remas dan sepertinya ada perlawanan dari payudara Tante Linda, kulepaskan remasan tanganku dan kurasakan payudara Tante Linda kembali ke bentuk semula, ku elus-elus mulusnya payudara Tante Linda. Kembali Saya remas lagi payudaranya, hm..nikmat sekali, kulepaskan dan kuremas lagi, enak sekali sensasinya.

“Eh…sss siaapaa…?”
Tante Linda membuka matanya dan dengan mendesah terkejut melihat kami berdua.

“Tante sakit yah,”

Gemetaran saya menjawab, dalam hatiku berdoa,..pls..pls..jangan menjerit tante.

“Ah,…iyah..panassss…panasss sekali, mas Joko”

“Mas Joko?” eh tersadar Saya, itu nama pak Lurah yang piara Tante Linda,

“Oh,…Linda sayangku,…mana yang kurang enak badan ?”
Saya mencoba memberanikan diri berpura-pura jadi pak Lurah.

“Semuanya,.. Semuanya gak enak, masss..mass Joko …Linda pengen..ah..,”

Tante Linda menangkap tanganku, bukannya menolak tanganku dari payudaranya, malahan dia menuntun tanganku agar meremas-remas payudaranya lebih cepat frekuensinya,

“Ah..ah..sss..masss..Joko peluk Linda,..peluk masssss”

Tante Linda mendesah menikmati remasan tanganku di payudaranya. Sepertinya pengaruh obat perangsang membuat Tante Linda berhalusinasi melihat diriku sebagai pak Lurah. Roy yang awalnya dibelakangku melihat saja, tidak tahan lagi langsung beringsut naik ke ranjang, dengan posisi bersujud di sebelah kiri Tante Linda, tangannya mulai meremas payudara jumbonya Tante Linda yang sebelah kiri, sementara tangan satu lagi mengelus-elus paha Tante Linda. Tiba-tiba Tante Linda menarik Roy kearahnya dan memeluk kuat dirinya,

“ oh..ah…peluk aku,,.. Peluk yang kuat,..masssss Joko,..aaah,”

Tante Linda membisik ke telinga Roy sambil menjilati daun telinganya, Roy juga membalas mencium leher dan tengkuk Tante Linda, membuat Tante Linda mengerang kuat. Saya yang terangsang dari meremas-remas payudara Tante Linda tidak tahan, langsung berdiri dan secepatnya menelanjangi diriku sendiri sehingga penisku tegak berdiri bebas dari tekanan celana ketatku. Saya lalu beranjak naik ke Ranjang dan kutarik si Roy agar lepas dari pelukan Tante Linda.

“Sono, kamu buka baju lu dulu, saya duluan, gak tahan lagi gue,”

Dengan jantung yang berdebar- debar, Saya posisikan diriku diantara kedua kaki Tante Linda, kupegang kedua betis nya ku buka lebar kakinya sehingga posisi ngangkang, terlihat olehku bibir vagina Tante Linda yang merah merekah dibawah kelebatan jembut halus, Saya dekati dan Saya cium aroma unik vagina Tante Linda, Saya kecup bagian atas vaginanya dan kucium lobang kencingnya yang langsung membuat Tante Linda menggelinjang dan mengerang nikmat, Saya rasakan sembab vagina Tante Linda, sepertinya sudah basah sekali, mungkin pengaruh obat perangsangnya, walaupun saya belum pernah menikmati enaknya Daging tetapi sudah tentu saya pernah melihat Sapi, jadi walaupun masih perjaka tetapi pengalaman dari nonton bokep apalagi sekarang didukung kualitas Hd pastinya saya tahu bagian mana dari vagina yang bisa membuat seorang wanita merasa nikmat. Ku Jilat sejenak bibir vagina Tante Linda, baru kuarahkan Penisku ke lobang Vaginanya, Perlahan Saya masukkan Penisku kedalam Vagina Tante Linda, hm,… hangat dan berdenyut-denyut mencengkram Penisku, sensasinya berbeda sekali dengan cengkraman Tanganku saat bermasturbasi, Dinding lobang Vagina Tante Linda sembab dan lembut bergesek dengan Penisku saat kugerakkan keluar masuk,

“Oh,.. ah,..ah…”
Saya mengerang menikmati sensasi cengkraman hangat dinding vagina Tante Linda,

“Pras, .. ntar tembak di luar,” Roy mengingatkanku

“Hah,.. emank dia masih bisa hamil?”

“Bukan Pras,.. Ntar habis lu kan gue mau celup juga,.. Jijay gue bayangin kena lendir kamu,…”

“Hah,” Takjub saya memandang si Roy,.. di saat seperti masih sempat-sempatnya dia mempermasalahkan ini,

“Ok,..saya nembak keluar,”

“Oh,..ah..ah,ssss…”

Desah Tante Linda menikmati genjotan penis Saya pada vaginanya, mungkin akibat pengaruh obat perangsang, dia sepertinya tidak peduli terhadap sekelilingnya, pembicaraan Saya dengan Roy sepertinya tidak mempengaruhi dia, mungkin pengaruh obat Perangsang membuat dirinya berhalusinasi sedang bercinta dengan pak Lurah. Tanganku turun dari memegang betisnya ke pahanya, Saya elus -elus kedua paha mulusnya, lalu kuletakkan kedua pahanya di pahaku sementara tanganku naik memegang pinggangnya, kutahan pinggulnya agar Penisku bisa makin melesak sedalam-dalamnya ke vagina Tante Linda, Mungkin karena baru pertama kali saya merasakan nikmatnya sensasi penisku di vagina beneran, belum lima menit, Saya merasakan geli-geli nikmat pada penisku petanda hampir ejakulasi, makin cepat saya bergerak maju mundurkan Penisku di vagina Tante Linda, Tak sanggup lagi Saya tahankan ejakulasi ku, kucabut Penisku dari vagina Tante Linda, kutembakkan ke perut Tante Linda,

“Oh..ah..ah..”

