Agatha Pricilla x Ahmad Dhani

Pagi hari itu cuaca cerah. Awan tak mau menunjukkan wujudnya. Hanya birunya langit dan cerahnya mentari hiasi pagi. Memberikan asupan vitamin D kepada kulit orang-orang yang beraktifitas di bawahnya. Di sebuah rumah yang lumayan besar, Agatha Pricilla sedang bersiap-siap memakai baju. Perempuan muda dan cantik itu terlihat sedang berdandan dengan setumpuk make up di depannya. Dia memakai baju casual dengan warna dan model yang cocok dengan tubuhnya. Celana panjang dan baju atasan kaos ditutupi sweater. Rambutnya yang indah terurai rapi. Terlihat sangat cantik pada pagi hari itu. “Mau kemana nih anak mamah udah cantik?” ujar mama Pricill dengan penasaran. “Eh, iya mah. Aku lupa bilang ya sama mama. Aku mau kolab gitu sama Al Ghazali. Lumayan menarik proyeknya,” jawab Pricill. “Al Ghazali siapa ya?” tanya mamanya menyelidiki. “Ya ampun, mama kuper deh. Itu loh anaknya om Ahmad Dhani. Yang pertama,” tutur Pricill. “Oalah, si Al itu ya. Mama tahu kalau dia. Ngomong-ngomong kalian ketemu dimana?” tanya mama lagi. “Di rumahnya Al mah, Pricill sama Pak Hadi (supir) nanti jam 9 berangkat. Kita janjian jam 10.” ujar Pricill. “Oh, oke. Emang keburu berangkat jam 9? Macet lho,” tanya mama lagi. “Iya mah, insya Allah. Pricill sudah perhitungkan kok waktunya,” tanya Pricill. “Yaudah deh, cepet sarapan dulu sana, sukses ya anak mama,” “Makasih mama….” ujar Pricill… Pricill dan Pak Hadi supirnya sudah jalan dengan mobil. Jalanan tidak terlalu macet imbas covid-19 yang menanjak lagi. Hal itu dimanfaatkan Pricill dan Pak Hadi untuk dapat sampai lebih cepat di rumah Ahmad Dhani. “Cantik amat neng? Pasti agenda sekarang penting ya?” ujar Pak Hadi membuka pembicaraan. “Eh, iya pak. Aku mau ngobrolin rencana kolab aku dengan Al Ghazali. Kalau ini sukses mudah-mudahan karir aku bisa semakin naik.” jawab Pricill. “Wah cocok tuh, sayang si Al katanya udah nikah sirri ya, kalau belum gebet aja neng hihi” goda Pak Hadi. “Ah, bisa aja si bapak. Ini profesional kok pak. Gak ada pikiran ke sana hehe” jawab Pricill. “Berarti nanti kita bakal ketemu bapaknya Al juga donk ya, Ahmad Dhani,” tanya Pak Hadi kepo. “Nggak tahu sih pak, kalau ada di rumah mungkin ketemu.” jawab Pricill. Tiba-tiba handphone Pricill berbunyi. Dia menerima pesan whatsapp dari Al. “Jadi ke rumah kan?” tanya Al. Pricill pun membalas pesan itu, “Jadi, ini udah di jalan.” jawabnya. “Oke, ditunggu ya.” ujar Al. Pricill dan supirnya pun sampai di rumah Ahmad Dhani. Sebuah rumah yang lumayan besar dan eksentrik. Walaupun tidak sebesar para sultan muda seperti Rafi Ahmad, tapi rumah Ahmad Dhani mempunyai gaya yang unik. Seperti pemiliknya yang seorang seniman, rumahnya pun mempunyai cita rasa seni yang tinggi. “Neng, bapak mau anter nyonya arisan dulu ya. Nanti sore bapak jemput lagi ke sini.” ujar Pak Hadi kepada Pricill. “Oh iya pak gak apa-apa. Nanti aku kontak ya kalau udah selesai,” jawab Pricill. “Oke neng” Pak Hadi pun kembali menaiki mobilnya dan meninggalkan Pricill. Pricill kemudian dipersilahkan masuk oleh penjaga keamanan di rumah Dhani setelah sebelummnya