Masa transisi
Illustrasi Mita Namaku Egi. Siswa sekolah menengah pertama di pusat kota Bandung. Masa masa peralihan dari anak anak menuju remaja memang terjadi di masa masa smp ini. Naluri kenakalan pun meletup letup. Dari mulai rokok,miras hingga obat obatan aku coba pertama kali saat masa smp. Kalo soal wanita gimana ? Sayangnya hingga saat aku memasuki kelas dua smp, aku dan pacarku hanya sebatas petting saja. Bikin cupangan di leher dan saling meraba kelamin itu menjadi hal yang lumrah terjadi saat kami menghabiskan berdua. Tapi hanya sebatas seperti itu saja. Awal kelas dua aku dan pacarku mengakhiri status sebagai pacar. Bagiku tak masalah. Karena aku memang sudah tak lagi memiliki perasaan padanya. Dua minggu diawal semester pertama. Aku dekat dengan cewek yang bernama Mita. Anak satu sekolah dengan ku namun berbeda kelas. Awal perkenalan kami terjadi di selasar sekolah dengan pelantara Aldi yang memang berpacaran dengan Nian sahabat dari Mita. Kamipun bertukar pin Bbm dan kembali masuk kelas karena jam istirahat telah usai. Seminggu kemudian aku dan Mita semakin akrab. Komunikasi melalui Bbm pun semakin intens. Bahkan kami melakukan chat sampai tengah malam. Biasa lah kalo cewek udah curhat itu selalu jadi panjang. Hari hari berikutnya kami jadi sering bertemu untuk mengobrol santai di sekolah. Bahkan gelagat kita berdua sudah seperti orang yang berpacaran saja. Pengangan tangan, saling merangkul, hingga menyenderkan kepala di bahu. Asik juga ya romansa ini.. Bel tanda istirahat berbunyi. Aldi yang memang sekelas dengan ku lalu meninggalkan kelas Mita dan Nian menuju kelasku. Memasuki kelas Aldi bertanya padaku. ‘Eh nyet, jadian ya sama Mita ?’ tanya Aldi padaku. ‘Jadian, beungeut mu! Gak lah’ jawabku padanya. ‘Ah, sayang padahal dia udah pernah loh’ ( sambil menunjukan lengannya dengan simbol jempol di jepit diantara jari tengah dan telunjuk) jawab Aldi. ‘Wah, Aslina ? Tau darimana ?’ Jawabku terperangah. ‘Dikasih tau sama ceweku, kan mereka tetanggaan. Pernah di pake sama tetangganya kalo gaksalah sih udah dua orang yang make dia’ jelas Aldi. ‘ oh gitu ‘ jawabku biasa saja. ‘Udah, jadian weh sama Mita, katanya lu mau nyoba memek’ bisiknya di telingaku. ‘Si anjing’ jawabku sambil tertawa. Pulang sekolah aku nongkrong di warung tempat biasa teman temanku. Disana aku nyalakan sebatang rokok garpit sambil memikirkan apa yang Aldi katakan kepadaku. Pikiranku dimulai dengan analisa sederhana. Dimulai dari status Mita yang saat ini single. Dan fakta bahwa ia sudah pernah Ml. Maka kesimpulannya adalah cepat atau lambat ia merindukan sensasi Ml. Analisaku ini membuat aku menyusun cara untuk cepat melepaskan perjakaku ini. Hari sudah semakin petang. Sehabis rokok aku berpamitan kepada kawanku yang masih main karambol untuk pulang bergegas ke rumah untuk istirahat dan mengerjakan beberapa tugas yang di berikan oleh guruku. Esok harinya aku kembali menemui Mita di kelasnya. Hari ini ia terlihat beda. Mita mengenakan seragam yang cukup ketat sehingga toketnya tercetak jelas bila di lihat dari depan. Akupun berjalan menghampiri meja Mita. Kami duduk bersama, sesekali aku merangkul bahunya. Tapi kali ini aku mulai modus dalam merangkulnya, tanganku mulai berani menyentuh toketnya saat kami rangkulan. Berkali kali aku ulangi, tapi belum ada tanda tanda penolakan bahkan terkesan membiarkan perlakuan ku itu. Kembali ku ulangi dengan sedikit remasan. Respon pun tercipta Mita mulai menggerakan bahu sebelah kanannya seperti orang yang ke gelian lalu memandangku dan berkata. ‘Nakal ya kamu gii’ ucapnya. Aku hanya membalas dengan senyuman lalu mempererat rangkulanku padanya dan mengulangi meremas toket sebelah kanannya. Kali ini remasanku mulai cepat. Respons Mitapun sangat koopratif ia mengambil tasnya lalu di simpan di depannya agar teman yang lain tidak melihat ia sedang di gerepe. Lalu saat ia mulai menikmati grepe yang ku lakukan secara tiba tiba ku hentikan perlakuan ku itu dan melepaskan tanganku yang tadinya merangkul dia. Mita lalu memandangku dan berkata. ‘Kenapa gi?’ Tanyanya ‘Gpp’ sambil senyum. ‘Tanggung tau’ jawab Mita sambil meraih tanganku. Namun sialnya bel tanda istirahat selesai berbunyi. Akupun berdiri lalu meninggalkan Mita. Jam pelajaran terakhir sudah akan berakhir. Aku mengabari Mita untuk mengajaknya pulang bareng. Ia pun mengiyakan ajakanku. ‘Sempurna lah rencanaku’ sambil tersenyum sumbringah. Bel berbunyi ku tunggu Mita di gerbang sekolah. Beberapa saat kemudian ia muncul. Tak menunggu lama langsung ku gandeng dia lalu mulai berjalan menuju arah warung tongkrongan teman temanku. Tetapi bukan itu tujuanku. Tujuanku membawa Mita ke arah tanah kosong sebelum warung tongkronganku. Itu tempat cukup aman untuk melakukan ekse. Informasi tempat tersebut ku dapatkan dari temanku Ari yang meng ekse pacarnya Asri di tempat itu. Maka dari itu ku jadikan referensi untuk tempat ekse Mita. Di perjalanan ku mulai melakukan lagi grepe melalui jurus rangkulan tadi. Bedanya kali ini lenganku masuk ke dalam jaket Mita agar tidak menarik perhatian orang yang lalu lalang. Kembali perlakuan ku ini tidak mendapatkan penolakan darinya. 10 meter sebelum tkp aku mengajak Mita untuk masuk ke dalam tkp yang di tutupi seng setinggi 1.5 meter. Mita awalnya menolak. Tetapi aku tahu kalo ia sebenarnya sedang dalam pengaruh birahinya sendiri sehingga dengan sedikit penjelasan untuk meyakinkan bahwa tempat itu aman Mita pun mau masuk ke tkp tersebut. Tkp sudah di depan mata. Akupun clingak clinguk dan memerintahkan Mita untuk masuk terlebih dahulu. Aku pun menyusul selang beberapa menit. Lalu ku gandeng Mita menuju ujung dari tanah kosong tersebut yang berdinding beton rata tanpa ada jendela. Sesampainya di sana kami melepaskan tas dan menyimpannya di bawah. Lalu aku mulai memeluk pinggang Mita dengan posisi yang berhadapan. Lalu kami mulai berciuman. Ciuman kami awalnya hanya french kiss lalu berubah menjadi ciuman panas dimana lidahkami mulai beradu dengan panasnya. ‘Ahhhhhh’ desah mita saat ciuman kami berhenti sejenak. Lalu ciuman kembali kami lakukan. Kali ini aku memberanikan diri untuk menggerayangi kedua toketnya yang masih tertutup oleh seragam ketatnya itu. ‘Ahhhhhhh. Ahhhhh’ Mita mulai mendesah kecil di telingaku. Melihat Mita sudah terangsang aku mulai membuka 4 kancing seragamnya sambil melepas kaitan bra nya. Aku sempat terdiam karena ukuran toket nya yang besar diluar dugaan ku. Tak menunggu lama lansung ku ciumi bagian atas dan bawah toketnya dengan lembut. Semua ku ciumi kecuali putingnya (suatu trik untuk menaikan birahi) yang ku biarkan untuk sementara. Mita mulai menutup mulutnya dengan tagan kirinya dan tangan kanannya meremas kepalaku yang sedang menciumi toketnya. Puas bermain toke aku kembali ke bibir Mita. Ciuman kali ini makin panas. Mita memeluk ku dengan sangat erat. Tangganku kini mulai menggerayangi paha Mita hingga pangkalnya. Kuberanikan diri untuk memegang vagina nya dari celana dalamnya yang ternyata sudah mulai basah. Tiba tiba Mita melepas ciumanku dan mulai mendesah di telingaku. Mita : ahhhhhhh. Ahhhhhhhh. Enak giiiii arrghhhh ( desahnya di telingaku) Sadar Mita dalam keadaan setengah melayang. Ku turunkan celana dalam Mita sampai mata kakinya. Lalu ku bebaskan lah jariku di vagina dan klitorisnya. Mita : ahhhhh. Giiiiii. Ahhhhhh.ahhhhhhhhhh. Egi : enak gak ta ? Mita : enakk giiii. Enakkkk ahhhhhhh (bisiknya ke telingaku) Aku ingin cepat Mita mencapai klimaks pertamanya agar ia lemas dan tidak