Ex-Wife Ketiga (catatan sebuah kisah nyata)

Perkenalkan nama saya Dimas, usia saat ini sudah berkepala empat alias tuwir. Saya buat prolog ini yang nantinya akan ada di awal setiap cerita yang saya tulis. Tujuannya agar pembaca sedikit paham tentang alur kehidupan yang saya lalui, terutama soal pasangan dan kelakuan berkaitan dengan urusan ranjang. Agar pembaca tidak salah paham tentang alur cerita, dan tidak menduga kalau beristri banyak dalam satu waktu.

Pertama soal urusan pasangan, diusia kepala empat ini saya sudah 5 kali mengucapkan ijab Kabul di hadapan penghulu dan 3 kali menghadapi persidangan agama terkait perceraian. Suatu prestasi yang sangat tidak membanggakan, dan jangan ditiru. Disini saya ceritakan sekilas kronologi pernikahan-pernikahan saya. Tapi hanya sekilas ya.

Istri Pertama

Istri pertama saya sebut saja Maya, seorang Wanita satu suku dengan saya (Minang). Kami menikah karena perjodohan, dimana Maya ini masih saudara jauh keluarga besar saya di kampung sono. Usia kami terpaut 2 tahun, dimana lebih tua saya. Maya seoarang Wanita minang yang memegang teguh adat istiadat kami. Belum pernah terkontaminasi hal-hal yang aneh-aneh macam saya. Pernikahan kami hanya bertahan kurang lebih 2 tahun dari 2007 sampai 2009. Persoalannya tentu di saya. Waktu itu saya sudah mempunyai fantasi aneh-aneh soal seks, mulai dari cuckold, exhib wife, 3s, bahkan GB. Dimana hal tersebut tidak pernah terwujud bersama Maya. Dikarenakan Maya tidak tahan dengan sikap dan “kegilaan” saya, ditambah perselingkuhan dengan yang akan menjadi istri kedua saya, maka Maya pilih pisah.

Akibat perceraian ini berakibat sangat besar bagi saya, karena orang tua saya secara tidak langsung mencoret saya dari daftar hak waris. Runyam kan???

Istri Kedua

Istri kedua saya sebut saja Cici, Wanita pernakan Jawa dan Kalimantan, berperawakan putih, chubby. Saya mengenal Cici karena waktu itu kita satu perusahaan. Usianya terpaut 4 tahun lebih tua saya. Pada saat saya kenal pertama kali dengan Cici ini tidak ada perasaan apa-apa karena dia saat itu sudah bersuami dan punya anak. Tapi baru 2 bulan kenal, dia curhat ke saya kalau dia ada permasalahan rumah tangga dan diujung perceraian. Hal itu disebabkan karena suaminya yang pengangguran suka mabuk dan main Wanita. Dari curhat demi curhat dan saya yang mendengarkan jadi kasih masukan, tumbuhlah rasa cinta terlarang itu. Sebelum dia ketok palu perceraian, kami sudah pernah tidur alias ML di hotel di Kaliurang.

Dari Cici inilah saya bisa mewujudkan fantasi saya yang belum kesampaian saat dengan Maya dulu. Ternyata saat masih Bersama dengan suami pertamanya, Cici pernah melakukan apa yang saya fantasikan, kecuali GB. Gila kan? Saya ketinggalan beberapa Langkah dari istri sendiri hehehe…. Sudah sering dan beberapa kali kami mewujudkan fantas dengan cuckold, exhib, dan 3s baru 2x (dengan saya langsung).

Hubungan saya dengan keluarga besar terutama babe saat menikah dengan saya penuh dengan konflik, karena jelas mereka menyalahkan saya dan Cici yang dianggap merusak rumah tangga saya dengan Maya. Tapi masuk tahun penikahan ke 2, ibu mulai melunak, tapi babe makin keras. Akhirnya saya putuskan untuk putus kontak dengan babe.

Pernikahan kami bertahan sekitar hampir 4 tahun dari 2009 akhir sampai 2013 akhir, dan tidak dikaruniai anak. Tentu pembaca bertanya kenapa sudah begini bisa pisah? Jawabnya agak kompleks dan ribet. Tapi intinya saat itu ada orang ketiga di pihak Cici yaitu mantan cinta pertamanya yang hadir dengan sengaja mencari dia. Ditambah kondisi saya secara ekonomi saat itu sedang tidak baik, dan sang mantan yang sudah Berjaya mencoba hadir ditengah kami. Usaha sang mantan tentu berhasil dan ya sudahlah….Mungkin karma bagi saya.

Istri ketiga

Istri ketiga ini sebut saja Yani, Wanita jawa tulen, sudah ada beberapa suhu yang tahu bahkan kenal dia. Yani ini awal perkenalan di tahun 2012 adalah konsumen saya waktu kerja di salah bank BUMN di Jogja. Usia nya lebih tua dia satu tahun dari saya. Saat kenal pertama dia juga masih bersuami sah. Di karenakan angsurannya sering bermasalah, mau tak mau saya selaku pimpinan kredit harus turun tangan. Eh entah angin dari mana, karena seringnya berkomunikasi dia malah curhat tentang keluarganya ke saya. Lagi-lagi dengan kasus yang sama dengan Cici. Sebelum kami menikah, kamipun sudah beberapa kali ML dengan status kami masih sama-sama punya pasangan resmi. Tapi waktu itu tidak ada niatan menikahinya, hanya selingan selangkangan gatel saja.

Setelah saya pisah dengan Cici, masih tak ada niatan cari Wanita lain. Eh rupanya si Yani ini juga sudah cerai dengan suaminya. Waktu ketemu setelah sama-sama pisah ini, dengan berani dia menyatakan cinta nya ke saya. Duarrr!!! Seorang buaya di tembak Wanita duluan hehehe… Awalnya kami hanya menikah siri saja karena saya belum ada niatan berumah tangga secara resmi, dan tentangan babe waktu itu makin runyam dah. Tapi kebutuhan biologis ga bisa di tahan, ya terjadilah pernikahan itu. Soal seks, tipe Yani dan Cici hampir sama, mereka bisa mendapat multiorgasme dalam satu kali penetrasi.

Untuk awalnya Yani ini tidak paham fantasi gila saya soal sex. Baru setelah menikah, saya cekokin dia soal cuckold, exhib, 3s dan GB. Yani menurut saja apa kemauan saya, saking cintanya kali yaa… Hampir tiap minggu exhib dan cuckold, serta beberapa kali 3s. Ada partner dari forum ini juga. Dari kegilaan fantasi saya ini, Yani tampaknya juga sangat enjoy.

Pernikahan kami harus berkahir di awal 2017, sebabnya adalah hal yang tak terduga. Pada tahun 2016 akhir saya dipindah tugaskan ke Jawa Timur. Akibat nya kami LDR-an, Yani di Jogja, saya di Malang. Saya hanya satu bulan sekali pulang Jogja, karena Yani tidak mau saya ajak ke Malang. Hingga pada suatu pertengahan Januari 2017, saya mendapat info jika Yani di Jogja ternyata open BO alias jadi Wanita panggilan. Setelah saya selidiki sendiri dan ternyata benar. Waktu saya tanya alasannya, dia mengatakan jika butuh sex lebih (akibat saya perkenalkan dengan fantasi saya), dan daripada dikasih gratis ke orang lain, lebih baik di komersilkan. Ide brilian tapi gila, dan diluar program saya. Crazy sex its ok but not for sale. Itu prinsip saya. Dikarenakan hal tersebut dan info jika dia juga deket ama juragan truck yang sering boking dia, maka hadir lah saya di pengadilan agama untuk ketiga kalinya.

Istri keempat

Istri keempat ini suhu sekalian sudah pasti tahu, tak lain adalah Fitri. Untuk diketahui, Fitri ini sebenarnya adalah cinta pertama saya dulu. Kami sudah kenal sejak tahun 1997, waktu itu saya klas 3 SMA dan dia Klas 1 SMA. Tapi saya SMA di Jogja, dekat pabrik susu SGM, dia SMA nya di Jakarta. Fitri ini anak dari bawahan Babe saya di salah satu perusahaan elektronik besar Indonesia, disamping itu Fitri ini juga teman sekelas adik sepupu saya. Saat saya kuliah di Jogja, Fitri juga kuliah di kampus yang sama. Perlu di catat, saya kuliahnya telat 1 tahun karena sekolah kedinasan negara jangka pendek (yang paham saja). Lulus sekolah dilanjutkan dengan tugas pekerjaan operasi lapangan karena waktu negara dalam kondisi tidak kondusif. Saya kuliah di Jogja pun sebenarnya “ditugaskan” BABE.