ditanya terlebih dahulu apa keperluannya. Di ruang tamu sudah ada Al Ghazali yang menunggu. “Hai Priss, nice to meet you.” ujar Al. “Eh iya, salam kenal ya Al” jawab Pricill. “Silahkan duduk, makasih ya udah dateng.” balas Al Ghazali sebagai tuan rumah. “Eh iya makasih..” jawab Pricill. “Hhm…. naik apa ke sini? Macet gak?” tanya Al basa basi. “Aku diantar supir sih, gak macet soalnya PPKM.” jawab Pricill. “Yaudah, minum dulu aja…” Al Ghazali mempersilahkan.. “Eh, ada tamu, cantik lagi. Kamu kok gak bilang-bilang papa Al,” ujar Dhani yang tiba-tiba muncul dari ruang tengah. “Eh, om Dhani. Salam kenal om, aku Pricilla. Ke sini mau collab sama Al.” ujar Pricill mempersilahkan. “Oh iya pah, ini Pricill, musisi juga. Dulu dia grup musik blink. Sekarang solo karir,” ujar Al memperkenalkan Pricill. “Ah iya, bagus. Nanti jangan asal-asalan lho bikin karyanya. Pokoknya harus meledak di pasaran,” nasehat Dhani. “Iya om, kami mohon bimbingannya.” ujar Pricill. “Oke, Priss. Jadi gue punya rencana bikin singel gitu. Tapi gue mau duet sama artis cewek. Gue liat lu potensial banget. Dari segi penampilan menarik, suara juga bagus. Untuk lagu gue sendiri yang ciptain. Nanti kalau kamu setuju kita bisa recording. Terus pembuatan video klip. Nanti diupload di kanal youtube gue. Untuk hasil adsensenya nanti kita bagi-bagi sesuai kontrak,” papar Al Ghazali. “Wah, makasih ya, gue seneng bisa kolab sama artis senior kayak lu. Bisa liat contoh lirik dan lagunya gak?” tanya Pricill. “Oke, gue kirim versi demonya ya.” ujar Al. Dia memberikan Pricill sebuah Flashdisk. “Nanti kamu dengerin aja di rumah,” ujar Al. “Ngomong-ngomong kamu dah punya pacar belum?” tanya Al. Pricill kaget tiba-tiba ditanya begitu,”Hhm… dah lama putus sih..” ujar Pricill. “Wah, jomblo donk ya..” hehe. “Mas Al sendiri istrinya dimana sekarang?” tanya Pricill keceplosan. “Istri apaan? Wah, ngawur kamu. Itu cuma gosip aja,” ujar Al. “Hehe iya mas, sory. Habis rame di infotainment kalau om Al nikah sirri,” ujar Pricill. “Memang kurang ajar infotainment itu, bikin isu yang tidak-tidak.” ujar Al. Mereka pun ngobrol ngalor ngidul dengan asyik dan santai. Tak terasa hari mulai siang. Al kemudian menyuguhi Pricill makan siang. Mereka pun makan siang bersama di rumah estetik tersebut. Setelah makan, Pricill bermaksud untuk pamitan dan meminta Pak Hadi untuk menjemput. Saat akan menghubungi Pak Hadi, tiba-tiba Dhani datang di hadapan Al dan Pricill. “Wah, sudah beres nih ngobrol soal projeknya?” ujar Dhani. “Eh iya pah” “Iya om sudah, nanti diagendakan lagi pertemuan selanjutnya.” ujar Al dan Pricill. “Al, kamu ditanyain Mami (Mulan) tuh, katanya mau nganterin belanja ke IKEA.” ujar Dhani. “Oh iya, Al lupa. Ada janji sama mami. Oke sekarang Al jemput ke DPR. Tapi Pricill gimana ya pak?” “Gak apa-apa Al, aku mau pulang sekarang kok,”. ujar Pricill. “Tenang aja Pricill, om temenin kamu ngobrol. Masih siang ini.” ujar Dhani. “Iya pah, kasian Pricill, temenin dulu ngobrol, gak usah buru-buru,” ujar Al. “Hhm.. iya deh boleh…” ucap Pricill. Al pun meninggalkan mereka berdua untuk berganti pakaian. Kemudian