Saya mengerang nikmat saat menembakkan spermaku, kugunakan tanganku mengocok penisku agar bisa tumpah keluar semua spermaku.

“Argh,,,mass joko…lagiii..mas…”

Tante Linda mendesah dan posisi kedua tangannya membuka kedepan menunggu dipeluk dengan kedua kakinya yang mengangkang lebar, wow,..berarti ini yang dinikmati sama pak Lurah setiap kali bercinta dengan Tante Linda.

“Minggir Pras, giliran gue sekarang, Itu ada tissue di meja rias, bersihin lendir elu, Pras,”

Roy tidak menunggu lagi, Kedua tangannya melebarkan kaki Tante Linda dan diarahkan penisnya ke vagina Tante Linda dan dilesakkan ke dalam.

“Hm,.. yah..yah,”

Saya bergerak turun dari ranjang dan berjalan ke arah meja, kuambil kotak Tissuenya dan kupindahkan ke atas ranjang, kucabut beberapa lembar dan membersihkan spermaku diatas perut Tante Linda yg berguncang seirama dengan sodokan Penis Roy di vagina Tante Linda. Setelah bersih, Saya lalu kembali meremas-remas Payudara Tante Linda yang ikut berguncang, saya pilin-pilin puting payudara Tante Linda seperti memutar tombol radio mencari frekuensi, lalu saya mengecup puting Tante Linda dan menjilatinya seakan-akan puting Tante Linda adalah sebuah permen lolipop, ku sedot-sedot dan sesekali kugigit lembut. Dari Puting kanan pindah ke kiri, sementara tanganku tetap meremas-remas kedua Payudara Tante Linda, terasa kenyal, hangat dan tidak membosankan saya remas-remas terus. Saya lepaskan puting Tante Linda dari mulutku, Kulihat si Roy yang melakukan genjotan penisnya dengan posisi memeluk dan membuka lebar kedua paha Tante Linda, berdua kami cengar-cengir saat saling bertatapan,

“Lu juga jangan nembak ke dalam, gue mau sekali lagi,”Saya membisik ke Roy.

“Ha,..ha.. Lu cuma mau sekali saja? Gue mau berkali-kali lagi sampai pagi Pras, ha..ha”

“Ha..ha ..sama dong kalo gitu,”

Saya lalu memandangi wajah cantik Tante Linda yang sedang merem menikmati penis Roy, sesekali dia menggigit bibirnya menahan nikmat, sangat merangsang sekali prilakunya. Tak tahan Saya kecup bibirnya, ku emut-emut bibir bawahnya dan ku gigit lembut, Saya julurkan lidah ku ke dalam mulut Tante Linda yang disambut olehnya dan dihisap-hisap lidahku olehnya, hm…nikmat sekali dengan aroma unik yang tercipta saat kedua bibir kami bersatu, membuat birahiku makin memuncak, Penisku kembali Tegak dan mengeras. Saya lepaskan ciumanku pada Tante Linda, Saya teringat dengan posisi bokep jepang, ku duduki dadanya dan ku jepit penisku dengan kedua payudara jumbonya, Hangat dan kenyal terasa dipenisku, sangat unik sensasinya, kugesek-gesek penisku diantara mulusnya kedua payudara Tante Linda.

“Ah,..sss,..ah… Pras sdh mo nembak saya, minggir, ntar kena tembak elu sama lendir gue,”

“Eh,..wait roy,..wait ,.. “

Saya bergerak naik dari tubuh Tante Linda, turun dari ranjang kulihat si Roy melonglong kenikmatan saat dia menembakkan spermanya ke tubuh Tante Linda, tak kalah denganku jumlah spermanya,

“Ehem,.. Bersihin Roy, lendirmu itu, gue mo lanjut lagi ha..ha…,”

“Ha..ha.. Iyah,”

‘Hm..ah..enak masss Joko…lagiii,”

Tante Linda mendesah dan menggeliat, Saya kurang tahu entah dia ada merasakan orgasme dengan kondisi pengaruh obat perangsang, tapi apa peduli Saya, yang penting Saat ini saya rasakan sudah kenyal payudaranya dan hangat vaginanya.

