Long Story of Bocah mesum
Dah lama jadi SR disini,
Tangan jadi gatal pengin ikutan nulis juga.
Sory Klo alurnya berantakan, karena masih noob
Sudut pandangnya orang pertama (BaNoe)
——————————
1993 (Usia 5 Tahun)
Siang itu Aku, Nia, dan Iwan.
Usia kami saat itu masih 5 tahun, tapi aku masih ingat betapa cabulnya Aku dan Iwan.
Aku berperan sebagai dokter, dan Iwan sebagai asisten.
Nia bermain sebagai pasien.
Saat itu rumah yg kami kontrak sedang kosong, karena ibuku sedang mencuci di toilet umum di ujung jalan.
(N)ia : Dok, aku lagi sakit nih…. pusing, pusing
(A)ku : pusing nya kenapa ? telat makan atau kehujanan ?
N : Kehujanan dok, coba saya diperiksa,
A : Wan, tolong ambil termometer dan stetoskopnya.
(I)wan : Baik dok, Silahkan naik keatas kasur (padahal hanya diatas tikar)
Berakting seperti dokter,
Aku buka baju Nia, dan Iwan ikut memegangi,
Aku usap perutnya, dan susu kecilnya, tapi jiwa mesumku sudah mulai keluar saat itu.
A : Wan, coba pintunya dikunci, supaya gak ada pasien yang masuk lagi
I : Iya dok,
Iwanpun mengunci pintu dan aku minta Nia untuk menurunkan celananya.
N : koq pake diturunin celananya dok ? kan yang sakit kepalanya…
A : Iya, mau di cek, pipisnya ada bau atau tidak ? Klo pipisnya bau pesing, harus diobati, supaya kepalanya tidak pusing.
N : Oh gitu ya dok….
Iwanpun membantu Nia menurunkan celananya…
Setelah itu aku memegang tempiknya Nia,
dan aku usap usap hingga aku endus
A : Ini kamu masih sakit, harus dikasih obat, Wan siapin obatnya
I : Obatnya apa dok….
Akupun mencari ide, akhirnya aku temukan sepotong jahe yang sudah dikupas di dapur, aku cuci bersih.
A : ini obatnya… harus dimasukkan dari tempat pipis,
N : koq dimasukkin dari situ dok ?
A : Iya supaya manjur… mau cepat sembuh gak.
N : ih… ini kan sakitnya bohongan, koq pepek aku dimasukin ituan (jahe) sih ? aku gak mau…
A : Wan, ayo pegangin…
I : iya dok, aku pegangin kakinya,
Nia pun melawan dan permainan itu berubah dari hanya niat bermain jadi aksi cabulku dan Iwan.
N : Tolong…. Tolong…. Ibu….
A : Ssssttt….. Diam… kan lagi mainan, jangan berisik, ntar ketahuan Ibu kita kan diomelin.
N : Biarin, aku gak mau, aku udahan, aku gak suka diginiin.
Dengan memaksa, aku dan iwan menarik kakinya ke pintu lemari
kemudian aku ambil jahe itu dan aku buka lebar-lebar tempiknya Nia.
Dan aku hirup aroma pesingnya kemudian aku masukkan jahe itu kedalam tempiknya….
Ibu : Noe…… kamu lagi ngapain… Nia diapain itu ? koq teriak teriak….. Buka Pintunya….
Iwan : Noe gimana nih ? ada Ibumu diluar…..Hayuh cepat diberesin, ntar ketahuan Ibu.
Aku : Iya, Nia… kamu jangan laporan sama Ibu, ntar aku gk mau temenan sama kamu lagi
sambil berteriak aku jawab
Aku : Iya bu, tunggu aku buka dulu pintunya…
Nia dan Iwan merapikan Tikar dan duduk di sudut kamar.
Dan tidak ada kejadian selain yang ada diatas
————
update 2/8/16
1995
Aku bersekolah masuk SD favorit, dan selalu rank 1.
