Mamaku di Entot 2 Pemuda
Namaku Nathan(17 tahun), anak bungsu dari 2 bersaudara. aku, ayahku Daniel (42), dan mamaku Elizabeth (38) kami adalah keluarga keturunan tionghoa yang cukup berada, malam ini kami pergi ke puncak untuk nonton bareng bersama teman kantor ayahku di villa naik mobil kami. ayahku dan aku sangat antusias karena klub kebanggan kami yaitu liverpool akan bermain di semifinal leg ke 2 liga champions league setelah sebelumnya kalah agregat 3 – 0 dari Barcelona. ya aku dan ayahku sudah sejak dulu fans garis keras liverpool, bahkan kamarku dihiasi dengan pernak pernik liverpool sementara mama sendiri tidak begitu antusias dengan sepak bola, dia hanya ikut2an saja. sementara kakak ku tidak ikut dan memilih di rumah saja.
jam 10 malam ayahku membawa mobilnya dari jakarta ke puncak bogor, saat di tol kulihat sudah ada tanda-tanda bahwa jalan menuju puncak akan macet dari ramai nya mobil.
“wah jangan-jangan macet nih” ujarku.
“semoga ngga, paling cuma macet sedikit disini aja” ujar ayahku sambil menyetir.
ternyata perkiraanku benar, jalan keluar tol menuju puncak macet total, bahkan sampai banyak polisi yang mengatur arus lalu lintas sementara banyak orang sampai keluar dari mobilnya dan duduk di tepi jalan tol.
“haduuuhhh” ucap ayahku mengeluh sambil mengusap kepala nya serasa tidak percaya. mamaku yang duduk di kursi belakang lalu berkata..
“udah pulang aja yuk, nonton di rumah kan bisa”
aku jadi semakin khawatir, apa kita bisa sampai tepat waktu ke villa nya karena pertandingan akan dimulai setengah jam lagi. tapi menurut info dari pengendara lain sepertinya arus jalan tol menuju puncak sengaja ditutup karena kemacetan diperkirakan baru akan dibuka 2 jam lagi. Kulihat ayahku dengan ekspresi cemas, sementara mama hanya santai saja sibuk dengan HP nya, tiba-tiba HP ayah berdering lalu ayahku mengangkat telpon yang ternyata dari temannya.
Teman Ayah : “Halo lu dimana bro ?”
Ayah : “haduh gua kejebak macet nih di tol”
Teman Ayah : “kan gua udah bilang lu harusnya berangkatnya jangan mepet”
Ayah : “Ya mau gimana lagi ada kerjaan kantor yang belum selesai”
Teman Ayah : “ya terus gimana sekarang ?”
Ayah : “Ga tau juga nih mungkin gua ngga bisa dateng kalo telat”
Teman Ayah : “Gini aja, gimana kalo lu sekarang balik arah nanti lu lewat jalur tikus aja via cibadak”
Ayah : “Lewat mana ? gua ga tau jalur tikusnya”
lalu ayahku mendengar penjelasan dari temannya, setelah telpon ditutup ayahku buru-buru putar balik mobilnya sedikit ngebut ke arah jakarta bahkan dia tidak peduli dengan polisi yang berjaga di sekitar.
“loh ga jadi ke puncak nya ?” tanya mamaku heran.
“kita lewat jalur tikus” ucap ayahku singkat. mobil pun melaju dengan kencang, setelah 15 menit mobil keluar dari tol, aku tak tahu ini di daerah mana. papa membawa mobilnya dengan terburu-buru dari jalan raya yang ramai ke jalan yang mulai sepi, seperti jalan perkampungan. ayah ku juga tidak melihat maps karena memang jalan ini tidak terdeteksi di maps dan hanya mengandalkan insting nya saja.
“pah kita mau ke mana sih ? kok jalannya sepi gini bikin takut aja” ucap mama yang mulai khawatir.
ya memang jalannya mulai tidak beraspal, menanjak dan gelap karena tidak ada lampu penerangan. 15 menit papa mutar2 di daerah sini, tidak ada sinyal dan tidak ada juga dari tadi orang yang lewat untuk ditanyakan jalan.
aku mulai berfikir, apa jangan-jangan kita nyasar ya? sepertinya pertandingannya sudah dimulai, papa juga terlihat frustasi tidak menemukan jalan dan hanya tertunduk sambil mobil berhenti di tepian jalan. kemudian dari arah seberang kulihat ada cahaya lampu motor melewati kita.
