Jangan bully anakku (Repost & Remake)
Halo suhu2 semua ini adalah thread pertama saya dan saya mencoba untuk meremake cerita yg pernah ditulis oleh suhu yurtak11. Semoga terhibur yaa dan mohon dukungannya ———- Harta berharga bagi seorang ibu tentu saja adalah anaknya. Hal yang sama juga dirasakan seorang wanita bernama Nita. Bagi Nita harga yang paling berharga buatnya adalah Nico anak satu-satunya. Setelah ditinggal pergi sang suami Nita selalu berusaha untuk membahagiakan dan melindungi putranya Nico. Bagi dia tidak ada kebahagian lebih besar ketika melihat Nico anaknya bahagia, dan tidak ada kesedihan yang paling besar ketika melihat anaknya bersedih. Tetapi dalam beberapa hari belakang ini, justru kesedihan yang ia rasakan. Rasa sedih ini ia dapatkan ketika melihat Nico anaknya pulang kerumah dalam keadaan penuh luka lebam. Nita sempat bertanya pada Nico siapa yang membuatnya jadi seperti itu, tapi Nico justru mencoba menghidar dengan berkata kalau itu cuma kecelakaan saja. Tentu saja Nita tidak percaya, sebab mana mungkin kecelakaan bisa membuat luka lebam. Nita yakin pasti ada salah satu teman anaknya yang melukainya hingga bisa tubuh anaknya penuh luka lebam. Merasa Nico mencoba menyembunyikan sesuatu, Nita memutuskan untuk mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Benar apa yang menjadi dugaannya, Nico anaknya menjadi korban bully dari teman-teman di sekolahnya. Mendapati kenyataan seperti itu Nita pun melapor ke pihak sekolah kalau anaknya telah menjadi korban bully. Tetapi kenyataan pahit yang justru diterima dirinya di bilang kalau ia telah mecemarkan nama baik sekolah dengan bilang kalau ada tindakan bully di sekolah itu. Nita heran niat baik ingin melapor, kok malah di balas dengan dibilang kalau dia telah mencemarkan nama baik sekolah. Nita jadi curiga dengan pihak sekolah, pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh mereka hingga laporannya tidak berani mereka usut. Kecurigaan Nita pun terbukti, ketika ia tahu nama anak yang sering membully Nico anaknya. Kevin itulah namanya, sebagai anak dari pemilik yayasan kevin boleh dibilang punya kuasa sangat besar di sekolah itu. Tidak ada guru atau murid yang berani melawan keinginannya, ibarat kata dirinya sudah seperti raja di lingkungan sekolah itu. Nasib naas justru menimpa Nico putranya saat dia berselisih paham dengan Kevin. Kevin yang tidak terima segera mengajak teman genknya untuk mengeroyok Nico. Sebenarnya saat dikeroyok banyak teman Nico ingin membantu, tetapi mereka takut kalau mereka akan jadi korban kemarahan selanjutnya dari Kevin. Dan hasil yang sudah bisa ditebak kalau Nico jadi babak belur, dan keadaan ini terus berlanjut seakan Kevin belum puas dengan keadaan Nico. Nita jadi sedih dengan kenyataan yang harus dihadapi oleh anaknya. Setelah mengetahui keadaan yang terjadi ia ingin mengeluarkan Nico secepatnya dari sekolah itu dan pindah ke sekolah lain. Tetapi hal itu tidaklah mudah baginya, masalah biaya menjadi alasannya. Nita yang kerjaan tiap hari cuma sebagai buruh pabrik mana mampu mencari sekolah yang lebih baik dari sekolah anaknya saat ini. Apalagi Nico bisa sekolah di sekolah itu dengan beasiswa, jadi Nita tak perlu bingung dengan biaya yang harus dikeluarkan tiap bulan. Paling Nita tinggal memberi uang jajan pada Nico, toh Nico tak pernah meminta lebih darinya. Bingung dengan keadaan yang dihadapinya, akhirnya Nita memutuskan menemui Kevin secara langsung. Dia berharap Kevin bisa berbesar hati memaafkan anaknya, sehingga dirinya tak perlu lagi melihat Nico yang selalu pulang dalam keadan lebam-lebam. Siang itu Nita tengah menunggu di depan sekolah anaknya, dirinya sudah bertekad bagaimanapun caranya ia harus bisa menghentikan tindakan bully terhadap anaknya. Setelah cukup lama menunggu Nita akhirnya melihat orang yang ia cari. Dengan cepat ia menghampirinya dan berbicara padanya. “Kamu Kevin kan” “Ya.. tante ini siapa ya saya ngak kenal tuh” “Kenalkan nama saya Nita saya ibu dari Nico anak yang sering kamu pukuli” “Oh anak cengeng itu, tante mau ada urusan apa sama saya. Ngak nyangka tu bocah sampai bawa nyokapnya segala buat urusan sepele doang” “Tolong kamu agak sopan, biar bagaimanapun Nico itu anak satu- satunya tante” “Oke saya akan sopan.. jadi, sekarang tante maunya apa?” Nita sebenarnya ingin menampar wajah anak ini, tetapi dia bersabar toh ini semua ini demi anaknya. Nita meminta Kevin untuk bisa berbicara lebih privat, Kevin setuju dan mengajak Nita masuk ke salah satu kafe yang ada di dekat sekolah. Sesampainya disana Nita berkata pada Kevin kalau dia ingin agar tindakan bully terhadap Nico anaknya bisa dihentikan. Sebagai gantinya ia rela melakukan apapun yang Kevin perintahkan. Kevin hanya diam saja lalu mulai berkata. “Gampang kalo tante mau anak tante ga jadi korban saya lagi. Tapi saya gak yakin kalo tante mau lakuin apa yang saya mau” “Kamu ga usah takut tante pasti bisa lakuin apapun yang kamu mau. Bagi tante yang penting adalah keselamatan Nico anak tante” Jawab Nita. “Oke saya bakal bilang apa yang saya mau dari tante. Kalo seandainya saya mau tante tidur bareng dengan saya? Gimana?” Serasa disambar petir diri Nita saat mendengar permintaan Kevin. Dia sama sekali tak menyangka kalau anak seumurnya bisa punya pikiran seperti itu. “Kamu bercanda kan? masa kamu mau tidur dengan tante. Tante sudah tua masa kamu mau sama orang tua seperti tante” “Tante ngak usah khawatir soal itu, toh kalo kulihat tante masih muda paling umur tante baru kepala tiga jadi menurutku tante masih muda” Jawab Kevin dengan santai sambil menghisap minuman yang dipesannya lalu ia mulai berkata lagi. “Lagipula selain tubuh tante, apalagi sih yang bisa tante tawarkan? uang? Kevin ngak butuh. Lagipula Kevin tahu gimana kondisi keuangan