Kemalangan Fatimah

Cerita ini merupakan fiktif belaka. Kalau ada kesamaan nama tokoh, tempat atau jalan cerita. Maka itu hanya kebetulan semata atau hanya untuk memudahkan kalian dalam memahami jalan cerita yang sudah di buat.

Cerita ini hanya hasil imajinasi semata tidak menjurus ke konten sensitif apalagi soal SARA.
Ingat ya NO SARA.!

Bagi yang suka silahkan lanjut baca, bagi yang ga suka ya jangan dibaca, beres kan.!

Di suatu perkampungan yang bernama kampung cigonde tinggalah seorang ibu rumah tangga, Fatimah namanya, ibu rumah tangga satu anak ini sering ditinggal kerja keluar kota oleh suaminya, suaminya adalah seorang yang bekerja serabutan terkadang kerja dikampung terkadang harus keluar kota.

Ia seorang ibu rumah tangga yang memiliki body sangat ideal, buah dada yang pas, badan berisi, dan yang menjonjol darinya ialah pantatnya ya semok aduhay, meskipun ia selalu memakai pakaian tertutup tapi tak bisa menutupi kemolekan tubuhnya, setiap orang dapat melihat keseksian tubuhnya dibalik pakaianya.

Fatimah memiliki karakter yang pendiam tapi murah senyum, ia juga rajin membantu ekonomi keluarga hingga ia membuka warung kecil depan rumahnya, ya itung itung bantu ekonomi suami yang penghasilanya ga menentu.

Suatu pagi suaminya yang bernama Rahmat akan berangkat ke jakarta katanya ada panggilan kerja disana, biasalah kerja borongan sebagai tukang, dan rencanya sekitar satu bulan ia kerja disana, otomatis sang istri yaitu fatimah akan ditinggal dikampung berdua sama anaknya, lagian anaknya masik duduk di sekolah dasar tak mungkin bila harus dibawa merantau.

“yang aku berangkat ya, do’ain semoga lancar rezekinya, jaga diri jaga si lutfi juga ya selama aku kerja disana”. Ucap rahmat sambil mengelus pipi istrinya yang cantik jelita yang akan ia tinggalkan.

“Ia suamikuh pasti aku do’ain, dan aku pasti jaga diri jaga anak jaga semuanya pokoknya”. Jawab fatimah sambil tersenyum pada Rahmat suaminya.

“assalamu’alaikum”. Ucap rahmat sambil melangkah menuju jalan yang disana sudah ditunggu temanya.

“wa’alaikumussalam”.

Begitulah pagi hari itu perpisahan fatimah dengan rahmat yang akan bekerja di jakarta, dan akan dimulai pula hari hari kemalangan fatimah selama ia ditinggal oleh suaminya.

Semua bermula karena Fatimah punya hutang pinjaman bank keliling tanpa sepengetahuan rahmat suaminya, sebab jika sampai rahmat tau maka pasti fatimah akan dimarahainya

suatu hari disaat menginjak tanggal jatuh tempo angsuran bank keliling Fatimah sama sekali tak memiliki uang sepeserpun untuk membayar, padahal jauh jauh hari pegawai bank sudah memberi tau fatimah bahwa tanggal ini hari ini adalah angsuran terakhir, yaitu angsuran pelunasan, jadi setiap nasabah harus melunasi sisa hutang dengan imbalan potongan hutang 40%, sebab pegawai bank ini akan dipindah tugaskan ke kota lain.

“assalamu’alaikum, permisi”.
Pegawai bank pun datang.

“wa’alaikumussalam, eh si abang udah dateng”. fatimah bangun dari tidurnya masih di dalam warung.

“iya teh saya mau ngomong masalah sisa angsuran teteh saya diminta sama perusahaan kalau setiap nasabah harus melunasi sisa angsuran sekaligus tapi dikasih potongan 40%, gimana menurut teteh?”

“aduhh ko gitu ya, saya kan gapunya kalo harus lunas sekarang”

“kalo masalah itu sih terserah teteh, soalnya kalo ga mau dilunasin sekarang nanti ada penagih baru sama perusahaan baru, dan bunga hutang teteh bisa berkali lipat lagi”.

fatimah pun melamun memikirkan cara bagaimana ia bisa melunasi hutang hutangnya, sebab saat ini ia benar benar tak memilik uang sepeser pun.

“emang hutang saya tinggal berapa bang?”. Wanita muslimah cantik ini pun keluar dari warung mendekati pegawai bank.

“hutang teteh hanya 1 juta 2 ratus ribu, berarti teteh hanya melunasi 500 ribu aja teh, kalo diterusin sama penagih hutang lain hutang teteh jadi 1 juta 8 ratus ribu, terus kalo setiap tanggal pembayaran teteh libur maka akan dikenakan denda 10 ribu perminggu”.