“pah coba ikutin motor itu, siapa tau dia tau jalannya” ucapku. tanpa berfikir lama ayahku memutar arah mobil dan membututi pemotor tadi, jalan disini memang banyak perempatan tapi anehnya tidak ada plang menunjukan ke arah puncak, hanya gapura desa saja dengan jalan yang berkerikil.
10 menit kemudian kami menemukan warung yang besar bentuknya seperti gudang dan suasana nya disana ramai sekali banyak motor dan truk besar di parkir. sepertinya ini rest area untuk para supir truk dan orang dari daerah sini. kami memperhatikan dari dalam mobil disana banyak orang yang pakai jersey liverpool juga sama seperti kami seperti sedang nobar sepak bola. ‘
“wah kayanya ada nobar tuh pah?” ucapku. lalu ayah membalas..
“iya kayanya begitu”
tiba-tiba kami dikagetkan dengan teriakan dari sana : Goooooollllll dengan suara riuh keramaian orang. aku dan ayah saling memandang tak percaya, jangan-jangan mereka juga nonton semifinal liga champion.
“mah nonton sepak bola disini aja yuk ?” ucap papa tiba2 ke mama.
“disini ? papa ga salah?” ucap mama yang heran.
“iya udah ga keburu kalo kita ke puncak. yuk turun” ucap ayahku mengajak kami sambil memarkirkan mobil di sebelah truk besar. kami pun turun dari mobil, kulihat mamaku yang cantik turun dengan juga memakai jersey liverpool seperti kami, sambil berjalan mama mengikat tali rambutnya yang dari tadi terhempas angin malam. aku awalnya sedikit ragu masa iya kita jadi nonton di tempat seperti ini, ucapku dalam hati.
Lalu kami bertiga masuk ke gudang yang gerbangnya sengaja dibuka, seketika semua orang yang ada di dalam tertuju kepada kami, suasana menjadi hening, ya kami keluarga keturunan chinese tiba2 menjadi pusat perhatian para supir truk, pedagang kaki lima, kuli dan orang desa sini, tapi papa tetap PD dan tidak menghiraukan.. lalu papa duduk di bangku panjang seperti bangku warteg yang kosong, sementara aku dan mama hanya mengikuti papa saja lalu duduk di sampingnya dan mama duduk disampingku.
Kulihat beberapa orang masih memperhatikan kami,ternyata mereka melirik mamaku yang cantik, apalagi mamaku sekarang memakai jersey ketat dan jeans nya memperlihatkan lekuk tubuh mama yang sexy. mamaku elizabeth atau sering disapa ibu eliza memang terlihat masih muda seperti gadis 20 tahunan, itu karena mama menjaga tubuhnya dengan ikut gym atau senam. ya memang bukan pertama kali ini saja mama menjadi pusat perhatian orang, bahkan teman-temanku ketika main ke rumah selalu memuji mama yang cantik, aku juga sering melihat beberapa laki-laki mencoba menggoda mama di gym tapi selalu mama tolak.
Setelah beberapa menit semua orang mulai fokus lagi ke pertandingan sepak bola di layar kaca tv berukuran 36 inch yang sengaja diletakan di tengah gudang dan menghiraukan kami. Aku dan papa akhirnya ikut terbawa suasana pertandingan dan menghiraukan mama yang hanya bermain HP saja.
Tanpa terasa babak pertama pun selesai dengan skor 1 – 0 untuk liverpol, di sela2 istirahat papa memesan kopi susu ke warung untuk kami bertiga, sepertinya papa pun sudah melupakan rencana nya untuk nobar di villa, akupun izin ke papa untuk ke toilet sebentar, ternyata toiletnya disini hanya ada 2 dan itupun ngantri karena banyak yang ke toilet saat waktu jeda, uuhh ternyata toilet disini bau dan kotor, tidak ada tanda yang mana toilet laki2 ataupun perempuan asal masuk saja.
