Tora The Explolers

Seorang pemuda yang menjalani hidup dengan sangat sederhana hingga dia mencapai apa yang menjadi tujuannya selama ini walau dengan penuh perjuangan yang sangat berat,bahkan sampai kehilangan yg berharga di hidupnya itu, tapi tak mampu menjadikannya patah semangat,justru karena itulah dia semakin kuat menjalani hidupnya hari demi hari hingga di pertemukan dengan seseorang yang mengubah hidupnya jadi lebih baik.

#Step one
Pindah dari kota kelahiranku adalah hal yg sangat membuatku seperti hilang separuhnya jiwa ini karna di kota kelahiranku itulah semua kenangan aku dari kecil hingga saat ini aku berusia 19thn tersimpan. Andai saja tidak ada kejadian yg menggegerkan di desaku itu mungkin aku takkan sampai pindah ke ibu kota ini, padahal tak ingin aku meninggalkan kota kelahiranku itu,,, ya mau gimana lg nasi sudah menjadi bubur gak mungkin bisa kembali jadi beras, yang penting bagiku saat ini gimana caranya supaya bubur itu menjadi makanan yg enak tuk di santap.

Tora Setiawan nama lengkapku yang memiliki tinggi badan 189 dan berat badan 60kg cukup atletis memang postur badanku itu di karnakan seringnya aku berolah raga tapi bukan olah raga di waktu normal kadang sering aku berolah raga pada tengah malam saat aku berada di desa, seprti mengambil air di sungai yg jaraknya lumayan jauh, karna tempat aku tinggal dulu berada di desa pegunungan yg sedikit jauh kalau mau ambil air.
Ibuku mengurusku seorang diri semenjak ayah meninggal karna kecelakaan pesawat ketika hendak pulang kerumahku dari negara asalnya di timur tengah. Tak heran di desa akulah paling berbeda secara fisik di karnakan ada canpuran darah timur tengah nya.
Ibuku kini sudah berusia 41thn namun masih tetap energik melakukan segala macam pekerjaan, penghasil dari ibuku menjahitlah saku bisa hidup dan bersekolah hingga sampai sekarang aku kuliah. Namum setelah datang kejakarta ini aku hendak berniat membantu mengurangi beban ibuku karna aku tau hidup di ibu kota tidah semurah seperti di desaku dahulu. Memang awalnya aku pindah ke jakarta karna di ajak oleh adik kandung ibuku tuk tinggal bersama di rumahnya di jakarta.

“Teh Anis sama Tora tinggal di jakarta aja yah nemenin aku” ucap wanita cantik berusia 35thn tersebut yang lain adalah adik kandung ibuku satu – satunya
“Ya sudah teteh ikut aja gimana km saja Put” jawaban ibu pada adiknya Putri

Memang tante Putri hidup sendiri setelah cerai dangan suaminya. Gara-gara sang suami ketahuan selingkuh. Tante ku ini tak jauh beda fisik nya sama ibu cuma dari sifatnya saja yg sedikit berbeda, tante Putri agak keras kepala berbeda dengan ibu yg selalu mengalah,,,yah perbedaan itulah satu – satunya yg membedakan ibu dengan tante Putri.
Awal nya aku hendak manggil bibi sama tante 0putri namun ibuku bilang kalau Putri itu gak bakal mau di panggil bibi,ya maklum lah semenjak masih muda Tante Putri sudah hidup di jakarta jadi sudah terbiasa dengan kehidupan di ibu kota.

Setelah 2minggu aku tinggal di rumah Tante Putri yg lumayan mewah sih dengan 1 kamar utama 2 kamar biasa dan 1 kamar tamu ditambah ruang tengah,ruang tamu, di depan garasi yg cukup untuk 4 mobil dan teras yg cukup indah karna langsung di hadapkan dengan taman depan rumah serta di kelilingi pagar tembak setingga 3meter yg tutupi oleh tanaman kelihatan sseperti tambok yg terbuat tanaman jenis merambat hingga menutupi permukaan seluruh tembok pagar.
Tante Putri memiliki 2 buah mobil, 1 mobil sport untuk jalan – jalan yg 1 lagi mobil sejenis sedan BMW untuk pergi ke kampus tempat Tante Putri mengajar di universitas yg cukup ternama di kota ini.
Pantas saja aku bisa masuk kuliah di tengah smester pertama tanpa ribet ternyata Tante Putri yg daftarin aku masuk kuliah Sosiologi.

“Tor besok km sudah mulai kuliah, nanti bareng Tante saja berangkatnya” ucap Tanpa Putri di sela makan malam
“Gak usah Tante,,,Tora naik angkutan umum saja” jawabku karna jujur aku sungkan sama Tante Putri yg sudah sangat baik pada ibu dan aku
“Emangnya km sudah hapal harus naik apa dan turun dimana?” Tanya Tante Putri lagi
“Sudah lah Tante,,,kan sudah 2 minggu lebih Tora disini,,,trus kemaren- kemaren Tora dah keliling sekitar sini sampai kampus tante” jawabku meyakinkan Tante Putri
“Ya sudah kalau gitu,,tapi hati – hati yah klw di angkutan umum disini sering banyak terjadi kejahatan” ucap Tante Putri memperingatkan aku
“Ahhh Tante kayak yg gak kenal Tora saja” jawabku dengan sedikit tersenyum
“Iya,,,iya Tante percaya sama km Tor”

Ibuku cuma tersenyum mendengar percakapan kami berdua

“Tora inget yah janji km” hardik ibu kepadaku
“Iya bu Tora selalu inget kok soal janji itu” jawabku yg langsung menunduk atas ucapan ibu

Setelah makan malam beres kami pun segera pergi ke kamar masing – masing setelah sebelum nya aku membantu ibu mencuci piring bekas makam malam tadi…

*Keburu ngantuk di lanjut besok saja deh*