Tenggelam Dalam Gelombang Birahi Mertua
Ahhhh
Ohhh
Ssshhhh
Ahhhh
Keringat membuat tubuh kami basah kuyup
Erangan dan desahan nikmat menjadi irama di tengah malam
Geliat tubuh bagaimana tarian mesum.
Pantatku turun naik dan berputar di atas selangkangan Kartini, menjejalkan batang keras beruratku lebih dalam membentur mulut rahim Kartini.
Kartini mendekap erat tubuhku. Tangannya mencengkeram erat tubuhku . Jemarinya mencakari punggungku. Kaki panjangnya melilit pinggangku.
Otot-otot dinding lubang paranakannya menjepit batangku meremasnya dengan kuat.
Mulut kami menempel bercampur air liur. Lidah kami saling melilit bergumul di dalam mulut. Kami saling hisap.
Pinggul perempuan bertubuh sintal berusia 57 tahun itu menggeliat berputar membuat batangku yang tenggelam di liang memeknya makin terpilin.
Sudah 3 jam pergumulan dua tubuh penuh syahwat ini. Namun gelora birahi kami tak padam. Malah semakin menjadi dan bergejolak.
Lima belas tahun tanpa sentuhan dan belaian laki-laki membuat mertuaku menggila. Seakan bendungan yang bobol menyemburkan air bah berton-ton kubik.
Di usia 57 tahun mertuaku masih memiliki kulit kencang. Tubuhnya tinggi semampai. Rambut memang sudah memutih di beberapa sisi. Namun tubuhnya Sekel, sintal, montok padat. Bokongnya berukuran besar, pantat membulat menonjol. Paha penuh berisi. Payudara berukuran 38DD dan pinggang ramping. Tubuh bak gitar spanyol kata orang.
Usia sangat matang, tubuh montok, keibuan namun binal dan liar saat digenjot membuat sensasi berbeda nan liar saat persetubuhan.
Usiaku sudah 40 tahun. Aku sudah memiliki 3 anak hasil perkawinan ku dengan putri Kartini. Makin bertambah usiaku makin liar fantasiku. Makin hari makin bertambah hasrat untuk menzinahi mertuaku yang cantik dan tubuh bahenol.
Mertuaku yang rapat menutupi hasratnya dan kehormatannya akhirnya luluh juga oleh rayuanku. Namun sebenarnya aku hanya melepaskan ikatan yang memenjarakan birahinya. Kini terlepas sudah. Bu Kartini yang terhormat, sopan, berwibawa, anggun menjadi ratu betina yang binal dan liar
Erangan, desahan dan teriakan penuh hasrat terdengar terus dari mulutnya.
Ujung kontolku membentur mulut rahim mertuaku. Mendesak masuk.
“Aaahhhh….enak aaaa.. ooh….belum pernah ada kontol yg sampai di rahimku…” Mertuaku menatapku sayu lalu kembali melumat bibirku.
Gerakan pinggulnya semakin liar. Lubang memeknya terasa makin sempit menjepit dan memeras batang kontolku yang berdiameter 6 cm.
Otot pantat mertuaku berkontraksi cepat membantu otot memeknya menjepit mengurut meremas batang kontolku. Memeknya becek membuat kontolku basah kuyup. Lendir dan cairan yang membasahi jembut lebatnya menimbulkan suara gemericik yang menambah nafsuku.
Kuhisap air liur mertuaku. Kusedot lidahnya.Lidah mertuaku melilit lidahku, air liur kami bercampur menyatu dan diaduk oleh lidah kami. Jari mertuaku mencengkeram punggungku dgn kencang hingga menggores kulit punggungku. Kaki mertuaku melilit kuat ke pinggangku. Selangkangannya menekan kuat ke selangkanganku. Memeknya menjepit kuat batang kontolku. Pinggulnya bergoyang meliuk-liuk membuat kontolku diulek di lubang memeknya.
Kudorong pantatku maju mundur semakin kencang, kontolku maju mundur membelah memek panas yang becek milik ibu mertuaku. Lubang memek ibu mertua serasa makin sempit akibat otot dinding vaginanya berkontraksi menjepit batang kontolku.
Aaahhhhhhh
Ahhhh ahhhhh ahhhh
Sshhhhh
Bleessss
Plokplokplokplok
Prrrrt
Prrruttttt
Kuremas bongkah pantat mertuaku yang berukuran jumbo bulat sekel kenyal. Kususupkan dua jariku ke lubang anusnya, kukorek bagian dalam lubang anusnya.
Aaahhhhhh
Aaaaaaa eeeennnaaaaakkkkkk
Mertuaku mendesis mengerang nikmat
Memeknya makin erat menjepit kontolku
Memek perempuan bertubuh sekel montok itu makin panas dan kencang, bergetar dan berdenyut. Semerbak aroma khas memek memenuhi ruangan. Aroma ini makin kuat seiring menguatnya cengkraman otot dinding vagina dan membanjirnya cairan memek mertuaku.
Pergumulan penuh nafsu syahwat itu telah menghabiskan waktu lebih dari 2 jam namun belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Malah semakin ganas. Si perempuan adalah sang ibu mertua berparas cantik bertubuh tinggi semampai montok sekel kenyal dgn ukuran pantat besar membulat yg masih kencang dan pejal walaupun sudah berusia setengah abad. Payudara bulat seperti buah semangka dengan ukuran 38DD masih sekel dan kenyal. Si menantu adalah lelaki tampan dengan wajah keras dan tubuh tinggi tegap kekar berusia empat puluh tahun.
Dua kelamin beradu menimbulkan irama birahi yang semakin lama semakin intens. Keringat membuat dua tubuh basah kuyup dan menimbulkan kilap di permukaan kulit yang membungkus otot kencang yang terus berkontraksi memusatkan dorongan pada area selangkangan.