“Roy,. Bantu Gue gantiin posisi Tante, Gue pengen nyobain Doggy style,”

“Oh yah,..ok,”

Kondisi Tante Linda dalam keadaan setengah sadar, dia tidak agresif tetapi tidak lemas seperti orang mabuk gituh, dia seakan-akan menjadi robot yang sangat penurut. Saya bergerak ke belakang memutar pinggul Tante Linda sehingga pantatnya menghadap ke arahku sedangkan Roy membantu ikut memutar bagian atas tubuh Tante Linda sehingga jadilah posisi Tante Linda nungging. Melihat Pantat Tante Linda yang bahenol, saya menelan ludah terangsang sekali, kuremas-remas pantatnya yang lunak dan mulus, kubuka kedua pantatnya seperti gaya belah durian, terlihatlah rekahan bibir vagina Tante Linda menantang dengan lubang anusnya dan lubang vagina dibawahnya, kuelus-elus vagina Tante Linda sehingga dia mendesah dan mengayunkan pinggulnya mengikuti belaian tanganku pada vaginanya, Tak tahanlagi kuarahkan penisku pada lobang vaginanya dan kumasukkan penisku sedalam-dalamnya,

“Hm..ah..oh..ah..”

Saya mendesah menikmati kembali sensasi hangat dan cengkraman erat dinding vagina Tante Linda yang berdenyut-denyut setiap kali penisku menghujam ke dalam. Pantat Tante Linda yang tonggek dan padat seakan-akan bantalan yang memantulkan tubuhku setiap kali kulesakkan penisku kedalam, membuat gerakan maju-mundur penisku menjadi cepat, nikmat sekali, dengan model body Tante Linda yang sensual begitu, kurasakan posisi doggy style ini lebih nikmat daripada Posisi misionaris sebelumnya.

“Plak-pluk”

Suara pantat Tante Linda setiap kali tubuhku menabraknya saat kulesakkan penisku kedalam vaginanya. Kedua tanganku meremas-remas dan mengelus kedua pantatnya.

“Hm,.. ah..ah…”

Tante Linda mendesah menikmati genjotan penisku pada vaginanya dari belakang, Saya melirik ke arah meja rias, Dari cermin di meja terpantul posisi sexual saya dengan Tante Linda, terlihat olehku Payudara Jumbo Tante Linda yang bergelantungan ke bawah sehingga terlihat makin Besar, kucengkram kedua lengan Tante Linda dan kutarik dirinya ke arahku agar bisa kupeluk dirinya, kulepaskan tangannya dan kupeluk Tante Linda, aroma shampoo rambutnya menghujami indra penciumanku, harum dan menambah gejolak birahiku,kusibak rambutnya sehingga terlihat tengkuknya yang agak putih , mulus dengan rambut halusnya, kucium tengkuknya, perlahan hingga bagian belakang telinganya dan sesekali kugigit lembut daun telinganya,

“Oh,..ah..ah.”

Tante Linda mendesah menggeliat menikmati permainan lidahku pada daun telinganya, sementara kedua tanganku bergerak naik dari memeluk pinggangnya ke Payudaranya, kuremas-remas dan kumainkan putingnya dengan jariku. Roy yang sedari tadi menonton aksi Saya dengan Tante Linda mulai terangsang kembali, dia lalu beringsut ke arah Tante Linda, Jika Saya mencium Tante Linda dari belakang, Roy mencium Tante Linda dari depan , menciumi lehernya lalu ke bibirnya dan melumatnya, semua itu terlihat olehku dari pantulan cermin meja rias. Tanganku melepaskan payudara Tante Linda, turun memegangi pinggangnya, ku gerakkan pinggulnya naik turun, Roy lalu bergantian denganku meremas-remas Payudara Tante Linda dan menciumi puting Tante Linda dan memainkan lidahnya bergantian dari puting kiri ke puting kanan.

Posisi Tante Linda menjadi sandwich diantara Roy dan saya, kedua tangan Tante Linda memeluk kepala Roy dan mengarahkan kepala Roy untuk bergantian memainkan kedua puting Payudaranya, tidak mau ketinggalan, saya menyusupkan kepalaku di bawah ketiaknya, ku incar puting Payudaranya, Tanganku bergerak naik dari pinggang Tante Linda dan meremas Payudara serta mengarahkan putingnya ke mulutku, Tangan Tante Linda yang satu lagi melepaskan pelukannya dari kepala Roy berganti memeluk kepalaku, Posisinya seperti memiting kepalaku dengan tangannya, tetapi mengarahkannya agar bisa memainkan puting payudaranya dengan lidahku,

“Ah..sss,..ah..ah…gelii mas Joko..nakal…enakk mass.”

Tante Linda mendesah menikmati sensasi permainan lidahku dan lidah Roy di kedua puting payudaranya, sementara tubuhnya berguncang naik turun menikmati sodokan penisku di vaginanya.

“Roy, lepaskan pelukanmu , doggy balik,..gue sudah mo nembak,”

“Hm..oh..ok,”

Roy lalu beringsut mundur, kami kemudian memposisikan kembali Tante Linda ke posisi nungging, Saya lanjutkan kembali gerakan maju mundurkan penisku, sementara Roy lalu menyodorkan penisnya ke mulut Tante Linda. Roy memegang kepala Tante Linda dan menahannya sementara Roy menyodok keluar masuk penisnya di mulut Tante Linda, semua adegan itu terlihat olehku dari pantulan cermin.Roy memejamkan matanya menikmati hangat basah mulut Tante Linda, kulumannya dan gesekan bibirnya pada penisnya, sesekali Roy sengaja menyodok penisnya ke arah pipi Tante Linda dari dalam mulutnya,

“Oh..ah..ah…, Pras enak sekali rupanya kontol kita dalam mulut cewek, pantes bokep yang kita nonton banyak sekali adegan isap kontol…ha..ha..aaaaaah..ss.. Kimochiiii….,”

Roy sengaja merem matanya seakan-akan sangat menikmati sekali,

“Oh,..lebih enak dari jepitan meki?” Saya berbisik.

