Derita siti nurhaliza part 2
Sekarang Siti buka kaki Siti, selebar mungkin.” Perintah Godon lagi. Siti terhenyak dari tempatnya, dia dipaksa untuk memamerkan vaginanya, tapi sekali lagi Siti merasa tidak kuasa menolak, akhirnya Siti membuka kakinya selebar mungkin dengan posisi menekuk ke samping. Posisi Siti sekarang mengangkang, seperti orang akan melahirkan, masih dengan tangan menumpu ke belakang. Ketiga pria kasar itu memelototi daerah kemaluan Siti yang bersih.
“Uoohhh… vagina seorang selebritis, cantik sekali…” ujar Barda. Tanpa banyak bicara lagi, Barda langsung berlutut di hadapan vagina Siti yang terkuak lebar, lalu dibenamkannya wajahnya ke vagina Siti lalu lidahnya mulai menjilati vagina Siti.
“Oohh..” Siti merintih tertahan saaat lidah Barda mulai menyentuh bibir vaginanya, lidah barda dengan lincah menari di daerah sensitif itu, sesekali lidah itu menjulur masuk ke liang vagina Siti dan menyerang daerah klitoris Siti.
“Ahhh… aahh..” Siti mengerang lirih saat daerah paling sensitif dari tubuhnya disentuh. Tanpa sadar Siti merenggangkan kakinya, membuat Barda makin leluasa menjilati vaginanya, sesekali Barda juga mengelus-elus paha Siti bagian dalam dan juga meremas-remas pantat Siti yang sekal.
Pemandangan itu membuat godon dan Herman tidak tahan, mereka ikut naik ke atas ranjang, lalu keduanya mulai menikmati sepasang payudara Sitiyang menggantung bebas. Herman menyerang payudara Siti sebelah kiri, sedang Godon menyerang payudara Siti yang kanan. Kedua belah payudara itu diremas-remas dan dibelai-belai dengan gerakan campuran antara nafsu dan gemas, Siti beberapa kali meringis kesakitan saat Godon dan Herman terlalu keras meremas payudaranya. Sambil memencet payudara Siti, Herman juga mulai menjilati puting payudara Siti yang mencuat. Puting yang berwarna pink segar itu dijilatinya dengan penuh nafsu, sesekali ujung lidahnya juga menyentil-nyentil dan memain-mainkan ujung puting yang sensitif itu. Siti melenguh-lenguh merasakan serangan dahsyat pada titik-titik seksualnya. Sensai libido yang pernah didapatkannya dari Johan tiba-tiba meledak lagi seperti truk raksasa yang menggilas tubuhnya.
“Ohhh… aahhh… oohh.. nnhh… nnhh.” Siti mulai kehilangan kendali atas tubuhnya, dia mengerang penuh kenikmatan sambil tubuhnya menggeliat liar, bibirnya bergetar-getar sensual, membuat Godon tidak tahan lagi untuk menciumnya, sambil tangannya menyerang payudara Siti, bibirnya dan bibir Siti juga bertautan lengket. Godon mengulum bibir sensual Siti dengan gerkan penuh nafsu, kemudian lidahnya mulai mendesak masuk ke dalam mulut Siti, tanpa sadar, Siti juga merespon usaha Godon, Siti membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Kedua lidah berbeda kasta itu saling belit dan saling bertaut.
Sementara di bawah, Barda masih dengan liar manikmati keindahan vagina Siti Nurhaliza. Dipegangnya kedua belah pantat Siti dengan lengannya sambil sesekali diremasnya pantat Siti. Wajahnya kuat menekan daerah selangkangan Siti.
“Ahhhh….. Ohhhhh……….” desahan-desahan Siti yang tadinya tertahan sekarang mulai terasa bebas, meskipun dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terhanyut dalam dorongan birahinya, tapi pada saat yang bersamaan, dorongan itu begitu kuat membetot setiap simpul syarafnya membuatnya terlena. Siti mulai merasakan tubuhnya seperti akan meledak dihantam oleh rangsangan yang tiada hentinya merasuki tubuhnya. Pelan-pelan Siti mulai bisa menerima perlakuan mereka, tubuhnya bergerak seirama dengan permainan ketiga pria kasar itu. Dan ketiga pria itu tahu Siti sudah terangsang hebat, akrena itu mereka makin gencar melancarkan rangsangan pada tubuh Siti. Akhirnya, sekuat apapun Siti bertahan, dia tidak mampu menahan desakan liar di tubuhnya yang bagaikan singa merobek tubuhnya dari dalam, tubuhnya melengkung ke belakang membuat payudaranya membusung tegak.
”Ooooohhhhkkhhhhhhhhh… Aaahhhh….” tubuh Siti akhirnya mengejang kuat sambil menjerit keras, kakinya menggelepar-gelepar seperti ayam disembelih. Dengan sekuat tenaga, Siti melepaskan orgasme pertamanya. Seketika cairan bening mengucur dari kemaluan Siti. Cairan itu langsung dijilati oleh Barda dengan rakus. Tubuh Siti menegang dengan begitu hebat, sampai-sampai Herman dan Godon kewalahan menahannya. Tubuh mulus itu menegang selama beberapa detik sebelum kemudian melemas lagi di dalam pelukan Herman dan Godon.