Al pamit kepada Dhani dan Pricill. “Om Dhani, jujur aku ngefans lho dari dulu sama om Dhani dan Dewa. Lagu-lagunya keren-keren.” ujar Pricill memulai pembicaraan. “Ah kamu bisa ajaa haha..” ujar Dhani. “Hehe serius om. Ngomong-ngomong sendirian aja di rumah? yang lain pada kemana?” tanya Pricill. “Ya kamu tahu sendiri lah. Anak dan istri om sudah punya pekerjaan semua. Cuma om aja yang pengangguran hehe,” ujar Dhani. “Kalau Om Dhani sekalipun pengangguran pasti produktif dan menghasilkan karya yang mahal,” ujar Pricill. “Ngomong-ngomong kamu dah pernah ngeseks belum?” tanya Dhani. Pricill kaget mendadak ditanya begitu. “Eh om, kok nanya itu ya. Hhm….” dia bingung menjawab, karena sebenarnya dia sudah pernah dengan pacarnya dulu. “Kamu kok kaget gitu? Artis baru ya? Di dunia artis biasa lho bahas soal seks begini. Ganti-ganti pasangan juga biasa. Yang penting jangan direkam aja. Kalau direkam itu yang bahaya.” ujar Dhani. “Kok om nanya begitu ke aku?” tanya Pricill. “Habis kamu cantik dan seksi sih, masih muda lagi!” ujar Dhani. “Om udah lama gak dilayanin Mulan, dia sibuk jadi wakil rakyat. om sange nih liat kamu,” ujar Dhani blak-blakan. “Eh, maaf om. Tapi… Aku takut….” ujar Pricill. “Tenang aja, safe kok. Lagian pasti kamu juga udah gak perawan kan?” tanya Dhani. Dalam hati Pricill terjadi pergolakan batin. Dia tidak menyangka bahwa Dhani akan secepat itu mengajaknya bersetubuh. Namun tak dapat dipungkiri, dia sedang merasa sange juga dengan Dhani. Entah pelet atau pesona apa yang dipunyai oleh Dhani. Mungkin inilah kelebihan Dhani yakni bisa membuat wanita tiba-tiba mabuk kepayang. Dia yakin juga bahwa ajakan Dhani untuk langsung naik ke ranjang bukan tanpa perhitungan. Dia pasti sudah dengan masak memperhitungkannya. Namun dia masih ragu, apakah akan langsung menurut atau tidak. Pricill sepertinya tetap ingin terlihat jual mahal. Walau sebenarnya dalam pikiran dia menerima ajakan Dhani. “Ehhh… maaf om, aku gak bisa… Aku harus pulang…” ujar Pricill jual mahal… “Hehe… perkataan kamu tidak sesuai dengan gestur kamu… Udah ngaku aja.. kamu juga sange kan?” ujar Dhani. “Sial, kok tua bangka ini bisa baca pikiran aku,” ujar Pricill dalam hati. “Hhm…. yaudah, terserah Om Dhani deh!” Akhirnya Pricill luluh juga. “Sial, kenapa gue bilang begitu akhirnya!” ujar Pricill dalam hatinya. Namun dia pasrah saja, toh mungkin dia juga akan dapat yang enak-enak. Dia hanya takut aksinya sekarang menjadi skandal. Tapi kelihatannya rumah Dhani memang aman untuk mereka melakukan apapun juga, Kecuali kalau memang aksi mereka terekam CCTV dan rekamannya tersebut. Pricill dan Dhani berjalan menuju kamar Dhani. Sebuah kamar megah yang biasanya menjadi saksi keganasan seks Dhani dan Mulan. Di ranjang yang besar Dhani dan Pricill sudah duduk bersama. Mereka berdua kemudian berdiri turun dari ranjang. Dhani sudah langsung berdiri di belakangnya dan memeluk tubuh perempuan cantik yang montok dan sintal ini. Mungkin karena tidak ada ruang gerak lagi akhirnya Pricill pasrah dirinya dipeluk Dhani dari belakang. Tercium bau wangi shampoo dari rambutnya. “Aduh Pricilla , rambut kamu wangi,ya” sambil tangan Dhani meraih rambut Pricill kemudian mengelus-elusnya. ”Om Dhani jangan, aku geli,,,” , “Emang Priss nggak pernah berbuat kayak gini?” Pricill hanya diam saja tidak menjawab. Dhani lalu kembali memeluk perut Pricill dari belakang. Tampak dari cermin wajah perempuan cantik ini terkejut dan memerah. Waktu Dhani menaikan pelukan di Payudaranya, tangan perempuan cantik ini disilangkan ke depan Payudaranya.” Om Dhani, aku malu,..” sambil dia berputar ke arah depan Dhani. Dhani melihat wajah Pricill yang bersemu kemerahan, lalu dengan cepat Dhani mempererat pelukan hingga wajah mereka mendekat, tidak lama bibirnya segera dilumat Dhani. Pertama lidah Pricill begitu pasif, tangannya sudah memeluk badan Dhani. Dhani merasakan badan perempuan cantik ini gemetar menyambut ciuman, detak jantung mereka seolah seirama. Saat bibir perempuan cantik ini terbuka Dhani memasukkan lidahnya. Ragu-ragu Pricill menyambut lidah Dhani. Libido Pricill terpacu dan gairah seksnya meninggi. Perlahan tangan Om Dhani menyusuri punggungnya dan melepaskan kaos perempuan cantik ini . Om Dhani meraba naik turun dari pantat menuju ke perut. Perlahan kaitan bra Pricill dibuka Om Dhani, dan Om Dhani langsung mengelus dan meremas-remas payudara Pricill yang besar dan menggoda itu, Om Dhani merasakan semakin diraba, nafas perempuan cantik ini menjadi berat dan pendek-pendek. “Om Dhanii jangan, Om Dhanii…ah” rintihan yang keluar dari mulutnya ketika tangan Om Dhani mulai menjamah ujung celana dalam yang di pantatnya, lidahnya semakin liar seiring tangan Om Dhani yang menuju gundukan pantatnya. “Ah…uh…Om Dhani aaa…”. Tangan Om Dhani meremas lembut gundukan pantat perempuan cantik ini, kakinya berjinjit naik seiring tekanan naik dari remasan tangan Om Dhani. Kukunya mencengkram erat punggung Om Dhani. Ciuman Om Dhani pindah menyusuri leher jenjang yang telah banjir dengan keringat dari Pricill yang cantik dan sintal ini. Perlahan ciuman Om Dhani turun sampai ke target utamanya yaitu payudara montok milik Pricill yang putih dan kenyal, Om Dhani mencupang payudara putih itu, “ Eerrrrhh…Om Dhaniiiii.. haaah…” tubuhnya mengejan dan merapat ke tubuh Om Dhani, saat tangan Om Dhani yang menjelajah punggung dan pantatnya telah turun ke belahan paha. Dengan sedikit sentakan kedua tangan Om Dhani telah melorotkan celana dalam perempuan cantik ini. Tangan kanan Om Dhani membelai lipatan pantatnya dan merasakan anusnya yang lunak. “Uuh….., aku geli” tiap kali Om Dhani menyentuh anusnya. Ciuman Om Dhani telah meninggalkan cupang merah di leher dan di payudara perempuan cantiik ini. Bibir Om Dhani ikut turun ke Payudara montok perempuan cantik ini, bra yang telah terlepas melonggar dan memberikan kesempatan Om Dhani untuk mengecup payudaranya. Tampak puting yang kemerahan yang jarang terjamah laki-laki, tangan Om Dhani menyusuri memutar kedua payudara, kecupan menjelajah di antara ketiak dan daerah sekitar payudara, tubuh Pricill kian menyusup menahan kenikmatan,” Om Dhaniiiii , aku geli aaaaah,,,” kedua tangannya merangkul dan menekan kepala Om Dhani