“ohh.. gitu ya, duhh mending dilunasin berarti ya?”.

“iyalah teh kalo lunas teteh gapunya utang terus bebas masalah”.

“Duhh,, gimana ya ada cara lain ga bang bantuin teteh atuh, teteh asli bener2 gapunya uang bang, suami teteh juga baru berangkat kerja baru 3 hari”.

Si abang pun termenung memikirkan jalan keluar agar fatimah bisa bebas hutang, sembari ia mengelus ngelus dagunya sendiri, ia pun mulai memikirkan ide mesum, terlebih si abang pun sudah lama menyukai Fatimah sejak awal bertemu ia sudah bermimpi berkhayal kesana kemari akan sosok Fatimah wanita muslimah nan cantik ini.

“hmmm..gimana ya teh, bisa teh hehe”. Si abang tersenyum mesum

“pake cara apa bang?”. fatimah semakin mendekat penasaran.

“kalo teteh bisa servis saya, saya bisa anggap lunas aja hutang teteh, hahahaa.”.

“hiihh dasar si abang suka becanda aja, plakk..”. fatimah menampar si abang sembari senyum, begitulah latah seorang wanita.

“becanda ko teh, hehe.., eh tapi saya beneran ko kalo teteh bisa isep punya saya aja saya anggap lunas deh asli, hahahaa.”

“asli tuh cuman ngisep doang utang teteh 500k bisa lunas haha, emang suka becanda si abang mah”.

“asli teh suer takewer kewer, hha”, si abang sembari menghisap rokok nya.

Fatimah pun mulai berpikir keras, ia mempertimbangkan tawaran pegawai bank itu, Fatimah berfikir apa salahnya toh hanya mengulum saja mungkin itu hal yang sangat mudah dan singkat, enggak sampe diapa apain ko, diposisi ini fatimah bener2 buntu, ia malu jika harus sampai meminjam uang pada sodara atau tetangga, ia pikir malah akan jadi bahan gosipan saja.

“yaudah bang sini ngomong nya di dalem rumah aja ga enak kalo diluar”.

Lalu fatimah mengajak pegawai bank itu kerumahnya yang berada tepat di belakang warungnya, setelah ia berdua di dalam rumah fatimah segera menutup gorden rumah dan mengunci pintu agar tak ada seorang pun yang bisa masuk dan bisa melihatnya sedang berduaan di rumah bersama pegawai bank itu.

“beneran bang cuman isep punya nya si abang hutang saya dianggap lunas?”. Fatimah masih memastikan hal tersebut, ia takut pegawai bank meminta yang macam macam.

“jihh beneran teh saya mah ga boong, itu juga kalo teteh mau, hehee.”

“yaudah saya mau deh bang, asal utang saya itu lunas, saya ga punya uang, tapi diisep doang kan bang”.

“asli ni teh? Teteh mau?.

“asli bang saya mau asal hutang saya lunas”. Suara fatimah yang lembut nan pelan.

“yaudah langsung aja buka celana saya teh, hehee, biar cepet”. Suruh Si abang kepada fatimah sambil menunjuk melihat celanya sendiri.

Dengan perasaan berkecambuk, panik, gelisah, jantung berdegup kencang Fatimah membuka resleting pegawai bank itu secara perlahan lahan, lalu ia turunkan sekaligus celana dalam nya, terpampang lah kontol pegawai bank yang hitam panjang tak bersunat karena si abang pegawai bank ini memang nonis pria dari suku batak.

“aahh sshh… Ludahin dulu teh biar ga seret”. Ucap si abang sembari merasakan kenikmatan sentuhan tangan wanita muslimah nan cantik ini.

“Cuhh,,,cuhh,, gini ya bang”. Jawab fatimah sambil menatap mata si abang, kontak mata wanita muslimah nan cantik ini menambah kenikmatan bagi pegawai bank.

“Aahh shh,,, bener teh bener gitu tehh ahh,,”. Si abang kewalahan akan kenikmatan yang diterima dikontolnya saat dikocok tangan lembut fatimah.

“Ayo teh isep buruan biar cepet teh, ahh..shhh..”.

“Hmm,,aaa,,”. Fatimah mencoba melahap kontol si abang yang berukuran cukup jumbo dibanding suaminya, terlebih fatimah tidak terlalu lihai dalam hal mengulum, maka tergigitlah kontol pegawai bang itu, gak tergigit gimana toh mulut kecil bertemu kontol besar.

“Aww,, jang kena gigi dong teh”. Si abang kaget disaat kontolnya tergigit fatimah.