Siti terkulai lemas setelah orgasme yang begitu hebat, tubuhnya yang putih mulus menjadi berkilau karena basah oleh keringat. Nafas Siti terengah-engah seolah baru saja menyelesaikan lomba lari jarak jauh, membuat payudaranya yang telanjang dan membusung bergerak-gerak menggemaskan. Godon meremas payudara Siti beberapa kali saking gemasnya. Siti hanya bereaksi denganb sedikit menggeliat merasakan sentuhan tangan Godon pada payudaranya, gelombang orgasme dahsyat sudah terlanjur menguasainya dengan sangat kuat. Karena itu Siti juga diam saja saat Barda menarik kedua kakinya dan melebarkannya mengangkang dan menekuknya sedikit. Posisi yang sangat sempurna bagi wanita untuk melakukan persetubuhan.
Barda mengamati tubuh mulus Siti sejenak, sambil menempatkan dirinya di antara kedua belah paha Siti yang mulus itu. Dielusnya paha Siti bagian dalam dengan gerakan lembut, seolah ingin meresapi kemulusan setiap inci kulit paha Siti. Lalu perlahan Barda mulai menempatkan tubuhnya menindih tubuh Siti. Payudara Siti yang kenyal menekan dada Barda dengan lembut, seolah ada bantal yang mengganjal. Pelan-pelan Barda mulai mengarahkan penisnya ke kemaluan Siti sambil sesekali menciumi bibir Siti dan mengulumnya lembut. Siti kembali meneteskan air mata merasakan desakan benda tumpul pada kemaluannya.
“Ehhkkhh…” Siti merintih lirih saat penis Barda mulai menerobos masuk ke dalam liang vaginanya, Siti memejamkan mata sambil menggigit bibir menahan sakit pada lang vaginanya yang terasa penuh terisi oleh penis Barda. Barda sendiri mendengus-dengus bak kuda liar merasakan jepitan dan cengkeraman kuat dari vagina Siti, vagina Siti seolah melakukan perlawanan ketat saat penis Barda memasukinya, denyutan dinding vagina Siti seolah cengekraman tangan yang meremas penis Barda.
Selama beberapa saat Barda membiarkan penisnya tertanam di dalam liang vagina Siti, mencoba menyerap seluruh kenikmatan dari denyutan vagina penyanyi jelita itu.
“Ohh..ohh.. ohh..” Barda mengerang sesaat merasakan kenikmatan luar biasa dari jepitan vagina Siti.
Untuk menambah kenikmatan itu, Barda kemudian kembali menciumi bibir Siti dan mengulumnya ketat. Lalu dipeluknya tubuh putih Siti dengan erat. Perlahan Barda mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, untuk mengocok penisnya di dalam liang vagina Siti. Siti merintih-rintih setiap kali vaginanya digenjot. Tapi rintihannya teredam oleh kuluman dan cumbuan Barda di bibirnya. Siti hanya bisa menggelepar-gelepar merasakan genjotan-demi genjotan pada liang vaginanya yang dirasakannya makin lama makin cepat. Barda sendiri bergerak makin liar, disodoknya vagina Siti kuat-kuat sampai tubuh Siti tersentak-sentak liar. Kaki Siti terlihat menendang-nendang ke samping dengan liar. Tapi meskipun dalam keadaan diperkosa, tapi mau tidak mau, akibat orgasme pertamanya yang begitu hebat, Siti mulai ikut merasakan kenikmatan dalam setiap genjotan penis Barda di vaginanya. Pelan-pelan gerakan tubuh Siti mulai teratur seirama dengan gerakan Barda yang liar, bahkan kadang, saat Barda menghentikan genjotannya, Siti menggerak-gerakkan pantatnya sendiri naik turun supaya penis barda tetap mengocok vaginanya. Lenguhan-lenguhan Siti mulai terdengar sangat menikmati setiap gerakan yang mereka berdua lakukan.Sepuluh menit kemudian, Barda, sambil memeluk erat tubuh Siti, bangkit dari posisi tidurnya dan sekarang duduk sambil tetap mendekap tubuh Siti, Posisi keduanya sekarang saling berhadapan dengan kedua alat kelamin mereka tetap menyatu. Barda kemudian membiarkan tubuh Siti terkulai ke belakang, membuat Diva Pop Malaysia itu harus menggunakan tangannya untuk menahan agar tubuhnya tidak jatuh ke belakang. Dengan posisi itu, Barda leluasa mencengkeram pantat Siti dengan kedua tangannya, diremasnya bongkahan pantat yang padat itu sesaat. Lalu Barda memaksa pantat Siti bergerak maju mundur dengan dua tangannya membuat Siti seolah-olah menggoyangkan pantatnya untuk mengocok penis Barda yang tertanam di dalam liang vaginanya.
“Ahhss.. ahhss.. oohh… oohh… Fuckkk.. mee.. aahhh.. Fuck mee.. “ Siti mulai meracau, tubuhnya sekarang sudah sepenuhnya dikuasai gelombang seksual, membuat pikirannya tidak bekerja. Tubuhnya hanya bergerak mengikuti nalurinya yang paling dasar. Kerena itulah kemudian Siti dengan sukarela menggerakkan pantatnya sendiri maju mundur mengocok penis yang mengisi vaginanya. Bunyi gesekan vagina dan penis terdengar berirama, menambah gairah sepasang anak manusia berbeda kasta yang sedang melakukan persetubuhan tersebut.
Dan selama sepuluh menit kemudian, sepasang tubuh yang sangat kontras itu terus bersatu dalam gelombang seksual yang menggebu. Siti kemudian kembali merasakan desakan yang sama seperti yang dia rasakan sebelumnya, tubuhnya seperti diledakkan dari dalam.
