Fitting Room (Vanka JKT48)
Intro dikit, setelah 6 bulan mangkrak karena kerjaan, akhirnya kelar juga dalam 2 malam. Cerita kedua hasil kolaborasi dengan teman yang sama…
“Iya Mas, kalo anak SMA cocoknya B*io RS ini, nanti Saya kasih diskon sama aksesoris tambahan deh.” Seorang SPG mobil berusaha bernegosiasi denganku. “Tambahin asuransi juga dong, nanti langsung deal hari ini deh.” Ujarku tak mau kalah. “Nanti Saya coba ngomong ke SPV Saya ya Mas, oiya sambil nunggu, nonton girlband cewek cantik aja tuh, 5 menit lagi katanya mereka tampil, nanti Saya telpon kalo udah beres.” “Iseng nonton ah, daripada nunggu keluyuran ga jelas,” pikirku. “JE-KE-TI FORTI EEEEEEEITTT!!!” Suara dari speaker menggelegar sebuah mall. “Ooohh ini mah JKT48, kok dibilangnya girlband ya. Eh bentar, kalo ini JKT48 berarti ada Vanka dong, jarang-jarang nih liat dia tampil” Iya, Vanka JKT48 adalah salah satu teman sekolahku, sekelas malah. Cengok, pandanganku tertuju padanya, sehari-hari di sekolah dia tidak memiliki daya tarik seksual, mungkin karena seragamnya. Ini kali pertama Aku menonton dia tampil secara langsung, dan baju yang digunakan, membuatku menahan nafas. Tidak kusangka ia bisa se-liar ini, menggoyang pinggul seiring lagu, Aku membayangkan liuk tubuhnya menggoyang penisku diiringi lagu JKT48. Pose akhir membungkuk sambil menengadahkan tangan di dagu, serasa ingin menyemburkan sperma ke mukanya. Aku tidak tahan. “Halo Mas, mau mengabarkan kalo semua persyaratan udah disetujui ya, diskon, aksesoris dan asuransi juga disetujui, tinggal tanda tangan aja.” SPG tadi menelponku. Setelah mengurus berkas pembelian Aku kembali ke depan panggung, sudah kosong, ternyata JKT48 sudah selesai tampil. Sudut mataku menangkap sesuatu, Vanka dan teman-temannya berjalan menuju sebuah departement store. Tanpa pikir panjang langsung saja kubuntuti. Saat menuju fitting room dia memisahkan diri dengan teman-temannya. Ini kesempatanku. “Mmmmffph!!” Kubekap mulutnya dan kudorong masuk ke fitting room. “Raka…. Kamu ngapain?” Vanka kaget “Aku pingin kamu” Jawabku santai. Cuppp.. Aku cium bibirnya, dia menggelengkan kepala berusaha menghindar, Aku terus memaksa mencium bibirnya. “Mmmmhh Raka jangan…” Akupun tidak tahan lagi, kuremas dadanya dari luar sambil kucium bibirnya. Ciumanku berpindah ke lehernya, bergantian kucium dan kujilat lehernya. Tanganku terus merangsangnya, hingga akhirnya dia menikmati permainanku. “Gamau… Aaahhh Rak terus…” Merasa dapat lampu hijau, Aku menyingkap bajunya ke atas, melihat dadanya yang besar sekarang hanya dihalangi oleh bra yang berwarna pink. Tanpa pikir panjang Aku langsung mengangkat branya, kujilati payudara kanannya dan kuremas yang sebelah kiri. Sesekali Aku pelintir puting sebelah kirinya dan kugigit puting kanannya.. “Aaaaaah Raka…” Aku menutup mulutnya agar tidak berisik. Dia menahan kepalaku agar Aku tidak berhenti merangsang payudaranya. “Aaaaaah, uuuuhh enak Rak…” Akupun membalikan posisi Vanka. Sekarang punggungnya bersandar di dadaku sambil menghadap cermin. Setengah telanjang, dadanya membusung dengan puting yang menantang dan wajah lelah terangsang, sungguh seksi. Akupun menciumi lehernya sambil memainkan kedua payudaranya. “Uuuuh terus Rak…” Aku memainkan putingnya sambil menatap cermin, melihat wajahnya yang sangat terangsang Aku tidak tahan lagi. Aku ingin vaginanya. Aku langsung membuka hotpants dan celana dalamnya. Tanganku