akibat ingin lulus dengan cepat
“mama udah malu, di tanyain ama teman-teman mama, kapan dewi lulus? Kapan dewi lulus? Kamu gak malu apa?” lanjutnya. Nampak sang anak hanya terlihat menunduk tak mampu menatap mata ibunya. Dewi nama anak itu. Lebih tepatnya dewi anastasya. Seorang mahasiswi kedokteran semester 9 yang belum juga lulus dari kuliah. Tubuh nya tinggi, langsing, karena berasal dari keluarga yang kaya, dia sering melakukan perawatan yang mahal, membuat kulitnya menjadi putih dan mulus. Meskipun memakai jilbab, tapi itu tak dapat meyembunyikan lekukan tubuhnya.
“pokoknya mami gak mau tau. Kamu harus buruan lulus, ngerti kamu?” lanjut sang mama
“i…iya ma.”
—
Keesokan harinya dewi bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Dia memakasi bedak tipis di wajanya, membuat wajahnya terlihat putih dan halus. Dan lipstick pink di bibirnya. Setibanya di kampus dewi tak langsung turun dari mobilnya.
“aduh gimana nih? Apa aku harus ngomong langsung ke pak professor yah.” Katanya dalam hati
Setelah berdilema akhirnya dewi memutuskan untuk berbicara kepada professor mengenai kelulusannya. Setelah selesai mata kuliah, dewi menghubungi professornya.
“selamat siang prof, saya dewi, saya mau bertanya mengenai kelulusan saya.”
“oh iya boleh, kamu keruangan saya sekarang.” Balas sang professor
Setelah tiba di ruangan professor tersebut, dewi mengetuk pintu.
Tok tok tok
“iya silahkan masuk.” Kata professor.
Dewi pun melangkah masuk ke ruangan professor itu, di ruangan itu hanya ada dewi dan sang professor. Professor ini sudah berumur 80 tahun, dengan kepala botak dan wajah yang keriput. Tubuhnya juga kurus seperti orang tua pada umumnya.
“silahkan duduk,” lanjutnya
“iya prof.”
“boleh saya tawarkan minum?”
“eh gak usah repot repot prof.”
“udah gak papa.” Professor tersebut kemudian memberikan gelas besar kepada dewi berisikan cairan putih yang kental. “silahkan dihabiskan. Dewi yang melihat cairan itu awalnya merasa jijik. “kalau kamu gak mau habisin minuman itu, kamu boleh keluar dari ruangan saya.” Dewi dengan terpaksa mengeguk minuman itu, minuman itu hangat dan rasanya sedikit asam. Aromanya pekat. Dewi meminum cairan yang hampir seliter itu dengan sangat terpaksa karena ingin lulus. Professor itu sendiri melihat dewi meneguk cairan itu dengan kontol yang sudah sangat tegang.
Setelah meminum cairan itu dewi merasa kepalanya pusing, tapi tetap mempertanyakan mengenai kelulusannya.
“jadi gini…prof…saya mau……bertanya….mengenai kelulusan…saya.” Cara bisa dewi yang seperti orang mabuk dan matany yang lesu membuat professor itu berdiri dari kursinya dan menghampiri dewi, mengetahui obat yang dia berikan telah bekerja.
Melihat mata dewi yang sudah tidak fokus, professor itu meraba muka dewi yang halus, sambi berbisik, “sekarang kamu akan kujadikan budak seksku.” Itu kata-kata terakhir yang dewi ingat sebelum tertidur.
Meskipun hanya dapat menatap kedepan tapi dewi dapat merasakan tubuhnya telanjang hanya masih menggunakan jilbabnya. Dia merasakan kedua putinnya di pasangkan sesuatu alat yang terus menerus menghisap putingnya. Di kursi yang dia duduki terdapat dua buah lubang yang tepat berada di depan memek dan anusnya.
Tiba-tiba suara professor terdengar di telinga dewi, “bagaimana tidur mu cantik?” tanya professor itu dengan suara khas orang tua.
“a…apa ini prof? lepaskan saya. TOLONG TOLONGG” dewi meronta-ronta di kursinya, tapi apa daya ikatan itu sangat erat, dewi bahkan tidak bergerak sedikitpun.
“percuma cantik.” Kata professor itu kini telah berada di hadapan dewi. Dia meraba wajah halus dewi dengan tangannya yang keriput. Dewi cuman bisa bergidik ngeri karenanya. “aku akan melakukan eksperimen kepadamu sayang dan tak ada yang bisa kau lakukan untuk mencegah itu.” Lanjutnya
“……?” raut wajah dewi terlihat heran eksperimen apa? Katanya dalam hati
Seperti bisa membaca pikiran dewi, si professor menjawab, “aku akan menjadikanmu budak seks, dewi anastasya.”
“ti..tidak, itu tidak mungkin. Kau tidak bisa merubahku kakek brengsek.” Raung dewi
“oh yah? Apakah kau lupa kalau aku ini specialist apa?” tanya si professor, dan seketika dewi menjadi takut. “benar sekali cantik, specialist rekayasa pikiran. Setelah bertahun-tahun mempelajari pikiran manusia, aku bisa mengutak-atik pikiran manusia menjadi apapun yang aku mau. Contohnya saja, karena rasa takut yang di produksi oleh otak mu, aku bisa membuatmu meminum sperma sebanyak itu. Hahaha”
Dewi mengingat cairan putih kental yang dia minum di ruangan professor itu, seketika dia menjadi mual.
“tenang saja sayang, sebentar lagi kau akan menikmati rasa sperma itu, bahkan aku akan mebuatmu memohon-mohon untuk diberikan sperma.”
“tidaakkkk, lepaskan aku bajingan. Orang tuaku pasti akan mencariku ketika aku tidak pulang ke rumah, tunggu saja.”
“apakah kau yakin? Aku sudah menelfon ibumu tadi, aku bilang kau akan mengikuti pelajaran tambahan selama 3 hari bersamaku, dan dia nampaknya senang-senang saja mendengarnya.”
Mendengar itu dewi hanya bisa terdiam.
“sekarang mari kita mulai eksperimennya.”