“Ahh.. ahh.. Siti nak keluar Pakcik.. Siti nak keluar.. ahhhh… oohhh… ooohhh..” Siti berujar lirih, tatapan matanya terlihat sayu sambil menggigit bibir bawahnya. Goyangan tubuhnya makin liar dan genjotan pantatnya makin cepat. Kemudian tubuh itu kembali melengkung ke belakang, sampai wajah cantik Siti mendongak ke atas, tubuh itu menegang kuat bagai tersengat aliran listrik.
“Oooooohhkkkkkkkkhhhhhh………. Aaaaaahhhhh….” Siti mengerang kuat-kuat sambil menunpahkan seluruh tenaganya untuk kembali mencapai orgasme.
Pada saat yang bersamaan, Barda merasakan denyutan vagina Siti makin keras dan kuat meremas-remas penisnya, membuatnya tidak tahan lagi. Akhirnya diiringi lolongan penuh kenikmatan keduanya mengalami orgasme yang sangat hebat. Barda melenguh-lenguh saat spermanya menyembur mengisi rahim Siti dengan derasnya. Akhirnya keduanyapun ambruk ke arah yang berlawanan dan terkapar di atas ranjang sambil terengah-engah. Ledakan orgasme yang dialami Siti membuat tubuhnya tidak lagi bisa dikendalikan oleh akal sehatnya. Penyanyi cantik itu hanya menurut ketika Godon menarik tubuhnya dan memaksanya berlutut tepat di depan selangkangan Godon.
“Nah.. sekarang Siti pegang punya Abang nie..” kata Godon sambil menyorongkan penisnya ke wajah Siti. Untuk sesaat Siti memalingkan wajahnya, tidk tahan menatap penis yang hitam dan besar milik Godon. Tapi Godon menarik tangan Siti dan memaksa Siti untuk memegangnya. Siti tidak bisa menolak lagi, pelan-pelan jari-jarinya yang lentik mulai melingkari penis itu, besarnya pas segenggaman tangan Siti yang mungil.
“Ayo Sayang.. “ Godon mengangguk saat Siti menatap wajahnya seolah minta konfirmasi untuk tindakan selanjutnya.
Akhirnya Siti menurut, pelan-pelan tangannya mulai bergerak mengocok penis perompak itu dengan gerakan lembut. Siti takut kalau tangannya menyakiti penis Godon pastilah Godon akan marah dan menyakitinya. Karena itulah Siti memperlakukan penis itu dengan sangat lembut, kocokannya bergerak dengan sangat teratur membuat Godon serasa melayang merasakan sentuhan tangan artis cantik itu.Ohhh… yess.. ahh.. Tak sangka, Siti cakap kali lakukan nie..” kata Godon sambl mengerang. Siti mendaegar penghinaan itu, tapi dia diam saja dan terus mengocok penis Godon. Godon mengerang-erang penuh kenikmatan, rasanya seperti mimpi kalau penisnya dilayani oleh seorang artis yang selama ini hanya bisa dilihatnya lewat layar kaca. Melihat itu Herman tidak tahan untuk ikut ambil bagian, dia berlutut di belakang Siti, lalu disusupkannya kedua tangannya ke bawah ketiak Siti, Jari-jarinya yang kasar kemudian mencengkeram kedua belah payudara Siti dengan ketat.
“Ahh.. “ Siti mengerang kecil saat Herman mulai membelai-belai dan meremas-remas payudaranya dari belakang. Herman mencengkeram payudara lembut itu dengan kekuatan penuh, membuat Siti sedikit kesulitan bergerak, apalagi Herman juga merapatkan dadanya dengan punggung Siti, seolah meresapi kehangatan punggung mulusnya. Kemudian tangan kanan Herman mulai bergerak turun, menyusuri perut Siti yang rata, dan turun ke daerah kemaluan Siti.
“Ohh… “ Siti mendesah sambil menggeliat saat jari-jari Herman mulai mengaduk-aduk daerah kemaluannya. Dipermainkannya vagina Siti dengan jarinya, membuat Siti tiba-tiba kembali tersengat oleh rangsangan, membuat tubuhnya yang tadi begitu kaku mendadak menjadi rileks, kedua kaki Siti mulai rileks, Siti bahkan makin melebarkan kedua kakinya dan membiarkan jari-jari Herman semakin leluasa keluar masuk vaginanya yang sudah basah itu. Tubuh Siti mulai mengikuti gerakan jari-jari Herman pada vaginanya.
“Mmhh… oohhh… oohh..” Siti tanpa sadar mendesah-desah merasakan rangsangan pada daerah kemaluannya, apalagi saat jari-jari Herman menemukan klitorisnya, sentuhan jari-jari Herman pada daerah sensitif tersebut membuat Siti meremang, dorongan seksualnya mendadak melonjak dengan cepat. Hal itu membuatnya bergerak liar, dikocoknya penis Godon dengan gerakan cepat, membuat Godon meleguh-lenguh. Dia merasakan perubahan pada tubuh Siti, yang mengalir pula ke tubuhnya melalui tangan halus itu.
“Ahh.. ahh..” Godon merintih-rintih. “Masukkan ke mulut Siti.. masukkan ke mulut, ‘Godon meraih kepala Siti dan mendorongnya maju. Siti yang sudah terangsang bertindak bak seorang pelacur murahan.