Sejak kelas 1, hingga kelas 4 SD tidak pernah tidak rank 1.
padahal aku termasuk murid paling kecil posturnya, dan selalu jadi ejekan saat bermain.
catur wulan ke3 kelas 4.
Kelas kami kedatangan seorang murid baru.
Umi Rukoyah namanya.
Badannya yang tinggi dan besar, melebihi tinggi rata-rata murid dikelas.
Usia teman sekelas kami 9-10 tahun, tapi Umi saat bergabung di kelas usianya sudah 12 tahun.
Menurut Bu Guru, dia termasuk terlambat disekolahkan oleh orang tuanya, dan pernah tinggal kelas.
Umi pindah ke SD kami karena orang tuanya dipindah tugaskan, begitu penjelasan Bu Guru kami.
Di kelas Umi termasuk aktif sosialisasi, dan menjadi anggota PMR
Dan dia masuk kedalam kelompok belajarku selama kelas 4.
Sehingga, setiap belajar kelompok Umi selalu menjadi perhatianku, karena fisiknya memang sudah berkembang.
Suatu waktu, kelas kami ditinggal rapat mendadak oleh para guru, sehingga hanya Pak Samsudin (Guru Olahraga) yang mengarahkan pelajaran kelas 1-kelas 6.
Beliau menitipkan tugas untuk dikerjakan selama jam pelajaran di semua kelas.
Karena aku sudah selesai, maka aku berjalan-jalan keliling kelas, memeriksa jawaban teman-temanku dan balik mengejek teman2 yang sering mengejek saat bermain.
Kemudian aku duduk di samping Umi.
(A)ku : “Mi, gimana soalnya ? susah gak ?”
(U)mi : “Gak koq, biasa aja.”
A : “ada yang salah tuh…..jawabannya ada di halaman 39, baca aja lagi” sambil mendekat ke pipi dan menghirup aroma cologne-nya.
U : “masa sih ? biarin aja deh… udah sana balik lagi, ntar ketahuan Pak Sam”
A : “biarin aja, aku kan dah selesai, emangnya dilarang?”
Ketika aku sedang kembali ke mejaku, buku tugasku ternyata ada di Supriyanto, dia termasuk anak yang kurang cepat belajar.
Pak Sam seketika masuk kedalam kelas dan meminta mengumpulkan buku tugas oleh ketua kelas.
Ketika dilihatnya mejaku tidak ada buku tugas, dia bertanya kepada ketua kelas, Denny.
(P)ak (S)am : “Denny, kumpulkan semua buku tugas dan silangkan semuanya, jadi yang koreksi teman di seberang meja kalian”
(D)enny : “Ya Pak.”
Ketika Denny sedang mengumpulkan semua buku tugas, Denny bertanya kepadaku
D : “Noe, buku loe mana ?”
A : “Tuh sama Supri, tadi dibawa sama dia.”
PS : “Kenapa buku kamu sama Supri ? daritadi saya perhatikan kamu itu kerjanya jalan-jalan dikelas. memangnya kamu sudah selesai?”
A : “Sudah pak, sudah dari tadi selesai, teman-teman ada yg salin jawaban saya”
PS : “Kenapa kamu kasih ? itu kan namanya mengajarkan teman kamu malas. Mana tangan kamu ? angkat keatas”
Dengan polosnya saya angkat tangan saya keatas…..
*Bletok….. Penggaris besi butterfly di tanggannya dipukulkan ke tangan kanan dan kiriku….
A : “Salah saya apa pak ? koq saya dipukul”
PS : “Kamu jalan-jalan dikelas, dan kamu bikin teman kamu malas belajar”
Setelah itu buku tugas pun dikoreksi.
Dan Pak Samsudin meninggalkan tugas lagi untuk dibawa pulang.
Saat itu, temanku Juwito melihat wajahku pucat.
ternyata pukulan penggaris itu tepat memukul urat syaraf jari tengah dan manis tangan kananku.
Aku langsung merasa pusing dan badanku demam, dan tangan kananku membengkak.