“he..eh..Prass…oh..ah…isap Linda ,.ah kimochi Linda Sayank, ….mas Joko sayang sama Linda,..nanti mas Joko beliin mobil yah,”

Roy menahan tawanya dengan aksinya berpura-pura menjadi pak Lurah.

“Aseeem…lu Roy,.. gantian abis gue nembak,”

Kupercepat gerakan sodokan penisku pada vagina Tante Linda,

“Ah,..sudah hampir nembak gue,..aegh..ah..iku yo Linda sayangku,..iku,..mas Joko sudah mau nembak..aahhh”

Gantian Saya yang berpura-pura jadi pak Lurah, Kucabut penisku, Saya gunakan tangan melanjutkan gerakan ngocok pada Penisku, kutembakkan semua spermaku ke punggung Tante Linda, walaupun tidak sebanyak tadi, tetapi masih lumayan banyak sperma yang muntah keluar dari Penisku,

“Minggir lu Pras, sekalian bersihkan lendir lu tuh,”

Roy bergeser ke arahku, Dia lalu memasukkan Penisnya yang masih terbalut liur Tante Linda ke Vaginanya. Saya mengambil Tissue membersihkan punggung Tante Linda dari spermaku, Hadeh, clean freak juga si Roy ini. Saya bertukar posisi dengan Roy, sekarang wajah cantik Tante Linda memandangi penisku, yang walaupun lelah sehabis muntahin spermaku, tetapi masih kondisi tegang besar meskipun tidak setegak sebelumnya, ku masukkan penisku ke mulut Tante Linda,

“Hm..oh..ah..ah…kemochi Linda sayang,..bikin mas Joko enak, nanti mas belikan helikopter,..argh..ah…ha..ha,”

Saya tertawa sambil menikmati sepongan Tante Linda,

“Hump..ump,”

Suara yang keluar dari mulut Tante Linda mengulum penisku. Haa.. nikmat sekali saya rasakan kehangatan mulut Tante Linda, Lidahnya , liurnya, semuanya memberikan sensasi geli-geli hangat dan nikmat di penisku, Membuat gemas diriku hingga tidak sadar kudekap kuat kepala Tante Linda sehingga Penisku masuk sampai ke tenggorokannya,

“Oh,… ah…ahh..uenak ssssekali ,”

“Pras jangan kasar gituh,..ntar muntah dia , jadi keluar obatnya,”

“Oh..ya..ya “
Tersadar diriku lalu melepaskan dekapan kepala Tante Linda,

“Huek…ek..hah,”
Tante Linda merasa mual, dan mencoba menghirup nafas sedalam-dalamnya. Belum sempat Tante Linda memprotes, Saya kembali masukkan penisku ke mulutnya, hanya saja kali ini tak sedalam tadi,. Sesekali saya sodok penisku ke kiri-kanan, terlihat olehku pipinya yang menonjol saat ditabrak oleh kepala penisku,
Memberikan sensasi dan gairah tersendiri melihatnya. Roy mendorong maju penisnya ke dalam vagina Tante Linda, setiap kali dia mendorong maju Tante Linda, penisku juga masuk lebih dalam ke mulut Tante Linda, Kami berdua saling berpandangan dan cengar-cengir, tanpa perlu aba-aba, kami berdua sinkronkan gerakan kami sehingga kecepatan sodokan kita sama. Saya membelai-belai rambut Tante Linda, sambil sesekali tanganku turun lebih kebawah meremas-remas payudara jumbo Tante Linda yang berguncang-guncang mengikuti irama sodokan penisku dan Roy.

“Argh..ah..ah,”

Roy mencabut Penisnya dan seperti Saya dia tumpahkan semua spermanya ke punggung Tante Linda.

“Bersihkan lendirmu Roy,.. mau lanjut gue kentot mekinya,”

“Iyah,..iyah,”

Roy membersihkan spermanya dengan Tissue, dia lalu beringsut turun dari Ranjang. Saya lalu menelentangkan Tante Linda dan mengangkang pahanya sehingga terlihat vaginanya menantang untuk saya sodok, Kumasukkan penisku sedalam-dalamnya ke vagina Tante Linda,

“Oh,..oh..ah..ah,”

Tante Linda mendesah menikmati penisku, tangan kananku menahan tubuhku sedangkan tangan kiriku meremas-remas Payudara Tante Linda, Kutatap wajah cantik Tante Linda dengan bulu matanya yang lentik, matanya merem dan bibir bawahnya digigit olehnya, wajahnya benar-benar sensual, kalau saja saya ada kemampuan seperti Pak Lurah, pasti ku pelihara juga Tante Linda untuk memuaskanku, bodoh sekali mantan suaminya, kalau Saya mungkin daripada lari meninggalkan Tante Linda, lebih baik ku tenggelamkan neneknya Dany ke dalam sumur!