Singkat cerita, waktu Fitri satu kampus dengan saya, otomatis saya lah yang menemani dan membimbing dia. Akhirnya entah dari mana ceritanya, kami pacaran. Belum ada 6 bulan pacaran, saat mau naik ke semester 3 si Fitri ini menghilang entah kemana. Saya mencari ke teman-teman dan keluarganya ga ada yang tahu. Info dari babe, keluarga Fitri sudah pindah ke Jawa Timur. Info dari babe juga, ayahnya Fitri sebenarnya sudah punya usaha sendiri, tapi karena badai krismon, mungkin gulung tikar., dan mungkin memutuskan hijrah ke Jawa Timur. Yang lebih mengagetkan saya, ternyata Fitri sudah dinikahkan dengan anak juragan sate di Surabaya. Hancurlah dunia saya saat itu. Kuliah dan tugas pun terbengkalai hingga pernah dipanggil menghadap pimpinan langsung di pusat dan dikandangkan selama 15 hari hehehe…

Di tahun 2010 Fitri ada kontak ke saya, dan menjelaskan perihal menikahnya dia dengan anak juragan sate. Tapi karena sudah terlanjur kecewa dan jengkel, alasan Fitri itu tidak saya gubris, lagipula sudah ada Cici yang tahu kisah saya dengan Fitri. Tapi di tahun 2016 dengan tidak sengaja saya bertemu Fitri dan suaminya di Surabaya, karena secara tidak sengaja saya makan di warung makan kepunyaan suaminya Fitri di daerah Ampel. Pertemuan yang membagongkan itu hanya sekedar basa basi bagi saya. Setelah bertukar kontak kami jadi lebih sering berkomunikasi. Walau saya tetap jaim hehehe… Suaminya pun tahu siapa saya dulu nya. Dari sini pun saya ketahui mereka belum punya anak, karena suaminya mandul.

Dan apa yang terjadi diawal dengan Cici, dan Yani pun terjadi. Awal hanya kabar-kabar biasa, berubah jadi curhat-curhat rumah tangga. Ya, Fitri pun melepas uneg-unegnya tentang kondisi rumah tangga nya yang ternyata acak adul. Suaminya ternyata bukan pemilik warung sate tersebut tapi masih milik ortu nya, dan berbagai persoalan lainnya. Kalau dipikir-pikir apa saya ini consultant pernikahan ya, padahal setelah curhatr dengan saya, rumah tangga mereka tadi malah lebih ambyar hahahaha…

Hingga di pertengahan 2017 setelah saya cerai dengan Yani, si Fitri minta ketemu berdua dengan saya. Saya setujui, tapi harus minta ijin suaminya. Gebleknya, si suami malah kasih ijin.

Karena saya waktu itu stay Malang, jadi ke Surabaya ga ada tempat singgah, terpaksa chek in hotel di daerah Diponegoro. Tapi saat ketemu itu kami tidak melakukan permesraan apalagi ML, saya hanya dengar keluh kesah dia, sampai dia menyatakan jika masih cinta saya. Dia bertanya, jika cerai dari suaminya apa saya mau menikahinya. Disinilah emosi saya tertegun, tidak sanggup berkata, dikarenakan masih ada cinta, iba, dan sakit hati. Saat itu tidak langsung saya kasih jawaban, minta waktu satu malam. Di malam itu saya langsung sholat Istikharah dan Tahajud minta petunjuk. Alim kan saya ternyata? Esoknya bangun sholat subuh, setelah sholat ada rasa saya harus Bersama Fitri. Sore nya baru saya kasih kabar Fitri lewat WA, jika semuanya sudah diatur Tuhan untuk kita. Saya bisa bayangkan senangnya dia di seberang sana. Setelah melewati proses perceraian yang agak rumit, di akhir 2017 saya dan Fitri pun menikah sampai sekarang, INSYA ALLAH selamanya.

Istri kelima

Istri kelima ini saya tak ada rencana Pologami. Namanya adalah Laila, dia adalah adik angkat dari Fitri, yang diadopsi dari usia 4 bulan. Jika pembaca penasaran dengan cerita kenapa saya bisa menikahi kakak-adik padahal di agama Islam tidak boleh menyatukan kakak adik dalam satu pernikahan. Inilah jawabanya, bahwa Fitri dan Laia bukan lah saudara kandung dan tidak sepersusuan. Saya menikahi Laila karena diminta oleh keluarga besarnya sendiri. Laila saat itu merupakan janda kembang yang cerai di usia 21 tahun.

Laila ini adalah anak dari adik bungsu dari ayahnya Fitri yang meninggal dalam kerusuhan di Jakarta tahun 1998. Saya pun sudah tahu Laila saat usia dia baru 3 bulan. Saat itu bulan Mei 1998, saya ditugaskan sebagai wartawan lepas di Ibukota. Kerusuhan rasial terjadi di seantero. Jakarta, dan suasana sangat kacau balau. Tugas saya waktu itu hanya mengamati dan mengidentifikasi kerusuhan saja. Tapi yang sudah diketahui khalayak umum, banyak pihak luar yang nimbrung di dalam kerusuhan itu.

Saat itu saya di sekitaran Roxy, mengamati keadaan disana. Kerusuhan pecah dari pagi hari, asap dan api dimana-mana. Mobil-mobil banyak yang ditinggal begitu saja di jalan, ada yg sudah di bakar perusuh. Perlu diketahui, saat itu sniper yang bukan dari pihak apparat bertebaran di beberapa titik, tujuannya membuat posisi apparat semakin disudutkan. Di dekat halte di selatan Roxy (kalau ga salah), ada sebuah Kijang kapsul dengan kondisi menabrak rambu jalan. Ada beberapa lubang peluru di kaca depan. Saya dan 2 orang teman langsung menghampiri mobil tersebut, dan di dalamnya ada 3 orang dewasa dan bayi. Saat akan mendekati mobil tersebut, tak disangka ada tembakan yang hampir mengenai seorang teman saya. Kaget setengah mati, saya langsung kasih kode khusus agar sang sniper tidak menembak teman sendiri. Tapi rupanya ini sniper bukan dari aparat, dan dia menembak acak. Terpaksalah kami berlindung beberapa saat, sambal berusaha menolong orang-orang di dalam mobil. Salah seorang penumpang di depan rupanya, warga Arab, terkena tembakan di dada, dan langsung meninggal. Sang sopir tidak terluka hanya lecet karena mobilnya menabrak rambu lalu lintas, dan yang bikin kaget, sang pengemudi ini ayahnya Fitri. Di belakang ada seorang Wanita yang menggendong bayi. Ada noda darah di badan sebelah kirinya. Saya duga dia juga kena tembak. Sang bayi saya ambil dan saya gendong, ibunya kami beri pertolongan pertama. Kemudian kami larikan mereka di RS terdekat dengan kijang kapsul itu juga. Setelah itu saya hubungi babe dan menceritakan kejadian barusan. Akhirnya persoalan ayah Fitri, babe yang ambil alh, saya tetap harus Kembali ke lapangan.

Beberapa bulan kemudian, saat saya dirumah babe di Jakarta, Fitri dan keluarganya datang. Kalo ga salah ingat, saat itu saya baru selesai ikut UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri). Mereka intinya berterimakasih atas pertolongan kami saat kerusuhan bulan Mei itu. dari sini saya juga mendapat info, jika laki-laki arab yang meninggal itu adik ipar ayah Fitri, dan istrinya yang merupakan adik kandung ayah Fitri juga sudah meninggal setelah beberapa hari dirawat di RS karena pendarahan akibat tembakan. Bayi yang saat itu saya gendong itulah si Laila, yang akhirnya bukan saya gendong lagi, tapi saya keloni juga.

Demikian sejarah singkat perjalanan hidup saya dari sisi sexualitas dan melalui lika liku beberapa kali berumah tangga. Hal ini tidak patut ditiru, cukup dijadikan pembelajaran bagi yang belum mengalaminya.

