Bermain Kartu Lanjut Ngentot
Sore itu semacam biasa aku serta keluargaku berkumpul bercanda ria di ruang keluarga. Aku, papa serta mami kami bertiga tergolong keluarga yang haromis.
Perkenalkan namaku Andri umur 16 tahun, ibuku Mayang usia 42 tahun, sedangkan ayahku Ranu usianya 47 tahun. Kami bertiga rutin menghabiskan waktu bersama kalau sore hari semacam itu. Sedangkan bila pagi hingga jam 5 sore kami bertiga sibuk dengan urusan masing-masing aku sekolah, ibuku sibuk dengan bisnis laundrynya, serta sedangkan ayahku bekerja sebagai pemborong. Mesikipun nasib kami pas-passan kami tetap bahagia sebab rutin dapat berkumpul semacam ini.
Sore itu ayahku sedang memegang kartu ditanggannya untuk mengundang aku serta mamaku bermain kartu bersama untuk mengusir bosan. Akhirnya kami bertiga bermain kartu bersama terbukti benar kata ayahku permainan kartu ini awalnya menghapus rasa bosan kami bertiga yang sedari tadi hanya ngobrol-ngobrol sambi lihat televisi. Seusai bermain lumayan lama akhirnya kami bertiga merasa bosan dengan permainan kartu ini. Ayahku yang menetahui situasi itu langsung mencetuskan ide gilanya, terbukti ayahku merupakan orang yang paling kreatif diantara kami bertiga tapi hari ini ide ayahku tdk dapat diterima dengan akal sehat.
Ayah pun mulai mengutarakan ide gilanya itu
“Kalian tampaknya udah merasa bosan iya?” Tanya ayahku terhadap aku serta mamaku.
“Iya nih yah udah bosen dari tadi gini-gini aja” jawabku menyauti pertanyaan dari ayah.
“Iya bener tuh kata Andri yah mami juga udah mulai bosan” sambung mamaku.
“Ya udah ayah hari ini punya ide, gimana kalau yang kalah wajib membuka pakaiannya satu-persatu?” Ayah mengutarakan ide gilanya saat itu terhadap kalian dengan senyum-senyum nggak jelas.
“Apa yah? Apa ayah ini telah gila?” Sahut mamaku sedikit sewot.
“Kenapa seh ma? Apa mami takut?” Tanya ayahku terhadap mamaku.
“Ayah ini apa2an masak yang kalah wajib lepas baju? Gimana kalau mami yang kalah?” Ujar mamaku melemparkan pertanyaan balik pada ayahku.
“Emang kenapa ma? Disini kan cuma kami bertiga tdk ada orang lain” sahut ayahku.
“Kok malah debat sih?” Tanyaku kesal terhadap orang tuaku.
“Oke deh mami berani, ayo kocok kartunya” ujar mamaku mengakhiri perdebatan mereka.
Akhirnya ayahku mengocok kartunya serta membaginya rata pada kami bertiga. Permainan pertama pun berjalan sangat sengit kami bertiga saling adu taktik serta akhirnya aku yang kalah.
Lalu ayahku segera mengatakan,
“Ayo Ndri buka kaos kalian terus kalian kocok lagoi kartunya.
“Iya2 yah” jawabku sedikit sewot sebab kalah pada permainan pertama.
Mamaku hanya senyam-senyum menonton kekalahanku. Akhirnya kartu kuocok lagi untuk permainan kedua. Dipermainan kedua ini mamaku yang akhirnya kalah.
Dengan sangat bahagia aku menyuruh mami untuk membuka bajunya,
“Ayo ma buka bajunya hehehehehe” ocehku sambil tertawa menonton kekalahan mama.
“Iya tdk toh mami hanya lepas jilbab dulu” sahut mamaku.
“Kok gitu? Mami curang ah” timpalku sewot mendengar kata2 mama.
“Iya gk dapat gitu ma perjanjiannyakn baju bukan jilbab sehingga mami wajib lepas baju serta jilbabnya tetep aja digunakan” ayahku coba menerangkan aturan permainannya pada mamaku.
Akhirnya mamaku melepas kancing2 bajunya serta terlihatlah toket mami yang tetap terbungkus bh warna putih. Dipermainan ketiga mami kalah lagi aku serta ayah memaksa mami untuk membuka celanannya. Permainan ini berjalan terus sapek tidak terasa tubuh kami bertiga benar bugil tanpa ada apa-apa lagi yang menutupi tubuh kita.