tante, toh Nico anak tante itu bisa masuk ke sekolah karena beasiswa. Lagipula itu balasan yang pantas buat orang yang mau coba rebut pacar saya!” “Jadi tante.. saya tinggal tunggu putusan dari tante mau ikut keinginan saya atau siap saja lihat Nico anak tante pulang dalam keadaan lebih babak belur” ucap Kevin sambil tertawa sadis. Bagi makan buah simalakama keadaan yang sedang dihadapi Nita saat ini. Jika dia menuruti keinginan Kevin itu sama saja dengan ia mengkhianati mendiang suaminya dan lagi ia merasa tidak pantas menjadi seorang ibu jika dia melakukan tindakan itu. Tetapi disisi lain jika ia menolak nasib anaknya lah yang dipertaruhkan entah berapa pukulan lagi yang bisa ia terima dengan tubuhnya. Nita menjadi bingung dan heran kok bisa anak seumur Kevin bisa punya pikiran seperti itu. Nita ingin segera saja pergi dari tempat ini tetapi perkataan Kevin mencegahnya. “Jadi gimana tante? Saya ngak punya banyak waktu nih!” Ucap Kevin sambil beranjak pergi dari kursinya. Bingung apa yang dilakukan, Nita tanpa sadar memegang tangan Kevin saat dia akan pergi. Entah sadar apa tidak dirinya berucap. “Baik tante bersedia melakukan keinginan mu, tetapi kamu harus berjanji bahwa kamu tidak akan menganggu Nico lagi” “Gitu dong tante, tante jadinya ngak buang waktu saya. Oke sekarang tante ikut saya dan lakuin yang akan saya perintahkan nanti” kata Kevin sambil memperlihatkan senyum kemenangan. Selanjutnya dengan kasar Kevin menarik tangan Nita dan mengajaknya keluar dari kafe langsung masuk kemobilnya. Saat berada dalam mobil Kevin, batin Nita bergejolak tak karuan. Dia tak habis pikir kok bisa-bisanya dia berucap seperti itu. Dengan ucapannya tadi, itu artinya dia rela tubuhnya dijamah pria lain. Seorang pria akan melakukan hubungan seks dengannya, seorang pria yang seumur dengan anaknya. Nita tak tahu harus berbuat apa lagi, dia bingung mau berbuat apa. Sementara itu Kevin tengah membawa mobil miliknya menuju tempat yang hanya dirinya sendiri tahu. Selang satu jam kemudian mobil milik Kevin berhenti disebuah lahan parkir dari sebuah gedung apartemen. Kevin bilang pada dirinya untuk turun dan mengikuti dirinya. Nita hanya bisa patuh toh saat ini pikiran entah terbang kemana, dengan tangan kanannya dipegang Kevin dirinya diajak masuk kedalam gedung itu. Tidak sampai sepuluh menit Nita sudah berada didalam apartemen milik kevin . Nita baru saja mulai sadar saat dia disuruh duduk oleh Kevin diruang tamu, saat itu dengan tenangnya Kevin berkata kepada Nita. “Oke sekarang tante duduk dulu saja, biar saya siap-siap dulu. Ingat jangan coba-coba tante keluar dari sini atau tante mau nasib anak tante celaka” Mendengar perkataan Kevin, Nita sadar kalau sekarang sudah tidak ada jalan mundur. Dia hanya bisa berharap kalau mimpi buruk ini segera berakhir. Tetapi ketika dirinya melihat wajah Kevin dia sadar kalau neraka bagi dirinya baru saja dimulai. Sesaat kemudian Kevin kembali keruangan Nita berada sambil membawa sebuah kamera dan sebuah tas. Nita sempat bertanya buat apa ada kamera pada Kevin, tetapi jawaban yang diberi oleh Kevin membuat Nita menjadi takut. “Tenang aja tante, ini kamera cuma buat ngerekam kita nanti. Anggap saja buat jaminan kalau tante berubah pikiran ngak mau saya ajak tidur bareng lagi” “Kamu… tante ngak nyangka kamu bisa punya pikiran seperti itu. Biar tante sekarang mau tidur dengan kamu, bukan berarti tante mau kamu sentuh tubuh tante. Lagipula cukup satu kali ini saja tante mau tidur dengan kamu, setelah ini jangan harap tante mau tidur dengan mu lagi” Ucap Nita seraya tidak tahan dengan apa yang Kevin ucapkan. “Terserah tante mau bilang apa mending sekarang tante buka semua baju tante dan ganti dengan ini” balas Kevin sambil memberikan Nita satu set lingerie yang boleh dibilang cukup seksi. Nita hanya bisa terdiam saat menerima pakaian itu, dia melihat kalau pakaian dalam yang diberi oleh Kevin itu sangatlah seksi. Seumur hidupnya dia belum pernah memakai benda itu, apalagi saat suaminya masih hidup tak pernah dirinya diminta untuk memakai benda tersebut. Secara perlahan Nita mulai membuka bajunya dan menggantinya dengan lingerie yang diberi oleh Kevin. Saat itu Nita merasa malu sekali, sebab dirinya harus melepas pakainnya dan menggantinya tepat di hadapan Kevin. Nita sebenarnya sudah meminta ijin agar ia bisa ke kamar mandi dan berganti pakaian disana, tetapi ditolak oleh Kevin alasan ia mau semua yang Nita lakukan bisa direkam. Perasaan Nita saat ini boleh dibilang hancur lebur, sejak suaminya meninggal belum pernah ada seorang lelaki yang melihatnya telanjang bulat. Kini demi menolong Nico anaknya ia terpaksa memperlihatkan tubuhnya pada seorang bocah yang seumur dengan anaknya, apalagi kejadian itu direkam olehnya tanpa memikirkan perasaannya. Sesaat kemudian Nita telah berganti dengan lingerie yang diberikan Kevin, sebenarnya Nita merasa tak nyaman dengan pakaian dalam ini. Terlalu banyak bagian yang terbuka dan bahan yang tipis membuat Kevin bisa melihat semua bagian tubuhnya dengan jelas, pikir Nita. Tapi Nita berusaha untuk tetap tenang sebab nasib anaknya yang dipertaruhkan saat ini. “Wah ngak nyangka kalau cewek seumur tante masih punya tubuh sebagus ini, gak kalah sama anak SMA deh” ucap Kevin yang membuat Nita tersipu malu, sebab mana mungkin wanita seumurnya bisa dibandingkan dengan anak abg dalam masalah bentuk tubuh pikir Nita. “Udah ngak usah lama-lama, sekarang Kevin mau tante buka semua baju Kevin dengan tangan tante sendiri” Nita hanya bisa menuruti perintah Kevin, secara perlahan tangannya membuka kancing seragam Kevin satu demi satu. Satu demi satu baju yang di kenakan oleh Kevin mulai terlepas, pertama seragamnya selanjutnya celananya hingga yang terakhir tersisa adalah celana dalamnya. Saat