Bilik Mesum Warnet

Maya gadis mungil yang masih berusia belasan tahun sedang berada dibilik warnet sambil bernyanyi mengikuti lagu di youtube yang sedang diputarnya, aku yang duduk didepannya sesekali mencuri pandang terhadapnya meskipun sedikit terhalang monitor.
“pak, ini gimana ? ajarin.. ” ucapnya pada seorang pria paruh baya yang juga bermain internet dibilik sebelahnya.
“jangan ganggu, tanya operator” jawab bapaknya yang ternyata sedang main judi online.

Gadis itu nampak berdiri dan melihat ke arah meja operator yang berada disamping pintu masuk, aku segera berdiri dan menghampiri gadis tersebut sebelum kedahuluan sama operator.
“kenapa dek ?” tanyaku
“ini mau cari soal latihan ujian mas” jawabnya
“oh, mau aku ajarin ?” tanyaku
“boleh mas.. ” jawabnya sambil menggeser posisi duduknya
“nama kamu siapa ?” tanyaku
“maya, kalau masnya?” jawabnya
“aku vian” jawabku yang duduk disebelah kirinya.

Aku mulai mengetikkan soal soal ujian di kolom pencarian google, hingga tanpa sengaja siku tangan kananku menyenggol payudara maya.
“maaf, gak sengaja” ucapku pelan sambil menatap wajahnya yang manis
“iya, gak apa apa” jawabnya

Selanjutnya aku memang sengaja menyentuhkan siku tangan kananku tepat dipayudara maya, kami kembali saling tatap dan ia tak menolak saat aku mengecup bibir tipisnya. Aku sering main di warnet tersebut sehingga aku hapal situasi dan kondisi termasuk tak ada cctv di pojokan, cctv hanya ada diparkiran dan depan pintu masuk mengarah kedalam dan jam 5 sore sampai jam 7 malam adalah jam dimana warnet sepi pengunjung.

“boleh gak aku pegang payudara kamu ?” tulisku di halaman ms word
“boleh” ketiknya membalas pertanyaanku
Melihat jawaban maya, tangan kananku segera bergerilya dari belakang punggung maya dan meraih payudara kanan maya yang masih tergolong ‘tocil’ alias toket cilik.
Tak puasa hanya meraba dan meremas remas payudara maya, kutuntun tangan kiri maya kebagian bawah perutku. Rupanya maya mulai penasaran dengan bagian tubuhku yang berada didalam celana, kini maya menggunakan tangan kanannya untuk mengelus penisku dari luar celana.
“buka aja” bisikku pelan lalu dengan cekatan maya mulai menurunkan resliting celanaku lalu mengeluarkan penisku yang tegang berdiri.
“kocokin” bisikku lagi, setelah ku ajari cara mengocok penis, kini tangannya yang lembut mulai menggenggam dan mengocok batang pelerku yang tegang sambil kuremas remas payudaranya.
Tak puas sampai disitu, kuperintahkan maya jongkok dibawah meja warnet lalu mengulum penisku. Perih rasanya saat batang penisku terkadang mengenai gigi maya, namun tetap kunikmati hingga spermaku menyembur didalam mulut maya. Gadis lugu itu menelan habis cairan spermaku dan bahkan terus menjilati batang penisku yang berwarna coklat kemerah merahan, padahal pacarku selalu marah marah kalau sperma ku keluarkan didalam mulut saat bj.

Maya kini duduk disamping kiriku sambil ku downloadkan soal soal ujian kelas 3 smp, di new tab brwoser ku tambahkan film dewasa dan kami menonton berdua. Tangan kananku dengan bebas menelusup masuk kedalam celananya dan berhasil meraih lubang vaginanya yang ternyata sudah basah oleh cairan kental, tanpa membuang waktu aku segera memainkan klitorisnya hingga cairan kental dan hangat menyembur dari bibir vaginanya yang sempit. Kedua matanya terlihat sayu dan setengah terpejam, mulutnya menganga dan mengeluarkan desahan desahan kenikmatan, beruntung suara tersebut tersamarkan oleh suara musik yang diputar oleh operator.