Setelah aku buang air kecil ternyata babak kedua sudah dimulai, orang2 disana mulai fokus lagi ke layar kaca begitu juga dengan papa, suasana nya hening hanya suara yang keluar dari tv. saat aku mulai duduk lagi kulihat ada 2 orang pemuda kampung yang kuperkirakan seumuran denganku sedang duduk disamping mama. aku pun pura2 cuek saja sambil kembali duduk disamping papa. aku yang awalnya fokus ke layar tv jadi menguping karena salah satu diantara mereka mulai mengajak ngobrol mama.
“sendirian aja ci ?”ucap pemuda kumel dengan rambut panjang alay sambil mengenakan kaos, celana pendek dan sarung yang dia lipat di lehernya. mamapun menanggapi santai..
“ngga nih sama keluarga”
“ooh kirain sendirian hehehe” kata pemuda ini sambil cengengesan. lalu pemuda ini memperkenalkan diri ke mama.
“kenalin saya asep” ucap pemuda ini yang bernama asep ini sambil menyodorkan tangannya, lalu tangan mama yang putih menyalami asep
“eliza” ucap mama singkat sambil tersenyum.
“ohh namanya ci eliza ya hehe” ucap asep, kemudian temannya asep juga ikut2an menyalami mama.
“kalo saya udin ci, hehe” ucap udin yang dari tadi duduk disamping asep. si udin ini memakai kaos partai, celana panjang lusuh, dan memakai kupluk kepala. si udin ini juga kumal dan berkulit coklat gelap sama seperti asep bedanya giginya tonggos.
“suka liverpool juga ci ?” tanya asep.
“ngga terlalu sih, karena suami sama anak aja suka jadi ikut2an suka” ucap mama.
“heh itu anaknya ci?” tanya si asep seolah tak percaya.
“kirain mah adeknya, abis si cici keliatan masih muda, masih cantik hehe”
“iya eui, si cici mah geulis pisan” ucap si udin yang juga memuji mama.
“hmm,, makasih” ucap mama singkat sambil tersenyum ke arah mereka, karena suara tv terdengar cukup kencang papa dan orang disekitar juga tidak bisa mendengar mama dan 2 pemuda ini dah hanya fokus ke sepak bola saja.
“ci duduk di meja aja yuk biar enak ngobrol, kayanya si cici ga suka nonton bola” ucap asep, lalu mama melirik ke arahku dan papa, aku pura2 fokus ke layar tv. kemudian mama berpindah ke meja kosong yang jaraknya hanya 5 meter dari kami. si asep dan udin yang melihat mama duduk di kursi meja kosong buru2 mengambil kursi plastik kosong juga dan duduk disamping mama. kali ini mama duduk diapit oleh si asep dan udin.
“ci eliza dari mana ?” itulah pertanyaan yang keluar dari si asep.
“dari Jakarta” ucap mama sambil merapikan rambutnya yang dikuncir, asep dan udin seperti leluasa melihat jenjang leher mama yang putih mulus.
“trus ada tujuan apa kesini ci?”
“sebenarnya tadi tuh suamiku ingin ke puncak nobar sepakbola sama temen kantornya, terus kejebak macet di tol, mau lewat jalur tikus disini malah nyasar”
“ooh gitu, atuh emang disini mah rada ribet ci kalo mau ke puncak, tapi nanti asep bantu ci kasih tau jalurnya”
“kayana ga usah deh abis ini juga kita bakal pulang lagi kok ke jakarta” ucap mama. sementara si asep ngobrol sama mama, kulihat dari tadi si udin yang tonggos ini hanya memperhatikan tubuh mama dari atas ke bawah.
“ci eliza umurnya berapa sih?” tanya asep
“38, emang kenapa ?” tanya mama.
“ah masa sih ci ? keliatan lebih muda loh ci kirain 20an, ya ngga din?” ucap asep ke temennya.
“eh iya hehe bner” ucap si udin. lalu mama kembali tersenyum
“beneran loh 38, emang kamu sendiri umurnya berapa?” tanya mama.
