Aku Lelaki Mu
PART I
(Gadis Manis)
Namaku Darius, teman-temanku sering memanggilku uus. Aku adalah seorang mahasiswa yang sedang menimba ilmu di sebuah kota yang di negaraku disebut kota pelajar. Ceritaku ini bermula di semester 3, tepatnya ketika banyak mahasiswa baru yang baru masuk di kampusku. Saat itu aku menjadi salah seorang panitia di tingkat universitas dan menjadi seorang kakak pandu yang bertugas untuk memandu adik-adik mahasiswa baru.
Aku memandu sekitar 20 mahasiswa baru yang terdiri dari 11 cewek dan 9 cowok. Dari 11 cewek itu, mata dan hatiku jatuh kepada seorang cewek yang bernama Dilla. Dilla ini anaknya manis, kulitnya kuning, tinggi sekitar 155 cm, tidak kurus tapi berisi dan yang membuatnya semakin cantik adalah karena dia menggunakan jilbab.
Suatu hari setelah ospek selesai, aku melihat dilla sedang mencari-cari ojek yang bisa mengantarnya pulang. Namun sepertinya dikarenkan banyak mahasiswa yang menggunakan jasa ojek, tidak ada lagi ojek yang tersedia untuknya.
“Dilla kamu belum pulang ? pulang sama siapa ?” Tanyaku.
“Belum mas, ga tau nih mas aku udah order GeJek tapi ga ada driver yang ngambl orderan ku nih.”
“Ya udah dil, sama aku aja. Aku anterin ke kosmu.” Ajakku.
“Kosanku jauh mas, di daerah prawirotaman, kasian mas uus nanti harus bolak balik ke jakal lagi.” Jawab Dila.
“Gapapa dila, kalau pakai motor gak bakal jauh kok. Udah yuk naik, kalau sama mas gratis kok ga perlu order dulu.” Jawabanku penuh harap supaya Dila mau ikut.
“Hmm oke deh mas, kalau mas uus gak keberatan oke deh. Maaf merepotkan” Jawab dilla dengan senyuman manis.
Hari itu aku berhasil membonceng seorang wanita, ya, wanita pertama sejak sekian lama. Hatiku bener-bener deg-degan dan kepalaku berusaha keras untuk mencari pertanyaan-pertanyaan supaya ga garing di perjalanan.
“Itu mas kosku yang warna biru.” Dilla menunjuk kosnya.
“Loh, ini kosanmu ? ini bukannya kosan campur ya Dil ?.” tanyaku heran.
“Iya mas, soalnya aku udah mutar-mutar ga nemu mas, adanya kosan ini dan kebetulan harganya juga tidak terlalu mahal. Untuk semester awal gapapa deh mas disini dulu.” Jawab dilla.
“Hoo gitu, nanti kalau kamu butuh temen buat nyari kosan, ajak aku aja, bakal kutemenin sampai ketemu kosan paling oke dan deket kampus. Kasian kan kamu kuliah di kedokteran kosnya jauh disini.” Jawabku.
“Iyaa mas, hehe. Makasih banget ya mas. Sering-sering anterin aku, biar ga perlu bayar ojek hehehe.” Jawab dilla sambil tersenyum.
“hahaha, siapp buoss. Tapi ini aku anterin ada yang marah ga dil ? ntar disiram air keras lagi mukaku.” Tanyaku penuh harapan, semoga belum ada yang punya.
“hihihi, ga ada kok mas uus. Mas uus tenang aja.” Jawab Dilla sambil tersenyum.
“Oke deh dilla, aku balik dulu yaa, kabarin aja kalau kamu mau kemana-mana. Mas siap menunggu orderan dari dek dilla.” Jawabku
“Hihihi, okee mas uus yang lucu, hati-hati dijalan yaa mas, maaf yaa udah merepotkan.” Jawab Dilla sambil tersenyum.
“Tuhan, senyumnya itu… benar-benar…. argh ! aku harus bisa jadiin Dilla pacarku !” Bisikku dalam hati.