Aku sempat terlihat waktu menonton mami membuka bhnya nyatanya toket mami gede banget. Sebelumnya aku tidak sempat memperhatikan toket mam sebab tertutup oleh jilbab-jilbabnya. Ayah yang telah menyadari kalau aku sedari tadi telah terangsang menonton bentuk toketh mamaku mulai memancingku. Ayah pun mengambil perbuatan dengan menggeser tempat duduknya serta mendekatkan tubuhnya pada mama. Ayahku juga mulai mengraya2 toket mama.
“Apaan sih ayah ini malu tuh dilihat Andri” kata mami menghentikan tingkah ayah.
“Nggak papa ma biarin aja Andri kan udah gede” jawab papa singkat.
Sebab takut ayah marah mami membiarkan tanggan ayah meremas-remas kedua toketnya itu. Aku pun sangat terangsang menonton tanggan ayahku yang sedang asyik dengan pekerjaan barunya saat itu.
“Andri pengen ya?” Goda ayah padaku.
“Ayah apaan sih?” Mamaku coba memeringatkan ayah.
“Halah Nggak papa ma toh Andri juga perlu edukasi mengenai sex” jawab ayahku ringan.
“Enngg……..akkk kok yah” jawabku terbatah2.
“Ah jangan bo’ong ah Andri, tuh buktinya udah tegang banget” kata ayahku sambil menuding batang penisku.
“Nyatanya punyamu lebih gede dari punya ayah iya Ndri?” Lanjut ayahku.
Sedangkan mamaku tetap bengong menonton batang penisku mungkin mamku takjub dengan ukuran kotolku yang lebih besar dari punya ayah. Ayah terus meremas toket mami semacam orang kesurupan sambil lidahnya menjilati leher mama.
“Ngapain kalian bengong aja disitu Ndri? Sini bantu ayah” ayahku membuyarkan lamunanku.
“Ah ayah ini apaan sih? Masak Andri diajak beginian?” Sahut mamaku tapi pandangannya tdk berpaling dari batang penisku.
“Biarin aja deh ma toh mami juga pengen ngerasain penisnya Andri yang gede itukn?” Ayah langsung to the point terhadap mama.
Mamaku tidak menjawab kata2 terbaru yang terlontar dari mulut ayahku. Akupun tetap terdiam serta membisu ditempatku duduk, aku belum percaya kalau ayahku segila ini.
“Ayo Ndri kok malah bengong” kata2 ayah membuyarkan lamunanku.
“Andri wajib ngapain yah?” Tanyaku yang tampak begitu polosnya.
“Sini kalian jilatin meqi mamamu” perintah ayah mendengar pertanyaan bodohku.
Bagai kerbau yang ditepat hidungnya akupun bankit dari tempatku duduk serta mendekat ke tubuh ayah serta mama. Sebetulnya aku tetap ragu menuruti perintah ayah sebab sebelumnya aku belum sempat meperbuat faktor yang semacam ini. Aku pun mendekatkan kepalaku dengan meqi mama. Aku sempat menghetikan kepalaku tepat didepan meqi mami sebab sebetulnya aku jijik meperbuat faktor ini, tapi ayah memaksaku.
Akhirnya kuperbuat perintah ayahku menjilati meqi mamaku. Pertama-tama aku agak sedikit kaku meperbuat faktor semacam ini tapi lama-kelamaan aku telah mulai terbiasa. Sebab aku telah mulai terbiasa mami mulai menjambak rambutku untuk membenamkan kepalaku terhadap meqinya hingga-sampai aku tdk dapat bernafas. Mesikipun aku susah untuk bernafas sebab mamaku mebenamkan kepalaku tapi herannya justru aku lebih menikmati permainanku.
Mamaku mulai meracau,
“Terus Andri terus jilat itil mami Ndri, ayah juga sedot yang kuat pentil mami mainkan susu mami yah” racau mamku.
Aku serta papaku terus meperbuat pekerjaannya masing-masing. Hingga papa menghentikan jilatanku.
“Ndri berhenti menjilat meqi mamamu dulu” ujar ayahku sembari bediri disebelah mami serta penisnya tepat pada muka mama.
“Iya yah” jawablku menuruti perintah ayahku.
“Ma ayo kini giliranmu mainin penis ayah” perintah ayahku yang ditujuhkan pada mama.
“Dan kalian Andri terusin jilat meqi mamamu dari belakang” lanjut ayah.
Mama yang mengerti permintaan ayaj langsung merubah posisinya mamau langsung nungging serta menyergap penis ayah sedangkan aku asyik menjilati meqi mama. Kelihatannya mami terus liar menyepong penis ayah yang ukurannya sedikit lebih kecil dari punyaku mungkin mami usah terbiasa maini penis ayah.