Nita membuka celana dalam Kevin dirinya di buat terkejut dengan ukuran penis milik Kevin. Dia sama sekali tak menyangka kalau Kevin bisa punya kejantanan sebesar ini, milik Kevin bahkan lebih besar dari mendiang suaminya. Dia berpikir bagaimana rasanya saat dirinya nanti di tusuk benda sebesar itu. “ Kenapa diam tante? Lanjutin masa punya Kevin cuma jadi barang tontonan saja. Ingat nasib Nico anak tante kalau tante ngak mau lanjut” Nita di buat sadar dengan ucapan Kevin, lalu dia melanjutkan apa yang tertunda. Digengamnya penis Kevin dengan tangannya, lalu pelan-pelan dikocoknya. Tidak butuh waktu lama penis Kevin mulai menjadi keras dan membesar, Nita terus saja mengocok penis itu seakan dia berharap bahwa dengan kocokannya Kevin dapat mencapai puncaknya. Tapi usaha Nita rasanya sia-sia, sudah sepuluh menit dia mengocok penis itu tidak ada tanda kalau Kevin akan segera keluar, bahkan penis itu malah menjadi tegang sempurna. Saat itu Nita bisa melihat dalam keadaan tegang penis Kevin itu sangatlah besar dan panjang, jauh melebihi milik suaminya dulu tidak bahkan dua kali lipatnya. Dengan panjang sekitar dua puluh senti dan besarnya lebih besar dari gengamannya, Nita bertanya dalam hati gimana rasanya saat benda iti masuk menembus ke dalam miliknya. “Tante gimana sih masa cuma dikocok-kocok doang pakai mulut napa, kalau gini mana mungkin Kevin bisa keluar. Apa perlu Kevin paksa tante” ucap Kevin yang membuat Nita sadar dari lamunannya. Nita sempat kesal dengan Kevin, sudah dikasih daging masih minta hati. Nita sebenarnya tidak ingin menghisap penis miliknya, soalnya dia berpikir apa mungkin benda itu bisa muat masuk ke dalam mulutnya. Tetapi kemudian dia dibuat terkejut saat penis itu sudah berada didepan mulutnya, tampaknya Kevin sudah tidak sabar sehingga dia membuat penisnya berada didepan mulut Nita. Nita sadar sudah tak ada jalan mundur, jika ia menolak bisa saja Kevin marah dan Niko anaknya bisa dalam bahaya. Dengan rasa kesal mulai diciumnya ujung penis itu, Nita mencoba secara perlahan-lahan memasukkan penis itu kedalam mulutnya. Benar saja apa yang menjadi dugaan Nita tadi, penis milik Kevin tidak dapat masuk semuanya kedalam mulutnya, masih ada sekitar lima senti yang belum masuk. Tiba-tiba Nita dibuat kaget dengan tindakan Kevin, dengan kasar Kevin mendorong masuk sisa penisnya kedalam mulut Nita. Nita sempat berontak tetapi tangan Kevin memegang erat kepalanya, rasanya sesak saat dengan kasar Kevin mulai menarik dan mendorong penisnya ke dalam mulutnya. Saat Kevin sedang asyik Nita mulai merasa dibuat panas nafsunya, sudah lama dirinya tak bersentuhan dengan laki-laki lain kini entah kenapa saat Kevin sedang asyik dengan blowjob yang diterimanya dia mulai merasa kalau nafsunya mulai beranjak naik. Nita yang tadi sempat kesal mulai membalas perlakuan Kevin, dihisapnya dengan kencang penis milik Kevin tak hanya itu tangannya juga bermain-main dengan biji milik Kevin. Kevin yang merasakan semua itu hanya bisa mendesah sambil berkata pada Nita untuk terus melakukan hal itu. Tidak sampai lima menit akhirnya Kevin sampai pada puncaknya, disemprotkanya benihnya ke dalam mulut Nita dan diperintahkannya kepada Nita untuk menelan semua benihnya. Kevin merasa puas sekali, sebab wanita seperti Nita bisa dibuat naik nafsunya hanya dengan menghisap penisnya. Tetapi Kevin sadar kalau semua ini baru babak pembuka dia masih belum merasakan penisnya berada dalam vagina milik Nita, tak mau menunggu lebih lama langsung saja di angkatnya tubuh Nita lalu dicuimnya bibirnya. Nita yang mendapati bibirnya dicium oleh Kevin hanya diam saja, tetapi tidak untuk waktu lama Nita mulai membalas ciuman Kevin dengan panasnya. Apalagi saat itu kedua tangan Kevin juga tidak hanya diam saja, kedua tangan Kevin mulai mengeranyangi setiap inci dari bagian tubuhnya. Kedua payudara Nita menjadi korban dari tangan Kevin, tidak hanya diremas tetapi kedua pentilnya juga diputar-putar dan dipelintir oleh tangan Kevin. Tak cukup mulut Kevin mulai turun kebawah pertama diciumnya leher Nita hingga pada akhirnya tujuan akhirnya mulut itu menghisap dengan kuat secara bergantian kedua payudaranya. Nita yang menerima perlakuan itu hanya bisa mendesah saja. “Ah…..Uh” hanya itu saja suara yang keluar dari mulutnya, Nita telah dibuat panas dengan apa yang Kevin lakukan dengan tubuhnya. Dia sebenarnya bingung kenapa bisa dia menjadi seperti ini, bukannya merasa tersiksa dengan apa yang dialami? dirinya malah ingin kenikmatan ini bisa bertambah lagi. Nita berpikir apa mungkin kalau dirinya sudah lama merindukan belaian seorang lelaki, apalagi sejak sang suami meninggal Nita belum pernah berhubungan dengan lelaki lain. Nita sudah tak bisa menahan lagi semua ransangan yang diberikan oleh Kevin, hingga akhirnya dia menyerah dan menikmati apa yang sedang terjadi padanya. Kevin sadar kalau Nita sudah benar-benar panas, karena saat tangannya bermain dimemek Nita dia bisa merasakan kalau celana dalamnya sudah basah. Apalagi saat satu jemarinya menusuk kedalam vagina Nita dia bisa merasakan jepitan vagina Nita yang berdenyut seakan ingin di isi. Kevin tahu inilah saatnya dia memulai aksinya, dengan penuh kelembutan diajaknya Nita masuk ke dalam kamar dia ingin segera memulai aksinya. Sesampainya dikamar dengan perlahan direbahkannya tubuh Nita di ranjang, tetapi Kevin tidak mau langsung tancap diambilnya kembali kamera yang tertinggal diruang tamu. Setelah dirasa posisi kamera itu pas dilanjutkan kembali aksinya. Kevin pun menindih tubuh Nita, mulutnya bermain-main dengan payudara Nita sementara tangannya megusap-usap terkadang menusuk memek Nita dengan jarinya. Dia tidak mau langsung tancap dia ingin agar Nita sendiri yang meminta kepuasan darinya. Kevin yakin tak butuh waktu