“saya 17 ci” ucap asep.
“kalo saya 16 ci hehe” ucap udin sambil cengengesan.
“yee ga nanya lu, org ci eliza nanya nya ke gua ya kan ci?” ucap si asep ke udin lagi.
“haha kenapa kalian jadi berantem sih” kata mama dengan senyum nya yang manis.
“eh ci eliza haus ga ? mau minum apa ?” tanya si asep.
“udah kok kopi susu ini aja” ucap mama.
“mau sirup enak ga ci?”
“sirup apa tuh ?”
Lalu si asep seperti memberi kode ke arah udin, udin pun bergegas meninggalkan meja entah kemana. lalu si udin kembali membawa botol besar dan 3 cangkir kecil sambil menuangkan minuman ini, lalu si asep mengajak mama meminum minuman ini..
“ayo ci eliza diminum, saya yg traktir hehe..”
“ini minuman apa?” tanya mama sambil melihat ke cankir,
“udah atuh ci diminum aja sirup enak” ucap si udin. lalu mama meminum minuman ini yang aku sendiri ga tau minuman apa karena emang ga ada merk nya di botol.
“mmm… inimah amer” ucap mama sambil mengenyutkan wajahnya. hah amer ? anggur merah ? kataku yang sedikit kaget.
“hehe iya bener, kok ci eliza tau sih ? wah ketauan sering minum yaaa..” ucap si asep.
“ngga kok, cuma pernah aja” ucap mama singkat. kuperhatikan papa masih tetap fokus ke layar kaca tv dan tidak menyadari mama sedang ngobrol dengan 2 pemuda yang tidak dikenal ini, begitu juga dengan keadaan disekitar semua orang yg hanya fokus ke tv atau merokok sambil ngobrol tanpa melihat ke mama seperti tadi.
“ci eliza badannya bagus banget kaya gitar spanyol” ucap si asep.
“pfff haha apaan sih kamu sep gombalan mu murahan ah” ucap mama tertawa, tapi walaupun mama bilang begitu mama tetap meneguk amer tadi.
“Ci bentar deh… “ ucap asep, lalu si asep memegang tangan mama seperti membandingkan kulitnya dengan kulit mama sementara mama diam aja.
“Kaya kopi susu ya ci hitam putih hehe”
“Bukan hitam inimah dekil hihi” ucap mama sambil memegang tangannya si asep.
“Yee dekil gini kuat juga loh ci”
“Apanya yg kuat ?”
Lalu si asep menunjukan otot lengannya, mama hanya tertawa kecil saja, sementara si udin dari tadi bertugas menuangkan kembali amer dari botol jika amer di dalam gelas habis. Tiba-tiba GOOOLLL.. Suara gemuruh menyelimuti bangunan ini, seketika papa dan beberapa orang teriak dan loncat kegirangan, ya gol menjadi 2 – 0 untuk liverpool melawan barcelona yang dicetak oleh origi bernomor punggung 27. Aku yang awalnya memperhatikan mama jadi ikutan terbawa suasana kegirangan.
Setelah euforia selesai aku jadi teringat mama lagi, disini si asep memakai sarungnya seperti menutupi bagian bawah tubuhnya, karena berisik aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan. Kemudian si asep seperti membimbing tangan kanan mama ke dalam sarungnya, hah ? apa yang mereka lakukan ? apa jangan-jangan.. Pikiranku jadi deg-degan membayangkan yang tidak-tidak.
Mama seperti memegang sesuatu dari balik sarung si asep dengan ekspresi kaget, sementara tangan si asep mulai merangkul bahu mama. Entah kenapa mama diam saja melihat kelakuan pemuda yang bernama asep ini yang umurnya sama denganku. Kemudian mama seperti melirik ke arah aku dan papa duduk, aku langsung pura-pura fokus nonton pertandingan, sementara papa masih asyik nonton pertandingan malah sekarang akrab dengan bapak-bapak di sebelahnya
Setelah beberapa menit aku perhatikan mama lagi, ya ini tidak diragukan lagi mama sedang mengocok penis si asep dari balik sarungnya, mama hanya tersenyum tipis wajahnya sudah memerah karena pengaruh amer tadi sementara si asep tersenyum santai, si udin yang disebelah kiri mama mulai meremas paha kiri mama dengan tangannya.. Sial, kenapa mama diam saja pahanya diremas sama pemuda ini? Pikirku, disini justru ada sensasi aneh dalam diriku melihat mama jadi membuatku tegang sekaligus marah., ahh apa-apaan ini.