Aku langsung dipapah oleh mereka ke UKS oleh Umi dan Maryati, mereka adalah petugas PMR di kelasku.
Suhu tubuhku ternyata sampai 38oC. Aku diminta langsung pulang dan diantar mereka sampai kepuskesmas.
Selama dipapah aku mencium aroma wangi tubuh kedua temanku, aku yang sedang pusing sempat merasakan sedikit tonjolan susu Umi yang sedang memapahku.
Sesampainya di Puskesmas, Ibuku langsung datang dikabari oleh Maryati.
Umi dan Maryati kemudian kembali ke Sekolah.
Seketika itu Ibu memberi kabar Bapak karena melihat tanganku yang bengkak sebesar mangga dan memintanya pulang kerumah.
Setibanya dirumah Bapak langsung mengambil celurit di lemari dan langsung ke sekolahku.
Sesampainya dirumah, aku makan kemudian tertidur
Aku terbangun esok paginya, dan 7 hari aku masih dirumah, hingga bengkak tanganku mulai kempes.
Temanku menjenguk dan menceritakan saat Bapakku datang ke sekolah.
Ternyata Pak Sam sudah pulang, dan mereka trauma melihat senjata tajam yang dibawa.
1 hari setelahnya, Pak Sam kemudian meminta maaf kepada orang tuaku dan berjanji tidak mengulanginya lagi.
Saat aku kembali bersekolah,
ternyata aku ketinggalan banyak tugas,
tugas kelompok sering dikerjakan dirumah Umi selama aku tidak sekolah.
Siang itu,
Aku langsung mengejar ketinggalan dengan menyalin semua tugas, namun saat semua temanku sudah selesai belajar kelompok.
karena sudah jam 4 sore, aku ditinggalkan berdua saja dengan Umi, mereka pulang.
Aku pun berbincang dengan Umi.
A : “Mi, pinjem buku tugas sama latihannya deh, aku mau salin dirumah”
U : “disini aja Noe, mamahku pulang dari rumah tante jam 8, Ayah jam 9 baru pulang kerja, aku cuma sama si mbok.”
A : “Ok, aku kerjain disini aja deh”
Selama tugas sekolah aku kerjakan di rumah Umi,
dia banyak bercerita tentang dia dan keluarganya.
Dan alasan yang disampaikan oleh Guru saat awal masuk di kelasku, hanya untuk menutupi hal yang sebenarnya.
Umi dipindahkan ke Jakarta karena Ibunya ketahuan selingkuh dengan Pak Kades (kepala desa) setempat.
Ayahnya yang mengetahui hal ini langsung memindahkan Istri dan Anaknya agar tidak menjadi cemoohan.
Saat itu Umi mengetahui bahwa Ibunya selingkuh, karena Umi berpacaran dengan anak Pak Kades.
Anak Pak Kades itu mengancam akan melaporkan ke Ayahnya Umi, jika Umi tidak mau menjadi pacarnya.
Anak Pak Kades itu sudah kelas 2 SMP (14 thn), sedangkan Umi kelas 4 SD (12 thn).
Anak Pak Kades memaksa Umi layaknya Pak Kades dengan Ibunya.
U : “Aku tuh sebenernya suka sama dia karena gak jelek-jelek banget, Noe. Tapi dia tuh maksa, itu aku gak sukanya”
A : “Maksa gimana mi?”
U : “Ngajak aku nonton film VCD porno, cium-cium aku, buka-buka baju aku.”
A : “Koq bisa? emangnya dia lakuin itu dimana ?”
U : “Dia tau kalo Ibu Aku pergi sama Bapaknya, Aku dirumah sendirian, jadi dia lakuin dikamar aku”
A : “Koq bisa ? emangnya si mbok gak ada ?”
U : “Si mbok kan cuma ada pas disini, pas dibogor itu cuma ada penjaga rumah aja, dipintu depan, itu juga dia udah disogok sama Anaknya Pak Kades”
Ternyata saat itu VCD porno sudah sampai ke pelosok.