langsung memainkan bibir vaginanya yang mulai basah. Jariku masuk cukup dalam hingga kutemukan klitorisnya, mencubit puting dan klitorisnya membuat Vanka mendesah hebat. “Raka aaahhhh gak kuat….” Mendengar desahannya Aku makin intens memainkan titik sensitifnya. Badannya mulai bergoyang, ototnya agak tegang. Tanganku basah kuyup. “Aaaaaaaaaaaaaah Aku keluar Rak….” ucapnya lemas. Vanka mencapai klimaksnya, badannya bergetar kecil, nafasnya cepat terburu nikmat. “Udah ya Rak, ditungguin temen yang lain” ucapnya terengah-engah. “Enak aja, Gue belom dapet apa-apa gini” Aku membuka celanaku dan mengeluarkan penisku yang sudah tegang. Aku membungkukkan badan Vanka dan mengarahkan penisku ke lubang kenikmatannya. Vanka menggoyang pantatnya seolah menolak kehadiran penisku. Tubuhnya lemas, tidak bisa melawan dengan baik. “Raka gamau, Aku masih perawan..” Ujarnya sambil gemetar. “Yaudah nanti abis lo keluar dari pintu itu lo udah ga perawan lagi.” Aku tidak peduli, Aku hanya ingin tubuhnya. Aku memaksa penisku untuk masuk, gagal, agak sulit membobol lubang perawan dalam kondisi terbatas begini. Aku mencobanya lagi secara perlahan, kepala penisku berhasil masuk. “Ngghhhh,” desahnya. “Siap-siap ya Van, bakal agak sakit” Aku mencium bibirnya agar tidak berisik saat membobolnya. BREETTT!!! Akhirnya jebol juga. Penisku mentok, tidak seluruhnya masuk. Badan Vanka menegang dan sedikit menggigit bibirku, Air matanya meleleh. Vagina perawan memang sempit, walau yang ini tidak terlalu dalam. “Udah, gapapa, daripada lo dientot fans JKT48 mending ama temen sendiri kan” Aku berusaha menenangkannya. Aku tidak menunggu lama, waktuku terbatas. Aku tidak peduli apakah vaginanya sudah terbiasa dengan penisku atau belum. Penisku ku keluarkan perlahan, lalu sodok agak kencang, ritme ini kuulang beberapa kali. Payudaranya bergoyang nganggur, tidak akan kubiarkan, Aku meremas payudaranya dan memelintir putingnya keras. “AAACHH! Raka sakiiitt, udah, brenti Rak, periih…” ia merintih. Vaginanya yang basah tanda dia terangsang, dan memudahkanku menggenjotnya. Aku mempercepat ritmeku, penisku keluar masuk vaginanya dengan mudah, berbalut cairan vagina dan darah perawannya. “Aaacchh! Aaaahhh!” rintihnya Aku tidak tahu apakah itu rintihan kesakitan atau kenikmatan, yang jelas aku merasa nikmat. Aku menarik badannya ke atas, penetrasi dari belakang sambil berdiri menghadap cermin. Aku meremas payudaranya yang kiri, tangan kananku memegang dagunya. “Liat kaca! Liat tuh lo lagi ngapain!” Ujarku sambil memelintir puting kirinya. Ia terisak pelan, hatinya menolak, namun tubuhnya menerima penisku. Sedari awal vaginanya selalu basah seolah memudahkan jalanku. Aku masih memompanya dengan ritme cepat agar permainan ini segera selesai. Sodokanku mulai tidak teratur, tubuhku mulai bergetar, inilah waktunya. Aku menyodok kencang hingga penisku menyentuh rahimnya dan memuntahkan spermaku ke dalam vaginanya. “AAAHHHH” jeritnya. Crooot crooot crooot crooot! Empat semburan memenuhi vaginanya, meleleh menuju pahanya. “Aahhkk…” erangku setelah semburan terakhir keluar. Aku mencabut penisku dari vaginanya, Vanka jatuh terduduk lemas dan terisak. Aku membersihkan penisku dengan rambutnya. “Enak banget ngentot sama lo, lain kali lagi ya di sekolah” Ucapku sambil kembali memakai celanaku. Aku keluar dari fitting room dan meninggalkannya di dalam. “Pulang ah~~” pikirku. -LM- -IY-