Kemudian tak berselang lama suara gemuruh menyelimuti tempat ini GOOLLLL, papa dan beberapa bapak2 kegirangan bukan main.. hah akupun tak percaya liverpool bisa menyusul sementara 3 – 0 yang berarti agregat menjadi 3 – 3. Tapi disatu sisi aku kembali memperhatikan mama, dengan suasana yang ramai dipenuhi teriakan orang kulihat si asep membisikan sesuatu ke telinga mama, mama hanya tertawa manis. Tak berselang lama mama bangkit dari tempat duduknya lalu pergi ke luar gudang, sepertinya ke arah toilet..
5 menit berselang asep dan udin juga pergi ke arah toilet, karena perasaanku yang tidak enak akupun izin ke papa untuk pergi ke toilet lagi, papa yang masih asyik ngobrol dengan bapak-bapak mengizinkanku begitu saja.. Setelah di luar gudang kulihat asep dan udin masuk ke 1 pintu toilet yang sama, akupun mencoba ngintip dari belakang toilet, cukup susah juga ke belakang toilet karena ada rawa-rawa, setelah itu ku tumpuk beberapa karung semen di belakang toilet agar aku bisa mengintip dari lubang ventilasi toilet, hatiku dag dig dug memikirkan apa yang terjadi di dalam..
Saat aku berhasil melihat di dalam DEG, seperti tak percaya pemandangan ini. Kulihat mama sedang berciuman mesra dengan si asep, matanya yang sayu melumat bibir pemuda yang seumuran denganku ini tanpa rasa malu sedikit pun. Sementara si udin meremas pantat mama dari belakang, jadi posisi mereka seperti menghimpit mama.
“din kunci pintunya!” suruh asep di sela2 ciumannya, lalu si udin mengunci pintu kamar mandi, asep dan mama kembali berciuman mesra. Tangan si asep mulai meremas payudara besar mama dari balik kaos jersey. Tangan si udin tidak kalah nakal, tangannya yang satu masuk ke dalam payudara mama dan yang satunya masuk ke dalam celana jeans mama dari belakang.
Melihat kedua pemuda ini berebut meremas payudara mama, mama lalu melepas kaos jersey nya dan terlihatlah pemandangan indah payudara mama yang putih mulus dibalik bra warna hitam bermotif bunga, si asep dan udin terdiam sejenak melihat pemandangan menakjubkan di depan mereka. Sementara aku sudah sangat tegang, penisku berdiri melihat mama kandung sendiri dilecehkan oleh kedua bocah yang seumuran denganku.
“Loh kok kalian diam ? hihi” ucap mama memecah lamunan asep dan udin.
“Kita beruntung sep dapetin cici binal kaya gini” ucap udin ke asep.
“Udah langsung sikat aja sebelum bini sama anaknya tau” jawab asep.
Lalu mereka berdua mulai meremas payudara mama yang besar dari balik bra hitamnya, dengan kasar si asep melepas kaitan bh mama dan terlihatlah bulatan payudara mama yang sensual dengan puting berwarna kecoklatan yang sudah tegang. Tak butuh waktu lama untuk mereka berdua menikmati payudara mama yang menantang.
Asep menghisap puting payudara kanan mama sementara si udin menghisap puting mama sebelah kiri, melihat hal itu penisku benar2 tegang.. Bagaimana tidak melihat mama kandung sendiri netekin 2 pemuda asing dekil dan jelek, ya payudara yang dulu pernah kuhisap sewaktu kecil kini dihisap, diemut dan dijilat dengan kasar oleh si udin dan asep sementara Mama hanya mengigit jarinya menahan rangsangan.