MALAM MINGGU YANG SANGAT PANJANG

Kejadian ini saat saya bersama Yani, mantan istri ketiga, ingat ya “mantan istri ketiga”. Waktu kejadian sekitar pertengahan 2014. Saat itu Yani sudah terjun ke dunia cuckold, exhib dan pernah 1x 3some. Dia sudah paham keinginan saya soal itu, jadi tanpa saya minta kadang dia mancing-mancing lawan jenis, walau cuma sekedar semi exhib dengan memakai hotpant dan tanktop saat diluar rumah. Rumah kontrakan kami waktu itu adalah di area barat kota Jogja, di sekitar jalan Godean, dan lebih banyak pendatang daripada penduduk asli. Daerah kontrakan kami ini sebenarnya bisa dibilang daerah merah karena kehidupan malam disini lumayan hidup dan sarang bencong pula. Apalagi dekat dengan kampus Nasional, makin majemuk lah warga sekitar sini. Selain rumah kami juga mengontrak satu kios kecil dan satu bangunan semacam garasi disekitaran kampus tadi, sejak bulan Juli ditahun yang sama. Kios kecil digunakan Yani untuk membuka usaha laundry, sedangkan garasi saya pergunakan untuk gudang barang dagangan (minuman kemasan, makanan ringan, rokok dsb). Saat itu saya masih menjadi karyawan sebuah bank swasta (pindah dari Bank saat masih bersama Cici), tapi punya usaha sampingan berdagang keliling jika hari libur, pakai armada pick up. Lumayanlah untuk mendapatkan cuan tambahan. Setiap sabtu-minggu saya sendirian keliling ke area pelosok Jogja, keluar masuk kompleks, wira-wiri masuk kampung, mendaki gunung, turuni lembah, menyusuri pantai selatan. Perjalanan hidup yang lumayan berat waktu itu karena semua fasilitas dari Babe disita, fasilitas negara pun sudah tidak ada, dan hasil dari kerja/usaha saat bersama Cici pun harus terbagi gono gini, sisanya entah kemana. Kalau jaman pendidikan dulu pelatihan survival adalah bertahan hidup dihutan, saat sekarang ini survival dalam arti sebenarnya, bertahan hidup dalam kerasnya dunia. Real jungle adalah lingkungan sekitar kita.

Berjalan hampir 2 bulan, secara matematis perputaran omset dagangan saya ternyata tidak sesuai harapan dan jauh dari angan. Saya menyadari itu, karena beberapa faktor. Pertama, saya hanya muter 1 minggu sekali, jadi jika mengulang putaran rute keliling, akan lama. Jika sales biasa putaran rute kelilingnya 1minggu atau 2 minggu sekali, kalau saya bisa 2 bulan sekali. Sangat tidak efektif untuk perhitungan perputaran uang. Sempat berpikiran mau resign dari kerja dan serius dagang, tapi eman gaji hehehe… Yani tahu keresahan saya, dia pastinya mau bantu saya dong. Akhirnya setiap keliling, Yani ikut saya. Setelah satu kali ikutan keliling, saya malah berpikir lain. Tuing tuing? Saya minta Yani jadi saleswoman, nanti bongkar muat saya yang lakukan. Dan pada putaran keliling kedua, saya minta Yani memakai pakaian yang lebih berani, kerja sekalian cuckold dan exhib. Tak dipungkiri, saat Yani ikut dan bertindak sebagai saleswoman, omset kelilingan saya saat itu naik lumayan, terutama di daerah selatan dan tempat wisata. Mungkin inilah yang istilahnya “ marketing terbaik adalah wanita”. Walaupun bukan basic sales, ternyata Yani cukup luwes juga sebagai sales, bahkan lebih bisa menarik orang untuk beli daripada saya. Tapi ya itulah, pembelinya kebanyakan toko yang ownernya / penjaganya cowok.

Kostum Yani saat ikut saya keliling

Di dalam mobil inilah kami pernah juga 3s dengan salah satu suhu disini

ini saat kelilng di daerah parangkusumo siang hari

Tempat pemberhentian yang lama kalau kami keliling adalah sekitar pantai parangtritis dan parangkusumo waktu itu. Waktu keliling sendirian, di area ini saya tak berani memasuki area enak-enak hehehe… Tapi saat bersama Yani, dia berani masuk ke area ini, kami punya pelanggan tetap beberapa rumah “karaoke” disepanjang area Parkus sampai pantai Depok. Satu minggu sekali kami kirim minuman kemasan dan makanan kesana, bersama Yani tentunya. Dia akhirnya akrab dengan beberapa “mami, papi”, dan anak asuhnya. Pernah kami kirim barang malam minggu, karena saya bisanya waktu itu malam. Disana sudah habis isya, warung remang dan “karaoke” sudah on fire. Kami menurunkan muatan di salah satu rumah karaoke setelah pertigaan arah pantai. Maminya gemuk dan biasa ramah dengan kami. Begitu selesai bongkar, kami diminta duduk istirahat dulu dan sajian minuman makanan pun sudah didepan kami. Saya dan Yani pun sedikit bersantai, ditengah kumpulan anak buah mami yang aduhai menor. Yani saat itu berpakaian kaos putih ketat dan hanya pakai legging ketat pula, jadi semua tonjolan di tubuhnya terekspose jelas. Wah saya berpikir kali exhib disini bisa juga, tapi yang disekitar saya ini lebih seronok lagi bajunya, jelas kalah jauh kalo exhib. Hampir satu jam kami disini, setiap pamitan pulang gak boleh sama mami.

Mami:” nek bali saiki, ora tak bayar kirimane” (ancaman sambal bercanda)

Waktu sudah menunjukan jam 9 malam. Suasana area enak-enak ini bertambah ramai. Entah orang lalu lalang, mampir lihat-lihat cewek, mampir ngopi, ada yang karaoke, dan sebagainya. Aku sebenarnya agak risih berada disini. Pertama takut ada yang kenal melihat saya nongkrong di karaoke esek-esek, kedua saya tak nyaman dengan hingar bingar musik yang kenceng. Beberapa saat kemudian datang rombongan 4 laki-laki usia 30-an, mereka parkir motor lalu masuk ke rumah karaoke mami. Disambutlah dengan ramah oleh sang mami dan anak buahnya. Niat mereka jelas mau berkaraoke ria disini, kemudian mata mereka aktif mengabsen cewek-cewek anak buah si mami. Tetiba salah dua dari cowok tadi menunjuk Yani istriku. Waduh istriku dikira LC hahahaha… Padahal dandan cuma tipis-tipis ala kadarnya, pakaian juga ala kadarnya, kok dikira LC ta mas. Dalam hati kaget, ketawa, dan jiwa cuckold timbul begitu saja. Si mami langsung tersenyum.

Mami :” lo mas iki dudu LC, tamuku je, bar ngeteri dagangan”… (mas ini bukan LC, tapi tamuku, baru saja nyetori dagangan).

Mas 1 :” tapi sexy kui Mi…marai ngiler…”

Mas 2 :” susu ne karo bokonge ra nguati Mi…”

Samar-samar suara mereka aku dengar di tengah kerasnya musik. Beberapa saat mereka masih ngobrol, akhirnya rombongan tadi memilih 2 cewek sebagai LC nya. Aku berbisik kepada Yani.

Saya:” ma, kamu dikira LC oleh mas-mas tadi hehehe…

Yani:” heh iyo po? Wani-wani ne….”

Saya:” papa denger tadi suka ama susu dan bokongmu sek gedhi…”

Langsung dicubitlah saya oleh Yani. Anak buah mami yang disitu ketawa melihat ini. Mami kemudian mendekat lagi ke kami.

Mami :”mbak, sorry tadi dikira LC karo mas kae hihihi….”

Yani :” lah kok saged? Wong kucel ngene kok, kui mbak-mbak e luwih kinclong kok…”

Mami :” embuh lah, wong lanang weruh wedokan bening langsung melolo mata ne hehehe….”

Saya :” pantes ga mi bojoku jadi anak buahmu?” (tes ombak aja)

Mami :” weh yo ojo mas, eman, bojo ayu, sexy, resik ngene kie dirumat sek bener…”

Yani :” dengerin tuh…”

Mami :” tapi mbak Yani kie kayake dulu penyanyi dangdut gitu ya, kayak pernah lihat…”

Yani :” lo liat dimana Mi?”