Aku pun balik ke kosanku, sepanjang perjalanan aku selalu mengingat hal-hal lucu, tawanya suaranya yang lembut, sifat dilla yang menggemaskan seperti anak-anak, sifat polosnya dilla, semua terbayang dalam lamunanku. Tapi dari itu semua, ada satu hal yang tidak bisa menahan sisi kelakian ku, Dadanya !!! sungguh tak dapat ku percaya, aku tak menyangka Dilla yang berjilbab dan tinggi badannya hanya 155 cm ternyata punya dada yang gede !. iya, gede gan !. Sepanjang perjalanan, setiap tanjakan, aku merasakan ada benda kenyal yang menempel dengan hangatnya di punggung ku. Dan itu adalah dada Dilla. Kalau ku perkirakan mungkin sekitar 36 B atau 34 C kali ya. Tapi yang pasti bener-bener terasa dan membuat “Jhonny” berontak dari dalam celanaku hehe. Ketika sampai di kosannya pun, ku beranikan untuk perhatikan bagian dadanya, oh tuhan… ternyata dibalik jilbab dan badannya yang kecil, terdapat dada yang gede… jilbab yang dikenakan dilla memang bukan jilbab panjang, tapi dilla menggunakan jilbab paris ala-ala mahasiswi sekarang yang menyelempangkan jilbabnya. Sehingga gundukan itu pun terlihat dari balik baju putih yang ia gunakan untuk ospek.
Sesampainya di kos, dimalam harinya sekitar pukul 20.00 , kuberanikan diri untuk chat dilla lewat line.
“Halo dilla. Lagi apa ?” . hanya itu yang ku kirim, tapi tak kunjung ada jawabannya darinya. Sambil menunggu, kusempatkan bermain RF classic, game reborn yang lagi ngehits belakangan ini. Tak terasa sudah pukul 23.00 WIB dan tak ada balasan dari dilla, jangankan balasan di read pun tidak. Alangkah malangnya nasibku ini. Aku pun tidur karena besok harus kuliah pagi-pagi.
Pukul 05.00 WIB aku bangun dan memeriksa hpku, dan ternyata ada pesan masuk dari Dilla.
“Maaf mas uus, dilla ketiduran, ini dilla baru bangun banget.”
Membaca pesan itu, hatiku berbunga. YES, ternyata hanya ketiduran, tidak dicuekkin hehehe.
“gapapa dilla, Dilla pasti kecapean. Semangat yaa buat kuliah hari pertamanya !.” balasku.
Tidak beberapa lama, kemudian Dilla membalas
“Iyaa mas uus, makasiih, mas uus juga semangaat !!”
Tak ingin chat ini berkahir garing, aku iseng-iseng menanyakan apakah Dilla mau makan siang bareng aku atau tidak..”
“Dilla, siang ini kamu kosong ga ?”
“jam berapa mas uus ? jam 12 nanti dilla kosong sih mas, baru kelas lagi jam 2, kenapa mas ?”
“Makan bareng yuk Dil, ada tempat makan enak dan murah di dekat kampus mas”
“Di daerah hukum mas ?”
“Hmm ga di hukumnya sih, tapi yaa sekitaran situ.”
“Boleeh mas, tapi mas jemput yaa hihihi”
“Okee cantik, sampai jumpa nanti.”
“hihihi mas uus bisa aja .”
Alhamdullillah, terima kasih tuhan. Akhirnya. Setelah sekian lama. Ada juga cewek yang mau sama hamba mu ini. Dan perkuliahan pun dimulai. Sepanjang kuliah, hanya Dilla yang ada didalam pikiranku. Aku sudah tidak sabar untuk segerabertemu dengannya. Dan tidak sabar untuk mengklarifikasi apakah benar yang kulihat dan rasakan kemarin. Payudara dilla, hehehehe. Jam pun menunjukkan pukul 11.45, aku pun mengirim chat ke Dilla untuk mengingatkannya.
“Dilla, jadi makan ? Aku jemput dikampus ya ?” . selang beberapa menit, Dilla pun membalas pesan yang kukirim.
“Oke mas uus, jam 12 kutunggu depan kampus yaa.” Membaca pesan balasan dari Dilla, langsung ku pacu sepeda motorku dari kampusku ke kampus Dilla.
“Sudah lama nunggu dil ? maap ya agak macet”.
“Iya gapapa mas, hihihi, yuk kita makan.”
Dilla pun naik ke atas motorku dan kami langsung makan menuju ke warung geprek yang ada di dekat kampusku. Sepanjang perjalanan, lagi-lagi aku merasakan kelembutan itu. Sangat kenyal dan hangat. Ternyata benar, dibalik tubuhnya yang kecil, terdapat bongkahan dada yang besar sekitar 36 B atau C kali ya hehehe.
