Hijab Kembar yang Cantik
Ini adalah tulisan pertama saya, mohon jangan dibully ya. Tulisan ini hanyalah tulisan fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama Tokoh, itu hanyalah kebetulan saja. Mohon maap belum ada mulustrasinya, selamat menikmati. [Pengenalan Tokoh] Yuni Astarani Hanifah dan Yana Astarani Hanifah adalah 2 orang kembar yang sama-sama berhijab. Yuni sang Adik dan Yana sang Kakak. Mereka mengenakan hijab sejak kecil. Mereka berdua memiliki paras yang sangat cantik dengan tubuh mungil. Tinggi badan Yuni sekitar 155cm, ukuran dada 34B. Yana tingginya sama, tapi dadanya lebih kecil. Mereka sama-sama memiliki kulit yang putih dan sangat bersih karena mereka rajin merawat kulitnya dan juga kulitnya jarang terkena sinar matahari. Yuni dan Yana adalah gadis cantik yang sama-sama pandai. Meskipun pandai mereka merupakan gadis yang lugu dan sangat polos. Mereka hanya tahu soal pelajaran saja. Bagi mereka lebih menarik mengerjakan tugas-tugas sekolah dari pada harus bermain bersama teman-temanya. Keadaan orang tuanya memang tidak memungkinkan Yuni dan Yana keluar atau nongkrong bersama teman-temannya. Petualangan Yuni dan Yana dimulai sejak dia mulai masuk kuliah. Mereka kuliah satu kampus di salah satu kampus negeri di kota S. Mereka mengambil jurusan yang sama, yaitu jurusan Pendidikan Fisika. Mereka berdua memang bercita-cita ingin menjadi guru. Saat baru masuk tidak butuh waktu lama bagi Yuni maupun Yana untuk terkenal. Dalam sekejap saja mereka sudah menjadi bahan perbincangan sebagai kembar tercantik. Tidak hanya tercantik di Jurusan, tapi tercantik di Fakultas. Saat awal masuk kuliah, Yuni dan Yana tinggal di asrama. Asrama dipilih karena biaya tinggal di asrama sangatlah murah. Ada tes yang harus dilakukan untuk masuk asrama, tapi karena mereka sangatlah pandai, tidaklah sulit untuk bisa masuk asrama. [Tim Medis OSPEK Yang Suka Merekam] Hari itu adalah hari pertama OSPEK bagi Yuni dan Yana. Mereka telah siap mengenakan Jas Almamater dengan Atribut OSPEK berupa tas yang terbuat dari kantong plastik yang berisi tugas-tugas aneh dan topi seperti topi pesulap yang terbuat dari kertas. Upacara pembukaan OSPEK baru dimulai pukul 05.00 WIB. Mereka berangkat pukul 04.45 WIB. Karena mereka tinggal di asrama tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menuju lapangan tempat berkumpul peserta OSPEK. Saat tiba di tempat kumpul kakak-kakak pembina OSPEK yang laki-laki langsung terpesona dengan kedua gadis cantik berhijab ini. Ada seorang kakak bernama Eko yang cari perhatian dengan membentak mereka. “Ayo Dik, kalau jalan yang cepat.” Bentak Eko. “Iya Kak..” Sahut mereka berdua. Sambil berjalan agak cepat. Sampai di lapangan ternyata sudah banyak yang datang dan bersiap dalam posisi baris. Yuni dan Yana langsung masuk ke dalam barisan. Setelah masuk pukul 05.00 WIB upacara pembukaan OSPEK dimulai. Saat upacara dimulai ternyata masih banyak anak-anak yang baru sampai, sehingga mereka harus dihukum. Saat upacara pembukaan berlangsung Tim Medis biasa berada di belakang memantau jika ada yang pingsan. Ada 2 orang tim medis bernama Andi dan Tono berada di barisan Yuni dan Yana. Mereka berdua dari tadi memperhatikan Yuni dan bergosip pelan tentang Yuni. Andi: “Ton, lihat gadis itu Ton. Cantik banget ya Ton.” Tono: “Iya, cantik banget. Gadis hijab cantik kayak itu itu napsuin banget.” Andi: “Iya Ton, kadang aku suka ngaceng kalau membayangkan apa yang ada di dalamnya. Pasti putih banget kulitnya karena jarang terkenan matahari.” Ternyata upacara pembukaan itu berlangsung sangat lama. Akibatnya Yuni tidak kuat dan pingsan. Tadi malam Yuni dan Yana memang harus lembur mengerjakan tugas OSPEK. Akan tetapi Yana lebih kuat, hanya Yuni yang pingsan. Andi dan Tono langsung sigap menolong Yuni dan membopong Yuni ke belakang barisan. Meski mereka berdua nafsu, tapi mereka tetap menjaga untuk tetap profesional. Aroma keringat Yuni yang tanpa parfum membuat kedua orang itu ngaceng seketika. Aromanya benar-benar