lama Nita pasti akan menyerah dan meminta untuk segera dituntaskan nafsunya. Benar dugaan Kevin tidak berapa lama dia bisa mendengar suara Nita. “Uh….. masukkan jangan bikin aku pusing, cepat masukkan aku sudah tidak tahan. Kevin lakukan apa yang kamu mau tante ngak akan melawan lagi” ucap Nita seperti orang yang tidak sadar. Kevin hanya bisa tertawa dalam hati, dia merasa berhasil bisa membuat Nita memohon-mohon untuk dipuaskan oleh dirinya, lalu ia pun berkata pada Nita. “Baiklah Nita, Sekarang buka kedua pahamu kesamping aku akan segera membuatmu puas. Aku yakin kamu pasti akan puas dengan kejantananku” ucap Kevin yang langsung dituruti oleh Nita dengan membuka pahanya kesamping kiri dan kanan. Nita juga kaget mendengar Kevin tidak memanggil dia dengan sebutan tante lagi tapi malah memanggil namanya saja. Secara perlahan Kevin mulai mendorong masuk penisnya kedalam vagina Nita, cukup sulit juga bagi Kevin untuk bisa menembus pertahanan Nita. Sebab sudah cukup lama memek Nita ditembus oleh batang seorang pria, terakhir kali dia melakukan hubungan seks adalah sepuluh tahun yang lalu. Kevin bagai merasa mencoba memecah keperawan milik Nita saking sempitnya lubang milik Nita, tetapi dia sabar hingga akhirnya seluruh batangnya bisa masuk sampai mentok. Penis Kevin benar-benar masuk semuanya kedalam vagina Nita, bahkan Kevin merasa sampai mentok saat ujung penisnya membentur mulut rahim Nita. Saat seluruh batangnya berhasil masuk, Kevin tidak langsung melakukan aksinya dia hanya berdiam saja. Saat itu Kevin tengah menikmati jepitan vagina Nita pada penisnya, dia merasa kalau jepitan serta remasan dari dinding vagina Nita sangatlah nikmat. Kevin sempat merasa kalau vagina Nita tak beda jauh dengan milik pacarnya, tidak dia bahkan merasa ini lebih baik. Saat Kevin tengah diam saja dia dapat merasakan kalau tubuh Nita mulai bergoyang, pertama sih cuma goyangan kecil kekiri dan kanan tetapi lama-lama berubah jadi liar dengan ditambah gerakan maju mundur. Melihat hal itu Kevin hanya tertawa, seakan tak mau kalah digenjotnya pula tubuh Nita seolah-olah mereka sedang berpacu dalam mencapai kenikmatan. Tak sampai lima menit Kevin dapat merasakan kalau Nita telah mencapai puncak, tak mau kalah langsung saja dimintanya Nita untuk tengkurap. Mendengar permintaan Kevin dirinya hanya bisa patuh, seluruh tubuhnya terasa lemas dengan orgasme yang baru saja ia dapat. Setelah tengkurap ia dapat merasakan kalau tangan Kevin tengah mengelus pantatnya sambil membuat posisi pantatnya lebih tinggi. Nita tahu kalau ia akan segera disetubuhi dalam posisi doggy, nita hanya bisa mendesah saat penis milik Kevin kembali masuk kedalam vaginanya. “Gimana Nita enak ngak ditusuk sama milikku, aku yakin pasti nikmat soalnya kamu sampai keras gitu suaranya” “Ah… terus Kevin terus jangan berhenti, Nita merasa puas saat kamu tusuk penis kamu dalam-dalam ke memek Nita, ah… yak terus Kevin” “Tenang aja Nita aku jamin kamu bakalan puas ah… rasanya kamu tambah kencang saja kamu barusan keluar lagi yah oh….rasanya nikmat sekali sayang” ucap Kevin dengan penuh semangat memompa penisnya keluar masuk memek Nita. Dalam posisi doggy Kevin meremas susu Nita dari belakang sementara leher Nita tengah menerima cupangan dari bibir Kevin. Beberapa menit kemudian Kevin merasa kalau dia akan keluar sebentar lagi. “Nita ahh… aku mau keluar, keluarin didalam saja yah Nita” ucap Kevin yang segera dibalas oleh Nita. “Tidak jangan didalam ugh ahh… Kevin, aku ngak mau kalau nanti aku hamil anak kamu ahh…. Kevin keluarin diluar saja” ucap Nita sambil mengiba-iba. “Terlambat Nita aku sudah ngak tahan ah….rasanya aku dah keluar oh terima semuanya!!!” Saat itu Kevin memuntahkan dengan kencangnya seluruh benihnya kedalam vagina Nita, setelah merasa selesai baru ditariknya keluar penisnya dari dalam. Saat di tarik keluar Kevin dapat melihat ada sperma yang juga keluar bersama dengan cairan kewanitaan Nita. “Kevin kenapa kamu keluarin di dalam punya tante, gimana nanti kalau tante hamil. Tante ngak mau kalau hamil Kevin kamu jahat” Kata Nita yang diringi tangis air mata sambil tertelentang diatas ranjang dengan kedua tangannya menutupi wajahnya. Melihat Nita yang terbaring disampingnya menangis Kevin jadi merasa bersalah, dia lalu tak diam saja. Perlahan-lahan di singkirkan tangan Nita dari, selanjutnya tanpa di duga Kevin mencium bibir Nita. Nita tentu saja terkejut kenapa Kevin menciumnya, apalagi tangan Kevin mulai bermain lagi dengan menyentuh setiap titik sensitifnya. Karena ulah Kevin, bukannya sedih dia malah jadi teransang kembali. Saat itu Kevin berbisik ditelinganya. “Kamu ngak usah khawatir, kita nikmati saja semua yang sedang terjadi ini. Toh kalaupun nanti tante hamil ngak masalah kok, bukannya jadi lebih seru Kevin pengen lihat kaya apa anak Kevin yang tante lahirkan nanti” Nita sebenarnya marah mendengar ucapan Kevin, tetapi rasa kemarahannya tergantikan dengan buaian kenikmatan yang diberikan oleh Kevin. Kevin yang terus menerus meransangnya membuat dirinya tak bisa lagi berpikir jernih. Saat itu tangan Kevin dengan lincahnya melepas sisa lingerie yang di kenakan oleh Nita hingga akhirnya tubuh Nita benar-benar polos tanpa sehelai benang. Setelah Nita benar-benar telanjang, Kevin tak hanya diam saja dirinya terus saja meransang nafsu Nita sambil berbisik ditelingnya. “Kevin mau tante hamil anak Kevin, biar Nico tau kalau ibunya itu sudah menjadi milik Kevin. Tante ngak usah pikirkan apa-apa lagi sekarang yang cuma perlu tante lakukan adalah menikmati semua ini” Ucapan dan belain dari Kevin rasanya seperti hipnotis saja buat Nita, hingga tanpa sadar dirinya berkata. “Yah Kevin buat tante hamil, buat tante merasakan itu lagi sayang. Kevin masukkan punyamu sekarang, Kevin biar tante emut