Setelah puas dengan payudara, si asep mulai membuka celana jeans mama dengan kasar, terlihatlah celana dalam mama yang berwarna hitam lalu dirobek dengan kasar oleh si asep,
sementara si udin makin asyik memainkan kedua payudara mama, gigi tonggosnya dan mukanya yang dekil meremas dada mama dengan kasar, dihisap bergantian kanan – dan kiri puting mama dihisap dan dijilat.
“Aduuhh kalian jangan kasar dong ahh..” ucap mama.
“Diem lo lonte china” ucap asep kasar, deg, mendengar ucapan itu mama bukannya marah malah mendiamkan kedua pemudia ini menggerayangi bagian tubuhnya. Aku yang sudah dari tadi tegang akhirnya membuka celanaku dan mengocok penisku melihat pemandangan ini.
Kamudian si asep menyuruh mama duduk di dinding bak mandi sambil membuka paha mama, terlihatlah vagina mama berwarna kemerahan yang ditumbuhi bulu halus, setelah puas memandangi vagina mama, asep mulai menjilat miss v nya dengan lidahnya.. Mama yang tadinya hanya menggigit jari kini mendesah dengan keras.
“Aaahhh.. Aaahhh… aduhh… “
Walaupun suara desahan mama keras tapi masih kalah dengan suara berisik dari dalam gudang tempat nobar, kulihat ekspresi mama sudah memerah sambil memegangi kepala asep seolah jangan melanjutkan jilatannya di vagina mama, tapi asep tidak memperdulikan hal itu malah semakin bersemangat menjilati vagina mama yang sudah basah.
Sementara si udin setelah puas dengan payudara mama kali ini mencium mama sehingga desahan mama tidak terlalu terdengar, mamapun tidak hanya diam tapi ikutan membalas ciuman hot dari si udin walaupun giginya tonggos tapi mama dan udin terlihat mesra sambil saling bertukar air liur.
Setelah puas menjilati vagina mama, si asep mulai melepas celana nya, terlihatlah penis hitam tegak berdiri sambil memposisikan penisnya yang sudah tegang ke vagina mama yang sudah becek, karena kesulitan memasukan penisnya tangan mama justru membantu penis si asep masuk ke vaginanya.
“Aahhh gila sempit banget nih memek” ucap asep. Dengan perlahan penis si asep masuk ke dalam vagina mama, mama lalu melepas ciumannya dari udin sambil melihat vagina nya dimasukan penis besar si asep, aku tidak begitu jelas melihat ekspresi mama karena terhalang badannya asep, dari ritme genjotannya asep memaju mundurkan pinggulnya perlahan lalu cepat.
“Aaaaahhhhh aaahhhhhh yaaampuuun” erang mama.
“Hahaha kenapa ci eliza ? baru pertama kali memeknya dimasukin kontol pribumi ?” tawa asep dengan puas, mama tidak membalas apapun dan tetap mendesah sementara si udin hanya mengocok penisnya melihat mama dan asep beradu birahi. Hanya butuh 5 menit bagi mama untuk mendapatkan orgasme nya..
“Ya tuhaaaan aaaaaaahhh aaahhh… “ desah mama lagi, tubuh mama kejang2 di pelukan si asep sambil kakinya seperti mendekap pinggul asep.
“Enak ci ?” tanya asep.
“E.. enak hah.. Hah..”
“Apanya yang enak ?”
“Kontol kamu..” ucap mama ke asep tanpa malu mengatakan kata vulgar.
“Enakan kontol aku apa suami mu ?” tanya asep lagi, disini mama masih mengatur nafasnya.
“Ayo jawab!” plok.. Tiba2 asep menghentakan pinggulnya..
“I.. iya enakan kontol kamu sep”
“Mau yang lebih enak ga ci ?” tanya asep ke mama, mama hanya mengangguk saja. Lalu si asep mulai menggerakan pinggulnya lagi dengan cepat, mama kembali mendesah.. Dengan tenaga nya yang kuat si asep lalu menggendong tubuh mama yang lebih kecil dari tubuhnya asep, lalu sambil memaju mundurkan lagi penisnya keluar masuk di vagina mama.