Tanpa ragu lagi dia membuka mulutnya, dan seketika penis besar Godon meluncur masuk ke mulutnya. Siti merasakan sesuatu tidak enak di mulutnya, tapi desakan seksualnya terlalu kuat untuk mempedulikan hal itu. Dia hanya mengikuti nalurinya saja, digerakkannya kepalanya maju mundur untuk mengocok penis itu di mulutnya, bibirnya yang mungil, yang biasanya melantunkan lagu-lagu merdu, digunakannya untuk mengulum dan mengenyoti penis besar itu. Perlakuan Siti pada penis Godon membuat Godon mengerang-erang menahan desakan sensasi yang kian menghebat. Tubuh Godon mengejang keras, seolah akan meledak, desakan libidonya mengumpul menjadi satu dan kian mengeras terpusat pada penisnya yang berkedut-kedut. Di lain pihak, Siti yang juga tengah dirangsang hebat oleh sentuhan tangan Herman pada payudara dan vaginanya kian bernafsu menggarap penis Godon, kulumannya makin kuat, sesekali Siti mengeluarkan penis itu dari mulutnya dan mengecup-ngecup ujung penis yang bagaikan topi baja itu sambil sesekali menjilatinya, cairan bening mulai menetes dari ujung penis Godon yang kian menegang yang langusng dijilati oleh lidah Siti, Siti juga kembali mengocok-ngocok penis yang terasa kian licin di tangannya. Godon yang sudah tidak tahan akhirnya memaksa Siti untuk mengulum penisnya kembali. Siti pun menurut saja, kembali penis hitam itu memenuhi mulutnya kemudian dikenyot dan dikulumnya sengan penuh nafsu. Godon makin liar, akhirnya ditekannya wajah Siti sampai rapat ke selangkangannya, membuat Siti meronta-ronta kehabisan nafas.
“Oohh.. nggghhh… aahhkkkhhhh…” Godon mengejang dan mengerang kuat, wajahnya mendongak sambil mengernyit, sepertinya wajah itu akan meledak berkeping-keping, dan dengan satu dorongan terakhir, ditumpahkannya spermanya ke dalam mulut Siti. Siti membeliak merasakan cairan hangat dan kental menyembur deras memenuhi kerongkongannya. Nyaris Siti muntah merasakan cairan sperma bauitu, tapi cengekraman Godon membuatnya menelan sperma itu sampai tuntas. Pada saat yang bersamaan, rangsangan-rangsangan yang diberikan oleh Herman pada payudara dan vagina Siti membuatnya terangsang tinggi, akhirnya tubuh Siti ikut-ikutan menegang sampai merapat ke tubuh Herman, Herman langsung memeluknya ketat sambil terus menggerayangi payudara dan vagina Siti. Siti menggeliat merasakan sensasi sekualnya kian meninggi menyengat seluruh titik syaraf kenikmatannya. Tubuh Siti menggelepar keras sambil kakinya menendang-nendang. Tidak tahan menerima perlakuan Herman, Siti akhirnya memuntahkan orgasmenya untuk yang ketiga kali.
“Ooooohhhhhhhhhkkhhhhhhh……….” Sambil menggeliat kuat-kuat, Siti menjerit keras, orgasmenya meledak luar biasa seolah ada seekor singa merobek tubuhnya dari dalam. Tubuh mulus penyanyi cantik itu menegang beberapa saat, sebelum akhirnya melemas sambil terengah-engah di dalam pelukan Herman.
Kemudian Herman menunggingkan Siti dan menarik pantat Siti agak tinggi. Herman melebarkan paha Siti sehingga vagina Siti sedikit terkuak. Herman yang sekarang juga sudah telanjang bulat pelan-pelan mendekatkan penisnya pada bibir vagina Siti. Pelan-pelan didorongkannya penis itu ke dalam liang vagina Siti.
“Oohhhkk..” Siti melolong lirih saat penis Herman meluncur mulus ke dalam vaginanya berkat cairan vaginanya yang sudah membanjir.
“Ampuun Pakcik.. Siti tak kuat lagi.. oohh..” Siti merintih pelan saat Herman mulai menggerakkan pantatnya untuk menggenjot vagina Siti.
Siti tersentak maju-mundur setiap kali Herman mendesakkan penisnya ke dalam vagina Siti. Vagina Siti yang masih sempit mulai licin dan lancar meskipun masih sangat menjepit.
Herman melakukan persetubuhan dengan gerakan yang liar, kadang pelan dan lembut, kadang kasar dan sangat cepat seperti dikejar setan. Gerakan-gerakan liar itu membuat Siti makin tersapu oleh sensasi liar di dalam tubuhnya. Setelah mengalami beberapa kali orgasme, desakan seksualnya menjadi makin liar membuatnya terlihat sangat menikmati persetubuhannya dengan Herman. Setelah hampir sepuluh menit mereka bersatu, Siti tidak tahan lagi, dorongan nafsu seksualnya sudah mangalahkan akal sehatnya, diapun mengerang dan mendesah seirama gerakan penis Herman yang menggenjot vaginanya.”AAAAhhhhhh…..”Siti mengerang keras, dia kembali mengalami orgasme, meskipun tidak sehebat sebelumnya, tapi cukup kuat untuk membuat vaginanya berdenyut kencang. Tahu Siti mengalami orgasme, Herman makin bersemangat memompakan penisnya di dalam liang vagina Siti. Hal itu membuat Siti semakin larut dengan permainan Herman pada vaginanya. Herman memompa vagina Siti dengan cepat kemudian melambat dan cepat lagi, begitu seterusnya. Hal ini membuat Siti semakin mendesah-desah kenikmatan, lelehan cairan kewanitaannya sudah keluar dan membasahi kedua paha bagian dalam Siti. Saking larutnya dalam permainan, dengan tidak sadar Siti yang menggerakan pinggulnya apabila Herman dengan sengaja menghentikan genjotan penisnya pada vagina Siti. Kemudian kembali Herman membuat gerakan maju mundur mendesakkan penisnya ke dalam vagian gadis cantik itu. Siti yang sudah dipengaruhi orgasmenya tidak kuasa melawan, dia bahkan menikmati genjotan penis Herman di dalam vaginanya.