ke payudaranya, nafasnya semakin memburu. Om Dhani menempelkan telinga ke Payudara montok perempuan cantik ini, detak jantung terdengar semakin kencang. Tiba-tiba Om Dhani membalikkan badannya menghadap ke cermin,merah padam wajahnya melihat tanggan Om Dhani telah memegang payudaranya, kedua putingnya ditaruh di antara jari-jari Om Dhani, kemudian secara cepat Om Dhani melucuti celana dalam dan branya. Om Dhani cepat membuka baju dan celananya sendiri. Om Dhani mendudukkan Pricill ke pangkuannya, tangan kanan perempuan cantik ini diarahkan ke penisnya. Pricill terkejut dan berusaha menarik tangannya, tapi Om Dhani buru-buru merapatkan badannya. “Pegang aja sayang, ok”, tubuhnya melemas waktu Om Dhani menarik puting Payudaranya dengan tangan kiri. “Och.., Om Dhaniii” lirihnya. Dengan jari Om Dhani memelintir puting yang masih kenceng itu. Tubuh Pricill mengejan, punggungnya menempel ke Payudara Om Dhani dan tangan kanannya meremas penis Om Dhani dengan lembut. ”Enak Priss ??”, “Aah…” . Cuma itu yang dia bisa jawab di antara puncak birahinya. Bibir Om Dhani tak henti-henti mengecup Payudara sebelah kanan dan tangan Om Dhani aktif menarik puting payudara kiri itu hingga badan perempuan cantik ini bergemetaran. Om Dhani memangku Pricill di atas paha, Om Dhani membuka ke dua paha perempuan semok nan binal ini hingga menampakkan jajaran jembutnya menghiasai bukit kemaluaanya. Ketika kepalanya diarahkah Om Dhani ke belakang, Om Dhani mencium bibirnya dengan lidah merekka saling membelit, kemudian tangan Om Dhani turun membelai helaian jembutnya. Tangan kiri Om Dhani yang aktif memilin puting payudara dan yang kanan membelai jembutnya. Suatu pemandangan yang eksotis. Mengingat Pricill adalah seorang perempuan cantik yang seksi, hari ini semua lekuk-lekuk yang tertutup itu bisa dilihat dan dinikmati Om Dhani. Putingnya telah memerah karena ditarik dan dipilin Om Dhani, keringat deras mengalir di Payudara dan punggung perempuan cantik ini, tangannya tetap meremas-remas penis Om Dhani dengan lembut. Ketika tangan kanan Om Dhani mulai turun dan menyusuri bukit kemaluannya, tubuhnya mulai menggeliat dan menggigil. Om Dhani mencari benda sebesar kacang di ujung bukitnya. Ketika Om Dhani mendapatkan lalu ditekan perlahan “Owwwuuuhhhhh….Om Dhaniii, kau apakan tubuhku ini Om Dhaniii?”, ”Rilex Priss , enak bukan?”, ”Uuhhhhh,stttttss…….iyaahh hahh yaaah nikmaat, enaaakh…..” Pricill hanya merancau sambil meremas penis Om Dhani. Tangan Om Dhani kemudian mengusap ke klitoris perempuan cantik ini. ”Sssssssttttts, aaaah” ketika tangan Om Dhani menyapu klitorisnya. Perlahan tangan kiri Om Dhani turun menelusuri labia mayora. Om Dhani menarik salah satu labia mayora, digosok dengan jempol dan jari telunjuk. ”Ahhh….geli….”, teriaknya sambil kepalanya mendongak dan berusaha merapatkan kakinya tapi tertahan oleh kedua paha Om Dhani. Nafasnya semakin tersenggal mana kala tangan kanan Om Dhani dengan gerakan vertikal menggosok lubang kencingnya dan klitorisnya. ”Akuuu…pingin pipis….”