Mami :” yo nek pas ada acara dangdut lokalan mbak, kayake pernah liat manggung di Bantul karo sleman ya?

Yani :” iya dulu banget Mi, sekarang udah pensiun…”

Loh loh malah baru ini aku tahu kalo Yani ini mantan penyanyi dangdut tarkam. Walah, ketinggalan berita lagi saya.

Mami :” nyanyi disini aja kalo mau mbak…”(malah nawarin jadi LC)

Yani :”hehehe…mboten Mi, jadi sales aja kaleh bojo….”

Mami :” ya wes gapapa mbak, apik ngunu kui kok…”

Yani :” inggeh mi…”

Mami :” nek jadi sales sek ayu juga mbak, dandan sek sexy ben dodolane cepet payu, wes ono modale sexy kok hehehe…”

Yani :” lah nanti malah dikira sek aneh-aneh ta Mi…”

Mami :” sek ngira kan ora kabeh, diemin saja kalo ada yang ngrasani, sek penting jualan…

Mami :” lah nek hari kerja, mas Dim enggak keliling ta?”

Saya :” ya enggak mi, abot gawean kantor mi…”

Mami :” eman mas, padahal lumayan rame ta? Neng parkus wae wes piro jualane?”

Saya :” sak jane eman sih, tapi yang ini kan kadang belum pasti income nya mi…”

Mami :”lah mbak Yani keliling saja sendiri nek mas dim kerja…”

Saya :” lah Yani belum bisa nyetir mobil bu, belum lagi bongkar muatan…”

Mami :” loh ya gini lo,kayak sales-sales lainnya itu lo, muter pake motor, terus order e dikirim belakangan pake box…”

Saya :”ooohhh model TO (Taking Order) ta mi?”

Mami :” wes kuilah, ga ngerti boso inggrise …”

Malah ga kepikiran sama aku model ini, tapi saya gak tau Yani mau atau tidaknya. Biarlah nanti saja saya tanya.

Yani :”ohh iyo iyo, paham, kayak mas Agus kae lah pah…”( sales yang biasa kontak dengan saya).

Aku manggut manggut saja, pertanda paham yang sebenarnya sudah paham duluan. Jam sudah menunjukan jam 10 lebih dikit, aku rasa sudah saatnya pamit pulang ke Mami. Sebelum pulang, terjadilah proses pembayaran dagangan yang aku turunin tadi. Ternyata kami ditahan lama disini rupanya Mami nunggu duit dari pelanggan karaoke nya.

Setelah didalam mobil dan mau melaju pulang, aku punya pikiran lain. Mobil aku arahkan ke area pantai. Disana ramai orang nongkrong, umumnya pasti laki-laki. Melewatin area Cepuri, banyak cewek yang mangkal menjajakan dirinya. Lalu pelan-pelan menyusuri jalanan yang luas pembatas area bibir pantai dan warung-warung. Saya berhentikan mobil di area yang agak sepi dan gelap. Seolah tahu maksud saya, Yani melihat sekitar.

Saya :” ma, turun yuk ke pantai…”

Yani :” mesti mau aneh-aneh ta?”

Saya :” iya hehehe…”

Yani :” emoh ah…wedi pah…iki pantai kidul lo…”

Saya :” lah itu banyak cewek juga kok disono tu…”

Yani :” maksude mama berlagak kayak mereka gitu?”

Saya :” kalau mau sih…”

Yani :” terus kalau ada yang nawar piye???”

Saya :” harga bagus, terima…”

Langsung kena tabok lah saya karena berkata demikian.

Yani :” awas aja kalau ada yang kasih harga tinggi, langsung mama terima, kapok papah…”

Saya :” yee ya jangan sampai deal ngamar lah ma…”

Sebelum turun saya punya ide gila banget.

Saya :” mah, gimana kalo BH ne copot aja ?”

Yani :” wong edan! Ya ketok bangetlah pah, ini kaos putih tipis je…”

Saya :” gapapa wes, nanti kita jalan ditempat yang tidak banyak cahaya ne….”

Yani :” sak karepmu pah, awas nek ada sek merkosa aku lo…”

Akupun hanya nyengir kuda, lalu Yani melepas BH nya di mobil. Walau agak gelap, lekukan payudara Yani masih jelas terlihat, apalagi kalau jalan pasti mental mentul. Saya dan Yani pun turun dari mobil, lalu berjalan santai ke arah pantai. Kami berjalan beriringan, kadang saya agak tertinggal jika ada cowok nongkrong di jalur kami berjalan. Pantat nya yang semok bergoyang geyal geyol saat berjalan. Kemudian kami berhenti ditengah hamparan pasir. Disana samar-samar juga tampak beberapa orang lalu lalang dipantai. Sinar temaram dari lampu merkuri sekitar lokasi warung-warung membuat area ini tidak terlalu gelap. Kami hanya berjalan santai, kadang berhenti sekedar melihat-lihat suasana. Beberapa laki-laki yang sengaja kami lewati kadang berdehem melihat ada cewek lewat. Tapi tetntunya mereka tak bisa melihat jika Yani tidak pakai BH karena suasana gelap.

Dirasa sudah cukup di tempat tersebut , kemudian aku gandeng Yani meninggalkan tempat itu, menuju mobil. Sengaja aku melewati jalan pembatas area pantai yang agak ramai orang nongkrong. Saat berjalan ini, payudara Yani terlihat mental mentul karena tidak pakai BH, apalagi kaosnya putih tipis, jika diamati putingnya jelas nyeplak. Kami berjalan santai seolah tak peduli orang sekitar yang kami lewati melihat melotot ke dada Yani. Sebenarnya berdebar juga melewati orang-orang ini, tapi inilah exhib dadakan yang tak terencanakan. Sesampai di mobil rasanya lega walau sebenarnya suka.

Mobil pick up ini segera saya gas keluar area parangtritis, menuju arah Jogja. Sesampai di ringroad madukismo perut terasa lapar, akhirnya dari lampu merah belok ke utara, dan disekitar IKIP PGRI kami mampir di warung bakmi yang sering kami datangi. Pas sampai sana hujan agak deras, warung pun sepi. Pembeli hanya kami berdua, mas penjualnya juga jaga sendirian, biasanya berdua. Kami langsung duduk lesehan, saya memesan bakmi godog 2. Pas turun mobil dalam cuaca hujan, otomatis baju kami agak basah, apalagi Yani, beberapa bagian yang basah jelas nyeplak memperlihatkan auratnya di balik kaos putih tipis. Mas nya terkesiap menyadari kalau Yani ga pakai BH, terlihat kayak menelan ludah. Yani duduk santai sambal bersandar di pintu kios, membuat cetakan payudaranya semakin terlihat jelas. Masnya sering saya tangkap matanya curi pandang ke Yani. Aku pun bisikin ke Yani situasinya, dan dia pun paham. Emang penurut istriku satu ini. Dia berdiri dan mendekati mas nya, dan dia bicara dengan mas nasgornya.

Yani :” mas, nanti yang satu jangan terlalu banyak sayurnya ya…” (sengaja Yani sangat dekat dengan mas nasgornya).

Mas nasgor :” eh i…iya mbak…” (gelagepan dia didekati wanita tanpa BH hahahaha…).

Yani :” sini saya bantuin biar cepat…”

Yani emang dasarnya pinter masak, dengan cekatan dia ambil pisau dan memotong sayuran. Wah dasar binal juga si Yani, Cuma dikasih kode sudah tau apa maunya suami. Dia motong-motong sayuran disamping mas nasgor, berdiri berdampingan. Dari belakang sini tampak kalau mas nya sesekali melirik ke dada Yani, karena dengan memotong sayuran itu otomatis payudaranya Yani juga ikut bergerak mentul mentul. Sering saya lihat mas nasgor memasukan tangannya ke saku celana beberapa saat, pasti sedang mijit-mijit kontolnya tuh. Sesekali saya lihat Yani juga menempelkan tangan atau bagian tubuh yang lain ke mas nasgor. Selesai motong-motong sayuran dan daging ayam, Yani kembali duduk disampingku, dia senyum-senyum sendiri kearahku. Kemudian dia berbisik “berhasil, mas nya ngaceng tuh pah…”.

