Ara, Suster dari Pasar Rebo

permisi, newbie belajar coba mengarang bebas..
“Disclaimer: Cerita khayalan nyubie dan sedikit di saring dari dunia nyata”

Swipe kiri
Swipe kanan

Aahhaa..ternyata ada yang match juga.

Ya, ini pengalamanku pertama kali menggunakan aplikasi kencan.

Aku, pria yg bs dibilang berumur dan sudah menikah, juga punya 3 anak laki2. Kalau berdasarkan penilaian tampang, aku ga good2 looking amaat sih. Penilaian tampangku adalah standard pria-pria pada umumnya.
Aku bekerja di perusahaan swasta, dengan THP 2 digit yg cukup standard juga. Jadi kalau dibilang kaya dan punya lifestyle hedon, ya ga juga.

Perkenalkan, namaku Gusti. Di aplikasi Tan-tan (yang berdasarkan plesetan dr temanku aplikasi Tante Tante) aku match dengan seorang perawat anak di RS sekitar Jakarta Timur. Namanya Ara. Dia seorang Janda beranak 1 yang baru sekitar 1,5 tahun berpisah dengan suaminya dikarenakan perselingkuhan. Rupanya perselingkuhan yang ke 4 oleh sang suami ternyata ga bisa diberikan maaf lagi oleh Ara.

“Tring…” notifikasi asing, yang ternyata itu notifikasi dr aplikasi Tan tan muncul setelah sekian menit aku match dengan Ara.

“Assalamualaikum.. Salam kenal yah..” tertulis pada pesan tersebut. Sepertinya Ara hendak menegaskan bahwa dia muslimah dan berperangai sopan.

“Wa’alaykumsalam.. Salam kenal kembali Ara..” responku seketika juga.

“Tinggal di mana mas Gusti..?” tanya Ara.

Saya baca pesan tersebut, namun harus segera saya urungkan membalas chat dari Ara, dikarenakan Ibu Negara tetiba hadir menanyakan tentang cucian baju yang belum disetrika.

“Yank, ini cucian kering dilaundry aja yah..? Aku capek kalau mau nyetrika sekarang..” istriku bertanya sekaligus memberikan jawaban yang pastinya suatu kode buatku agar mengiyakan pertanyaannya.

“Ya udah sayang, suruh adek aja buat anterin ke laundry” jawabku embarrassed melempar senyum dan mencoba mengelus bongkahan bulat pantat istriku yang saat ini menggunakan daster mini yang seksi.

“okay” jawab istriku dengan centil sambil memonyongkan bibirnya seolah memberi kecupan. “mmuuaaach…”

Perhatianku kembali ke pada HP ku yang ku genggam erat-erat seperti balon hijau yang takut meledak tiba-tiba.

“Aku tinggal di JakTim Ra. Ara tinggal di mana? Kok kayak deket ya..? Balas chatku kepada Ara.

1 menit belum ada jawaban dr Ara, aku segera swipe kiri beberapa wanita yang menurutku tidak menarik. Maaf, bukan kalian jelek, tapi kalian terlalu cantik. Jadi seperti too good tobe true kalau kita match nanti. Hahahaha..

2 menit belum ada juga jawaban dr Ara, akhirnya aku tinggalkan HP di atas meja tempat ku biasa menghabiskan malam dengan duduk-duduk sambil mennyeruput kopi dan menghabiskan rokok dengan lamunan-lamunan. Ku hampiri istriku di kamar tidur kami yang sedang merapikan beberapa pakaian yang akan di setrika pada laundry oleh si adek. Ku sergap istriku dari belakang, lalu..

“Yank, ngentot yuk..” bisik ku dr belakangnya sembari memeluk dan mengusap teteknya.

Istriku seketika menggeliat ketika mendapatkan setruman kecil yang membuat geli di sekitar dadanya yang pasti juga akan mengalirkan cairan pelumas pada liang vaginanya karena usapan jariku pada pentilnya secara tiba-tiba.

“iih… Semalem kan udah sih yank.. Nnti dulu lah..!” jawabnya dan langsung berputar untuk melepaskan pelukanku dr belakang.

Seraya menoyor jidatku.. “itu mobil belum ganti oli.. Jangan kontol Ayank aja yang ganti oli terus…” ucapnya sambil ketawa kecil…

“Hahahaha… Iyaa yaah.. Aku lupa ganti oli mobil” kataku.

“Ya sudah aku ganti oli mobil dulu deh kalo gitu..” lanjutku sembari beranjak bangun dr kasur kami.

“Lama gak yank ganti oli nya..?” istriku bertanya.

“ya ga tau yank, tergantung nnti di bengkelnya antri atau ga yank. Kenapa..?” jawabku.

“Ajak jalan-jalan apah yank.. Liburan diem-diem bae di rumah” jawabnya sembari melipat cangcut pink berenda dan menirukan logat mpo Alfa.

“Iya… Kita makan ke Purwakarta yuk.. Ke Haji Yetti.. Mau ga..? Kalau mau, nanti kalau sudah selesai aku kabarin lg yah biar kalian bisa siap-siap” Balasku.