“minta nomor wa kamu dong” bisikku pelan
“gak punya aku mas” jawabnya

Di menit menit terakhir aku sempat menghisap puting susunya yang masih ranum dan terasa sedikit pahit, beruntung aku berhasil membuat cupang serta membuat kedua puting susunya menonjol sebelum maya diajak pulang bapaknya.

NB : Mohon maaf jika susunan kata yang acak acakan.
Bersambung di hari dan pertemuan berikutnya….

 

Beberapa hari kemudian tepatnya hari sabtu malam minggu jam 7 malam aku ke warnet tetapi warnet penuh pengunjung, akhirnya aku duduk duduk didepan warnet sambil nunggu ada bilik kosong.
“may.. ” panggilku ketika melihat maya sedang membeli cilok disebrang jalan, maya membalas dengan melambaikan tangan dan tak lama kemudian ia menghampiriku.
“mau ?” tanya maya menawarkan cilok lalu menyuapiku satu biji cilok
“pedas .. may” ucapku namun malah dibully maya ” cowok kok gak doyan pedas” ucapnya
“may.. aku kangen” bisikku
“lha ini udah ketemu” balasnya
“pingin peluk kmu may” lanjutku
“ye.. jangan disini” jawabnya memberikan lampu hijau
“didalam (warnet) penuh ” ucapku
“may kamu ada acara ga?” tanyaku
“gak ada ” jawabnya
“main yuk” pintaku sambil menggenggam tangannya
“boleh, tapi jangan jauh jauh aku cuma pakai kolor (celana pendek)” jawabnya

Mataku tertuju pada bangunan ruko yang belum jadi yang berada disamping warnet, bangunan yang masih dalam tahap pembangunan lantai 2 tersebut hanya dipagari anyaman bambu dan sangat mudah dibuka meskipun bagian tengahnya dirantai dan digembok.
“may… sini ” bisikku sambil menarik tangan maya
“ngapain ?” tanya maya
“masuk may” perintahku sambil memastikan tak ada orang yang melihat dan kebetulan didepan pintu masuk ada truk yang parkir.
“aku takut mas” ucap maya
“jangan keras-keras” bisikku lalu memeluk maya

Tanpa basa basi aku langsung minta maya mengulum penisku dan dengan segera maya langsung membenamkan penisku kedalam mulutnya.
“sssttt” desahku merasakan sensasi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Rasa pedas menjalar dibatang penisku, aku baru sadar kalau maya habis makan cilok pedas kesukaannya. Kenikmatan yang sungguh luar biasa ketika maya semakin buas melahap kontolku hingga aku tak kuasa lagi menahan sperma yang hendak keluar, tangan kiriku menjambak rambut maya sedangkan tangan kananku berusaha meraih payudara maya yang tengah jongkok dihadapanku.
“crot.. .crot… crot” cairan kental dan hangat menyembur dari ujung batang penisku yang berada didalam mulut maya.
Kali ini maya segera menghentikan aksinya dan mengeluarkan penisku dari dalam mulutnya sehingga beberapa semburan spermaku mengenai wajah cantik gadis lugu itu, karsdus bekas air mineral kubuka lalu kugunakan sebagai alas untuk membaringkan maya.
“ML yuk may” rayuku
“ngapain mas?” tanya maya
“kontolku tak masukin ke memek kamu ya?” tanyaku
“sakit gak ?” tanyanya
“gak sakit kok may, malah enak nanti” rayuku dengan jari tangan kananku meraba memeknya dari lubang celananya yang longgar.
“udah basah ya may” bisikku pelan
“iya” jawabnya pelan