Saya :”kok tahu ma???”

Yani :” tadi kesentuh anu nya mas nya hehehehe….”

Saya :” wah papah ga liat malah….”

Tak lama kemudian pesanan kami datang, 2 mi godog panas kemebul. Kemudian dengan sengaja saya ajak ngobrol mas nasgornya. Saya sengaja tanya-tanya agak banyak, akhirnya mas nasgornya duduk didepan saya dan Yani. Saat ngobrol itu mata mas nasgornya seringkali tertangkap mata saya mencuri pandang ke dada Yani. Walau dalam cuaca dingin hujan, dahi mas nasgornya terlihat berkeringat, saya pastikan dia menahan konak yang amat sangat. Sekitar 30 menit kemudian kami selesai makan dengan kenyang. Lalu saat akan membayar, saya suruh Yani yang bayar sedangkan saya mendahului ke mobil. Di dalam mobil saya perhatikan ke dalam warung bakmi tadi. Agak lama proses pembayarannya, saya hanya melihat tampak belakang, dia berhadapan dengan mas nasgor. Begitu keluar dari warung, Yani cuci tangan di kran depan warung. Begitu masuk mobil saya tanya.

Saya :” kok lama sih ma?”

Yani :” mmm anu hihihi… “

Saya :” apaan sih?

Yani :” itu masnya ngompol di celana hehehe….”

Saya :” loh kok bisa, dari tadi dia nahan kencing berarti…”

Yani :” ih bukan gitu pah… ngompol itu lo hihihi….”

Saya :” owwhh mama apain? Kocokin ya lama gitu tadi…”

Yani :” ya gak ngocokin juga lah pah, Cuma senggol dikit aja tadi hihihi….”

Saya :” gimana ceritanya mah?” (sambil mengarahkan mobil pulang)

Yani :” tadi pas mama mau bayar, nyari kembaliannya susah atau mungkin dia lama-lamain. Ya udah mama godain aja lagi. Dia sampe keringeten gitu lo pah, nahan konak hehehe… Mamah deketin sambil godain ini nya mama hehehe… masnya gugup yah, ininya mamah kesenggol tanganya masnya. Dia minta maaf tapi mama bilang gak usah rame-rame ntar sama-sama malu. Mamah liat itu tongkolnya ngaceng banget hehehe…

Saya :” terus mama kocokin gitu???”

Yani :” enggak, mama deketin terus pas sibuk liatin tetek mamah, karena gemesh, tu tongkol mama elus aja dari luar, eh malah muncrat pah hihihihi….”

Saya :” pantesan tadi cuci tangan segala…”

Yani :” hehehe…. Salahe mata ne ga kedip pas mama bayar tadi, kesempatan karena papah udah di mobil…”

Saya dan Yani ketawa bersamaan, gak kebayang si mas nasgor muncratnya pasti sebisa mungkin dia tahan, eh malah tangan usil Yani nyosor ke tongkolnya yang sudah ready nyemprot. Sesampai di rumah kontrakan, mobil segera aku parkirin di teras karena emang tidak ada garasinya. Hampir jam 12 kami tiba di kontrakan. Di ujung gang sana, para lelaki ga jelas nongkrong sambil mabuk. Kaum bencong sudah keluar masuk kostnya menjemput tamu yang didapat dari online. Besok kami tidak keliling dulu, dagangan banyak yang habis, daripada cuma menghabiskan bensin tanpa hasil maximal. Selesai bersih-bersih dan sudah rebahan, terjadi serangan mendadak dari Yani.

Yani :” pah, pengen nih…dari tadi gatel je…”

Saya :” mmmhhh… mamah atas ya, dikit pegel je….”

Yani :” wuh mesti curang nih kie laki…” (langsung bugilah Yani)

Saya :” langsungan mah?” (biasanya minta foreplay lama dulu)

Yani :” iya, dah becek pah, dari parkus tadi dah gatel je anuku pah…”

Saya :” lah kok cepet saiki mah? Gara-gara mau diboking tadi ya….Hehehe….”

Yani :” halah papa hyo wes ngacengan dari tadi ta? Wes mupeng banget ngunu lo…”

Saya yang sudah rebahan langsung dilucuti baju dan celanaku. Sesudah bugil, Yani ngocok kontolku dengan tangannya sampai tegang maximal. Kemudian setelah ngaceng maximal, Yani langsung naik ke atas kontol saya. Benar saja, ternyata sudah basah banget. Setelah beberapa kali berusaha masuk, akhirnya kontolku bisa masuk dengan lega. Mulutnya mendesah merasakan perpaduan memeknya dan kontol suaminya ini. Tak sampai 10 menit permainan kami, Yani sudah 4x orgasme dan 2 diantaranya big O. Aku yang belum keluar lahar berganti posisi, dengan gaya dogy sambil berdiri aku hujamkan kontol pusaka ke memek Yani lagi. Lenguhan demi lenguhan kembali menyeruak sunyinya malam. Bagi tetangga yang mepet tembok, mungkin lenguhan Yani bisa terdengar, tapi masa bodohlah, yang penting kejar kenikmatan. Sudah lebih dari 5 menit, tapi belum ada tanda-tanda lahar mau muntah. Yani kasih kode agar pindah ke ruang tamu, disana lampu utama dia hidupkan, gorden jendela dia buka. Pikirku agak berani juga istriku, untungnya jendela ruang tamu dan jalan terhalang pick up yang saya parkir diteras. Tapi jika orang lewat fokus melihat ke ruang tamu kami pasti bisa melihat kami yang sedang berbugil ria di ruang tamu.

Yani kasih kode agar mendekat ke jendela, dia ambil posisi nungging dengan bertumpuan ke jendela. Gila juga saya pikir, tapi ini biar saya cepet crot juga. Posisi teras rumah kontrakan kami langsung berbatasan dengan jalan kecil yang sebenarnya jalan yang khusus ke rumah kontrakan dan 3 rumah lain. Tapi diujung utara dibuat tembusan jalan lagi, jadi bisa buat jalan tembus dan alternatife. Kembali aku hujamkan kontolku ke memek Yani, disini ternyata sangat berbeda adrenalinnya. Aku tusukan kontolku dengan semangat 45, dan kali ini desahan Yani lebih keras lagi, sesekali teriak saat aku sodok memeknya dengan menghentak kuat. Aku rasa Yani sudah mendapatkan 2 big O dalam posisi ini. Beberapa kali ada motor lewat rumah, aku tidak tahu apa mereka perhatikan kami yang sedang memadu kelamin di depan jendela ruang tamu ini. Sekitar 5 menit, pertahananku mulai jebol dengan ditandai aliran lahar yang panas dan cepat ke ujung penis. Aku percepat sodokan kontolku agar Yani juga mendapatkan big O lagi. Benar saja, bersamaan dengan muncratnya lahar panas dari ujung penisku, Yani memekik pertanda mendapatkan big O nya lagi. Setelah beberapa saat aku kuras sperma di dalam memek Yani, kontol aku cabut dan langsung ke kamar mandi. Di kamar mandi selain membersihkan kontol, ternyata perut ini maunya dikuras juga, alhasil berjongkoklah saya di atas closet dan memakan waktu cukup lama juga.

Keluar kamar mandi dan mau masuk kamar, ruang tamu terlihat gelap, tapi pintu depan sedikit terbuka. Sekilas tampak lampu teras juga padam, dan aku dengar ada orang ngobrol di depan, salah satunya suara Yani yang lain suara cowok dan satu lagi suara sok di cewek-cewekin. Aku ga berniat keluar, males nemuin orang malam-malam gini pula. Aku beringsut pelan mendekati pintu depan dan beruntungnya suasana gelap semua, hanya lampu dari teras tetangga yang tidak terang. Kulihat Yani sedang ngobrol dengan seorang cowok seusiaku dan bencong yang kost di belakang pasar P****n. Si cowok sebut saja Eko dan si bencong panggilannya Eki, mereka ini pasangan anggar, tapi beda kost. Profesi Eko, saya tidak tahu jelas, hanya tiap hari selalu nongkrong di sekitar sini. Klo Eki bencong ya jelas jadi bokingan terima dikost. Yang agak mengejutkan, si Yani menemui mereka hanya memakai tanktop kuning terusan tanpa BH. Jadi bisa dipastikan tuh payudara terlihat nyembul kemana-mana dan jadi tontonan gratis buat Eko.

