True Love (An Absurd Story)

It won’t…
Just enjoy…. **** Hujan angin, petir menyambar…. Suara dering telepon itu nyaris tak terdengar. Lelaki itu memandang ke arah jam di meja di sampingnya, masih jam dua dini hari. Sedikit menggerutu ia mengambil telepon itu. Ia terkesiap dan terjaga. **** Gadis itu mengigil kedinginan di terminal bus antar kota yang mulai sepi ditinggal para pengguna yang memang sudah ditunggu para penjemput sedari tadi. Kemeja satin lengan panjang dan celana bahan yang dikenakannya memang tidak cocok untuk perjalanan malam seperti ini. Hujan angin yang mendadak mengguyur membuat rasa dingin makin menusuk. Dan bajunya yang basah akibat hempasan air hujan membuat kemejanya melekat erat dikulitnya. “Neng…. Mending ikut abang daripada kehujanan begini…. Tuh bajunya udah nyeplak gitu…” Seorang preman mabuk datang, duduk rapat di sampingnya dan dengan kurang ajarnya meremas paha sang gadis Sang gadis menggerakkan lehernya tidak nyaman ketika preman mabuk itu semakin berani dan mencium dan menjilati leher jenjangnya. Tangan kasarnya semakin kasar meremasi payudaranya dengan kasar dari balik bajunya. ****** “Kemana aja sih… Lama amat….” Kata sang gadis dengan nada jutek ke arah lelaki yang baru saja mengunci leher sang preman hingga pingsan dan menidurkannya di bangku panjang tempat tadi ia melecehkan sang gadis. Lelaki itu memandang sang gadis dengan tatapan putus asa dan pasrah. Ia menghela nafas panjang sambil tersenyum menggeleng gelengkan kepalanya, melihat sang gadis yang berderap bergegas berjalan mendahului dirinya menuju lobby di mana mobil mereka terparkir. Never wise to poke a wounded tigres… Keduanya berkendara dalam diam, sang lelaki sudah kenal betul dengan sifat gadis di sampingnya yang sedang merengut itu. ***** Lelaki itu sedang membuat segelas coklat panas ketika sang gadis masuk ke dapur, sudah terlalu larut untuk memaksa tidur, gadis itu masih sibuk mengeringkan rambutnya yang basah setelah ia menikmati hangatnya shower segera setelah mereka masuk ke dalam rumah. Kemeja kebesaran yang jelas milik sang lelaki tergantung dengan nyaman menutupi tubuh sang gadis. Lelaki itu tersenyum melihat sang gadis yang duduk seenaknya di kursi meja makan, kaki kanannya menekuk ke dada, kaki kirinya menyilang di bawahnya… Menunjukkan kalau di balik kemeja itu, sang gadia tidak mengenakan apa-apa lagi. Gadis itu melihat sosok lelaki yang kini sedang mengairi campuran pancakes dan mengaduknya dengan telaten. ‘Kenapa lelaki lain tak bisa seperti dia….’ batin sang gadis, kini menekap kaki kanannya. ‘Dia sabar ngehadapin aku, ngerti maunya aku, sensitive sama mood change aku….’ Aroma pancakes yang mulai matang mengisi dapur…. ‘Hmmm… Ototnya makin jadi….’ Batin sang gadis melihat tubuh lelaki yang kini hanya mengenakan boxer dan t-shirt tipis… Ternyata benar kalau lelaki memasak itu sensual. Perlahan sang gadis bangkit dari duduknya, ia mendekati sang lelaki yang sedang membalikkan pancake. Tangannya terulur menelusuri tangan kekar sang lelaki, turun ke arah knop di kompor itu lalu mematikannya. ‘Kenapa tak ada laki-laki lain yang seperti dia….’ Batin sang gadis ketika tatapan keduanya bertemu. ‘Kelembutan perlakuannya padaku….’ Batin sang gadis ketika tangan sang lelaki mengusap lembut pipinya, merengkuh kepalanya dan menariknya pelan… ‘Kenapa tak ada lelaki lain yang bisa memberi bara seperti yang diberikannya padaku….’ lagi batin sang garis ketika dengan lembut bibir sang lelaki mengecup bibirnya, dan perlahan membimbing bibirnya agar membuka, dan tak lama lidah keduanya saling bertautan… ‘Betapa sabarnya ia….. Tidak tergesa-gesa…’ Batin sang gadis ketika lelaki itu dengan perlahan membuka kancing kemeja yang dikenakannya lalu membiarkan pakaian itu tergeletak.di lantai dapur yang bersih itu. ‘Betapa tidak egoisnya dia…. Ia mementingkan diriku… Mementingkan kepuasanku….’ Batinnya sambil menahan nafas dan nafsunya yang mulai naik ketika dengan perlahan lelaki itu mengecupi buah dadanya yang mungil… ‘Lihat betapa tidak egoisnya ia…. Tidak mempersalahkan payudara ku yang buat sebagian besar orang tidak menarik, tapi ia… Ngghhhh… Kecupannya di payudaraku, hisapan, kulumannya di putingku, gigitan dan sentilan lidahnya yang lembut oouugghhh…’ ‘Remasannya di payudaraku sama sekali tidak kasar…. Oohhh… God…. Kenapa tak ada lelaki yang mau bersusah payah sepertinya untuk memuaskanku…. Kecupan dan permainan lidahnga yanng menjalar menuruni perutku…. Bagaimana ia mau berusaha mencari titik titik kenikmatan tubuhku…. Dan oooouugghhhh….’ Sejenak sang gadis tak bisa lagi bahkan untuk sejenak membatin ketika perlahan lelaki itu mengecupi bibir vaginanya yang bersih tanpa sehelai rambutpun yang ada di sana. Sang gadis memandang sayu ke arah sang lelaki, membiarkan lelaki itu membimbing pahamya dengan lembut untuk bersandar dengan nyaman di pundaknya sementara dengan telaten mulut dan lidahnya membuat sang gadis meliuk liukan tubuhnya erotis di atas meja makan yang seharusnya berisi makanan itu. ‘Ooohhh nikmat sekali…. Ia telaten sekali… God…. Lidahnya…. Kocokan dua jarinya…’ racau sang gadis dalam hati sembari tangannya mengremasi rembutnya sendiri, meremasi payudaranya sendiri. Pinggulnya naik turun dengan ritmis. Hingga alhirnya gerakan itu makin cepat, makin liar dan tubuh sang gadis menegang di atas meja makan ‘Lihat betapa tak egoisnya dia….’ Batinnya sambil kakinya mendorong dada sang lelaki pelan hingga berdiri sementara ia kemudian turun dari meja makan lalu memagut bibir sang lelaki sambil kemudian meloloskan t-shirt yang dikenakannya melalui atas kepalanya. ‘Lelaki lain pasti sudah tak sabar untuk meloloskan boxernya… Namun ia… Lihat… Ia sama sekali tidak memaksaku… Ia membiarkanku…’ batin sang gadis sambil perlahan menurunkan boxer sang lelaki. Mata sang gadis menatap sayu dan penuh nafsu ke batang penis keras kokoh yang kini berada di genggamannya itu…. ‘Betapa sabarnya iya… Ia meletakkanku di atas segalanya… Lihatlah bagaimana ia mampu menahan nafsunya dan tidak memaksaku…’ batinnya sambil mengusapkan penis sang lelaki ke pipinya, mengecupi kepala penis itu, menjilati batang penis itu dari buah zakarnya, naik sampai ke batas kepala penis sang lelaki sebelum akhirnya dengan kerakusannya yang terbakar birahinya sendiri, gadis itu mengulum penis sang lelaki dan mendorong penis itu jauh ke dalam tenggorokannya hingga bibirnya bersentuhan dengan ujung batang penis sang lelaki yang juga bersih tanpa sehelai rambut ada di sana…. ‘Lihat bagaimana ia merawat kebersihan dirinya….’ Batin sang gadis membiarkan hidungnya menikmati aroma kulit di mana batang penis dan perut six-pack lelaki itu bertemu…. Birahinya makin meninggi ‘Lihat bagaimana ia sama sekali tak mencengkram kepalaku dan memaju mundurkan kepalaku dengan paksa, ia bahkan tak terlalu kasar memainkan pinggulnya, membuatku merasa kalau ia tidak sedang menyetubuhi mulutku sampai aku tersedak dan ingin muntah… Tidak membuat mulutku tak lebih dari lobang memek….’ ujar sang gadis dalam hatinya, sementara ia sendiri semakin semangan memaju mundurkan mulutnya menikmati penis itu…. Bahkan kedua tangannya kini ikut aktif dan menangkup bulatan pantat sang lelaki yang keras, hasil latihan rutinnya, dan menekan pantat itu kedepan, membuat penisnya makin menghujam tenggorokannya….. ‘Salah satu penis terenak yang pernah aku nikmati…’ ujarnya dalam hati… ‘Betapa ia memperlakukanku bagai seorang putri…’ batin sang gadis ketika lelaki itu memandunya berdiri, memagut bibirnya lembut lalu mengangkat pantatnya yang sekal dan menggendongnya. Dan sang gadis segera memeluk erat sang lelaki sambil keduanya tetap berpagutan,sementara ke dua kakinya melingkari pinggang sang lelaki sementara ia menggendong sang gadis ke dalam kamar…. ‘Betapa pehatiannya…. Ia membaringkanku di atas kasur dengan lembut… Tak ingin menyakitiku… Ia memperlakukanku bagai boneka porcelain yang mahal harganya…. Ah… Bahagianya aku… Andai saja lelaki lain mau memperlakukanku seperti dia….’ batin sang gadis sambil ia melebarkan pahanya mengangkang lebar, mempersiapkan dirinya untuk sang lelaki…. Sesaat sang gadis menahan nafas, mengigit bibir bawahnya, merasakan ujung penis sang lelaki yang perlahan namun pasti mulai membelah labia mayoranya. ‘Lihat…. Betapa ia memperhatikan diriku… Ia… Nggghhhh…. Tuhan…. Kontolnya… Enak bangeeeet…..’ racaunya membatin ketika penis sang lelaki tertanam seutuhnya di dalam lubang vaginanya yang menanti dengan lapar itu. ‘Ooouugghhh… Nikmatnya…. Betapa tidak egoisnya dia…. Menyetubuhiku dengan halus…. Gerakan pinggulnya yang bervariasi… Menghujam… Nggghhhh… Mengaduk….. Ooouugghhhh’ benak sang gadis yang kemudian membuat geralan yang diimbangi sang lelaki hingga kini ia berada di atas tubuh sang lelaki…. ‘Ia tau persis mauku… Ia tau apa yang aku mau…’ Benaknya sambil pinggulnya kini bergantian bergerak ritmis, maju mundur, mengaduk, berputar… Sambil ia membimbing lengan sang lelaki untuk memainkan payudara yang menurutnya tergolong mungil itu…. Tubuh sang gadis bergerak makin liar… Liukannya makin sensual… God… Oh God… Oh… Fuuuuuccckkkkkk….. Tubuh sang gadis melunglai dan rebah menempel erat di tubuh sang lelaki… ‘Ya Tuhan….. Aku benar benar cinta dia…. Kenapa tidak ada laki laki yang sama seperti dia….’ batin nya sambil memandang ke arah mata lelaki yang teduh itu…. ‘Lihat…. Betapa sabarnya dia… Betapa tidak egoianya dia….’ pikirnya lagi sambil perlahan merangkak ke atas…. ‘Oooohhh… Lihat…. Ia benar benar siap buat aku…’ batinnya demi melihat mulut sang lelaki perlahan membuka…. Kembali pinggul sang gadis bergerak ritmis dan sensual demi merasakan vaginanya di manjakan oleh bibir dan lidah sang lelaki…. Tak ada seinchi pun yang terlewat. ‘Lihat…. Tak banyak lelaki yang mau membersihkan memek yang belepotan begini… Dan ngga banyak yang mau…. Uuunnggghhhhh’ racaunya dalam hati sementara tubuunya menggeletar, merinding demu mendengar lelaki dibawahnya meneguk setiap tetes air kencing yang di keluarkan kantung kemihnya langsung ke mulut sang lelaki…. ‘Dia sempurna sekali….’ batinnya sambil mengecup bibir sang lelaki yang belepotan kencing dan cairan cintanya sendiri…. ‘Ia mengerti semua isyaratku….’ pikir sang gadis yang kini merangkak membelakangi sang lelaki lalu menggoyang goyangkan pinggulnya di depan sang lelaki yang langsung sigap dan membenamkan wajahnya ke belahan pantat sang gadis… ‘Jarang sekali lelaki lain mau…. ooouugghhhhnnnghhhh’ desah sang gadis dalam hatinya demi merasa lidah sang lelaki yang menjilat bersih lubang anusnya… Bahkan menyedot dwngan kencang lubang pembuangannya itu tanpa jijik…. ‘Dia benar-benar mengerti…. Oouughhh….’ kata sang gadis dalam hati sam il tercekat ketika lelaki itu menecengkeram pinggulnya keras dan menghujam penisnya ke dalam anus sang gadis… ‘Oouuccchhhh…. tamparannya di pantatku…. Aduuuuhhh…. Jambakannya….. Remasan kasarnya di toketku…. Aaaggghhh… Aagggghhhh…. Cekikannya di leherku….. Sodokan kasar kontolnya di bool ku…. Aaaangghhh…. Aaanggghhhh….. Rasa mulas di perutku karena sodomi kasarnya…. Tepukan kasar tangannya di memekku…. Aagghhhh… Aku… Aku… Akuuuuu…..’ Sang gadis bahkan tak sanggup berkata kata ketika tubuhnya menggeletar hebat… Terkejang kejang…. ‘Gila…. Dia bikin aku squirt….’ batinnya sambil mengatur nafasnya yang berat sambil ia melepaskan dirinya dari lelaki yang masih menyodominya dengan kasar. Ia lalu berbalik dan menggenggam penis sang lelaki, lalu tanpa rasa jijik mengulum, menjilat, mendeepthroat penis yang baru saja mengaduk saluran pembuangannya…. ‘My ass tastes good….’ katanya dalam hati sambil melihat penis tegang yang kini sudah bersih itu. ‘Lihat… Kami sudah saling menger….. Aaagghhhh…. Nikmatnyaaaaaaa… God…. I’m in heaven….’ seru sang garis dalam hati ketika lelaki itu dengan kasar menaikkan lututnya ke bahu kekarnya, melengkunkan tubuhnya hingga pahanya menekan payudara mungilnya dan penisnya dengan kasar membombardir vaginanya yang sudah sangat… Sangat basah itu…. ‘Gila…. Gila…. Gi…. Aaaaaaggghhhhhh!’ Kedua insan itu melejang lejang liar…. Keduanya menggeltar hebat….. ‘Nikmatnyaaaaa….. Tuhan…. Pejuhnya hangat sekali….. Sayang sekali besok aku sudah mens…. Padahal aku ingin sekali mendapat keturunan dari specimen sempurna seperti dirinya…. Aaahhh…’ batinnya ketika sang gadis merasakan penis yang sudah menghabiskan seluruh benih yang tersimpan di dalamnya perlahan di cabut hingga lepas… ‘Lihat… Betapa ia menganggapku bukan hanya seonggok daging pemuas nafsu…. Nnnggghhhhhhh…..’ Desah sang gadis membatin ketika lelaki itu melebarkan menurunkan kepalanya hingga berada di selangkangannya yang pahanya membuka lebar, dan dengan jijik menjilat bersih vagina sang gadis yang berlumuran cairam cinta sang gadia dan spermanya sendiri yang meluber, bahkan menyedot vagina sang gadis seperti vacuum… Hingga vagina sang gadis bersih mengkilat…. ‘Lihat…. Betapa tidak egoisnya dia….’ Batin sang gadis setelah keduanya berbaring terlentang memandang langit-langit kamar mengatur nafas setelah pergumulan brutal yang baru saja terjadi… Kemudian lelaki itu merengkuh dirinya ke dalam pelukannya, mencium keningnya, lalu merebahkan kepalanya ke dada bidang itu dan membiarkannya terlelap… ***** Lelaki itu begitu tenang mendengar penjelasan berapi-api pemuda di hadapannya ketika mereka setuju untuk bertemu disebuah cafe. “Apa yang membuatmu waktu itu memilih dia?” Tanya lelaki itu pada sang pemuda “Dia unik… Dia penuh gairah…. …” Kata pemuda itu jujur “Lalu… Apa dia setelah sekian lama kalian bersama, ia berubah?” Tanya lelaki itu…. Tenang… Pemuda itu terdiam “Atau kamu yang mau dia berubah… Atau keluargamu mungkin?” Tanya lelaki itu lagi…. “Kenapa kamu mau dia berubah?” “Aku…” “Apa menurutmu ia hanya sekedar challenge? Yang sesudah kamu dapat mau kamu kuasai dan mau kamu ubah sesukamu?” Pemuda itu benar benar tak bisa berkata apa apa…. “Ingat apa yang membuatmu tertarik padanya… Ingat apa yang memberimu drive dan passion waktu ingin mendapatkannya…” “Aku ingat… Aku ngga lupa… Dan aku benar-benar blessed dapat dia…. Cuma terkadang aku tak mengerti apa yang diinginkannya dariku… Ia bisa begitu manja…. Ia bisa ngambek tanpa sebab….” Lelaki itu tersenyum…. “Kamu serius sama dia? Dengan semua kegilaannya? Keanehannya? Permintaannya? Syarat-syarat yang sangat tidak masuk akal dari nya?” “Aku ingin menikahinya. Aku terima dia apa adanya, bahkan kenyataan kalau dia justru menemuimu ketika ia sedang marah denganku.” Jawab sang pemuda tegas. “Then be patient… Biarkan dia yang lead… Matikan egomu… Nikmati rollercoaster ride yang diberikannya padamu…. Cuma itu yang bisa kamu lakukan…. Karena ketika kamu sanggup mengikuti kegilaannya, maka ia akan mempercayakan hidupnya padamu…. Kamu sanggup?” Kata lelaki itu. “Aku mau, aku bersedia…. Hanya saja ia tak pernah membiarkanku bertemu keluarganya, orang tuanya…. Ia selalu marah dan menghindar saat aku menyebut itu….” Keluh