“Hm..ah..ss..ah..argh..enak mass ..gelii..hi..hi…terusss..mas”

Tante Linda mengerang dan menggelinjang saat putingnya saya kulum-kulum dan ku mainkan dengan lidahku, Perlahan naik ku jilati lehernya, ku kecup kecup dan lalu ku arahkan mulutku ke telinga, ku mainkan daun telinga, Tante Linda makin mengeliat dan mendesah,

“Ah..ah…maaasss”

Desahannya dekat sekali di telingaku membuat birahi makin memuncak, kupeluk erat dirinya, gerakan naik turun pinggulku makin cepat, terasa sekali penisku seperti dikocok cepat dan hangat. Ku cium bibir Tante Linda, kulumat bibir bawahnya, kugigit lembut, lalu kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, disedot olehnya lidahku, tak mau kalah saya juga mencoba menyedot lidahnya, lidahnya masuk ke mulutku, gigit lembut dan lidah kami berdua sesekali saling berlaga, Liurnya yang masuk ke mulutku terasa unik sekali aromanya, sangat merangsang sekali, berdesir rasanya seluruh tubuhku saat kami berdua berciuman mesra, Tidak ada rasa jijik walaupun tadi mulutnya menyepong penis Roy dan penisku, Pokoknya Birahiku semakin memuncak, dalam posisi misionaris kupeluk erat Tante Linda dan mempercepat gerakan pinggulku,

“Wow..wow,… Pras ingat nembak keluar, gue mau lagi nanti,”

Hadeh si Roy ini, bener-benar mood killer, Saya lepaskan ciumanku, dengan kedua tanganku saya menahan tubuhku dalam posisi seperti melakukan push up, Kedua kaki Tante Linda merangkul dan menekan pinggulku membantu ku memasukkan Penisku sedalam-dalamnya ke vaginanya, Saya sodok kuat dan makin cepat hingga akhirnya tak sanggup menahan ejakulasiku,

“Huh,..oh..ah..ah,..Linda ..mass Joko sayang Linda,…argh..,”

Kucabut Penisku dan kutumpahkan sekali lagi spermaku di perut Tante Linda. Saya lalu mengambil tissue membersihkan spermaku di perut Tante Linda, Saya lalu turun dan berdiri di samping ranjang, sementara Tante Linda tetap terlentang dengan kedua tangannya dalam posisi mendekap dirinya seperti menahan kedua Payudara jumbonya agar tidak tumpah ke kiri dan kanan. Kedua kakinya masih dalam posisi mengangkang memperlihatkan Vaginanya yang dikelilingi oleh bulu-bulu halus, sepertinya dirawat oleh Tante Linda , terlihat bersih,pendek dan rapi.

“Hm..ah…mas Joko, ..Linda Haus,”

“Oh,.. sebentar mas Joko ambilin yah,”

Saya tersenyum ke arah Roy dan mengarahkan kepalaku ke pintu sebagai isyarat bahwa dia saja yang ambil, saya lanjut membersihkan tumpahan spermaku. Sesaat kemudian Roy masuk dengan botol minum sport yang biasa Tante Linda gunakan saat yoga, saya angkat kepala Tante Linda sedangkan dia sodorkan botol minumnya ke mulut Tante Linda,

‘Ini Linda sayangku, diminum airnya,” Roy menahan tawanya.

Tante Linda menghisap air dari pipetnya dan kemudian rebah kembali, kedua tanganku melepaskan kepala Tante Linda dan mulai mengelus-ngelus tubuh mulusnya , lengannya, perutnya dan meremas-remas payudaranya, lalu mengelusnya dan memilin perlahan putingnya, membuat penisku kembali tegak, maklumlah stamina perjaka,

“Linda cantik sekali,..mas Joko cinta banget sama kamu sayang,”

Saya membisikkan ke telinga Tante Linda, sambil mengecup perlahan telinga dan mengulum daun telinganya, kumainkan lidahku di telinganya, membuat Tante Linda menggelinjang menahan sensasi geli-geli nikmat di telinga dan remasan tanganku di payudaranya,

“ah..ah…Linda cinta masss…joko juga..ah..ah..,”

Sepertinya khasiat obat perangsangnya masih tersisa, Tante Linda masih berhalusinasi Saya adalah pak Lurah. Saya lalu duduk disamping Tante Linda menyandarkan kepala Tante Linda Di pahaku, ku arahkan penisku ke mulut Tante Linda, kunikmati sepongan Tante Linda pada penisku,

“Ah,.. ah, enak Lindaku,.. Mas Joko makin cinta Linda,..ah..”

Roy lalu naik keranjang dan kembali berencana memasukkan penisnya ke vagina Tante Linda,

“eh,..Roy ,gak foreplay buat basah dulu?” Saya berbisik padanya.

“Gak,..ah sudah ada bekas kontol elu, jijay gw,”

“Hah,…”

Terbelalak saya melihatnya, really clean freak, Roy gak peduli lagi, dimasukkan penisnya ke vagina Tante Linda langsung dan mulai menggenjotnya,

“Hm..hmp…,argh…”

Tante Linda mencoba mendesah dengan penisku yang masih dalam mulutnya. Tanganku rebutan Payudara Tante Linda dengan tangan si Roy, begitu juga dengan tubuh mulus Tante Linda, tangan kita seperti memiliki radar yang saling menghindar saat mengelus-ngelus bagian tubuh Tante Linda, sehingga tidak ada Insiden saling elus sesama tangan kami.