“Kenyaang mas, jadi ngantuk, tapi kuliahku baru mulai lagi nanti jam 3.” Keluh Dilla dengan manisnya.
“Oh ya udah, ke rumahku aja yuk, kita nonton.” Astaga, secara spontan aku mengajakku ke rumah. Memang saat ini aku mengontrak sebuah rumah didekat kampusku, dan aku hanya tinggal sendiri disana.
“Emangnya gapapa mas ?” tanya Dilla. Degh.. sebuah pertanyaan yang tidak kusangka-sangka. Kupikir Dilla bakal langsung nolak, ternyata malah bertanya begitu.
“Yaa gapapa Dilla, kan Cuma sebentar aja lagian ntar pintu depan dibuka aja, kita nonton di ruang tamu.” Jawabku menyakinkannya.
“Hmm okayy deh kalau gitu, ayo mas ke kontrakan mas uus.” Asiiik, bisa berduaan bareng Dilla hehehe. Kami pun langsung berangkat menuju kontrakanku. Lagi-lagi, sepanjang perjalanan Dilla tidak menjaga jarak duduknya sehingga… ya benar, bantalan itu lagi lagi menyentuh punggungku. Kebetulan di jalan menuju kontrakanku jalannya memang agak rusak jadi mau tidak mau aku banyak ngerem mendadak hehehe.
“Maaf Dilla jalannya rusak jadi banyak rem gini, gak maksud apa-apa loh hehehe.” Aku menjelaskankepada Dilla.
“Memangnya kenapa mas ? kan ga ada apa-apa, Dilla juga ga kenapa-kenapa dibelakang sini.” Jawabnya dengan polos.
“Hoo okayy deh Dilla, mas kira kamu mikirnya gimana hehe.” Jawabku.
“Nggak ada mikir apa-apa kok mas, aku malah mikir pengen cepat sampai kontrakan mas, ini dijalan malah ngantuk jadinya hihi.”
“Okee deh Dilla.” Rejeki ga kemana, sepanjang jalan, berkali-kali bongkahan itu menempel di punggungku. Hangat… Jhonny pun berontak….
Kami pun akhirnya sampai di kontrakan. Kontrakanku ini sepi, jarak dari rumah satu dengan yang lainnya cukup jauh. Sehingga orang yang tinggal disana tidak bisa mendengar apa yang dilakukan rumah sebelahnya hehehe. “Maaf ya Dilla berantakan banget, ini udah kuberesin sebisaku hehehe.”
“Iyaa gapapa kali mas uus, makanya cari pacar dong biar ada yang beresin kontrakannya.”
“Hehe iya ini juga lagi usaha Dil hehe.” Dilla pun masuk kedalam kontrakan ku dan langsung duduk diruang tamu. Cuaca di kota yang cukup panas pada siang itu membuat bajunya basah karena keringat. Keringat bercucuran dari wajahnya, tapi Dilla tetap terlihat manis dengan jilbab biru muda yang ia kenakan hari ini.
“Ya udah Dilla, kamu santai aja, anggap rumah sendiri, ini mas ambilin kipas angin biar dingin dan enak nontonnya.”
“Iyaa mas uus, makasiih, pintunya kututup aja ya mas, malah panas kalau dibuka.” Jawab Dilla.
“Okee Dilla, mas sih ikut aja hehehe.” Dilla pun menutup pintu kontrakan dan kemudian mengeluarkan laptop dari tasnya.
“Mau nonton apa Dilla ? ini mas banyak film di hardisk.” Tanyaku.
“Hmm apa ya, Running man ada ga mas ?” “ o ada doong, ayo kita nonton runningman aja yaa.”
“Okee mas uus”.
Aku pun memasang hardisk eksternalku ke laptop Dilla. Karena kebelet, aku tinggal Dilla ke kamar mandi. Dilla pun kemudian membuka file Runningman yang ada didalam hardiskku. “Mas uus, ini folder runningmannya kok ada 2 yang mana ?” tanya Dilla. Karena aku ga begitu dengar apa yang dia tanya, aku pun mengatakan
“sama aja Dilla buka yang mana aja.”Teriakku. Saat aku mulai membuka celana dan mau kencing, tiba-tiba aku teringat sesuatu.