Gundukan empuk dengan rambut keriting lebat basah kuyup berlumur peju.
Sang ibu mertua bagaikan ratu betina yang dahaga birahi sedang dipuaskan pejantan perkasa yang terus memberikan dorongan dan tusukan menuju rahim yg semakin hangat.
Sang betina menggelepar mengerang mengejang meresapi setiap kenikmatan yang hadir dari tiap mili persentuhan kulit dinding rongga vagina yang menjepit kulit batang penis. Syaraf-syaraf di dua kemaluan itu seakan menyambung dan menjadi jembatan kenikmatan surgawi yang membuat ketagihan.
Otot-otot paha, selangkangan, pinggul, bokong semakin kencang.
Keringat mengucur deras mengguyur dua tubuh beda usia itu.
Saat kepala kontol membelah bibir memek terdengar bunyi
Blesss
Saat batang kontol ditarik keluar terdengar bunyi
Prrrrrtttttttt
Plopppp
Saat jembut si menantu bergesekan dengan jembut sang mertua menimbulkan bunyi
Kkrrrreeeeeessssekkkkk
Cairan yang membanjiri lubang hangat ibu mertua yang terus menerus digesek batang kontol menantu menjadi berbusa putih dan menimbulkan aroma birahi menyengat dan mengalir ke luar membasahi selangkangan, paha, dan pantat keduanya
Batang kontol menantu mengkilap makin memperlihatkan otot dan urat yang menonjol
Bibir memek ibu mertua makin melebar ke kanan kiri dan mengencang seperti telinga gajah namun yg ini berwarna merah
kehitaman. Itil sebesar jari kelingking makin mengeras tegang menonjol mencuat dari ujung atas memek, seakan menantang.
Jaka mengulurkan jarinya ke itil Ceu Kartini. Digaruk lalu dijepit dan ditarik daging sebesar ujung jari itu. Ceu Karti mengerang keras.
Tubuhnya mengejang
Punggungnya melengkung
Kepalanya mendongak
Otot bokongnya makin kencang
Batang kontol Jaka seperti diperas mesin press.
Sementara itu Ceu Esih istri Mang Tatang mengamati dari balik celah jendela dengan nafas memburu. Buah dadanya naik turun. Kakinya gemetar. Jari perempuan montok adik Ceu Karti itu sudah menyelusup ke balik celana dalamnya yang sudah basah kuyup di bagian yang menggembung di antara selangkangannya.
“Edann! Hebat pisan si Jaka. Ceceu sampai kejang-kejang enak. Sudah berapa lama ini? 2 jam? Si Jaka masih ngaceng keras kontolnya! Kuat pisan mantu si ceceu teh!” Ceu Esih berkata dalam hati. Sorot matanya mengobarkan nafsu dan ambisi. “Pokoknya aku ga mau kalah! Aku harus bisa ngentot juga dengan si Jaka! ” Gumam Ceu Esih. Memeknya bergetar. Kini bukan hanya celana dalamnya yg basah. Namun leggingnya pun basah!
Ceu Esih benar-benar tidak menduga, lelaki yang ia remehkan ternyata adalah lelaki yang sangat membuat birahinya meledak luar biasa. Ceu Esih selama ini mengira suaminya adalah lelaki paling jantan di desa ini. Belum pernah Ceu Esih menemukan lelaki yg lebih kuat dari suaminya.
Namun kini, suaminya seperti tidak ada apa-apanya dibanding si Jaka, suami Lina keponakannya dan menantu Ceu Karti kakaknya.
Ukuran kontol, kekerasan, daya tahan, stamina, permainan. Jaka benar-benar juara!
_________
Kang Tatang penasaran dgn cerita Kang Kohar. Katanya ada 3 perempuan baru di warung Denok. Semua montok bahenol. Kang Kohar baru nyobain 1 perempuan bernama Santi karena cuannya ga cukup. Masih ada Ika dan Merni yg belum diicip. Hari ini selepas narik ia berencana “ngasah pedang” di warung Denok.
Denok adalah nama istri Kang Husin kepala terminal. Dulunya Denok diperkosa oleh Kang Bahrun ketua preman terminal karena bajunya selalu ketat dan tipis. Selesai diperkosa, Denok digilir oleh anak buah Kang Bahrun lalu dipake oleh supir dan kernet dgn bayaran 100 ribu rupiah yang disetor pada Kang Bahrun. Setelah semua bosan kang Bahrun menyuruh Denok mengumpulkan perempuan lain untuk melayani nafsu syahwat para preman, sopir dan kernet. Lalu terkenallah warung Denok sebagai penyedia apem alias surabi alias memek.
Kang Husin tidak berdaya. Karena Kang Bahrun sangat kuat dan punya banyak anak buah. Lelaki dgn sekujur tubuh penuh luka dan tato itu penguasa terminal dan wilayah sekecamatan. Denok pun berpindah kamar dari kamar di rumahnya menjadi penghuni kamar Kang Bahrun di terminal. Itu pun awalnya hanya ruangan istirahat pekerja pos terminal yang direbut oleh Kang Bahrun lalu dijadikan markas dan ruangan kecilnya dijadikan kamar Kang Bahrun. Di situlah Denok perempuan seksi bahenol beranak 3 dijadikan budak nafsu. Awalnya Denok terpaksa namun lama-lama ia merasakan enak dientot oleh Kang Bahrun yg perkasa. Setelah Kang Bahrun sibuk dgn perempuan lain, Denok lebih sering ngentot dengan Kang Tatang supir truk yg kadang jadi supir cabutan angkot yg sering mangkal di terminal. Mereka ngentot di bak truk. Saat narik angkot Kang Tatang bertemu Ceu Esih.