Aku duduk disamping maya lalu bergegas melepas celana maya yang terlihat pasrah, mumpung memek maya masih basah aku segera memasukkan batang penisku yang sudah tegak berdiri.
“arrghh.. sakit mas ” rintih maya ketika batang penisku sudah masuk setengah
Perlahan kulakukan penetrasi hingga seluruh batang pensiku masuk kedalam lubang kewanitaan maya yang masih sempit dan mulus tanpa bulu itu. Setelah masuk dengan sempurna lalu kuayun ayunkan bokongku sehingga batang penisku menggesek dinding vagina maya keluar masuk, desahan kenikmatan semakin nyaring terdengar saat tanganku meremas dan memainkan puting susu maya.
“enak may?” tanyaku dengan nafas terengah-engah.
“hu-uh, sssttt” jawabnya singkat, aku tak begitu jelas melihat ekspresi maya karena ruangan gelap.
“nikmat banget memekmu may… ” bisikku
“crot.. crott.. crot” spermaku kembali menyembur, kali ini ku tumpahkan diatas perut maya karena aku takut kalau maya sampai hamil diusianya yang masih belia.
Ku ambil dan kunyalakan senter yang berada di hp ku sorotkan ke vagina maya dan nampak dengan jelas belahan memek maya yang mengalir darah perawannya yang terkoyak hingga membasahi kardus bekas air mineral, begitu juga dengan penisku yang berlumuran darah perawan maya.
Ku lepaskan buff yang berada dileherku dan kugunakan untuk membersihkan darah perawan maya dipenisku dan vagina maya, masih tergeletak lemas diatas lantai beralaskan kardus.
“makasih ya may.. ” bisikku sambil mengecup kening lalu bibirnya
Dengan masih setengah telanjang, maya duduk beralaskan kardus dan menyandarkan tubuhnya dibadanku.
“mas… perih banget vaginaku” bisiknya
“iya, nanti juga terbiasa kok” jawabku
“mas, darahnya keluar terus nih… ” ucap maya membuatku sedikit takut kalau tak berhenti.
“mas… beliin pembalut dong” pinta maya dengan nada lemas, lalu kutinggalkan maya untuk membeli pembalut di warung kelontong yang tak jauh dari lokasi.
Setelah mendapatkan pembalut, aku segera kembali dan memberikan ke maya.
“mas, anterin pulang” ucapnya sambil memelukku erat, lalu ku antar maya pulang dengan membonceng motor .

“dari mana may ?” tanya ibunya saat sampai didepan rumah maya
“dari beli cilok terus ke warnet mah ” jawab maya
” iya bu, tadi cuma ke warnet, udah malem jadi tak anter pulang” ucapku
“saya pamit pulang bu” ucapku sambil menjabat tangan ibu maya lalu mencium tangannya biar keliatan anak baik baik.
“iya, makasih udah anterin pulang maya” ucap ibunya maya

Keesokan harinya tepatnya hari minggu pagi aku ke rumah maya, dengan masih menggunakan pakaian yang sama maya membukakan pintu rumahnya dan kebetulan maya dirumah sendiri karena bapak ibunya sedang jualan dipasar.
“gimana may ? aku khawatir dengan keadaan kmu ” ucapku
“masih perih mas” jawab maya
“masih keluar darahnya gak ?” tanyaku
“udah gak mas” jawab maya
“liat” ucapku
“tutup dulu pintunya” jawab maya
“jangan, nanti dikira kita ngapa-ngapain” jawabku
“kamu duduk disini aja, gak keliatan dari luar” lanjutku sambil meminta maya duduk di kursi samping pintu dan melepas celananya.
Dengan posisi mengangkang maya memperlihatkan belahan memeknya yang merah merekah dan terlihat jelas lubang memeknya yang sudah robek selaput daranya, lalu aku berdiri dan mengeluarkan penisku.
” lagi ya may ” ucapku
” jangan mas, masih perih ini” jawab maya menolak ajakan ml ku.
Meskipun menolak ajakan ml’ku namun maya tetap mau mengulum penisku hingga spermaku kembali keluar didalam mulut maya, selanjutnya kami ngobrol di teras rumah agar tak menimbulkan curiga tetangga dan orang tuanya.