Eki:” edan njenengan jeng, kenthu lampu ne ora di matiin malah buka jendela…”

Yani:” ben wae, shodaqoh buat yang lihat hihihihi…”

Eki:” lah??? Untung sek ndelok aku, lah nek mas ku iki dhewekan opo gak malah ikutan Jeng?”

Yani:” jajal nek wani…”

Eko:” ehhh yo jelas wani lah, tergantung boleh opo enggak hehehehe….”

Eki:” dassaarrr lanang gatelan!!!” (sambal nyubitin arjuna nya)

Yani:” wes wes gas ah rebut, mas Eko rakyo dijatah Jeng Eki ta?”

Eki:” yaaa jelaslah Jeng… nek ga dijatah manuke karaten kui…”

Eko:” jatahe coblos silit tok, nek mbak Yani kan kumplit kui….”

Eki:” maksud loh??? Njaluk sek ono tempike ngono toh?”

Eko:” iyo tur susu ne sek gedhi koyo mbak Yani hehehehe….”

Eki:” sini tak betot manukmu, malah mbahas mbak Yani barang…”

Yani:” hehehe… iki nek akur ming pas dijatah ya?”

Eki:” iki dasar kontol isa ne ngaceng tok!!!”

Eki:” eh jeng, emang asyik po kenthu di liat wong liya?”

Yani:” seru sih, sek marai ngene bojoku Jeng, tanya sana…”

Eki:” ihh emohlah, isin aku Jeng, ga pernah omong-omongan karo bojomu juga…”

Yani:” ini tadi karena dia lama gak metu-metu terus pindah kesini le ML, cari suasana dan adrenalin biar cepet ngcrut hehehe….”

Eko:” loh gitu ta mbak? Kok aneh men bojomu?”

Yani:” mana lebih aneh, bojoku opo dirimu sek seneng anggar?”

Eki:” hahahahaha…. Kapokmu kapan di skek Jeng Yani….”

Eko:” asemik malah di smash …”

Yani:” makane ngaca sek hehehe….”

Eko:” eh mbak kui susu ne asli gedhi?”

Yani:” iihhh ya jelas asli lah, tanpa obat dan suntikan…”

Eki:” ngopo tanya-tanya susu ne Jeng Yani, pengen mesti?”

Eko:” iyo, punyamu wes cilik, suntikan pula…”

Eki:” kurang ajarrr, njaluk di sunat habis lanangan kontol tok!”

Obrolan mereka sebenarnya banyak bercandanya, tapi kadang di kupingku terasa janggal karena ya maaf mereka kan pasangan yang sama-sama punya kontol, walau si Eki bencong ini bisa dibilang tampilannya shemale cantik dan bersih, tapi tetep aja ada kontolnya! Aku memutuskan tidak ikut gabung mereka, cuma berdiri didalam gelap. Hingga kemudian si Eko berkata.

Eko:” mbak, jujur kie, aku ngaceng lihat body pean apalagi susu ne kui…”

Eki:” iyo kui mbak, mosok ngomong bolak balik gitu ke aku…”

Eko:” ga Cuma aku lo mbak, lanang-lanang sek nongkrong kae yo ngiler weruh body karo susu sampean…”

Yani:” ben ae ngiler, salahe sopo lihat? Iki khusus untuk bojoku…”

Eki:” kui Jeng, mosok jare pengen nyekel susu mu barang…”

Yani:” huss ga boleh yooo….”

Eko:” alah sithik ae mbak hehehe….”

Yani:” ngawur ae…”

Pembicaraan pun terhenti, Eko dan Eki meneruskan jalannya karena mereka tadinya mau ke beli rokok di Yani, tapi karena ga bawa dagangan ke rumah, jadinya ya zonk. Setelah mereka pergi, Yani masuk ke rumah. Kaget dia begitu tahu aku di balik pintu.

Yani:” ini senengane bikin kaget!”

Aku:” dari tadi disini kok…”

Yani:” ngapain disitu? Nguping ?”

Aku:” iya, kirain siapa tadi, eh si bencong dobel…”

Yani:” mau beli rokok satu dus, tapi kan habis pah…”

Aku:” lah itu masing-masing punta rokok kan? Hahaha….”

Yani:” iki yo podo ae edan e….”

Aku:” kok tadi si Eko ga mama kasih tuh?”

Yani:” kasih apaan?”

Aku:” loh tadi katae mau pegang susu mu hehehe…”

Yani:” iki tambah edan maneh….”

Aku:” alah sekarang mama kan juga seringnya penasaran juga ta? Ga sah bohong lah?”

Yani:” penasaran op opah? Ngarang deh…”

Aku:” lah aku sering mergokin mama ngeliatin cowok dijalan kok, dan di laundry sering pamer ta?”

Yani:” ga ah, kan cuma penasaran pah, iki juga gara-gara papah kok!”

Aku:” yo gak masalah ma hehehe…”

Aku:” hayo tadi sebenernya penasaran ama Eko kan?”

Yani ga menjawab, tapi dari gelagatnya dia emang penasaran, bukan soal penasaran pengen ML dengan Eko, tapi penasaran karena Eko suka melihat susu nya dan cowok-cowok disini ternyata memperhatikan body dan susu Yani.

Yani:” emang kalo iya kenapa pa?”

Aku:” ya terusin…” (jawabku ngasal, tapi mau ngetes keberanian Yani)

Yani:” emang boleh? Awas lo ya nek nesu…”

Aku:” emang berani?”

Yani:” ya jelas wani lah, piye?” (malah nantang balik)

Aku:” ok deal…”

Yani:” tenan iki pa? terus piye?”

Aku:” gini, mereka pulang lewat sini lagi ta? Mama di depan aja lagi, pancing mereka kesini. Suruh masuk saja, tapi lampu ruang tamu dimatiin, teras di hidupin dan kamar ini biar gelap, papa disini saja…”

Yani:” ya wes, aku ke depan lagi pa, pinisirin soal e kolor e tadi nggembung gedhi hehehe…”

Aku:” eits ingat, jangan sampai ML dengan Eko, karena kita tahu sendirilah kan?”

Yani:” iya tenang aja, pengen lagi kan ada papa hehehe…”

Aku dekatin Yani pengen ngelus susu nya, eh udah kenceng pula. Lalu iseng tanganku meraba memeknya, eh udah lembab juga. Wah bisa jadi nih hehehe…

Aku:”lah ini udah basah ma, tinggal coblos lo, gara-gara Eko bilang gitu tadi ya?”

Yani:” iya je pa…emboh kie, kok malah penasaran, maaf ya pah…”

Kedua tanganku malah aktif mengelus memek dan dada Yani. Aku pelorotin tanktopnya, dan sekarang susu nya bebas terpampang di hadapanku. Segera aku caplok dengan mulut, aku mainin putingnya. Hampir saja pertahanan Yani jebol, kalau ga ingat dengan rencana kita tadi. Segera dia benahi bajunya yang berantakan, tanktop ketatwarna kuning tanpa BH yang membuat susunya sedikit mencuat keluar. Lalu dia pura-pura ke depan, lampu teras dia nyalakan lagi. Aku balik ke kamar yang di sebelah ruang tamu, aku tutup pintunya tapi tidak rapat, yang penting bisa lihat apa yang terjadi di ruang tamu. Dari jendela kamar pun aku bisa ngintip keluar. Yani pura-pura main HP di teras. Tak berapa lama, ada suara langkah kaki, yang dikira tadi dua makhluk tadi ternyata cuma si Eko.

Eko:” eh masih diluar ta mbak? Ga adem ta?”

Yani:” iya, panas di dalem…”

Eko:” lah Mas Dim kemana?”

Yani:” udah tidur dari tadi…”

Eko:” wah kesempatan kie hehehe…”

Yani:”loh si Eki kemana? Tadi berdua kok pulangnya dhewe?

Eki:” kesusu pulang tadi, ada “tamu” nunggu…”

Yani:”ihh ga cemburu po mas Eko nek Eki di “anu” tamu…”

Eko:” yo piye maneh mbak… wes gaweane gitu…”

Eko:” lah bojomu ra cemburu po mbak Yani sering pake baju sexy diluar?”

Yani:” kan cuma di depan sini ta?”