“Ooohh…… akkhh… ooohhh…….” Siti mendesah-desah sambil mengejang, tangannya mengepal keras, desahannya perlahan mulai taratur seirama dengan genjotan Herman pada vaginanya.
Herman terus memompa batang kemaluannya masuk ke dalam liang vagina Siti. Herman kemudian melebarkan kaki Siti dan terus memompa masuk dengan buas sambil tangannya meremas-remas payudara Siti. Siti makin terangsang dengan perlakuan Herman yang liar itu, kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan sambil menggeliat-geliat penuh kenikmatan. Kocokan demi kocokan terus menghujam vaginanya. Cairan vagina Siti terkocok sampai tuntas dan mengucur membanjiri selangkangannya. Dengan penuh nafsu Herman mempercepat genjotannya pada vagina Siti, sesekali dia kembali menghentikan pompaannya, dan secara refleks kembali Siti ganti menggoyangkan pantatnya maju mundur. Hal itu terjadi berkali-kali, bahkan saat Herman mendorong tubuh Siti hingga batang kemaluannya keluar dari liang kemaluan Siti. Secara refleks diluar kemauan Siti, dia menggerakkan pantatnya sendiri. Kali ini permainan menjadi amat bergairah. Siti sudah mulai terbiasa menerima sodokan penis Herman di kemaluannya. Kali ini keduanya sudah seperti pasangan yang serasi. sudah seirama dan saling beradaptasi dalam persetubuhan itu. Siti pun tak melakukan perlawanan sama sekali terhadap Herman. Dibiarkannya begal itu membimbingnya mendaki puncak kenikmatan bersama. Siti yang wanita baik-baik dan seorang selebritis terkenal serta masih berstatus sebagai istri orang kadang masih berusaha membuat kesan ia tidak begitu menikmati persetubuhan itu. Namun yang sebenarnya terjadi, Siti benar-benar menikmatinya. Kemaluannya pun menerima kocokan demi kocokan penis dari banyak anggota perompak sepertinya sudah merelakan tubuhnya untuk dijadikan pelampiasan nafsu seksual mereka. Setelah bersetubuh beberapa puluh menit lamanya, tampak tubuh Siti berkelonjotan dan menegang, kedua kakinya, dengan otot paha dan betisnya mengejang, jari-jari kakinya menutup, dan nafas Siti menjadi tak teratur sambil terus merintih keras dan panjang,
“Ohhh… Akkkhhh… Ooohhh…!” Siti mengerang keras membuat Herman semakin mempercepat gerakannya hingga akhirnya membuat Siti merintih panjang, seluruh tubuh Siti kembali menegang dan menggelinjang selama beberapa detik.
“Oouuuuuuh…” jerit Siti menikmati orgasmenya yang bertubi-tubi dan memabukkan.
“AAGGHHHHHHHH… ” Herman melenguh keras, sensasi yang sedari tadi ditahan akhirnya dilepaskan dengan sangat dahsyat sambil memuncratkan spermanya ke dalam vagina Siti. Keduanya kembali lemas setalah mengalami orgasme secara bersamaan.
Herman untuk sesaat menekan penisnya dalam-dalam di vagina Siti menikmati cengkeraman vagina Siti sampai tuntas. Lalu perlahan dia menarik tubuh Siti berdiri di dalam dekapannya. Dipeluknya tubuh putih mulus itu dengan erat sambil sesekali bibirnya menciumi bibir Siti seolah tidak pernah puas merasakan sentuhan bibir merah Siti. Dan sepanjang malam, sampai menjelang fajar, Siti dipaksa terus menerus merelakan tubuhnya dijadikan sarana pelampiasan nafsu seksual ketiga perompak itu. Ketiganya menyetubuhi Siti dengan berbagai macam gaya yang bisa mereka praktekkan. Siti sendiri tidak ingat sudah berapa kali ketiganya memperkosa dirinya karena hampir tiap jam mereka memaksanya untuk bersenggama secara bergiliran. Dirinya tidak ubahnya sebuah piala bergilir yang dipakai untuk memuaskan nafsu binatang ketiga orang itu. Siti yang seorang wanita terhormat dan selebritis yang sangat dikagumi banyak orang sekarang dipaksa untuk menjadi lebih hina daripada seorang pelacur
***
Sepasang tubuh terlihat sedang bergumul di atas ranjang dalam keadaan telanjang. Pasangan itu terlihat sangat berbeda, yang satu seorang wanita yang sangat cantik dengan tubuh putih mulus, sedang satunya lagi pria hitam kasar dengan wajah brewokan menyeramkan. Desah kenikmatan meluncur dari keduanya, tubuh pria hitam itu menindih tubuh sang wanita cantik dan menggenjot daerah kemaluannya dengan gerakan kasar.
“Ohh.. Ohh.. Ohh..” Suara si pria yang tidak lain adalah Johan pimpinan perompak terdengar mendengus tiap kali dia menggenjot kemaluan wanita cantik yang sedang disetubuhinya.