. “Pipis aja Priss Ngak usah ditahan”, Om Dhani mempercepat putaran tangan pada klitorisnya. ”Aah…ah….ah…..Om Dhaniiii aku pipisssss”, kedua pahanya diangkat merapat di atas paha Om Dhani. Om Dhani merasakan klitoris perempuan cantik ini berkedut-kedut dan cairan hangat meleleh dari sela pahanya yang turun membasahi paha Om Dhani. Om Dhani melihat dari cermin di mana Payudaranya membusung dan kepalanya mendongak disertai hentakan badannya yang mengelinjang tidak karuan, seolah Om Dhani menyaksikan pemandangan yang luar biasa. Badannya kemudian melemas, Om Dhani menurunkan perlahan dari pahanya dan menidurkan perempuan cantik yang montok dan sintal ini di meja ruanga itu. Nafasnya masih memburu dan butiran keringat membasahi wajah dan tubuhnya. Om Dhani menurunkan ciuman ke hidungnya, kedua pipinya trus dikulum bibirnya, lidah mereka kembali saling membelit. Ketika Om Dhani mengangkat kepalanya, kepala perempuan cantik ini juga juga terangkat seolah tidak mau melepas bibir Om Dhani. Om Dhani mengambil posisi di samping kanan Pricill , tangan kiri Om Dhani merangkul pundak perempuan cantik ini melewati lehernya dan mengelus payudara kiri. Perlahan bibir Om Dhani turun ke leher perempuan cantik ini dan tangan kanannya mengelus payudara dan putingnya. Berlahan lidah Om Dhani berputar di payudaranya kanan dan kiri bergantian sambil menyusuri wangi ketiak Pricill . Payudara Pricill terangkat bergelinjang menahan geli, ketika lidah Om Dhani menelusuri bagian bawah payudara kembali tangannya menekan kepala Om Dhani. “Priss boleh aku mencium putingmu?” wajah perempuan cantik ini memerah seketika, kemudian matanya terpejam dan menganggukan kepala. Om Dhani menyergap puting sebelah kiri yang sudah menonjol merah, menghisap lembut dan menjilat dalam mulutnya melingkar-lingkar. “Aaah. Sssstttttt…….” tangan kanannya mengelus punggung Om Dhani dan tangan kirinya menekan kepala. Om Dhani merasakan keringat asin dari puting perempuan semok ini dan merasakan getaran tubuhnya. Tangan kiri Om Dhani aktif memilin puting yang lain, tangan kanan menarik punggungnya. Punggungnya telah dibasahi keringat, lembut punggungnya menandakan tidak pernah dijamah laki-laki. Kemudian bibir Om Dhani beralih ke puting kanan meninggalkan bekas gigitan di sekitar puting kirinya. “Ah…uh….” desahan yang keluar dari bibir Pricill di saat putingnya tenggelam di bibir Om Dhani. Om Dhani menggigit lembut, menarik ke atas, Pricill meremas-remas sprei sambil tangan kirinya menekan tengkuk Om Dhani. Sementara tangan kanan Om Dhani menggapai klitorisnya. Masih meleleh lendir licin keluar dari memek perempuan cantik ini, Om Dhani mengusap vaginanya dan menggunakan lendirnya untuk membasahi klitorisnya. Mata perempuan cantik ini kembali mendongak bergetar, hanya terlihat putih di kelopak matanya. Om Dhani menggigit puting kirinya dengan cepat. Kedua tangan Om Dhani melesat mengangkat pantatnya, terlihat warna pink di sekitar kemaluan hingga membangkitkan gairah Om Dhani. ”Om Dhani…. jangan…”, saat Pricill melihat kepala Om Dhani berada di antara dua pahanya, dengan lembut Om Dhani menjilat klitorisnya, ”Aah….Om Dhani…, jangan”, tubuhnya mengejan melengkung, kedua tangannya