Dan aku jadi gantung…. antara kerjakan tugas atau mendengarkan cerita Umi.
Umi menangis terisak menceritakan hal itu.
Aku kemudian memeluknya dan mengusap punggung dan kepalanya.
A : “Ya udah sabar ya mi” ujarku menenangkannya.
U : “Iya, makasih ya Noe, kamu udah bikin aku nyaman, mau dengerin curhatannya aku”
A : “Ya, namanya juga temen musti dibantuin lah….”
U : “Jangan cerita ke siapa-siapa ya soal ini. Kamu bisa jaga rahasiakan ?”
A : “Bisa….. Aku sayang Umi koq….” Sambil mengusap air matanya dan memeluknya.
Saat memeluknya Aku bisa merasakan tonjolan susunya yang mengganjal didadaku.
Kemudian Umi mencium pipiku, dan berbisik
U : “Aku sayang kamu Noe….Aku gak tau kenapa aku cerita ini ke kamu, Aku butuh perhatian tapi Ayah sama Ibu jarang dirumah, aku kesepian, aku gak punya tempat bwat cerita”
A : “Mulai besok aku temenin kamu disini ya, aku mau dengerin semua cerita kamu”
—
Dan selanjutnya aku mendengarkan setiap isi hatinya.
Anak perempuan usia 12 tahun sudah mengalami percepatan pergaulan.
Dari yang awalnya hanya teman, kini aku sering di kamarnya dari jam 2 sampai 5 sore, mengerjakan tugas harian, nonton DVD, hingga main game PS.
terkadang, suasana hujan mendukung untuk duduk lebih dekat.
Hingga di kelas 5 SD. aku sudah pernah tidur siang dikamarnya.
Terbangun jam 5 ketika Umi masih tertidur disampingku, didalam kamarnya dia hanya mengenakan rok putih tipis diatas lutut, dan kaos singlet yang longgar.
Aku mendekat dan menciumi dahinya, pipinya, aku usap usap susunya tapi dia masih tertidur.
Timbul niat ku untuk melihat susunya yang baru tumbuh, tapi aku lebih memilih roknya yang terangkat diatas paha.
Aku penasaran dengan pepek gadis yang masih polos, aku usap-usap pahanya hingga kakinya terlentang, aku hirup dalam dalam aroma celana dalamnya…. terasa bau pesing yang khas bocah.
Kemudian aku usap-usap jariku diluar, dan masuk kedalamnya.
Umi masih tertidur pulas.
Aku ambil tangan kanannya dan membuatnya seolah-olah sedang mengocok juniorku dari luar celana.
Dan aku keluarkan juniorku dan membiarkan tangan Umi menggenggamnya.
Tangan kiriku mengusap-usap dahinya, sementara bibirku menciumi rambut dan pipinya.
Nikmat rasanya mencabuli anak yang sedang tidur.
Tangan kananku tidak berhenti mengusap-usap pubik dan tempiknya yang masih gundul.
Bibirku kuarahkan menuju susunya, dan membuka kaos hingga setengah dada.
Kulihat putingnya mulai mengeras, dan wajahnya masih tertidur pulas.
Aku jilat… dan aku hisap lembut susunya,…..
“Crop…Crop…. ”
Aku jilati puting kirinya hingga mancung, sementara tangan kiriku membantu tangan kanan Umi mengocok juniorku.
Sesekali aku jilat puting kanannya dan menggigit lembut.
30menit aku bertahan hingga tumpah spermaku ke spreinya……..
Bahagia rasanya memperhatikan dengan leluasa pemandangan susu kecil yang masih tumbuh dengan puting yang mengeras saat Umi masih tertidur pulas.
Dan tempik yang masih polos sangat menggoda untuk mencoba seperti VCD yang aku tonton.
Saat azan magrib terdengar ke dalam kamar. sudah kurapikan pakaiannya
Kubangunkan Umi dan meninggalkan dia sendiri.