“Hm,… ah…”

Saya meremkan mataku dan menyandarkan kepalaku ke headboard ranjang menikmati permainan Lidah Tante Linda di penisku, teringat olehku adegan bokep double penetration, hm..Saya lalu membuka mata dan merencanakan untuk mencoba adegan tersebut ke Tante Linda. Kucabut Penisku dari mulut Tante Linda dan Saya beranjak turun dari ranjang berjalan ke arah meja rias, setelah menembak 3 kali, hasrat saya tidak menggebu-gebu lagi.

“Ah..ah…masss…ah…enak..,”

Desahan Tante Linda setelah mulutnya bebas dari penisku. Saya berjalan ke arah meja riasnya, hm.. Saya perlu pelicin agar bisa memasukkan penisku di anusnya Tante Linda. Selain Body lotion, Saya melihat ada baby lotion juga, wah ,..kayaknya cocok dan bisa digunakan untuk anal seks saya dengan Tante Linda, Kuraih Baby lotion tersebut dan kembali ke ranjang,

“Roy, ganti posisi lu yang terlentang aja, tante yang genjot kamu dari atas, posisi woman on top,” Saya berbisik ke telinga Roy.

“Hm,..ok juga ,..lu mo ngapain emanknya,” Roy menatapku dengan mata yang penuh kecurigaan.

“Ada deh,..pokoknya gak mengurangi enaknya elo!”

Tanpa mencabut penisnya Roy memeluk Tante Linda dan kemudian bergulingan di atas ranjang, posisi mereka sekarang terbalik dengan posisi Tante Linda menindih dirinya. Aktivitas saling genjot dan mendesah mereka tidak berhenti. Saya lalu beringsut mengambil posisi dibelakang, kulihat guncangan pantat Tante Linda dan di tengah belahannya terlihat lubang anusnya dan dibawahnya terlihat sisa batang penis Roy yang tidak masuk ke lobang vagina Tante Linda. Saya dekati pinggul Tante Linda, kuremas-remas pantatnya yang berguncang hebat menandingi genjotan maju mundur penis Roy. Saya lepaskan pantatnya dan kubuka botol baby lotion dan kutuang ke tanganku, ku gosokkan ke penisku yang sudah menegang sedari tadi melihat vagina Tante Linda yang menggenjot penis Roy, dengan jariku tengahku yang masih berlumuran baby lotion, kumasukkan perlahan jariku ke anusnya Tante Linda, masih separuh kucabut keluar, lalu kuulangi lagi,

“Ah…..ah.. Enak..mas…”
Tante Linda mengerang, Saya masukkan lebih dalam lagi jari tengahku ke anusnya Tante Linda dan kubuat gerakan maju mundur seperti genjotan penis.

“Oh..ah..ah..masss…”

Kembali Tante Linda mendesah menikmati genjotan penis Roy dan permainan jariku pada anusnya, kucabut jariku dan kuarahkan penisku ke anusnya Tante Linda, perlahan kumasukkan penisku ke dalam anusnya Tante Linda, Saat penisku memasuki anusnya Tante Linda, terasa sekali cengkraman yang kuat sekali pada penisku, terasa sekali olehku penisku seperti diremas kuat oleh dinding anusnya Tante Linda,

“Oh…argh… uenak sekali … Tantee….,”

Tak sadar Saya mengerang nikmat lupa bahwa seharusnya saya berpura-pura menjadi Pak Lurah saking enaknya lubang anus Tante Linda, Saya lalu menggerakkan penisku maju mundur di anus Tante Linda.

“Auw…. hu..hu… , Saaakittt…massss,..”
Tante meraung menahan sakit anusnya dimasuki penisku,

“oh,…Linda sayang mas kan…tahan yah..”

Saya kembali menjadi pak lurah, dengan posisi telungkup menindih Tante Linda, Saya mendesah dekat telinga Tante Linda,
“Ah,..ah…enak Linda,.. Mas cinta sekali sama Linda,.tahan yah sayang,”

“Hu..hu….saaakittt..mas,”

Tante Linda tetap meraung setiap kali saya genjot penisku di anusnya. Saya gak peduli dengan raungan nya, pokoknya gue merasa nikmat sekali, benar -benar berbeda sekali dengan vagina Tante Linda, cengkraman anusnya lebih enak, tanpa peduli sama Tante Linda, saya terus menggenjot penisku sambil merem menikmati sensasi hangat remasan dinding anus Tante Linda, Saya mendesah menikmatinya,

“Ah,..ah… Linda,.. Enak sekali,..Linda,..mas cinta banget sama kamu,.. Tahan yah sayang,”

“ he..eh…argh….hiss..sss,”

Tante Linda hanya bisa meringis menahan sakit anusnya saya sodok dengan penisku, semakin cepat kugerakkan pinggulku mengikuti irama gerakan penis Roy,

“Pras,… gue mo nembak,”

“Oh,.. wait Roy,.. ,”

Kami berdua saling berbisik berharap Tante Linda tidak terjaga dari Halusinasinya. Saya tahan pinggulnya Tante Linda, kunaikkan sehingga menjadi posisi nungging, sementara Roy mencabut keluar penisnya dan melanjutkannya dengan tangannya, tangan yang satu lagi meraih tissue, Roy menumpahkan seluruh spermanya ke tissue, dia lalu beringsut bergeser ke samping, sementara Saya terus mengarahkan pinggul Tante Linda maju mundur menggesek Penisku pada anusnya.