“Bagaimana Siti.? Siti suka dengan perkawinan kita ni..??” Tanya Johan di tengah usahanya menyetubuhi wanita cantik yang tidak lain adalah Siti Nurhaliza itu. Wajah Siti yang cantik merah padam, meski begitu Siti sama sekali tidak menunjukkan perlawanan, bahkan terlihat sekali kalu Siti sedang menikmati persetubuhannya dengan perompak seram itu.
“Egh.. oohh.. “ Siti mengerang halus, “Iya..Bang.. Ohh.. Siti suka ..Siti rasa senang bisa bersetubuh dengan Abang..” ujar Siti manja sambil tangannya memeluk punggung Johan yang kokoh.
Hari ini adalah tepat seminggu Johan menculik Siti dan Datuk K. Sepanjang seminggu itu Siti terus-menerus dipaksa untuk menjadi budak seksualnya. Di bawah ancaman Johan yang akan mencelakakan Datuk K, Siti terpaksa menuruti keinginan Johan. Setiap hari Siti dipaksa melakukan persetubuhan oleh Johan, bahkan tak jarang penyanyi cantik itu dipaksa melakukan hubungan seksual dengan anak buah Johan. Siti sendiri merasa nasibnya saat ini memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pelacur bagi Johan dan anak buahnya karena itu dia tidak berani menolak setiap keinginan Johan. Hal itu dilakukannya juga demi keselamatan suaminya.Ohh.. bagus sekali Sayangku..” Johan memeluk tubuh mulus penyanyi cantik itu erat-erat sambil terus menggenjot kemaluan Siti kuat-kuat. Siti mengerang merasakan genjotan itu merangsang syaraf seksualnya, tubuhnya perlahan mengejang, pelukannya ke punggung Johan makin ketat, sampai akhirnya bibir Siti yang mungil mendesis.
“Oooohhhhhhhhhhh……..” Siti menggeliat, orgasmenya meledak, dan hal ini yang membuat Siti bingung, kenapa setiap kali bersetubuh dengan Johan dan anak buahnya justru dirinya mendapatkan kepuasan yang sangat luar biasa yang tidak pernah diperolehnya dari Datuk K.
Hal inilah yang membuat Siti benci tapi juga butuh pada Johan dan perlahan membuatnya tergantung pada sosok seram perompak itu. Sedangkan Johan sendiri tentu saja menganggap Siti adalah sesuatu yang sangat berharga. Siti sendiri sampai detik ini tidak keberatan saat dirinya dijadikan pelacur oleh Johan. Tapi tentu hal itu adalah usahanya untuk menyelamatkan suaminya dari cengkeraman para perompak. Johan merasakan ketatnya vagina Siti menggenggam penisnya, sudah berhari-hari dia menggagahi Siti tapi tetap saja vagina Siti terasa begitu ketat dan lembut, Akhirnya Johan pun tak tahan lagi, dengan erangan kuat, dia menekan kemaluan Siti dengan penisnya sampai mentok, dan kemudian dia menyemprotkan spermanya di dalam vagina Siti. Entah sudah berapa kali Johan menyiram rahim Siti dengan spermanya, Johan tidak pedulikan hal itu, karena berkat bantuan salah satu tawanan yang lain, seorang dokter ahli Ginekologi, di dalam rahim Siti sudah dipasang IUD anti hamil, dengan demikian berapa banyakpun sperma yang mengisi rahim Siti, Siti tidak akan bisa hamil, meski begitu Johan berharap suatu saat dirinya bisa menghamili Siti Nurhaliza, dengan demikian dirinya akan mendapatkan keturunan dari seorang wanita yang sangat cantik dan diidolakan banyak orang. Setelah puas menyetubuhi Siti, Johan pun berbaring di samping Siti sambil memeluk tubuh bugil penyanyi cantik itu.
“Siti..” kata Johan setelah agak lama, Siti menoleh, wajahnya yang cantik kini bertatapan dengan wajah Johan yang seram.
“Apa Bang..?” kata Siti sambil tersenyum.
“Aku punya idea ni, tapi Hanya Siti yang bisa melakukan idea aku ini,” jawab Johan.
“Idea apa Bang, kalau Siti boleh, akan Siti lakukan,” jawab Siti masih dengan senyum manisnya.
“Aku inginkan sebuah pertunjukan, dimana dalam pertunjukan itu, Siti menjadi penari telanjang,” kata Johan enteng.
“Apa?” Siti terperanjat dan terbangun dari rebahannya. “Siti, Abang minta Siti menari telanjang?”“Oh bukan hanya itu, Siti juga aku minta untuk melakukan persetubuhan di atas panggung dengan beberapa orang yang aku pilih..” kata Johan datar, seolah mengatakan sesuatu yang biasa saja.
Siti terkesiap pucat, dirinya tidak menyangka akan dijadikan komoditi mesum semacam itu, dalam mimpi sekalipun Siti tidak pernah membayangkan hal itu.
“Tidak Bang.. jangan lakukan itu pada Siti Bang, Abang sila perkosa Siti sepuas Abang, Abang sila jadikan Siti pelacur bagi tamu Abang, tapi jangan pinta Siti lakukan itu Bang..” Siti terisak.
“Kalau Siti tak mau, tak apa, tapi jangan lupa…….”
“Jangan Bang!” Siti menjerit. Dia tahu apa yang akan dikatakan Johan. “Baik Bag, Siti akan lakukan itu..” jawab Siti sambil tertunduk. Sekali lagi ancaman Johan untuk mencelakakan Datuk K berhasil.