“Memek lu sempit banget ci, Ga pernah dipake ya ahhh ?” ucap asep, mama tidak menjawab hanya mendesah saja. Disini posisi mereka berganti, aku jadi kembali bisa melihat ekspresi mama yang sudah pasrah. Lalu si udin yang dari tadi hanya mengocok penisnya mulai memposisikan di belakang mama, ya penisnya diarahkan ke lubang anus mama.
Kulihat mama kaget dengan si udin yang ingin memasukan penisnya ke dalam anus mama..
“Ehh.. aahh.. Ka,, kamu mau apaa?” ucap mama.
“Mau dibikin enak ga ci ? udah santai aja” ucap si udin.
“Ehh,, jangan, jangan disitu aaaaahhhh” lalu si udin memasukan penisnya ke dalam lubang anus mama dengan sekali dorongan, blesss..
“Aaahh aduuh.. Sakiiit..” ucap mama kesakitan.
“Santai aja ci, lama-lama juga enak kok hehe” ucap si asep sambil cengengesan
“Gilaa lobang anus lu masih perawan ya ci ? sempit banget sumpah” ucap si udin..
Disini mama sudah mendasah tak karuan disodok depan belakang di bagian vagina dan anus nya, tangan mama merangkul pundak si asep yang kekar, kulihat ekspresi mama sangat erotis sekali. Genjotan mereka berima sangat cepat, lalu tiba2…
“Aahh,, aaahh… aku.. Aku mau keluaaaaarrr” teriak mama keras sekali
“Ayoo cii aku juga mau keluar ahhh” ucap asep.
“Aah anjiiiirr boolnya ni china sempit banget asli gua juga mau keluaaarr” erang udin.
Aku yang dari tadi melihat mereka bertiga kupercepat kocokan penisku melihat pemandangan ini yang tidak masuk akal ini aaaaaahhhhh… croottt.. Crooottt.. Croooott… disaat yang bersamaaan GOOOOOLLLLLL suara mama, asep dan udin jadi tidak terdengar gemuruh suara dari dalam gudang bersamaan itu mereka bertiga mendapatkan orgasme nya dan juga aku yang melihatnya..
mama , asep dan udin terkulai lemas di lantai toilet yang jorok itu.. Ahh sial aku coli dengan mamaku sendiri yang sedang digenjot anak muda seusiaku ? apa-apaan aku ini, kesal, sedih, dan horni menjadi satu. Ku kira ini sudah selesai, ternyata belum.
Si asep dan udin kemudian bangkit dari lantai toilet, sementara mama masih lemas vagina nya terlihat penuh dengan sperma si asep.. Mereka berdua lalu mengarahkan kontol mereka yang masih ada sisa spermanya lalu menjejalkan ke mulut mama.
“Ayo ci eliza yang cantik, jilat kontol kita dong” ucap si asep sambil memegang kepala mama dengan kasar, lalu mama memegang kedua kontol mereka dan menjilat penis asep dan udin secara bergantian, tak butuh waktu lama untuk penis mereka kembali tegak berdiri.
“Aduh gua jadi sange lagi nih sep ngeliat muka cantiknya ci eliza” ucap udin.
“Yaudah tuh lu pake memeknya aja, lu belum dapet kan” ucap asep.
Lalu si udin menuntun mama untuk menungging dan mengarahkan penisnya ke vagina mama yang sudah becek, kali ini asep yang duduk diatas dinding bak mandi menyuruh mama untuk menjilat kembali kontolnya..
“Ci eliza aku masukin ya kontolnya” ucap si udin seperti meminta izin ke mama, sementara mulut mama tidak bisa berkata apa2 karena tangan asep memegang kepala mama di ikat rambutnya sambil memasukan lebih dalam penisnya ke dalam mulut mama..
“Aaahhh ci enaak bangeet, mulutnya anget ci” lenguh si asep.
Si udin pun manyodok mama dengan cepat plokk. Plokk.. Plokk.. Sambil tangannya meremas payudara mama yang gondal gandul dari tadi, aku yang sudah lemas karena melihat mama coli jadi horni kembali.. 10 menit kemudian mama seperti kejang2 tanda dia sudah mencapai puncak orgasme
“Mmmmmffffhhhh uhuk uhuk” erang mama tersedak kontol asep, si udin dan asep pun mempercepat sodokannya di vagina dan mulut mama..