mencengkram sprei dan kepalanya kembali terdongak. Om Dhani mamasukkan ujung klitorisnya ke bibirnya sampai semua masuk ke bibir Om Dhani, Om Dhani menggigit pelan-plan. “Aah…aah…aduh…. …. aku ngilu” . Kedua paha perempuan cantik ini menjepit erat kepala Om Dhani.” Om Dhanii….aku mau pipis lagi Om Dhanii” kepala Om Dhani tersangkut. Di paha Om Dhani air mani mengalir dari lubang pipisnya mengenai lidah. Waktu kececap rasanya seperti meminum bir pahit. Tampak lelehan lendir membasahi sprei di bawah pantat Pricill. Om Dhani mengamati wajahnya yang sudah mencapai orgasme, benar-benar menggetarkan, lalu Om Dhani membuka paha perempuan cantik itu dan menindih tubuhnya. Tiba-tiba Pricill membuka matanya, “Om Dhani masukinn masukiiin” kata Pricill lirih ”Te..terimakasih Om Dhani, aku dari semula emang menganggumimu….makanya aku rela engkau jamah”. ”Terima kasih, Priss . Memandang Pricill yang sudah terserang birahi Om Dhani menaruh tangan di atas payudara perempuan cantik ini sementara tangan satunya membantu kontolnya untuk menggosok vagina Pricill. Perlahan kontol Om Dhani mendesak masuk ke memek Pricill , perlahan namun pasti pahanya semakin dilebarkan. ”Om Dhani..…trus….Om Dhani…..”, antara nafsu dan janji berlahan kata hati Om Dhani menguasai pikirannya. Om Dhani melambatkan gesekan mencabut ujung kontol dari memek Pricill , Om Dhani menghempaskan tubuh ke samping Pricill . Perlahan Pricill membuka mata. ” Kenapa Om Dhani? Aku sudah hampir nyampe? Nggak enak?”,”Hah? Kenapa berhenti Om Dhani”. Rangsangan jari Om Dhani ini membuat Pricill menggeleng-gelengkan kepala, tangan Om Dhani meraih puting susu perempuan cantik ini yang tampaknya dia semakin terangsang, dia menempatkan payudaranya tepat di mulut Om Dhani dengan sekali gerakan meraih puting kirinya, dengan bibir digigit pelan-pelan dan dikulum dengan buasnya. Perlahan tangan Om Dhani berpindah menarik punggungnya agar Payudara perempuan cantik ini dirapatkan ke Payudaranya, rasa hangat menerpa Payudara Om Dhani keringat mereka saling menyatu. Om Dhani menempatkan kontol ke posisi vertikal. Pricill kemudian mengesek naik turun kontol Om Dhani yang sudah berada tepat di belahan memeknya. Bibir Om Dhani menggigit lembut pundak perempuan cantik ini dan tangannya mengelus pantat bulatnya, Om Dhani menarik keluar sebagian labia mayoranya hingga menggesek kontolnya. Wajah horny Pricill sungguh luar biasa, matanya membeliak tiap kali jari Om Dhani menusuk-nusuk memeknya, tubuhnya beringsut mundur sehingga kepala kontol Om Dhani masuk ke dalam vaginanya yang telah banjir oleh lendir cintanya. Lidah mereka saling bertautan, nafas mereka semakin memburu. Kepala kontol Om Dhani tenggelam di gerbang vagina Pricill , tempo gesekan semakin cepat. Om Dhani melihat Pricill tertunduk melihat kemaluannya dengan menggigit bibirnya. “ Miliki aku, Om Dhaniii…”. Kemudian dengan menarik nafas panjang Pricill menaikkan tangannya di atas dada Om Dhani, dengan gerakkan sedikit melengkung dimasukkan seluruh batang kontol Om Dhani hingga ke dasar vaginanya. ”bless…ach…Om Dhaniiiih, aku…..” tubuhnya langsung