***
Ruangan itu adalah ruangan yang sama yang pernah dipakai Johan saat memaksa Siti melakukan tarian seksualnya yang pertama kali. Tapi kali ini tamu yang datang lebih banyak dari waktu itu. Kursi berjajar memanjang ke belakang dan diisi penuh. Sekitar empatpuluhan orang, semuanya pria dan rata-rata bertampang sangar, duduk dengan gelisah. Selang beberapa puluh menit, lampu utama dipadamkan. Penonton menunggu dengan gelisah apa yang akan terjadi selanjutnya. Kemudian dari belakang panggung, muncullah bintang yang sudah ditunggu-tunggu oleh mereka.
Siti Nurhaliza berjalan menuju ke tengah panggung. Seketika lampu sorot menerangi tubuhnya, yang sudah berganti pakaian, pakaian yang Siti pakai saat ini hanyalah sebuah long dress pink tipis, dengan model tanpa punggung, hanya semacam kain penutup dada yang diikatkan ke lehernya yang sekarang menutupi payudaranya, belahan dada memanjang dari leher sampai pusar membuat kulit dadanya yang putih terlihat berkilau ditimpa lampu sorot. Sementara belahan paha dari pinggang terus ke bawah hingga setiap kali Siti berjalan pahanya yang mulus tersingkap lebar. Meskipun pakaian tersebut menutupi kedua payudara Siti dan bagian bawah Siti, namun karena tipisnya bahan pakaian tersebut dan ditambah dengan lampu sorot panggung yang sangat terang, sangat terlihat bahwa Siti hanya tinggal memaki celana dalam model G-String saja sehingga bayangan kedua puting payudara Siti dan bayangan kedua paha Siti sangat jelas terlihat. Meskipun terlihat habis menangis, Siti masih terlihat sangat cantik, apalagi terlihat jelas bahwa Siti telah didandani dengan baik, diberi make up yang sesuai dan dengan rambutnya yang telah diatur sedemikian rupa sehingga seperti kelihatan baru keluar dari salon. Seketika itu decak kagum bergema di ruangan itu. Rupanya semua yang hadir di tempat itu sudah tahu siapa bintang pertunjukannya, dan rata-rata dari merekapun tahu siapa Siti Nurhaliza, tentu saja mereka adalah orang yang sangat mengagumi kecantikan Siti.
Tak berapa lama Johan naik ke panggung, didekapnya tubuh Siti erat-erat dan sesekali dia menciumi wajah Siti.
“Nah.. para tamu semuanya, tentu kalian sudah tahu siapa prempuan ini.. Siapa dia.?? Tanya Johan pada penonton. Serntak semua menjawab lantang.
“SITI NURHALIZA….!!”
“Nah, macam mana kalau malam ini kita suruh dia menghibur kita semuanya..?”
“SETUJU.!!”
Johan kemudian memandang Siti dengan tatapan garangnya.Bagaimana Siti? Apa Siti mau menghibur mereka?” tanya Johan
“Iya Bang.. Siti mau..” jawab Siti.
“Siti mau menari telanjang buat mereka?”
“Siti Mau Bang..” jawab Siti menahan tangis. Johan tertawa penuh kemenangan mendengar jawaban Siti.
“Kalau begitu mari kita mulai pestanya..!!” kata Johan.
Siti menatap kerumunan pria yang sudah tidak karuan di hadapannya.
“Apa kabar semua?” Siti mencoba tersenyum. Dan melempar salam. “Bagaimana kalau hari ini Siti menghibur anda semua dengan satu tarian..” sontak seluruh perompak yang tidak pernah melihat wanita secantik Siti bersorak.
“Bagaimana kalau Siti buka baju?” kata Siti lagi. Serentak semua menjawab setuju. Siti lalu melepaskan lilitan kain yang menutupi tubuhnya. Seketika semua yang melihatnya langsung melotot melihat tubuh yang begitu putih dan mulus terpampang di depan mereka. Saat itu terdengar alunan musik dari sebuah speaker yang ada di atas panggung. Lagu CINDAI menggema di dalam ruangan.
Siti lantas mulai menggoyangkan tubuhnya yang nyaris bugil itu dengan gerakan gerakan erotis mengikuti irama lagu yang pernah membawanya pada ketenaran sebagai seorang penyanyi. Tangannya diangkat ke atas lalu pinggulnya digoyang-goyangkan membuat seluruh tubuhnya berguncang. Seluruh penonton bersuit-suit melihat goyangan pinggul dan pantat Siti. Payudara Siti yang tergantung telanjang begitu putih mulus dan kencang. Payudara itu berguncang seirama gerakan Siti. Melihat payudara yang begitu mulus itu telanjang, penonton makin liar dan berteriak meminta Siti membuka celana.
“Buka ! Buka! Buka!” teriak mereka sambil terus memelototi Tubuh Siti yang bergoyang erotis. Siti mulai meneteskan air mata mengalami penghinaan serendah itu. Tapi dia mancoba menguatkan dirinya demi keselamatan suaminya yang masih ditahan oleh Johan.
“Kalian mau lihat pula vagina Siti?” tanya Siti, lalu Siti mulai memelorotkan celananya dan melemparkannya ke arah penonton, lagi-lagi penonton berebut mengambil celana itu. Sekarang Siti sudah sempurna telanjang bulat di hadapan para perompak yang makin brutal. Siti meneruskan tariannya dengan berbagai gaya yang diingatnya. Pantat Siti yang montok dan mulus bergoyang-goyang secara erotis. Sesekali Siti juga berpura-pura melakukan onani dengan meremas payudaranya sendiri sambil merintih-rintih dan mendesah-desah seperti orang yang terangsang nafsu seksualnya.