Eko:” maksudku mbak Yani kan sering banget pakai baju sexy pas di belanja, dilaundry, pas jalan, jadi banyak lanangan ngaceng lihat njenengan hehehe….”

Yani:” iya kah? Malah ga tahu aku mas…”

Eko:” tak kandhani mbak, kae Pak Joko pernah ngomong nek sampean belanja di warung e bu Atik, dia ngocok di ruang tamu hahahaha….”

Yani:” Ya Allah sampe gitu nya…”

Eko:” lah salahe nek belanja cuma hotpants dan tanktop…”

Yani:” lah, akeh sek baju nya lebih ngeri dan sexy daripada aku lo mas, apalagi penghuni kost tingkat itu…”

Eko:” sek gitu kebanyakan banci mbak hehehe… nek penghuni kost tingkat kan emang ngunu kui lah…”

Eko:” mungkin ga Cuma pak Joko yang ngocok lihat njenengan mbak, pasti ada lainnya Cuma ga wani ngomong hahaha….”

Yani:” alah mas Eko juga mungkin….”

Eko:”wah iya jelas mbak hehehe…”

Yani:” lah aku kira le ngaceng cuma ama banci aja mas hehehe…”

Eko:” weh aku yo iseh doyan wong wedok mbak hahaha….”

Aku lihat dan mendengar pembicaraan mereka dari dalam kamar dan ngintip dari balik jendela kamar yang memang dibalik teras, samping ruang tamu. Dari sini aku bisa melihat jika mata Eko selalu menatap ke dada Yani, sesekali kulihat menelan ludah. Suasana malam disini sebenarnya tidak bebas-bebas amat, tapi karena kebanyakan warganya pendatang, jadinya saling cuek dengan kegiatan tetangganya masing-masing. Dikarenakan tidak enak jika berlama-lama ngobrol diteras, Yani yang memang sudah penasaran dengan cerita tentang para lelaki dilingkungan kami tadi ngajak Eko masuk ke ruang tamu.

Yani:” mas lampune dimatiin saja ya, takute ada yang lewat malah salah paham, dan ben bojoku ga tangi juga. Kasihan capek tadi anter barang…”

Eko:” oke mbak, malah enak gini aku iso ndelok susu ne njenengan bebas hehehe….”

Yani:” ssstttt jangan keras-keras ngomonge…” (sambil kasih kode telunjuk di hidung)

Eko:” owh iya iya siap mbak…”

Yani:” mau kopi mas?”

Eko:” ga ah, susu ne mbak Yani aja hihihi…”

Yani:” wooo dasar… yang ini nanti…”

Eko:” lo tenane mbak…?”

Yani:”iya wes meneng ae…kopi ya?”

Eko:” iyo wes, manut…”

Aku paham maksud Yani ngulur waktu dan mau ngorek keterangan dari Eko soal bapak-bapak yang menjadikan dia obyek fantasi mereka. Setelah kopi tersaji, Yani dan Eko melanjutkan obrolan lagi. Info dari Eko, bapak-bapak yang suka nongkrong di depan kostnya Eko (ngobrol, gitaran, mabuk, dsb) sering membahas body Yani, karena menurut mereka sangat ngentotable. Bahkan katanya ada yang berani bayar mahal kalau bisa ML dengan Yani. Kata Eko pula, bapak-bapak ini ada yang taruhan jika bisa ngicipin tubuh Yani akan mendapat uang jumlah tertentu.

Yani:” wes wong edan kabeh wong lanang disini…”

Eko:” ya maklumlah mbak, bojone dirumah ora dandan, lihat yang bening diluar rumah langsung ngacengan hahaha….”

Yani:” njenengan melu taruhan juga?”

Eko:” aku pengene yo melu mbak, nek ngerti bisa berdua gini ikutan mungkin hehehe…”

Yani:” podo wae wong lanang kie…”

Dibalik kata-katanya yang agak ketus itu, aku tahu Yani mulai bergairah mengetahui jika dirinya menjadi fantasi bahkan taruhan para lelaki tukang nongkrong. Walaupun ruang tamu agak gelap, tapi terbantu sinar dari dapur dan teras, jadi aku yang ngintip dari dalam gelap kamar bisa melihat aktivitas di ruang tamu. Akupun bisa melihat mata Eko yang tak bisa lepas dari susu Yani, dan Yani pun menyadarinya.

Yani:” itu mata ne dari tadi kok liat susu ku terus mas?”

Eko:” hhmmm anu mbak, naluri hehehe… salahe disuguhi…”

Yani:” wes ngaceng mesti..” (Yani dari tadi mulai berani buka omongan yang memancing)

Eko:” jelas lah mbak, iki lo sampai direwangi ga sempakan hehehe…”

Yani:” awas gondal gandul mas hihihi….”

Eko:” mbak, boleh ndelok susu mu ga?” (mulai berani karena sange pastinya)

Yani:” dimarahin Eki lo ntar…”

Eko:” kan ga tahu dia mbak…”

Yani:” ga ah… wedi aku…” (sok jual mahal, padahal aku yakin saat itu udah becek juga memeknya)

Eko:”wes ga usah wedi ta mbak…”

Yani:” ga, ntar jadi bahan taruhan, terus sampean ngomong ke bapak-bapak kae nek sampean sek menang… kesebarlah mas…”

Eko:” enggak wes mbak, tenin suerrr…”

Yani:” sek sebentar, aku cek bojoku sek…” (sambal berbisik)

Yani lalu pura-pura masuk kamar, aku yang dari tadi memperhatikan mereka duduk santuy sambil kasih kode OKE ke Yani, tentunya dalam kegelapan kamar yang tak diketahui Eko. Aku kemudian mendengar suara krengket, pertanda Yani duduk lagi di tempat duduk yang terbuat dari bambu. Satu set tempat duduk diruang tamu kami memang terbuat dari bamboo, karena murah meriah dan enteng.

Yani:” lihat aja ya mas…”

Eko:”ii…iyya mbak…”

Aku lihat Yani menurunkan tali tanktopnya sebelah kiri, dan menariknya ke bawah. Susu sebelah kiri terpampang di depan Eko. Yani sedikit memainkan susunya dengan meremas, macam lonte pikirku.

Eko:”mbok kabeh ta mbak…tanggung …”

Yani kembali menurunkan tali tanktopnya sebelah kanan, sehingga sekarang seluruh payudaranya bebas menjuntai didepan Eko yang semakin blingsatan. Yani cuma berdiri memamerkan payudaranya yang masih lumayan kenceng, Eko berulang kali menyeka bibirnya yang ngeces karena melihat pemandangan indah didepannya, sesekali dia merogoh isi celananya yang pastinya udah ngaceng. Aku yang dari sini menyaksikan pun sudah ngaceng walau belum maksimal.

Eko:”mbak aku ndelok karo ngocok yo…”

Tanpa menunggu jawaban Yani, si Eko mengeluarkan kontolnya dari kolor yang memang tak bersempak, ukurannya tak begitu jelas, tapi kayake lumayan besar. Yani pun sempat kaget melihat kontol Eko.

Yani:”wah gedhi banget mashhh…”

Eko:” mau mbak?”

Yani:” emoh, lihat aja mash, medeni ireng gedhi…”

Eko:”pegang boleh kok mbak…”

Yani ragu-ragu, karena tadi aku udah pesan jangan sampe ML, karena (maaf) kita kan ga tau penyakit apa yang ada karena Eko pergaulannya ama shemale. Maaf bukannya menyudutkan kaum shemale, tapi jaga-jaga saja. Kayak dihipnotis, Yani maju dengan tangannya dibimbing Eko buat maju ke arahnya. Tangan Yani pelahan tapi pasti menyentuh kontol Eko. Aku dengar Eko mendesah begitu tangan Yani memegang kontolnya.

Eko:”mbak, bantu aku ngocok yaaa….”

Yani:”gini? Ah enakan sampean ta?”

Eko:”lha terus?”

Tangan Eko menggamit pinggang Yani, dia menarik tubuh Yani ke arahnya. Tangan Yani yang pegang kontol Eko terlepas.