Seusai ayah merasah puas dengan sepongin mami kini ayah menyuruhku untuk mengantikan posisinya lalu ayah sekaran berpindah kebelakang. Kemudian ayah langsung membuka lebar kedua paha mami serta memasukan kotolnya kedalam celah meqi mama. Mami sempat menjerit kecil ketika penis ayah sukses sepenuhnya masuk kedalam meqi mama. Sedangkan aku yang ada didepan mami langsung memajukan penisku tepat pada bibir mama.
Mungkin mami telah mengerti maksudku mami langsung meraih penisku serta mejilati kepala penisku pertama-tama. Rasanya ngilu campur geli membikinku meringis2 keenakan. Menonton faktor itu mami langsung memasukan penisku kemulutnya. Rasanya hangat sekali, mami mulai memaju mundurkan penisku yang berada didalam mulutnya.
“Achh……geli ma geli” racauku menahan geli.
“Udah nikmatin aja Ndri” ujar ayah mendengar racauanku.
“Emb penismu ahhhh ge ahhh de banget Ndri ahhh” kata mami yang sedikit terputus-putus sebab mendapat serangan dari ayah.
Mama terus mengulum penisku serta sekali2 menyedot batang penisku rasanya enak banget aku belum sempat merasakan faktor semacam ini sebelumnya.
10 menit berselang ayah mengerang keras sekali tampaknya dirinya telah hingga pada puncaknya. Tubuh ayah seketika lemas tidak berdaya. Ayah kemudian mencabut penisnya yang tetap tertanam dimeqi mama, begitu penis ayah dicopot terlihat jelas olehku ada cairan putih pekat keluar dari meqi mama.
“Ndri kini giliranmu ayo perbuat” perintah papa
Akupun nurut-nurut aja. Kini posisi mami sedang tidur terlentang pahanya terbuka lebar untuk memudahkanku memasukan peniskuyang sedari tadi pengen sekali dimasukan. Aku mengarahkan batangku ke meqi mami mesikipun meqi mami telah licin sebab sperma dari ayah tapi aku tetap kesusahan untuk memasukannya. Akhirnya denga terlambaten mami membimbingku, penisku dipegang oleh mami serta langsung diarahkan pas celah meqinya. Sebab celah meqi mami yang telah licin oleh sperma ayah penisku langsung masuk seluruhnya ke meqi mama. Mami menyeruak serta mengadahkan kepalanya keatas. Kini aku dengan perlahan mulai mengerakan pinggulku maju mundur.
“Ayo Ndri penismu enak” ujar mama.
“Iya ma meqi mami juga nikmat” jawabku
“Och…….Och…..Och….Och…..” Mami tdk berkata lagi hanta desahan serta desahan yang keluar dari mulutnya.
Seusai hampir sepuluh menit ayah bangkit dari kursi tempatnya beristirahat. Ia mengisyaratkn padaku untuk membalik badanku akupun menurutinya. Kini mam yang berada diatas tubuhku tanpa pikir panjang ayah langsung mengarahkan penisnya ke anus mama. Dengan bantuan dari air liurnya akhirnya penis ayah dapat masuk seluruhnya ke anu mama. Mami hanya dapat mendesah entah dirinya telah menaha kenikmatan alias kesakitan aku tdk tau itu. Ayah dengan kasar menghajar anus mama.
“Aduh yah Och……terus…….yah Och…..Och…” Desahan mama
Akupun tidak mau kalah dengan ayah aku langsung mempercepat gerakanku. Serta mami pun mendesah terus keras.
“Och……kaaaa….llliiiiiaaannn bbbeeeeee nnneeerrrrr beee nnneeeerr hhhhheeebbbaattt” desahan mama.
“Oooccchhhhh kaaalllllaauuu bbeeeegggiiiinnniiii mmmmaaammmmaaaa gggaakkkk kkkuuuuuaaaatttt” lanjut desahan mama.
“Ooooocchhhhhhhh” akhirnya mami mendesah panjang tanda orgasme telah didapatkannya.
“Kamu kuat banget Ndri belum keluar-keluar juga” tanya mami padaku.
“Hehehe gk tau juga ma” jawabku singkat.
Aku yang belum mencapai puncak sendiri berusaha mengerakan tubuh mami serta dibantu oleh ayah.
Mama terus kami serang daru celahnya hingga 5 menit kemudian ada rasa geli pada ujung penisku semacam ada benda yang memaksa untuk keluar dari dalam, meskipun kutahn tetap tidak dapat serta akhirnya.
“Croooottttt croootttt croootttt croootttt”
Sperma keluar membikin penuh seisi meqi mami dipenuhi oleh sperma serta ayah. Tubuhku langsung lemas serta si Andri junior juga langsung melemaskan tubuhnya. Kini tinggal ayah yang menutaskan birahinya. Entah hingga kapan ayah sanggup begitu yang jelas hari ini aku puas sekali.,,,,,,,,,,,,,,,