Entah berapa lama Siti menari, rasanya sudah seperti berjam-jam, dia baru berhenti setelah Johan menyuruhnya berhenti. Semua yang sedang menikmati tarian telanjang dari Siti Nurhaliza kontan menggerutu.
“Tenang.. tenang..” kata Johan kalem. “Hiburannya tetap akan dilanjutkan. Kalian mau kan?”
Serentak semua menjawab mau.
“Kerena itulah maka Siti Nurhaliza akan memberikan hiburan yang lebih hot lagi,” Kata Johan lagi, Siti terkejut dengan ucapan itu, jantungnya kembali berdebar menanti kelanjutan kalimat Johan. Johan menoleh ke arah Siti.
“Siapa saja yang tebakannya tepat, dia kuijinkan untuk menyetubuhi Siti Nurhaliza di atas panggung!” kata Johan. Seketika Siti terperanjat mendengar ucapan itu. Air matanya merebak karena ketakutan.
“Ampun Bang..!! Jangan lakukan itu pada Siti Bang.. Jangan..!!” Siti menangis terisak sambil mendekap bagian-bagian tubuhnya yang masih bisa dia tutupi dengan kedua tangannya.
“Siti nak melawan..?? Siti nak Menolak..??” Johan menatap dengan wajah garang. Siti memalingkan wajahnya. Dia tahu apa arti ucapan Johan itu. Dengan lemah Siti terpaksa menggeleng.
“Nah.. begitu… Jadilah wanita yang penurut..” Johan berkata riang. Dia menarik Siti supaya mendekati pinggir panggung.
“Sekarang tebakannya.. “ Johan menarik tangan Siti yang menutupi payudaranya ke belakang sehingga payudara itu mencuat ke depan dan membulat sempurnya seloah Siti sedang memamerkan keindahan payudaranya pada para perompak di hadapannya.Silakan tebak berapa ukuran payudara Siti Nurhaliza ini, siapapun yang jawabannya benar kuijinkan untuk menyetubuhinya..” kata Johan.
Maka seketika ruangan menjadi gaduh oleh teriakan para perompak. Mereka meneriakkan tebakan ukuran payudara Siti, beberapa diantaranya nekad meraba dan meremas-remas payudara Siti untuk mengukur seberapa besar payudara Diva cantik itu. Siti hanya bisa menangis pasrah diperlakukan seperti binatang oleh mereka. Dia sungguh tidak berdaya di bawah ancaman Johan.
Ternyata ada empat orang yang benar tebakannya. Siti merinding melihat tampang orang-orang yang akan memperkosanya. Keempatya bertampang brutal dan dekil seolah tidak pernah mandi selama berminggu-minggu.
“Nah Siti.. bagaimana.. Siti mau kan kalau mereka berempat menyetubuhi Siti..?” tanya Johan tenang.
“Terserah Abang saja…,” kata Siti sambil menyapu air matanya menggunakan punggung tangan.
“Kok terserah Abang..? Bukankah Siti yang mau bersetubuh?,” jawab Johan santai. “Apa Siti mau bersetubuh dengan mereka atau tidak? Tanya Johan lagi.
“Iya Bang.. Siti mau..,” jawab Siti akhirnya.
“Mau apa? bilang!,” Johan bertanya lagi.
“Siti mau bersebadan dengan mereka!” jawab Siti dengan lantang.
Seketika itu pula Johan dan keempat orang itu tertawa.
Keempat perompak itupun mulai mendekati Siti yang telanjang bulat. Decak kagum dan siulan-siulan tanda kagum bergema dari mereka. Jelas sekali mereka merasa sangat senang, impian mereka yang selama ini hanya ada dalam fantasi paling liar sekarang terwujud. Perompak-perompak itu kemudian melucuti pakaian mereka masing-masing. Tubuh mereka terlihat begitu hitam dan jorok, dan banyak diantara mereka berbulu sangat lebat. Sangat kontras dengan tubuh Siti yang langsing dan mulus itu. Mereka kemudian menuntun Siti turun dari panggung, seolah mereka ingin mengajak perompak yang lain ikut menikmati persetubuhan mereka dengan sang Diva. Kemudian mereka menyuruh Siti untuk berlutut sambil mengangkangkan kaki. Salah satu mereka berlutut di belakang Siti kemudian menarik rambut Siti dan mencium bibir Siti. Terlihat sekali Siti membalas ciuman tersebut dengan mesra, mereka saling beradu lidah.
“Ohh… mmhh.. mmhh..” Siti merasakan sentuhan bibir dan lidah perompak itu di bibir dan mulutnya. Siti berusaha untuk menikmati setiap sentuhan dari para perompak itu. Siti sudah memasrahkan dirinya dan merelakan tubuhnya dijadikan pelampiasan nafsu seks para perompak itu. Kemudian Tangan dari perompak itu mulai menggerayangi vagina Siti dari belakang dan kemudian mengusap-usap bibir vagina Siti sambil sesekali memasukkan jarinya ke dalam vagina Siti.
“Ohh..” Siti menjerit kecil saat saat perompak itu memasukkan jari-jarinya ke vagina Siti.
“Jangan Tuan..” Siti merintih, tapi rintihan Siti ibarat perangsang bagi si perompak dan kawan-kawannya, dia makin liar menggesekkan jarinya ke selangkangan Siti bahkan dia juga meremas-remas gundukan vaginanya.