“bukannya runningman satunya itu bokep ya…” “O iyaa !!!” akupun teringat kemudian langsung menyegerakan kencingku dan keluar menemui Dilla. Alangkah malunya aku… ternyata file runningman yang dibuka dan diputar oleh Dilla itu folder Runningman isinya JAV ! aku lupa kalau meletakkan file tersebut di folder Runningman.
“Iiih mas uus, running man kok malah begituan isinya ???” tanya Dilla kaget. “eh maaf-maaf Dilla, di close ajaa.” Dilla pun langsung menekan close, namun ternyata laptopnya tiba-tiba macet dan video itu terhenti di adegan Hitomi Tanakan sedang melakukan Titfuck.
“Mas uus !! jadinya macet ini laptop Dilla !” “Maaf-maaf Dilla, sini mas uus benerin.” Akupun duduk disamping Dilla yang saat itu juga sedang melihat layar laptopnya yang sedang menampilkan gambar hitomi tanaka. Dengan gerak cepat ku tekan ctrl shift escape, kemudian aku klik end now. Akhirnya aplikasi video itu pun tertutup. Fiuuh.
“maaf ya Dilla, mas lupa kalau ada 2 folder yang namanya sama-sama runningman hehehe.” Ucapku meminta maaf pada Dilla.
“Iyaa gapapa mas uus, namanya juga laki-laki sih ya, doyannya nonton begituan.” Jawabnya dengan sangat manis sambil memajukan bibirnya. Tiba-tiba pikiranku tidak bisa fokus, lengan kiriku ternyata beradu dengan payudara Dilla… dibalik jilbab dan bajunya itu…. benar-benar… terasa… besar !!.
“Mas uus, hei ! kok malah bengong.” Tanya Dilla. “Iya maaf Dil, gede sih.” ******… akupun secara reflek ngomong seperti itu….
“hah ? maksud mas uus gede gimana ?” tanya Dilla bingung.
“nggga ada Dilla, tangan mas uus yang gede hehehe.
Ya udah ayo nonton runningmannya lagi, ini file yang bener.” Akupun membuka folder di hardisk dan menghapus folder runningman yang isinya JAV.
“Kok dihapus mas uus ? ga nyesel ? hihihi.” Tanya Dilla mengejekku. “nggak kok Dilla, mas uus tobat hehehe.”
“Yaa deh hihihi.” Kami pun nonton runningman yang beneran.
Jam menunjukkan pukul 13.45, kurang lebih sudah ada 1 jam kami menonton runningman. Tertawa dari Dilla pun sudah tidak ada, saat kulihat ternyata Dilla sudah tertidur. Hmm mungkin dia capek. Akupun masuk kedalam kamar untuk mengambilkan bantal. Dia pun tertidur diatas bantal yang aku ambilkan itu. Dilla pun tertidur dengan lelap, saking lelapnya ia tidak mengontrol cara tidurnya. Dilla tidur terlentang. Iya terlentang. Dan yang membuat darahku mendidih, jilbabnya tersingkap sehingga bagian dadanya menonjol dengan jelas. Melihat kesempatan itu, aku dengan sigap menghidupkan kamera di hpku. Dan… *ckrek* aku lupa untuk mematikan suara kamera…. tak kusangka, ternyata Dilla tiba-tiba terbangun.
“Maaf mas uus, Dilla malah ketiduran, habisnya capek banget. Udah jam berapa ya mas ?” tanya Dilla.
“nggg nggg, masih jam 2 Dilla, kamu lanjut tidur aja.” Jawabku tergagap.
“gapapa mas ? oke deh, dilla lanjut bobok bentar yaa.bangunin 15 menit lagi ya mas uus.” Jawab dilla manja.
“Okee Dilla.” Dilla pun kembali memejamkan matanya. Fiuhhhh, untung aja… aku pun langsung melihat hasil foto tersebut didalam kameraku. Dan hasilnya benar-benar fantastis ! sebuah payudara dari gadis jilbaban yang manis. Dibalik baju biru yang ia kenakan hari itu, terdapat sebuah kenikmatan hakiki bagi setiap lelaki hehehe. Melihat dilla yang kembali tidur, aku pun tidak berani melakukan hal-hal lainnya. Setelah itu tidak ada hal-hal lain yang terjadi. Dilla bangun dan kemudian akupun mengantarkan dia ke kampusnya.
Mohon saran dan bimbingannya Suhu, semoga part selanjutnya bisa mulai ekse ya hehehehe