“ah..ah..Roy,..uenak ssssekali anal seks,,.. Lu gak mau coba,”

“Gak ah,..itu kan tempat keluar taik,..bau nanti anu gue,”

“Hah,..beneran lu Roy,..enak ssekali nih…ah..”

Kami berdua berbisik, Saya bener-bener gak habis pikir si Roy ini akan melewatkan sensasi nikmat anal seks ini.

“Lu aja yang enjoy,”

“Ok yah,.. Gue nembak ke salam aja nih kalo lu beneran gak mau,”

“Be my guest Pras,”

“Ok Roy,..jangan nyesel yah lu,.. Lobang enak gituh lu tolak,”

“Tante kelihatannya kesakitan elu sodok lobang pantatnya, gak kelewatan lu Pras?”

“Halah Roy,.. nyolong seribu sama ceban hukumannya sama, sudah enjoy lobang bawah dan atas , belakang sekalian…he..he…”

“Ha..ha…iyah,.. Tapi lobang pantat no way Pras,..”

“Terserah elu…,”

Saya perdalam dan percepat sodokan penisku di anusnya Tante Linda, Terasa olehku geli-geli nikmat yang ngumpul di ujung penisku, tak sanggup lagi saya menahan nikmat tersebut, ku lepaskan spermaku ke dalam anusnya Tante Linda,

“Ooo…oh..ah…ah..,”

Saya mengerang menikmati sensasi enak ejakulasi pada penisku, memang berbeda sensasinya nembak didalam dan diluar,..enak sekali rupanya nembak di dalam, pantesan banyak cerita mengenai kecelakaan telat cabut yang berujung kehamilan. Saya cabut Penisku dan ku campakkan Tante Linda ke ranjang, habis manis sepah kubuang,..he..he.. Tante Linda telungkup dengan nafas ngos-ngosan di ranjang entah kenikmatan atau menahan sakit, peduli amat, yang penting gue enak, Saya berbaring di sisi Tante Linda mengatur nafasku, baru terasa lelah setelah kutembakkan Spermaku yang keempat kalinya.

“Berapa lama lagi sisa waktu kita Roy?”

“Hm,..sekitar dua jam lagi aja Prass,”

“Oh,..berarti masih sempat mandi yah,”

“Yah,..lu sudah cukup Pras,”

“Belum Roy, sekali lagi kayaknya,”

“He..eh..gue juga pengen sekali lagi,”

Kami berdua lalu membalikkan Tante Linda menjadi posisi berbaring, kemudian kami melanjutkan kerajinan tangan kami menggerayangi Body sexy Tante Linda, kedua putingnya kami jilati bersamaan membuat Tante menggeliat membusungkan payudaranya agar kami mainkan lebih intensif, entah apa yang ada dalam halusinasi Tante Linda, apakah pak Lurahnya satu atau dua yang sedang bercinta dengannya saat ini,

“Oh,…ah…jangan berhenti masss…eank..mas…ah..ah..”

Tante Linda mendesah nikmat sambil merangkul kepala kami berdua dan menggesek-gesekan payudaranya ke wajah kami. Setelah puas menggerayangi Body Tante Linda, Roy mengambil posisi bersiap menghujamkan penisnya ke vagina Tante Linda, sementara saya menduduki dada Tante Linda, Roy lalu menggenjot Tante Linda setelah penisnya memasuki vagina Tante Linda, sementara saya gunakan Payudara Tante Linda menjepit penisku dan kulakukan gerakan maju mundur diantara payudaranya, sesaat setelahnya, saya beringsut maju dan kuhujamkan penisku ke dalam mulutnya, kugenjot mulutnya dengan penisku seakan-akan mulut Tante Linda adalah vaginanya, dari cermin terlihat posisi Roy dan saya Tandem menggenjot Tante Linda, Saya menggenjot lobang atas, Roy menggenjot lobang bawah.

Sesaat kemudian Roy membisiki Saya bahwa dia sudah hampir nembak, Saya lalu berganti ke posisi Roy setelah dia selesai menembakkan spermanya, Ku buka Paha Tante Linda selebar-lebarnya dan terlihat olehku lobang anusnya yang menantang, ku masukkan penisku ke anus Tante Linda, kunikmati kembali nikmat hangat remasan kuat dinding anus Tante Linda pada penisku, kugenjot terus walaupun wajah Tante Linda terlihat meringis menahan sakit, tanganku sesekali membelai-belai vagina Tante Linda dan memainkan kelentitnya membuat Tante Linda menggeliat nikmat melupakan perih di anusnya.

“Oh..ah..ah….”

Saya kembali mengerang nikmat saat kutembakkan spermaku dalam anusnya Tante Linda. Saya lalu rebah di sisi Tante Linda, Saya atur nafasku, kulihat Roy masuk ke kamar, sepertinya sudah selesai mandi, Roy lalu memungut pakaiannya dari , Saya lalu mengambil handuk Tante Linda yang masih menyisakan aroma tubuhnya, kuhirup sambil berjalan ke kamar mandi.