Eko:”mbak aku pegang susu yaaa…”

Yani:”iii..iiya mashhh…”

Kedua tangan Eko menjamah payudara Yani, terlihat dia memainkan area payudara dengan lembut, mulai dengan dielus, diraba, dan diremas-remas. Yani mulai blingsatan mendapat rangsangan sedemikian rupa dari Eko, dan yang dari tadi jaim sekarang mulai mendesah keenakan. Kembali tangan Eko membimbing tangan kanan Yani agar mengocok kontolnya yang udah tegang dan aku lihat kilapannya dari balik sini. Terdengar suara yang sama-sama mendesah dari keduanya. Aku yang melihat dari sudut gelap ini semakin ngaceng menyaksikan adegan mereka. Hingga satu waktu, tanpa komando Eko memajukan kepalanya ke dada Yani dan dia caplok susu Yani yang dari tadi dia mainkan dengan tangan. Yani kaget mendapat serangan mendadak di dadanya, tapi kemudian berhasil menguasai keadaan. Kedua tangannya mendekap kepala Eko yang sekarang menjelajahi payudaranya dengan mulut.

Yani:”iisshhh nakal mash…”

Eko memeluk pinggang Yani sambil meneruskan serangannya ke payudara Yani. Suara sedotan rakus jelas terdengar dari tempat sembunyiku. Suara erangaan Yani makin keras karena keenakan. Kemudian tampak Eko menarik tubuh Yani agar naik ke pangkuannya secara menyamping, Yani duduk di paha Eko sebelah kiri. Aku bisa melihatnya karena duduk mereka langsung berhadapan dengan sudut pandang tempat aku sembunyi. Mulut Eko kembali aktif menyaplok payudara Yani sebelah kanan dan tangan kanannya mengobok-obok payudara sebelah kiri. Tangan Yani juga tak lupa kembali mengocok kontolnya Eko, walau sekarang sekenanya, karena posisi nya juga agak sulit. Hingga satu momen Yani memekik tertahan, sama Eko langsung dibungkam agar saya tidak bangun maksudnya. Rupanya tangan kanan Eko masuk ke bagian bawah rok terusan Yani, dia menjamah memek Yani. Oh shit, pintar cari posisi dan kesempatan si Eko ini. Setelah teriakan Yani bisa diredam, Eko melanjutkan tindakannya. Bibir dan mulutnya masih tetap menjelajah payudara Yani, sedang tangan kanannya masuk ke memek Yani yang pastinya sudah basah kuyup. Sebagai orang yang sudah ahli dengan berbagai macam wanita dan shemale, pastinya mudah bagi si Eko ini membuat Yani klepek-klepek ditangannya. Sekarang kondisinya berbalik, Yani yang terangsang hebat dan kayak cacing kepanasan. Memeknya dimasukin jari jemari Eko, sesekali aku lihat tubuhnya mengejang dengan pekikan yang ditahan.

Sekitar 15 menit lebih Eko memperlakukan Yani dan pastinya dia sudah mendapatkan beberapa kali orgasme walau tanpa penetrasi. Mungkin karena tidak kuat lagi, Yani minta berhenti dan dia turun dari pangkuan Eko. Tampak dadanya naik turun ngos-ngosan, lalu duduk disamping Eko sambil minum yang dikasih Eko.

Eko:”mbak, aku during metu je… ayo aku coblos…”

Yani:” emoh, ntar bojoku tangi mas….”

Eko:” aduh terus piye iki, tanggung banget …”

Yani:” aku emoh nek manuke mlebu anuku…”

Eko:” ya wes kocokin aja mbak…”

Yani kemudian meraih kontol Eko, dia kocok pelan-pelan, berirama kemudian dia percepat. Eko yang merasa keenakan tampak kelojotan dienakin oleh Yani.

Yani:” mas berdiri ya…”

Eko kemudian berdiri dihadapan Yani, celananya dia plorotin sampe bawah. Kembali Yani meraih kontol Eko, dan langsung dilahapnya dengan mulut. Yani mainkan kontol itu dengan sigap dan nikmat.

Eko:” duh mbak enak banget terushhh mbak…”

Yani maju mundurkan mulutnya di kontol Eko, dia mainkan dengan seksama agar kontol itu cepat muncrat. Mendapat sepong yang agak brutal dari Yani, pertahanan Eko goyah, kakinya gemetaran dan terduduk di kursi bamboo. Yani kejar kontol Eko yang terduduk, dan semakin beringas oralnya terhadap kontol Eko. Aku lihat beberapa kali Eko meringis dan melotot matanya, kadang juga memegang kepala Yani. Sekitar 5 menit kemudian Eko agak teriak.

Eko:”mbak mau metu mbak!”

Yani percepat kocokan mulutnya di kontol Eko, tepat sesaat sebelum lahar panas keluar dari kontol, Yani lepas emutannya, dan tangannya ganti mengocok dengan cepat. Terdengar lenguhan lega dari Eko begitu sumbatan lahar keluar dari ujung kontolnya. Yani masih tetap memeras kontol Eko agar keluar semua sisa sperma. Mereka cari-cari tissue tapi ga nemu yang dicari. Eh malah Yani lepas bajunya dan dia jadikan lap buat kontol Eko dan sperma yang muncrat ke lantai tadi. Maka bugil lah Yani sekarang di depan Eko. Melihat itu, ingin rasanya keluar dari persembunyian dan menghajar memek Yani dengan brutal, karena gak tahan ngacengnya ini. Yani ke kamar mandi bersih-bersih sisa sperma dan memeknya yang basah kuyup tadi. Keluar dari kamar mandi bukannya cari baju malah Cuma pakai handuk yang dililitkan di badan saja, lalu duduk di samping Eko.

Eko:” waduh mbak enak banget njenengan le ngemut, marai linu enak…”

Yani:” sampean yo nakal, tadi janji ne Cuma liat susu tok, malah bablas…”

Eko:” durung bablaslah, belum merasakan memekmu mbak hehehe….”

Yani:”eh ndak boleh, ketagihan ntar hehehe…”

Eko:”kapan-kapan boleh dong mbak…”

Yani:”eits ga janji, wes gek bali digoleki Eki nanti…”

Eko:”tapi boleh tanding ulang ora kie hehehe…”

Yani:” wes sana, ntar nek konangan Eki rame, banci nek cemburu medeni ta hehehe…..”

Eko kemudian pamit pulang dengan buru-buru. Takut ada yang melihat kanan kiri, dia melipir ke jalan arah dia datang tadi. Setelah mengunci pintu depan, Yani masuk ke kamar dan menghidupkan lampu kamar. Aku tiduran rebahan sambil melihat Yani mencari baju di lemari.

Aku:”ga usah pake baju ma, langsung sini aja masuk selimut….”

Yani:”ntar papa usilin pula…”

Aku:” ya gak papa toh, kan suamimu juga…”

Yani:”capek pah…”

Aku:”gimana tadi ma? Enak kontol e Eko?”

Yani:”enak apaan? Bau nya lumayan nyengat pah…”

Aku:”mungkin karena pola makannya ma…”

Yani:” iya, wong lanang nek Sukanya merokok, minum (alcohol), makan daging haram bau itunya pasti ga enaklah…”

Tak lama berselang, hujan deraspun turun, menambah syahdu dan dinginnya minggu dinihari ini. Kontolku yang ngaceng pun belum tertidurkan dengan lega.

Yani:” ih ni titit papa kok berdiri lagi?”

Aku:” lah dari tadi juga ngaceng mah…”

Yani:” hadeh, mama capek ma, tapi sini wes daripada ga bisa tidur hehehe….”

Aku:”di mobil aja yuk…mumpung hujan deras ma hehehe…”

Yani:” ini orang senenge aneh-aneh aja, nek ga hujan jelas ga mau mama…”

Kami berdua lalu berdiri, keluar pintu dan masuk ke kabin depan mobil. Pintu depan mobil tepat di depan pintu keluar rumah. Kami ambil posisi di tempat duduk sebelah kiri. Aku pangku Yani yang dari tadi Cuma handukan sekarang sudah telanjang bulat. Bayangkan di dalam mobil yang parkir didepan teras, langsung berhadapan dengan jalan. Tapi untung cuaca hujan deras dan hampir jam 2 dinihari. Aku berinisiatif kaca sebelah kiri dibuka agar lebih seru. Yani sempat protes tapi aku bungkam dengan sodokan mau di memeknya.

Demikianlah malam minggu kami yang sangat Panjang sekali, dan hampir tak tidur sampai pagi.