“Aaahhhh gua keluar cii.. Enak banget memek cici2” erang si udin menyemprotkan sperma nya banyak sekali sementara si asep tidak banyak berkata dan crooottt.. Croootttt.. croottt… menumpahkan semua spermanya di mulut dan wajah mama. Sambil mengatur nafas mereka berdua lalu beres2 memakai celana lalu keluar toilet begitu saja meninggalkan mama yang terbaring lemas.. Ahh mama kenapa kamu tega melakukan ini? Mengkhianati aku dan papa? Aahh sial akupun kembali onani melihat mama belepotan sperma dua pemudia itu di wajah, vagina dan anus crottt croottt croottt…
Setelah onani aku bingung antara menghampiri mamaku di toilet atau kembali ke dalam gudang tempat papa nobar, akhirnya ku putuskan kembali ke papa yang masih asyik menonton pertandingan.. Priiiitt… tanda peluit pertandingan selesai, skor menjadi Liverpool 4 – 0 Barcelona, liverpool pun menang agregat 4 – 3 dan berhak ke babak final. Suara riuh pun kembali menggema di bangunan ini, kulihat mama belum kembali juga dari toilet, papa dan beberapa orang masih asyik ngobrol tidak percaya klub kebanggannya bisa menang agregat, setelah beberapa menit kemudian papa menengok ke arahku.
“Loh mama kemana ?” tanya papa yang baru menyadari tidak adanya mama.
“Tadi sih bilangnya ke toilet pah” ucapku sambil khawatir, kalo ada orang lain yang ke toilet sekarang pasti bisa melihat mama nih, pikirku.
Tapi ternyata 5 menit kemudian mama sudah kembali dengan raut wajah yang ceria seolah tidak pernah terjadi apapun..
“Haii sayang, gimana pertandingan nya ?” ucap mama ke aku, aku hanya melamun tak percaya melihat mama dengan ekspresi tanpa dosa nya.
“Liverpool menang dong haha” ucap papa kegirangan.
“Tadi mama liat juga lho pertandingannya, seru banget ya ternyata, baru kali ini mama suka sama pertandingan sepak bola” ucap mama berbohong sambil tersenyum.
“Ya memang seru lah sepak bola, apalagi liga inggris ya kan nat?” tanya papa ke aku.
“Eh. i.. Iya pah”
“Yaudah yuk kita pulang, tadi papa udah nanya ke warga sini jalan balik arah ke jakarta nya” ucap papa, akhirnya satu persatu semua orang keluar meninggalkan gudang. Setelah itu kami naik mobil pulang, di tengah perjalanan aku masih tidak percaya dengan kejadian tadi, kenapa mama semudah itu untuk dijamah sama pemuda dekil seusiaku ? apa karena faktor minuman amer tadi? Atau mama memang dihipnotis? Entahlah, aku hanya bisa memandang mama dari kaca spion yang duduk di belakang sambil melamun.
Wajahnya yang cantik keibuan, yang selama ini ku kenal dari kecil merawatku, dengan mudahnya disetubuhi oleh orang lain, tak kusangka saat mama melamun tangannya masuk ke dalam jeans meraba vaginanya, lalu kulihat jari mama seperti basah dengan cairan putih kental.. Ya sperma si asep dan udin.. Lalu menjilat kedua jarinya dengan ekspresi yang erotis, siaal, aku jadi horni melihat ekpresi mama sambil memejamkan mata menjilat 2 jarinya yang basah oleh sperma itu.. Tiba-tiba mama seperti melihat ke arah kaca spion, akupun buru2 memalingkan pandanganku ke arah depan..
Hari ini skor 4 – 0 memliki 2 makna, yaitu skor pertandingan Liverpool vs Barcelona dan skor persetubuhan antara mama dengan si asep dan udin yang mengeluarkan sperma mereka 4 kali di tubuh mamaku. ga jadi TAMAT