“Ehh,, maaf bag duhh, saya kurang bisa, lagian punya si abang gede banget mulut saya kecil”.

fatimah meneruskan lagi mengulum kontol besar si abang, ia mulai menyesuaikan kontol itu dengan mulut mungilnya.

“Ahh,, nikmatt,, tehh,, shhh,,”.

“Clokk,,srluupp,,srluuup,,”. Bunyi hisapan mulut fatimah pada kontol pegawai bank itu.

Sebenarnya fatimah sangat berusaha memasukan semuanya, meskipun itu sangat sulit, hingga mata wanita muslimah ini memerah dikarenakan menahan nafas dan berusah menghisap kuat kuat kontol yang berukuran besar itu dimulutnya yang kecil.

“Aahh shhh,, bener tehh isepp yang kuatt,, ahhh,, terus tehhh,, ahhh,, shhh,,”. Kenikmatan tiada tara dirasakan si abang disaat kontolnya dihisap hisap dengan kuat oleh wanita muslimah ini, yang sama sekali ia tak pernah bermimpi sebelumnya bisa merasakan kenikmatan mulut wanita muslimah yang cantik yang sejak dulu ia sukai ia kagumi.

Sungguh kejadian yang sangat erotis dimana wanita muslimah nan cantik yang menjadi primadona di kampungnya, saat ini ia sedang berjongkok dengan kontol di mulutnya, keberuntungan bagi pemilik kontol yang bersarang dimulut itu, karena ia bisa merasakan kenikmatan lembutnya mulut wanita muslimah idaman semua lelaki dikampung nya, bahkan lelaki2 bujangan pun banyak yang bermimpi berkhayal bisa menikmati mulut itu.

 

Di waktu yang sama datanglah pak rt, ia berniat membeli roko ke warung Fatimah, sebenarnya pak rt bukan orang kampung cigonde tapi ia rt dari kampung sebelah, karena memang sudah langganan dia selalu membeli rokok atau sekedar ngopi di warung Fatimah, sebenarnya bukan sekedar membeli roko atau ngopi saja tapi pak rt memang telah lama suka kepada Fatimah malah bisa dibilang nafsu kepada wanita alim bahenol ini, maka meskipun jarak yang cukup jauh pak rt tetap mengunjunginya.

Setiap ia Nongkrong diwarung teh fatimah pasti matanya tak pernah lepas dari setiap jengkal setiap lekuk tubuh fatimah, terutama ketika tak sengaja teh fatimah nungging atau jongkok ngambil sesuatu barang pasti mata pak rt seperti akan loncat keluar, terkadang jika sempat pak rt sembunyi2 mengambil video menggunakan hp nya merekam setiap gerak gerik Fatimah.

Dan bagian tubuh yang pak rt suka dari fatimah ialah pantat bahenol nya, pantat bulat nan sekal, selalu membuat pak rt menelan ludah melihat geolanya apalagi getaranya.

Ia begitu sangat terobsesi dengan pantat fatimah, pak rt selalu berkhayal, berimajinasi bisa meniduri, menikmati tubuh molek fatimah yang cantik, selalu terbayang dikhayalanya betapa nikmatnya jika bisa merasakan kehangatan memek sempitnya fatimah, apalagi jika ia juga bisa merasakan kenikmatan lubang pantat nya fatimah yang selama ini menjadi objek nafsunya, yang ia yakini pasti masih sangat sempit, bahkan mungkin belum tersentuh oleh suaminya sendiri.

Terlebih istri pak rt dirumah sudah tua sudah pada longgar lubang2 istrinya, pak rt sudah hilang gairah kepada istrinya sendiri dirumah, memang umur pak rt juga sudah mulai tua, tapi ibarat kata semakin tua semakin jadi, maka itulah pak rt yang sangat mesum, dan objek nafsu dia ialah fatimah.

“permisi,,, permisii,, belii,, mba beli”. Pak rt memanggil manggil fatimah.

“Kemana ya, ko ini warung ditinggalin, kalo ada maling gimana ini, duhh si cantik emang teledor ya”. Pak rt mulai ngedumel

“Permisii,,, mbaaa,,mbaa,, jih bener2 ga ada ni si mba cantik, tapi ini ko ada motor bank keliling ya, apa Fatimah lagi dirumah nya kali ya, harus disusul ini”.

Lalu kang rt beranjak kebelakang berniat kerumah fatimah yang berada tepat di belakang warungnya, dengan pelan pak rt berjalan kerumah fatimah, sampailah di teras rumah teh fatimah pak rt heran melihat keadaan rumah yang tertutup gorden padahal siang hari, sebab biasanya gorden terbuka kalo siang hari, dengan mengendap endap pak rt pelan pelan ingin mengintip jendela rumah teh fatimah.