menolak saat akan di kontolin. Untuk itu ku caplok puting Mita yang sudah mengeras secara bergantian kiri dan kanan. Sambil ku berikan beberapa cupangan di toketnya. Tanganku yang bermain di area klitorisnya mulai di gerakan dengan cepat sekali. Tiba tiba Mita mulai mendekap erat bahuku dan berkata. Mita : ‘Gi, ahhhhh, ahhhhhh, ahhhhhh’ ( mulai menjambak rambutku ) Dan serrrrrrrrrr, kemaluannya begitu basah dan tubuhnya bergetar seperti orang ke dinginan. Tak mau melewatkan momentum langsung ku turunkan celana smp ku dab celana dalamnya untuk melepaskan kontolku yang sudah tegak saat Mita mengalami klimaks nya. Ku balikan tubuh Mita agar berpegangan pada dinding. Ku singkapkan roknya sambil berkata ‘siap ya taaa’. Mita yang masih melayang belum merespon. Sebelum ku masukan kontol ku ke dalam vagina nya. Aku sempat mengesek gesek kepala kontolku tepat di lubang vaginanya. Sudah tak sabar aku mulai menekan kepala kontolku ke dalam vagina nya dan ‘bless’ kepala kontolku masuk ke dalam vagina nya. Mita pun tersentak dan berkata. Mita : ‘uhhhh giiiii, bentar atuhhh’ sambil sedikit mendesah. Egi : ‘duh gak tahan beb liat pantat mu semok pisan’ jawabku sambil menampar pantatnya dan menekan kontoku agar masuk lebih dalam lagi Mita : ‘auhhhh, penuh giii, awwwwwww’ Egi : ‘ enak gak taaa’ tanyaku. Mita :’ ahhhhhh, iya sayang enakkkk, ahhhhh’ desah Mita dengan suara pelan. Panggilan sayang Mita ternyata membuat aku tertantang untuk mempercepat gerakanku. ‘Plak,plak,plak’ suara pantat Mita saat ku pompa dengan cepat. Mita hanya mendesah dan sesekali melirik diriku yang sedang memompanya dari belakang. Mita : ahhhhhhhhhhhhh. Beb pelan beb pelaannnnn. Rengeknya padaku. Aku tak menggubris permintaan Mita dan terus memompanya dengan cepat. Mita : ‘ahhhhhh, sayanggggggg ahhhhhhh enakkkkkkk’ ucapnyaat klimaks kedua Egi : ‘ gila taa kamu udah keluar lagi?’ Mita : (menangguk) ‘ ahhhhhhh, ahhhhhhhh Egiii ahhhhhhhhhh’ kembali mendasah saat aku mulai menyodok vaginanya lagii. Egi : bentar ya sayaaaang, bentar lagi kok’. Hiburku saat mulai menggenjot kembali vaginanya yang basah dengan semangat 45. ‘Plok,plok,plok,plok,plok,plok’ suara pantatnya saat kami beradu. Mita :’ahhhhhhhhh,ahhhhhggggghhhh pelan sayyyyyy aku keluar lagi” desah mita sambil melengkingkan badannya. Egi : ‘ barengan taaaa’ sambil ku genjot sekuat tenaga. Mita : ‘ ampuuuuun giii’, ahhhhhhhh, ahhhhhhhh’ Egi : ‘ ahhhh mitaaaa’ sambil ku cabut kontolku dan menariktubuh mita agar berbalik menghadapku. Lalu ku kocok kan kontolku di depan toketnya ‘crooot,croooot’ enam tembakan spermaku mendarat mulus di seputaran toket dan leher mita. Mita yang mengalami tiga kali organsme belum bisa sadar sepenuhnya. Sedangkan aku sudah mulai merapikan celanaku. Mita mulai sadar dan mengelap spermaku dengan tisu yang di ambilnya di dalam tas. Lalu merapikan pakaian dan rambutnya. Setelah rapi kami mempersiapkan diri untuk keluar dari tkp, beruntung adzan magrib berkumandang jadi keadaan sekitar sudah dapat di pastikan sepi sekali. Kami pun bebas melenggang keluar dari tkp. Kami mulai berjalan menuju tempat pengeteman angkot. Sebelum di tempat pengeteman angkot kami berdua sempat makan nasi goreng yang di jajakan pkl di trotoar jalan. Lalu Mita membuka obrolan. Mita : gii, meki ku masih berasa. Egi : berasa apaan ta ? Kontol ? Bisikku kepada Mita. Mita : (mengganguk sambil senyum malu malu) Egii : tapi enak kan ? Tanyaku Mita : iya giiii, uhhhhh. Sambil mejamkan matanya. Nasi goreng yang kami pesan akhirnya jadi juga, lalu kami santap makanan itu. Selesai makan kuantar Mita menaiki angkot tujuan rumah nya. Aku melambaikan tangan ketika angkot Mita mulai melaju. Lalu ku berjalan kaki menuju rumah sambil chating dengan Mita. Bersambung…….