Selesai mandi saya kembali ke kamar Tante Linda, Kulihat Tante Linda terlentang di atas Ranjang dengan mata tertutup, ku dekati wajahnya, Saya letakkan jariku dibawah hidungnya, terasa olehku hembusan nafasnya yang teratur, huh, syukurlah tidak ada yang tak wajar dengan Tante Linda, sepertinya dia sudah tertidur kelelahan, hm,.. Jika digabung dengan si Roy, ada sepuluh ronde kami genjot Tante Linda, Tanganku kemudian membelai bibir Tante Linda yang sensual, turun membelai dagunya yang proporsional, turun lebih ke bawah mengelus lehernya, turun lagi mengelus payudaranya yang mulus, Saya lalu meremas-remas Payudara Tante Linda dan kembali memainkan putingnya, tidak tahan,. Kucium putingnya agak sedikit besar seukuran anggur hijau, terasa olehku puting Tante Linda mengeras dalam mulutku, ku jilat terus puting Tante Linda, Penisku kembali mengeras, Saya lalu beringsut ke bawah dan kembali membuka lebar paha Tante Linda, ku masukkan penisku ke vaginanya dan ku genjot Tante Linda, Posisi Tante mendesah lemah dan matanya tetap tertutup, sepertinya sudah maksimum energi Tante Linda yang terkuras oleh kami berdua.

“Pras,.. Gila lu ,.. Ntar telat kita,”

Roy yang baru dari kamar Dany terkejut melihat Saya kembali menggenjot Tante Linda,

“Last one,..Roy,..last..”

Saya gak peduli, terus menggenjot Tante Linda, ketika Saya rasakan hampir ejakulasi, ku keluarkan penisku dan kumasukkan ke anusnya, Saya lalu memaju-mundurkan penisku di anus Tante Linda, Ini terakhir kalinya kunikmati anal seks dengan Tante Linda, kututup mataku menikmati sensasi cengkraman kuat dinding anus Tante Linda pada penisku,

“Hm..uh..ah..ah,”

Akhirnya selesai saya tembakkan spermaku ke dalam anus Tante Linda, Saya lalu membersihkan diri dengan tissue dan lalu berpakaian dan berdua dengan Roy kami tinggalkan rumah Dany menuju rumah kang Didit, dari sana kami diantar Kang Didit ke terminal Bus, selama perjalanan kami berdua baru merasa cemas atas kejahatan yang kami lakukan, Kang Didit mengira kami berdua takut karena pertama kali bepergian jauh, sehingga kami dicekoki olehnya wejangan-wejangan yang bikin kami mual akibat tekanan stress yang berlebihan.

Ketika Bus yang kami tumpangi bergerak meninggalkan terminal, kami berdua baru bisa lega dan tertawa, kelelahan yang sebelumnya tak terasa akibat terjangan adrenalin dalam darah kami, kini baru terasa oleh kami, lemasnya lutut kami berdua akibat ejakulasi berkali-kali, Kami berdua begitu lelap dalam perjalanan hingga sama sekali tidak terbangun saat bus berhenti untuk reses.Ketika tiba di terminal Ibukota, saya terbangun oleh getaran ponselku,

“Halo..” Saya menjawab teleponku.

“HEI,ANJING,..BINATANG LO BERDUA! ,”

Suara Jeritan Tante Linda terdengar seakan-akan siap meledakkan gendang telingaku.

“Wo..wo…ada apa Tante,”

“ADA APAAA…. Jangan pura pura bodoh, berani-beraninya Kalian perkosa gue!”

“Mana ada Tante, semalam pak Lurah tuh yang main sama Tante, kami berdua dengar kok, Tante jerit-jerit enak lagi..lagi mas Joko,”

“HEI, bangsat,..kalian bius gue, kalian sodomi gue, masih gak mau ngaku, kulaporkan kalian ke POLISI!”

“Duh,.. suer Tante, Tante semalam yang minta, Tante yang perkosa kami,..ini aib ,jangan dibagi-bagi Tante, malu nanti, kasian si Dany,”

Sejenak suara dari bagian Tante Linda hening,

“Jangan Pikir Tante gak berani lapor, kurang ajar sekali kalian, tak habis pikir Tante,”

“Duh anggap saja sebagai hadiah perpisahan buat kami Tante, selama ini Dany sudah kami lindungi agar gak dibully,”

“Anjing lo,.. Gak rela gue kalian kerjain,..awas kalo kita jumpa,.kupotong burung kalian berdua, hisss bangsat lo,.. Pantat Tante masih terasa sakit sampai sekarang,”

“Klik……….”
Tante Linda menutup telepon duluan,.. Lega hatiku , melihat jawaban terakhirnya sepertinya Saya dan Roy tidak akan dilaporkan, Tetapi pengalaman yang diberikan Tante Linda semalam sangat berkesan buat diriku, Saya harus bisa sukses, harus bisa mengganti pak Lurah dari hidup Tante Linda, Saya ingin sekali kembali menikmati Tante Linda, Tuhan Kabulkan doaku…AMIN!