Alangkah terkejutnya ketika pak rt melihat sosok wanita berkerudung berjongkok dengan kontol dimulutnya, ia mengamati siapa orang itu, siapa kedua orang itu, apakah fatimah sama pegawai bank atau wanita lain.

“Waduhh… Apaan nih, itu bener fatimah bukan ya, hmm,,”. Pak rt menyipitkan matanya.

“Busett,, tapi bener deh kayaknya, gamungkin salah itu fatimah sama pegawai bank keliling, wah harus buru buru direkam nih lumayan, hehe”.

Dengan Cepat pak rt mengeluarkan hp nya dan langsung merekam adegan fatimah sedang mengulum kontol pegawai bank itu, meskipun hanya berdurasi 2 menit, memang karena pak rt juga rada takut ketahuan orang atau ketahuan fatimah sendiri.

“Pulang aja ah lumayan dapet video juga hehe”.
Pak rt riang gembira berjalan pulang ia tak jadi membeli roko namun ia mendapat 2 menit video berharga yang mungkin bisa berguna dilain waktu.

Aksi penguluman terus berlanjut si abang semakin bernafsu mengoral mulut fatimah yang mungil nan lembut itu.

“Hekhh,,hekh,,hekhh,,”. suara kontol pegawai bang yang semakin menekan nekan kedalam rongga mulut fatimah, kepala wanita muslimah itu pun ia tekan tekan agar lebih dalam kontolnya bersarang di mulut nikmatnya.

“Ahhh,, ahh,, ahh,, shhhh, tehh saya mau keluar,, ahh,, ahhh,,”. Semakin menggila si abang mengoral rongga mulut fatimah yang teramat nikmat, menandakan takan bertahan lama pertahan kontolnya.

Fatimah kewalahan menerima gempuran kontol si abang di mulutnya hingga matanya memerah, nafasnya sesak tertahan, mungkin karena terlalu besar kontol si abang di mulutnya yang kecil.

“Ahh,, ahh,, ahh,, sayaa keluarr tehh,, ahhh,, croottt.. croottt,, srrrr,,srrrr…”.
Akhirna ledakan kenikmatan kontol pagawai bank pun keluar di mulut fatimah.

“Aaaahhh ,,,huuhhhh,, shhh,,, mantaapp teehh”. Si abang masih masih mendiamkan kontolnya di dalam rongga mulut fatimah agar lebih lama merasakan kenikmatan orgasmenya, berbeda dengan fatimah yang tersiksa kesulitan bernafas dan mual seakan ingin muntah karena lahar panas yang tertelan.

“Ukhukk,,ukhuukk,,,ahh”. Fatimah melepaskan kontol si abang, ia pun langsung terbatuk batuk, karena sangat banyak pejuh yang ia telan.

“Si abang mah tega, teteh sampe sesak nafas bang,, ukhukk,,ukhukk,,”.

“Hehee,, maaf ya tehh lagian enak banget mulut teteh tuhh lembutt, jadinya sayang cepet keluar deh, saking nikmatnya teh”.

“Yaudah jadi sekarang lunas kan bang hutang saya?”.

“Iya teh lunas saya bisa menepati janji ko tenang, ehh tapi makasih banget ya teh udah mau, soalnya jujur saya dari dulu suka sama teteh”. Jawab si abang sembari memakai celana nya kembali.

“Suka ?, Dari dulu?, Emang suka dari apanya bang?”. Ucap fatimah sembari membersihkan pejuh yang berceceran di lantai.

“Ya karena teteh itu baik, cantik, seksi juga, hehee”.

“Huuh, dasar ngegombal nya bisa aja, udah buruan keluar bang, takut nanti ada yang ke warung bang”.

Fatimah membukakan pintu lalu membuka semua gorden yang tadi ia tutup.

“Tehh saya lanjut ya, sekali lagi maksih banget ya, sampai bertemu lagi, saya pasti kesini lagi teh pasti”.

“Jangan lah kan udah lunas hutang sayanya juga bang”.

“Bukan mau nagih hutang tapi mau bertemu teteh aja, suatu saat pasti saya rindu teteh ,, dahh,, marii tehh”. Si abang pun pergi melanjutkan keliling kampung untuk menagih hutang2 nasabah yang lain.

‘Akhirnya selesai juga, yang penting hutang lunas, meskipun harus ditukar dengan mulutnya, toh hanya sebatas mengulum saja, dan itu tak akan terjadi lagi, cukup hari ini saja kejadian buruk tadi’. Itulah yang ada dibenak fatimah.