membuat terangsang. Setelah dibopong ke belakang Andi mengambil tandu yang ada di pojok lapangan. Tono masih memegangi Yuni. Yuni kemudian dipindahkan ke tandu dan di bawa ke ruangan medis. Di ruangan medis tersebut ada Santi yang menjaga ruangan, jadi Andi dan Tono tidak mungkin macam-macam di sana. Memang cuma 1 orang yang menjaga, karena tim medis yang lain sedang berjaga di lapangan. Yuni ditidurkan di lantai beralas karpet. Tiba-tiba saja HP Tono berbunyi. Tono mengangkat telepon, ternyata dia disuruh kembali ke Lapangan. Andi membantu Santi untuk melepas sepatu dan kaos kaki Yuni, sementara Santi melonggarkan baju Yuni. Andi sangat terkejut melihat kaki Yuni yang begitu putih dan bersih. Santi langsung mengoleskan minyak kayu putih di perut Yuni. Andi yang masih di situ sempat melihat sedikit perut Yuni yang juga sangat putih. Santi meminta Andi untuk membantu memijat kaki Yuni. Tiba-tiba saja, Santi kebelet ingin ke Toilet. “Bentar ya Ndi, kebelet nih. Jangain bentar ya.” Dia berlari kecil meninggalkan Andi dan Yuni. Pikiran jahat Andi mulai muncul. Dia sebenarnya ingin meremas dada Yuni, tapi Andi masih takut kalau Yuni tiba-tiba saja bangun. Akhirnya dia mengeluarkan HPnya dengan harapan dapat merekam rok Yuni. Andi sangat gemetaran. Iya lebarkan kaki Yuni, kemudian iya buka rok Yuni dan melihat lebih dalam isi dalam rok Yuni. Alahkah terkejutnya Andi saat melihat isi dalam rok Yuni. Kulit pahanya sangat mulus. Dia berbegas menyalakan kamera HP dengan flash light. Dan memasukkan HP tersebut ke dalam rok Yuni. HPnya merekam mulai ujung kaki hingga pangkal paha. Tidak lupa juga dia merekam wajah Yuni yang cantik itu. Karena Santi tak kunjung datang dan Yuni tak kunjung sadar. Andi berfikir untuk merekam lebih jauh. Dia membuka sedikit rok dan celana dalam Yuni dari atas dan memasukkan HPnya untuk merekam memek Yuni. “Kreek”… Terdengar pintu toilet yang tidak jauh dari tempat Andi dan Yuni. Andi bergegas memasukkan HPnya ke dalam saku sambil kembali ke posisi memijat kaki Yuni. Andi: “Lama banget sih San. Aku sudah ditunggu Tono di lapangan nih.” Santi: “Iya maap, tadi kebelet boker. Ya udah sana pergi, dia gak apa-apa kok. Bentar lagi juga sadar.” Andi lalu bergegas kembali ke lapangan. Ternyata tidak hanya Yuni saja yang pingsan, ada beberapa orang yang juga pingsan dan perlu pertolongan. Akhirnya sisa upacara pembukaan digunakan oleh Andi dan Tono mengangkat peserta yang pingsan. Setelah upacara pembukaan selesai. Para peserta akan menerima penjelasan tentang kampus di dalam kelas. Para tim medis kembali ke ruangan medis. Andi menuju ke Santi dan Yuni yang ternyata Yuni telah sadarkan diri. Andi: “Hai dek, bagaimana? Masing pusing.” Yuni: “Enggak kak, sudah mendingan.” Santi: “Kakak Andi ini yang tadi menolong kamu Dik. Dia membawa kamu kesini bersama kak Tono. Eh, Tono kemana Ndi?” Andi: “Tau tuh, tadi pergi. Mungkin ke kantin.” Yuni: “Makasih ya Kak Andi. Kak Andi jurusan apa?” Andi: “Jurusan Fisika Murni”. Andi bicara dengan agak gugup karena baru saja melakukan perekaman kepada Yuni. Yuni: “Wah sama Fisik ya, tapi aku pendidikan Kak. Kak, Yuni boleh minta nomer HP kakak? Nanti kalau ada yang bingung Yuni tanya ke kak Andi sama kak Santi ya.” Begitulah Yuni, dia sangat supel dan mudah bergaul. Andi sangat gugup karena baru saja melakukan pelecehan kepada gadis yang sangat cantik ini. Kemudian mereka bertukar nomor HP. Setelah beberapa saat, Yuni mohon ijin untuk ikut ke kelas. Yuni: “Kak, aku ke kelas saja ya, aku takut ketinggalan materi.” Andi: “Emang kamu sudah tidak apa-apa Dik?” Yuni: “Tidak apa-apa kok kak.” Santi: “Benar tidak apa-apa?” Yuni: “Benar kak, cuma pusing sedikit”. Santi: “Ya udah Ndi kamu antar deh” Di perjalanan menuju kelas, Yuni dan Andi ngobrol dari situ Andi tahu kalau Yuni punya kembaran yang bernama Yana. Andi juga tahu kalau ternyata Yuni tinggal di asrama seperti dirinya. Sementara sampai di sini dulu kisah Yuni sang hijab cantik dan Andi yang suka merekam. Kisah mereka baru dimulai.