punyamu” ucap Nita seolah sudah tak perduli lagi dengan yang terjadi. Begitulah dibawah pengaruh nafsu akhirnya Nita menyerah, sebagai seorang wanita dia sudah lama sekali merindukan belaian kasih sayang yang ditunjukkan oleh Kevin. Dengan tambahan bisikan maut yang dikeluarkan oleh mulutnya Nita akhirnya melepaskan statusnya sebagai seorang ibu, berganti menjadi seorang wanita yang mencari kepuasan dalam bercinta. Kevin akhirnya menang, tanpa basa-basi dia mulai melakukan apa yang dia tadi telah lakukan. Penisnya segera menghujam kedalam vagina Nita, dengan semangat kedua saling berpacu seolah-olah berlomba siapa yang duluan akan mendapatkan puncaknya. Secara bergantian posisi mereka berubah kadang Kevin ada diatas kadang pula sebaliknya, hingga tak terhitung pula berapa posisi seks yang mereka coba. Kini tiga jam telah berlalu sejak pergumulan mereka, Kevin tengah tertidur dengan menindih tubuh Nita sementara Nita juga tertidur dengan penis Kevin masih tersangkut di vaginanya. Sudah tak terhitung berapa banyak orgsame yang mereka berdua dapatkan hingga akhirnya mereka berdua tertidur diranjang karena kelelahan.
Part 2 Saat itu Nita telah terbangun dari tidurnya,dia merasa kalau tubuhnya sangat lelah. Nita bisa melihat ditubuh bagian atasnya penuh dengan cupangan, terutama di bagian payudaranya. Sementara itu di bagian bawah tubuhnya, tepatnya organ kewanitaannya Nita bisa melihat kalau di sana banyak bekas cairan kewanitaannya yang bercampur dengan sperma milik Kevin yang telah mengering. Saat melihat itu pikiran Nita mulai mengingat apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Nita bisa mengingat bagaimana dia dan Kevin saling bercumbu mesra di ranjang ini, dia juga ingat dengan semua yang telah ia ucapkan. Nita merasa tak percaya kalau dia bisa mengatakan itu semua, terlebih lagi yang membuat dia berkata itu semua adalah seorang anak yang baru berumur 17 tahun. Seorang anak yang umurnya sama dengan anaknya, dan seorang anak yang tengah menyiksa anak kandungnya. Hati Nita terasa perih saat mengingat apa yang baru saja terjadi, dirinya marah kenapa dia bisa bertindak sejauh itu. Dia bisa berkata kalau ia rela dihamili oleh Kevin, dimana perasaan seorang ibu yang ia miliki. Padahal niat Nita melakukan ini semua awalnya hanya demi keselamatan sang anak, tetapi ujungnya dia sendiri jatuh ke dalam nafsunya. Mendapati kenyataan ini Nita hanya bisa meringkuk dan menangis sedih. Cukup lama Nita menangis saat dia sadar kalau Kevin tak ada lagi di kamar. Nita bertanya kemana anak itu pergi, dilihatnya jam yang tergantung di dinding terlihat kalau jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Saat melihat jam Nita baru sadar kalau ia harus segera pulang, ia tentu tak ingin Nico cemas karena dia belum ada dirumah. Nita pun menyeka air matanya dan berusaha mencari bajunya, tetapi dia kemudian sadar kalau bajunya dia lepaskan di ruang tamu. Merasa malu kalau harus berjalan keluar dengan tubuh telanjang, Nita pun memutuskan memakai bed cover sebagai penutup tubuhnya. Dengan berjalan perlahan dia mulai keluar dari kamar dan menuju ruang tamu. Saat berjalan Nita dapat merasakan kalau vaginanya terasa perih dan panas, Nita merasa ini semua ulah penis Kevin. Penisnya yang besar terlalu dipaksakan untuk masuk ke dalam vagina, apalagi miliknya sudah lama tidak pernah dijamah oleh orang lain kini sekali ditusuk yang menusuk punya ukuran jumbo. Dengan berjalan perlahan Nita akhirnya sampai di ruang tamu. Sesampainya disana Nita melihat Kevin sedang duduk di sofa, dia bisa melihat Kevin yang sedang menonton sesuatu. Dalam keadaan telanjang tengah asyik mengocok penisnya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya tengah memegang sesuatu seperti remote tv. Nita menjadi penasaran dengan apa yang sedang dilihat Kevin, sehingga Kevin tak menghiraukan saat dirinya datang. Merasa penasaran Nita pun menengok ke arah televisi yang ada disampingnya. Tetapi yang justru ia lihat sangatlah mengejutkan, Kevin saat itu tengah asyik menonton video. Bukan video biasa, melainkan sebuah video tentang persetubuhannya dengan Kevin. Nita jadi ingat kalau tadi Kevin membawa kamera, tetapi ia juga tak menyangka kalau saat ini rekaman itu tengah ditonton oleh Kevin. “Gimana tante rekamannya bagus kan, tante semangat banget loh saat kita main tadi. Lihat buktinya sampai kenceng gitu teriaknya” “Oh iya tante, tadi hape tante bunyi. Tuh Nico anak tante telepon, kangen kali pengin dipeluk” ucap Kevin dengan santai sambil terus asyik mengocok penisnya. Saat itu Nita hanya bisa terdiam melihat rekaman seks yang sedang diputar, tetapi saat Kevin bilang kalau Nico anaknya baru saja telepon ia kembali sadar apa tujuannya ke ruang tamu. “Kevin kamu bilang Nico telepon? kamu ngak angkat kan?. Oh iya Kevin mana baju tante? tante mau pulang sekarang juga!” ucap Nita sambil melihat sekitarnya berusaha mencari bajunya. “Ngak usah buru-buru pulang napa tante. Lagian Kevin masih mau main lagi, apa tante mau Kevin bikin celaka Nico lagi” ucap Kevin di sertai nada ancaman. Mendengar ancaman Kevin dia hanya bisa diam, dia tak menyangka kalau Kevin masih ingin melakukan hal itu dengannya. Tetapi entah mendapat keberanian darimana Nita membalas ucapan Kevin. “Ngak Kevin tante harus pulang sekarang, tante ngak mau Nico cemas. Lagipula tante sudah bilang ke kamu bahwa cuma sekali saja tante mau tidur dengan kamu” “Jadi sekarang tolong kamu kembalikan baju tante, tante mau pulang sekarang” ucap Nita dengan nada sedikit keras kepada Kevin. “Oh oke kalau begitu jangan salahkan Kevin” balas Kevin yang dengan cepat bangkit dari sofa dan langsung memeluk tubuh Nita. Nita menjadi kaget dengan apa yang Kevin lakukan, sebab selain tiba dia memeluknya Kevin juga dengan kasar