pemuda itu. “Ibunya meninggal sewaktu ia masih kecil…. Dan tak lama setelahnya, ayahnya, yang terpukul karena kehilangan orang yang dicintainya, pergi meninggalkannya…. She practically an orphan…. Sedari kecil ia harus bisa mandiri walaupun ia masih diasuh beberapa saudaranya, ia harus memendam rasa belai kasih seorang ibu. Dan kepergian ayahnya termasuk yang membuatnya terpukul, ia merasa ayahnya menelantarkan dirinya, itu yang menyebabkan dia tidak mudah percaya laki-laki… Kamu dan aku, kita bisa dibilang beruntung bisa diterima dalam hidupnya…. Dan mengapa ia menjadi sangat manja…. She saw a father figure in me… And now in you….” Pemuda itu tertegun…. Semua kini jelas buatnya… “Tolong, bantu aku….” “Besok kamu datang ke rumahku….” Kata lelaki itu sambil membayar bill… “Oh… By the way…. Do you like her kinkiness? Her wild imagination? Her role play?” “My dreams come true….” “Perfect.” Kata lelaki itu tersenyum lalu kemudian beranjak pergi…. ***** Tatapan tajam mata sang gadis bergantian terarah pada sang pemuda dan lelaki yang kini ada di hadapannya…. Dadanya bergemuruh kencang….. No turning back…. “Aku ngentot sama banyak laki-laki sebelum kamu. Aku suka ngentot dengan beberapa perempuan… Memek sama bool aku juga sudah sering dipejuhin sama dia.” Kata sang gadis tanpa tendeng aling-aling sambil menunjuk ke arah lelaki yang bersandar santai di dinding ke dua lengannya terlipat di dadanya, melihat kedua insan di depannya… “Aku kasih kamu memek sama bool bekas…. Dan aku ngga akan berhenti nemuin dia buat ngentotin aku….” Kata sang gadis tegas menunjuk lelaki yang nampak tenang memyimak semua yang terjadi di hadapannya. “Inilah aku… Kamu masih mau sama aku?!” Tanya sang gadis dengan tegas. Sang gadis dan sang lelaki terperanjat ketika di tangan kanan sang pemuda kini tergenggam sebilah belati, ia lalu menggenggam bilah belati itu dengan tangan kirinya, lalu menarik belati itu dengan cepat. Pemuda itu tak melepaskan pandangannya dari sang gadis. Tangan kirinya mengepal terulur ke depan darah megalir deras… “Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku, dengan sepenuh jiwaku, dengan seluruh hidupku. Aku mencitaimu bagaimanapun kamu, siapapun kamu, apapun adamu…. Cuma satu permintaanku. Dia dan hanya dia lelaki selain aku yang kau ijinkan untuk menikmati tubuhmu….. Apa kamu mau untuk menghabiskan sisa hidupmu denganku?” Sang gadis mendekati pemuda itu dengan air mata yang berlinang. Ia membuka tangan sang pemuda yang terluka menciumnya dan mengusapkan nya dipipinya yang kini ikut basah oleh merahnya darah. Ia lalu merebahkan kepalanya di dada sang pemuda yang telah menjatuhkan belatinya dan memeluk sang gadis…. “Kamu bodoh….” Kata sang gadis…. “Tentu saja aku mau menjalani hidup denganmu….” Sang lelaki tersenyum mengeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua insan di hadapannya itu… ***** Suasana gembira dan bahagia terasa jelas di tepi tebing di pulau dewata yang menjadi saksi pernikahan kedua insan yang saling mengasihi itu. Walau para tamu sedikit bertanya tentang perban yang membungkus pergelangan tangan sang mempelai pria, namun itu tak mengurangi kemeriahan pesta pernikahan yang berlangsung meriah. Sang lelaki, tersenyum karena seorang pelayan wanita yang sedari tadi mencuri pandang padanya, akan menghangatkan kasurnya setelah keriuhan pesta itu selesai, tampak sangat bahagia melihat kebahagiaan sang gadis dan pemuda itu… Ia hanya berharap kedua mempelai itu sanggup bertahan mengatasi kerikil-kerikil tajam di kehidupan mereka berdua selanjutnya. Namun biar bagaimanapun, bila suatu saat nanti sang gadis datang padanya. Ia tak akan ragu untuk membantunya. Beside…. Itu gunanya kamu punya seorang kakak, kan? End