Senyum sumringah istriku pun segera terbit di bibir tipisnya yang sekarang mulai lincah mengulum batang zakarku saat bercinta denganku. Terkadang gigitan kecil di bagian kepala zakarku sering mengagetkanku ketika sedang asyiknya menikmati isapan dari mulut dan bibir tipisnya itu.

Seperti tadi malam ketika dia secara tiba-tiba meremas batang zakarku di ruang tamu setelah anak-anak masuk ke kamarnya untuk tidur.

Tiba-tiba,

“Yank…mau emut kontol.. Boleh ga..? Tanyanya sembari meremas batang zakarku yang masih bobo anteng di dalam celana pendek yg ku kenakan tadi malam sembari nonton tv.

“sekarang yank..? Nanti kalau anak-anak keluar gimana..?” tanyaku ragu karena sepertinya situasi di rumah belum memungkinkan untuk beradegan mesum.

“Ya sekarang yank, aku kok tiba-tiba kangen momen kita berdua belum ada anak-anak yah..?” jawabnya.

“hemh.. mintanya yang baik dong yank..” perintahku.

“ih.. ayank mah masih aja kayak abege…” ucapnya

“harus dong…” balasku segera sambil menurunkan celana pendekku yang mengakibatkan batang zakar yang setengah tegang akibat remasan-remasan gemas dirinya.

Istriku bangkit dari duduknya, lalu mencondongkan tubuhnya ke arahku..

“Aku merindukanmu yank..” bisiknya lalu menciumi kupingku sembari kedua tangan mungilnya mengusap dadaku lalu dengan nakal merayap ke arah pangkal zakarku dan bermain di sana.

Kurasakan betapa lembut dan hangat belaian dan usapan dari telapak tangannya. Gairahku itu langsung menghampiri dan kunikmati semua perlakuannya ke batang zakarku.

“slurp…” dikecup dan diseruputnya puting kananku dengan lidah yang langsung memutar di putingku itu.

“Argh..!! iya sayang.. enak disitu..” bisikku yang kelojotan ketika bibir tipis itu menyedot puting hitam ku.

“gigit kecil di situ sayang..” ucapku dan dibalas dengan gigitan kecil sembari diemut pada puting yang sudah mancung tersebut..

“Cupppp…” suara decak lidah dan liurnya yang bersatu dalam rongga mulutnya ketika dia mencabut bibirnya dari putingku..

Lalu dengan mata nakalnya yang menggoda ia segera menekukkan kakinya dan jongkokmenghadap pada zakar yang sudah tegak menantang.

Lalu tangan kanannya sambil mengocok batang zakarku dan bertanya,

“Ayank, kontolnya mau diemut ga..?” mata manjanya yang binal melirik ke arah ku yang terkulai lemas menunggu kelanjutan aksinya lagi.

“Ya sayang.. emutin yaah..” jawabku.

“Sluurrppp.. dengan cepat dia menjilat kepala zakarku dan dengan tatapan mata yang menggoda ke arahku dia dengan lahapnya memasukan zakarku ke dalam mulut mungilnya.

“glok.. glokk..glook..” suara zakarku dikocok dalam mulutnya yang berliur. Air liurnya mulai keluar menetes dari mulutnya..

“Ahhhh.. ya sayang.. itu sayang..ooohh enak banget sayang…” racauku mendapat perlakuan nikmat itu.

“glook.. glook.. gloook…” semakin cepat dia mengocok dan mengulum zakarku di dalam mulutnya. Kegiatan foreplay yang sangat dinikmatinya dan memang menjadi favoritnya.

sampai pada akhirnya setelah 15 menitan berlalu pada posisi dan kegiatan yang sama..

“Aakkh.. !! sayang, aku mau keluar…” ucapku.

Semakin bersemangat dan semakin kuat emutan dan kuluman lidahnya kurasakan dan …

“Aaakkkh…. !!!” Teriakku seraya memuncratkan semua sperma pada mulut mungilnya yang sudah pasti akan dia telan habis bersih semuanya. Lalu dengan nafas yang tersengal aku pun tergolek lemas.. dia pun tersenyum sembari meenjilat sisa sperma pada kepala zakarku yang sudah mengeluarkan sisa-sisa sperma nya. Dengan telaten, dia jilati lubang zakar itu dengan lidahnya dan sekali-kali dikecup sembari diemutnya lobang tersebut dan sudah pasti membuat aku semakin kelojotan nikmat mendapat perlakuan seperti itu.

Setelah semua bersih, dia dengan senyum nakal dan binalnya berdiri dan naik ke dalam pangkuanku di sofa dan berbisik

“Gimana.. masih enak kan.. ?” bisiknya bertanya.

Ya, pertanyaan ini selalu dia ucapkan dan tanyakan kepadaku setiap selesai dia melakukan ritual foreplay tersebut. Bertahun-tahun tak bosan dia menanyakan hal tersebut pada posisi yang sama. Entah itu di kasur, entah itu di sofa atau di tempat lain yang memungkinkan dia akan duduk dalam pangkuanku.

Kedua Tanganku memegang panggulnya dan sambil menatap matanya dan menjawab,

“Yes madam, That was the best as always madam..” jawabku.

Dia pun tersenyum dan memelukku erat dalam pangkuanku.