menarik bedcover yang ia pakai sehingga ia jadi telanjang. Tak cukup sampai di situ bibir Kevin pun mencoba mencium bibirnya, tetapi kali ini dengan kasar seolah memaksakan kehendaknya. Mendapati keadaan yang sedang terjadi Nita berusaha berontak, dia berusaha untuk keluar dari pelukan tubuh Kevin. Tetapi upaya Nita sia-sia, dengan kekuatannya Kevin bisa membuat Nita tak berkutik apalagi saat kedua tangannya digengam erat oleh Kevin di pergelangannya. “Dengar baik-baik Nita, kamu sudah menyerahkan dirimu menjadi milikku jadi jangan pernah coba-coba melawanku. Atau kamu mau Nico anak kamu celaka, gampang Kevin tinggal telepon besok tante bisa lihat Nico pulang babak belur” ucap Kevin dengan nada membentak. Melihat Kevin yang seperti itu Nita menjadi takut, dia merasa telah jatuh ke dalam mulut singa. Nita bisa melihat kalau Kevin tak main-main dengan apa yang baru saja dia ucapkan. Saat itu dengan tangis nita membalas ucapan Kevin. “Tidak Kevin, tante mohon kamu jangan lakukan itu. Tante terima apa yang kamu mau lakukan ke tubuh tante, tetapi tolong jangan sakiti Nico” ucap Nita memohon kepada Kevin. “Tetapi tante minta sama kamu injinkan tante untuk telepon Nico, tante ngak mau dia khawatir kalau tante belum pulang jam segini. Tolong Kevin kabulin permintaan tante” “Oke Kevin bakal ijinin tante buat telepon Nico, tetapi jangan lupa habis ini Kevin mau tante layani Kevin lagi, dah sekarang telepon anak tante” balas Kevin sambil memberikan hape milik Nita. Saat menerima hape miliknya Nita segera melakukan apa yang dia ingin lakukan, dia segera menelepon Nico. Benar saja saat ditelepon Nico terlihat cemas karena dia belum juga ada dirumah, Nico bertanya kenapa dia belum pulang dan sekarang dia ada dimana. Menjawab pertanyaan anaknya Nita hanya bisa berkata bohong, dia bilang kalau dia harus lembur dan mungkin akan pulang agak malam. Nita hanya berharap kalau Nico percaya dengan apa yang dia ucapkan, beruntung Nico percaya. Selesai menelepon Nita bisa melihat rasa tidak sabar diwajah Kevin, dia hanya berharap kalau sesuatu yang buruk tidak akan menimpanya. “Dah selesai kan sekarang kita lanjut lagi ya tante. Tapi kayaknya lebih enak kalau kita mandi dulu deh, badan tante bau” ucap Kevin sambil memengang tangannya menariknya ke entah kemana. Nita hanya bisa patuh kemana Kevin akan membawa dirinya, sekali lagi dia kembali ke kamar itu tetapi bukan ke ranjang dia malah dibawa Kevin menuju ke kamar mandi yang ada didalam kamar. Saat berada didalam Kevin langsung saja mengarahkan shower ke tubuhnya, Nita merasa tubuhnya dingin karena Kevin memandikannya dengan air dingin. Selanjutnya dengan tenang Kevin mengambil sabun dan mulai menyabuni tubuh Nita, saat menyabuni itu tangan Kevin juga bermain-main di belahan paha Nita. Nita saat itu hanya bisa diam saja, dirinya takut kalau Kevin akan marah kalau dia sampai berkata sesuatu. Saat itu entah kenapa Nita merasa ada perasaan aneh saat Kevin memandikannya, bagaimana tidak kendati tadi Kevin bertindak kasar entah kenapa saat ini dia bertindak sangat lembut. Kevin tampaknya sengaja bertindak lembut, saat itu dia tengah merangsang titik-titik sensitif di tubuh Nita. Dari usahanya dapat terlihat jelas kalau itu berhasil, Nita mulai teransang dia yang awalnya hanya diam saja mulai mengeluarkan suara desahan. Ah dan uh suara itu mulai terdengar dari mulutnya, kevin tampak senang dan terus saja melakukan apa yang dia lakukan tak lupa dia kandang meremas susu Nita atau mengocok memek Nita dari luar. Sepertinya kevin ingin menunjukkan pada Nita bahwa dia telah benar menguasai tubuhnya. Nita sendiri sadar kalau tubuh dan pikirannya sudah tak bisa bersatu, pikirannya ingin semua ini segera berakhir tetapi tubuhnya berkata lain. Saat sedang menikmati apa yang kevin lakukan terhadap tubuhnya tiba-tiba kevin berbisik di telinganya. “Main-mainnya sudah yah tante sekarang kevin mau ambil keperawanan tante” ucap kevin yang membuat bingung Nita, tetapi ia kemudian sadar dengan yang dimaksud oleh kevin saat ia merasakan penis kevin tepat berada dipantatnya. “Tidak-tidak kevin tante mohon jangan lakukan itu, apa kamu ngak jijik” pinta Nita dengan rasa takut. Tetapi rasanya itu percuma karena saat ini tubuhnya telah menempel didinding kamar mandi dengan pantatnya yang menonjol. Dengan penuh semangat kevin segera mendorong penisnya ke dalam lubang anus Nita, Yah saat itu Nita tengah dipaksa untuk pertama kalinya melakukan anal. Rasa sakit justru yang dirasakan oleh Nita saat penis besar kevin dipaksa masuk ke dalam anusnya, bagi Nita rasanya seluruh tubuhnya tengah dibelah oleh pisau, tetapi bagi kevin dia malah merasa nikmat. Kevin saat itu merasa kalau seluruh batang penisnya tengah diremas dengan kencang, rasanya sangat nikmat. Tak butuh waktu lama bagi Kevin untuk bisa keluar, dengan penuh semangat kevin segera keluarkan pejunya dalam anus Nita. Setelah keluar kevin segera menarik penisnya, saat itu dia bisa melihat kalau ada darah yang keluar bersama pejunya. Nita saat itu hanya bisa diam sambil merasakan sakit yang sangat di lubang anusnya, dia sama sekali tak menyangka kalau kevin bisa melakukan anal padanya. Sambil terkapar menyentuh dinding kamar mandi Nita hanya bisa menangisi keadannya. “Dah ngak usah cengeng cepat bangun tante. Kevin masih mau main lagi jadi ngak usah cengeng kaya gitu. Lagipula angap aja yang tadi hanya pemanasan sebab besok-besok siapa tahu kevin mau pake pantat tante lagi. Jadi lebih baik tante ngak usah tangisin yang udah terjadi” ucap kevin dengan santai seolah tanpa terjadi apa-apa. Nita saat itu hanya bisa menangis dan marah dalam hati, kenapa saat tengah dimandikan tadi ia bisa terlarut dalam permainan kevin sehingga berujung dirinya di anal oleh kevin. Sakit di pantatnya saat