Asmara Rakyat Jelata

Disclaimer: kalau ada kesamaan nama pelaku dengan namamu, artinya namamu pasaran. Itu aja sih.
Part 1
Alkisah disebuah rumah kontrakan sempit daerah jakarta Utara hiduplah sepasang suami istri yang sudah dikaruniai seorang anak.
Suaminya bernama Udin, seorang kuli bangunan berwajah ala kadarnya namun beruntung karena punya istri yang manis bernama Lestiana Anggraini, biasa dipanggil mbak Dewi.(kq ga nyambung ya Ama namanya).
Mereka cukup terlihat bahagia dengan cara yang sederhana.
Tv Akira 14 inchi dan speaker aktif merk TCL menjadi hiburan yang menemani.tidak banyak perabotan yang dimiliki. Dinding pun cuma terpasang kalender dengan banyak lingkaran pulpen di sebagian angkanya.

Singkat cerita. Pada suatu hari tepatnya hari Senin jam 09:15 Disaat sang suami sudah berangkat kerja.
Mbak Dewi terlihat pergi menggendong anaknya, sesekali menoleh kiri kanan sepertinya takut ada melihat. Langkahnya terlihat mencurigakan.
Setelah yakin tidak ada yang melihat lalu terdengar mbak Dewi kentut. Seketika wajahnya terlihat lega dan tersungging senyum manisnya. Mbak Dewi pun melanjutkan langkahnya menuju pasar sayur yang kerap disambangi untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
Selang beberapa menit kemudian terlihat mbak Dewi pulang dengan menenteng kantong kresek hijau transparan berisi kol gepeng, labu Siam, cabe merah keriting, Royco rasa sapi dan beberapa rempah rempah.
Tak terlalu lama berselang mulai tercium harum aroma masakan . Rupanya mbak Lastri tetangga kamarnya mbak Dewi yang sedang memasak.

Mbak Dewi terlihat keluar kamar dengan handuk yang melilit di tubuhnya. Rupanya dia kepanasan dari pasar dan hendak mandi. Namanya kontrakan kumuh tidaklah mengherankan kalau kamar mandinya cuma satu untuk bareng2 semua penghuni kontrakan. Pintunya pun cuma dari spanduk caleg yang kerap terbuka kalau tertiup angin kencang. Jangan berharap ada bak mandi, cuma ada ember dan gayung pink berbentuk love.

Setelah membilas diri terlihat mbak Dewi keluar kamar mandi Dengan lilitan handuk bertuliskan cathylac. Rupanya itu handuk hadiah cat tembok yang didapatkan dari tempat kerja suaminya.
Waktupun terus berjalan. Tibalah saatnya suami tercinta pulang kerja.
Segelas kopi hitam dan kaleng biskuit yang isinya bukan rengginang, melainkan biskuit, sudah tersaji untuk dinikmati. Cerita ringan seputar pekerjaan dan kekonyolan rekan kerja selalu mewarnai dialog mereka sembari bersantai. Sesekali terdengar tawa disertai cubitan manja dari sang istri.
Namun dibalik kemesraan dan kebahagiaan mereka sebenarnya tersimpan cerita yang nanti akan saya ceritakan di part 2.