roboh ke tubuh Om Dhani. Om Dhani mengangkat pantat agar kontolnya tidak lepas dari vaginanya. Mereka terdiam sesaat, Pricill mengangkat wajahnya yang dihiasi senyum walaupun ada air mata di sudut matanya.” Perih Om Dhani, sakit”, ”Iiya dek,nanti coba digesek pelan-pelan”. Perlahan Pricill mulai menaikan pantatnya. ”Sssssshhhhhh……Om Dhanii….”, kemudian tubuhnya diangkat ke atas dengan hanya bertumpu pada lututnya. ” Coba jongkok Priss , biar Om Dhani lihat”. Pricill berjongkok dengan kontol Om Dhani yang masih tersarung di memeknya, ”Sssshhhhtttt…ah…Om Dhanii.. aku ngilu”, sambil mangangkat pantatnya. Om Dhani menahan pinggul perempuan yang sintal itu agar kontolnya tidak lepas dari vaginanya. “Om Dhani.. Om Dhaniiii…Om Dhanii…ouch” kontol Om Dhani keluar masuk dengan lancar, tiap kali ditarik vaginanya seolah ikut tertarik. Rasanya kontol Om Dhani dipilin-pilin oleh memeknya diurut lubang peret Pricill . Lubang yang sempit itu lama kelamaan semakin menjepit kontol Om Dhani seiring dengan makin terangsangnya Pricill . Lututnya kembali diturunkan, jembut mereka menyatu. Tangan Om Dhani aktif meremas dan memilin puting perempuan cantik ini. Gesekan yang dirasakan kontol Om Dhani keluar masuk vagina Pricill semakin terasa ditambah denyut-denyut di dalam memeknya tiap kali Pricill memasukkan kontol. Om Dhani mengangkat pantat dan pinggul agar penetrasi semakin dalam. ” Om Dhani aku mau nyampe…”, “iya sayang kita sama-sama, di dalam apa di luar?” Pricill tidak menjawab ia hanya menggeram nikmat, Om Dhani juga merasakan ujung kenikmatannya akan keluar. “Ooch…ah…..uh…” nafasnya semakin pendek-pendek dan berat. ”Pricill , Om Dhani juga mau nyampe” digigitnya bibirnya seolah menahan kenikmatan. Akhirnya tidak lama lahar Om Dhani sudah mendesak keluar. ” Pricill ….. Om Dhani nyampe…….ah….” dengan kerasnya Om Dhani mengangkat pantatnya, laharnya menyembur memenuhi lorongnya., Pricill masih bergoyang di atas kontol Om Dhani. “Om Dhanii…aku juga…..aaahhhh ” Tiga goyangan Pricill mengejan di atas tubuh Om Dhani, Om Dhani merasakan tubuh perempuan cantik ini melengkung dan kepalanya mendongak kemudian turun cepat ke dada Om Dhani, tangannya memeluk tubuh Om Dhani dan kukunya menancap di punggung Om Dhani, Dada mereka saling menempel hingga Om Dhani merasakan detak jantungnya yang cepat. Kontol Om Dhani serasa diurut-urut oleh vagina perempuan cantik ini, tangan Om Dhani memeluk tubuhnya erat, 10 detik dia terdiam diiringi helaan nafas yang memburu menyembur telinga Om Dhani. Setelah birahi melanda, keringat mereka saling melekat satu sama lain. Om Dhani membiarkan Pricill beristirahat di atas tubuhnya, tak lama kemudian kontol Om Dhani mengecil dan keluar dari vaginanya, serasa lendir mereka meleleh turun mengalir di sela paha dan membasahi sprei. “Ya ampun… apa yang telah aku lakukan…” ujar Pricill menyadari apa yang telah terjadi. Pricill segera mundur menjauhi Om Dhani. “Terima kasih ya Pricill mau melayani mas. Akhirnya hasrat om tersalurkan..” ujar Dhani. “Mas, tolong jangan bilang siapa-siapa ya.” ujar Pricill. “Oke, aman pokoknya..” ujar Dhani.