ini masih bisa terasa kendati penis kevin sudah dicabut, selain itu ia cemas dengan darah yang keluar dari belahan pantatnya. “kevin kenapa kamu melakukan itu sekarang tante merasa sakit di pantat tante, apalagi lihat sampai keluar darah gini” “Alah ngak usah takut gitu tante, itu wajar kok Gina pacar kevin juga pernah digituin pertama sih emang keluar darah tapi selanjutnya ngak dah sekarang tante mau bilas sendiri apa kevin bilasin” balas kevin sambil membersihkan tubuhnya sendiri. “Biar tante bilas sendiri” jawab nita sambil meraih shower yang dipegang oleh kevin. “Yah udah kalau gitu tante mandi dulu, nanti kevin tunggu di kamar” ucap kevin sambil meraih bathrobe yang ada disitu lalu memakainya dan pergi keluar kamar mandi. Setelah kevin pergi Nita langsung saja membersihkan tubuhnya, ia ingin semua bagian tubuhnya bersih terutama bekas yang kevin lakukan padanya. Sebenarnya Nita ingin lebih lama berada di dalam kamar mandi tetapi dia takut kalau nanti kevin tiba-tiba datang karena dia tak juga keluar. Kurang lebih sepuluh menit setelah kevin keluar dari kamar mandi Nita baru keluar, tetapi saat keluar apa yang dia lihat sangat mengejutkannya. Keadaan kamar sudah berbeda dengan saat dia masuk tadi, saat ini kondisinya telah rapi dari semula yang berantakan. Tetapi yang membuat Nita terkejut adalah saat ini diranjang tengah tergeletak begitu banyak seks toys, Nita bisa tahu salah satu jenisnya yaitu vibrator dildo sedang yang lain dia tak tahu apa namanya. “Kenapa tante kok heran gitu. Oh tante bingung buat apa itu semua mainan, tenang aja ini buat bikin tante puas nanti. Kevin jamin kalau mendiang suami tante belum pernah lakuin apa yang kevin lakukan dah ngak usah lama-lama yuk kita mulai pemainannya” ajak Kevin sambil memengang tangan Nita. Nita sudah tak bisa berkata apa-apa tentang kevin, dia tak tahu kata apa yang harus di ucapkan terhadap bocah seumurnya tetapi sudah punya sifat seperti ini. Nita hanya bisa diam saat tubuhnya terbaring di ranjang, setelah terbaring Kevin segera mengambil sesuatu dan memakainya ke tubuh Nita. “Sekarang tante bakal Kevin tutup matanya, tante ngak usah takut ini cuma bagian agar ini lebih seru” ucap Kevin yang langsung menutup mata Nita dengan penutup mata, tak hanya itu kedua tangan Nita ia angkat ke atas dan langsung saja dia ikat pergelangannya di masing-masing sisi ranjang. Dalam keadaan itu Nita sudah tak bisa berbuat apa-apa, lagipula dengan matanya ditutup ia hanya bisa menebak-nebak apalagi yang akan di lakukan oleh Kevin terhadap tubuhnya. Dalam keadaan itu tubuh Nita menjadi lebih sensitive setiapa sentuhan yang dilakukan oleh Kevin dapat ia rasakan oleh tubuhnya. Nita dapat merasakan saat Kevin dengan semangat meremas dan mengigit susunya, tak hanya itu ia dapat merasakan saat itilnya dimainkan oleh Kevin. Kevin dengan mengunakan vibrator memainkan clit Nita, perasaan seperti diestrum langsung menjalar saat benda itu menyetuh tubuhnya. Tak hanya satu dua vibrator juga dapat Nita rasakan dipasang Kevin pada kedua pentilnya, rangsangan yang hebat diterima oleh Nita saat ketiga benda itu hidup bersamaan. Seakan belum cukup Kevin sengaja menambah dengan memasukkan dildo ukuran kecil ke anus Nita dan sebuah lagi yang agak besar ke vaginanya. Suara desahan dan tubuh yang bergelinjang ke kanan dan kiri yang Nita lakukan saat semua alat itu menyala. Pada vaginanya nita dapat merasakan kalau dildo itu tak hanya bergetar melainkan ikut berputar, rasa geli itulah yang dapat Nita rasakan saat benda itu berputar. Menerima rangsangan yang sedemikian hebat membuat tubuh Nita tak bisa menahan diri, Nita akhirnya mencapai puncaknya. Tetapi bukan yang biasa karena Nita mencapai puncak dengan squirting, yah saat itu Nita sampai terkencing-kencing yang membasahi ranjang. Merasa senang dengan apa yang terjadi Kevin segera menaikkan putaran semua seks toys yang dia pasang di tubuh Nita. Saat itu Nita kaget karena bukannya berhenti, semua seks toys itu justru bertambah cepat putarannya, mendapati hal itu Nita segera berkata pada Kevin. “Ah.. Kevin tolong kamu mattiinn semuaaa ini tante suadah ngak taahan aah…aah” ucap Nita sambil mengelinjang ke kanan dan kiri. “Tenang aja tante nikmati aja semua ini, toh ini baru awalnya. Sekarang daripada mulut tante ngangur mending sepong punya Kevin” balas Kevin yang saat itu mengakangngi wajah Nita dan mencoba memasukkan penisnya kemulut Nita. Nita sempat berusaha berontak tetapi semua itu sia-sia karena keadaan dirinya, dengan mudah penis Kevin masuk kedalam mulutnya. Dalam posisi itu Kevin lansung saja mengocok penisnya keluar masuk mulut Nita. Kini lengkap sudah semua lubang yang Nita punya sudah terisi ditambah pentil dan clitnya ada yang meransangnya terus menerus, keadaan Nita boleh dibilang antara siksaan dan nikmat. Siksaan karena Kevin mengangkang diwajahnya yang membuat dirinya susah bernapas, nikmat karena semua seks toys itu terus membuatnya teransang. Cukup cepat tak sampai beberapa menit Nita sudah mendapatkan lagi orgsamenya, melihat itu Kevin tak mau kalah semakin cepat pula ia mengocok penisnya di mulut Nita hingga akhirnya ia keluar bersamaan dengan orgasme Nita yang ketiga. Puas dengan yang baru saja terjadi Kevin segera bangkit dan langsung berbaring disisi Nita, tak lupa ia matikan semua seks toys itu. Dia ingin memberi kesempatan Nita untuk mengambil napas, lagipula ia tak mau kalau Nita sampai tak bisa melayaninya lagi karena kelelahan. Ada sekitar sepuluh menit keadaan diam itu berlangsung, selama itu Nita berusaha mengambil napas sebanyak-banyak. Dia sangat lemas, bagaimana tidak dalam kurung waktu seperempat jam dirinya di paksa untuk orgasme sampai tiga kali, ditambah lagi kelakuan yang tadi Kevin lakukan sempat membuatnya sesak napas. Nita tak pernah menyangka kalau bocah seusia Kevin bisa membuatnya jadi seperti ini, rasa saat dulu ia masih bersuami tak pernah dia merasakan permainan seks yang seperti ini. Ada rasa kesal dalam jiwa Nita kenapa dia harus merasakan semua ini dari Kevin, bukan dari suaminya. Ingatan Nita pun melayang ke beberapa jam yang lalu, dia mencoba menghitung sudah berapa kali dia mencapai puncak. Nita merasa tak percaya dengan hitungannya, ada lebih dari sepuluh kali dia bisa mencapai puncak dengan permainan Kevin. Nita merasa sedih dan kecewa sebab saat dulu ia masih punya suami paling banyak ia hanya sekali di buat puas, itupun tak bisa lanjut karena penis suaminya yang terburu kaku karena lelah. Merasa sedih dan kecewa dengan apa yang dia rasakan membuat Nita meneteskan air matanya, saat itulah Nita dapat mendengar bisikan Kevin ditelinga kanannya. “Gimana tante puas ngak kalau belum kita bakalan lanjutin lagi, lagipula ini baru jam delapan malam masih banyak waktu buat kita lanjut” bisik Kevin sambil tangannya meremas susu Nita. Mendengar bisikan Kevin saat itu Nita hanya bisa berkata iya. Nita sepertinya sudah tak perduli lagi dengan apa yang akan terjadi, baginya saat ini yang penting ia bisa merasakan lagi kepuasan itu. Nita bahkan sudah tak berpikir kalau ini semua demi keselamatan anaknya, bagi Nita saat ini yang terjadi hanyalah sepasang laki-laki dan perempuan yang tengah melepaskan semua nafsu mereka. Mendengar jawaban iya membuat Kevin merasa senang, dia merasa berhasil dalam menaklukan hati Nita. Boleh saja dia menolak semua diawalnya, tetapi kini semua sudah berubah Nita kini hanya menjadi wanita yang ingin dipuaskan nafsunya saja. Dengan cepat Kevin membuka ikatan di kedua tangan Nita, selain itu dicabutnya semua seks toys yang menempel di tubuh Nita, tetapi untuk penutup mata sengaja ia tinggalkan. Saat itu dengan tenang dikankangkan paha Nita dan di taruhnya penisnya di mulut vagina Nita sambil berkata sesuatu. “Nita, Aku mau masukin kontol aku ke memek kamu tapi, aku mau denger dulu kalo kamu udah rela untuk jadi budak seksku” ucap Kevin sambil memainkan penisnya di mulut vagina Nita. Mendengar perkataan Kevin seharusnya Nita marah, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Entah apa yang merasuki Nita hingga ia bisa berkata seperti ini. “Yah Kevin sekarang Nita ini budak kamu. Nita rela kamu lakukan apa saja ke tubuh Nita, Nita juga rela kamu hamilin. Jadi Kevin tolong puaskan nafsu Nita” ucap Nita sambil memegang penis Kevin agar segera masuk ke vaginanya. Merasa senang dengan jawaban Nita, Kevin segera melakukan aksinya. Dengan penuh semangat dikocoknya penis miliknya ke dalam vagina Nita. Akhirnya permainan itu pun berlanjut Nita membalas dengan ganas semua perlakuan Kevin terhadap dirinya, suara desahan pun saling bergantian keluar dari mulut mereka berdua. Seakan sedang berlomba mereka berdua tak sungkan lagi, saat ini yang ada dipikiran Nita hanyalah bisa mendapatkan kepuasan, sedang Kevin saat itu berusaha mengimbangi perilaku Nita yang berubah jadi liar. Ada sekitar dua jam permainan itu berlangsung, sudah tak terhitung lagi berapa kali mereka berdua mencapai puncaknya, saat itu keduanya saling berbaring telentang diranjang. Kevin dan Nita saling menghela nafas, mereka berdua sudah sangat lelah tetapi keduanya merasa sangat puas. Ada sekitar setengah jam mereka berdua terbaring diranjang hingga akhirnya Kevin bangkit dan mengajak Nita untuk di antar pulang. Mendengar ajakan Kevin, saat itu Nita hanya bisa menganguk saja. Nita tak menyangka untuk bocah seusianya Kevin sangat perhatian. Saat itu Nita bisa melihat Kevin membawakannya pakaiannya, tetapi ada tambahan sesuatu yang dibawa oleh Kevin. “Nita sekarang kamu pakai pakaianmu, tetapi aku juga mau kamu pakai ini” ucap Kevin sambil menyerahkan bajunya bersama dengan sebuah sabuk keperawanan. Yah chastity belt atau sabuk keperawan benda itulah yang oleh Kevin kepadanya. Nita heran kok bisa anak seusia dia punya benda seperti ini, tetapi rasa heran Nita tak berlangsung lama. Nita berpikir kalau seks toys sebanyak itu dia punya kenapa benda ini harus menjadi keheranan. “Sekarang dengerin aku, mulai saat ini tubuh kamu adalah punyaku, jadi agar kamu tidak macam-macam aku mau kamu pakai ini. Kamu ngak usah khawatir kamu masih bisa buang air kecil dan besar kok, atau kalau mau kamu bisa telepon aku buat buka kuncinya” ucap Kevin sambil memakaikan benda itu pada tubuh Nita yang tidak ditolaknya. Setelah mereka berdua selesai berpakaian Kevin langsung saja mengajak Nita untuk diantar pulang. Saat berjalan ke bawah dan menuju ke mobi Nita bisa merasakan vaginanya menjadi basah, Nita merasa perasaan aneh menjalari dirinya. Saat itu Nita berpikir kejutan apa lagi yang akan di berikan oleh Kevin pada dirinya, dia yakin kalau Kevin masih punya banyak kejutan lain. Membayangkannya membuat vaginanya basah, begitulah sepanjang perjalanan kerumahnya Nita tak bisa diam. Dia tak pernah menyangka kalau niat baik menolong anaknya malah membuat dirinya menjadi budak dari Kevin. Saat jam mendekati pukul dua belas malam Nita pun telah sampai di rumahnya, sengaja ia berjalan kaki saat mendekati rumahnya karena takut kalau Nico melihat mobil Kevin. Dengan pelan ia buka kamar anaknya ia bisa melihat Nico yang tengah tertidur, setelah itu langsung saja ia masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Tubuh Nita sangatlah lelah rasanya ia ingin langsung saja tidur, tetapi akhirnya diputuskan untuk mandi dulu. Saat itu Kevin yang tengah melaju dalam mobilnya menelepon seseorang, terlihat kalau obrolan yang mereka bicarakan cukup serius. Tampaknya kehidupan Nita akan berubah lebih jauh lagi saat Kevin menutup teleponnya dan melajukan mobilnya kembali ke apartemennya