Balada Si Pengamen Jalanan
Hari Yang Membosankan
“Misi pak..buk…saya mau ngamen..!!”
Jreng…jreng..jreng.. Dimainkannya gitar tua sambil memainkan beberapa lagu kesayangannya.
Setelah mengamen dia membuka topi dan menggunakannya sebagai wadah yg disodorkan kepada beberapa tamu di warung makan kecil itu.
Ada yang memberi ada juga yang cuek tanpa memberi sepeser pun.
“Terimakasih pak..buk.. Maaf mengganggu”
Biar gitu lah aktifitas Mira setiap harinya. Berpindah dari satu warung makan ke warung lainnya, terkadang juga dia mengamen di perempatan lampu merah, terkadang ia juga ngamen di mana terdapat keramaian.
“Hmm.. Baru dapat 20rb nih”
Mira berkata dalam hati.
Siang itu cuaca sangat panas tapi disisi lain terlihat langit gelap berjalan dengan lambat tapi pasti.
Bisa ditebak pasti nanti sore hujan.
Karena kelelahan Mira duduk sambil menatap kosong kearah taman disisi jalan.
“Oi…!!” Yola menepuk bahu dan mengagetkan Mira.
Yola adalah temen seprofesi dengannya.
Mira dan Yola adalah gadis abg yang putus sekolah akibat terhimpitnya ekonomi.
“Ngagetin aja lu..!!” kata Mira sambil memurungkan wajahnya.
“Ha-ha-ha… Dapat berapa lu?, maaf..maaf..!!”
“Baru 20rb, lu?”
“Coba tebak gue dapat berapa?” jawaban Yola membuat Mira penasaran.
“Paling juga GA kan jauh dari gue”
“Nih..!!” Yola mengeluarkan duit dari saku celananya, terlihat di Ngan jelas beberapa lembar uang 10rb dan 20rb.
“Wah.. Itu hasil ngamen barusan yol?, banyak banget?”
“Gue gituloh..!!” Yola menjawab sambil tersenyum dan menaik-naikan alis matanya.
“Yu ah balik!!, mau hujan nih.” Yola mengajak Mira supaya pekerjaan hari itu cukup sampai disitu.
Tapi Mira menolak, sudah jelas alasannya kalau dia balik cuma bawa duit 20rb bagaimana dia adiknya dan ibu nya bisa makan.
“Yasudah gw balik duluan yah” Yola berkata sambil berjalan meninggalkan Mira.
“Hmm…, apes bgt gw hari ini” celetuknya.
Mira pun berdiri dan melangkah menuju suatu tempat, berharap ditempat itu dia bisa mendapatkan pundi rupiah yang lebih.
Langkah kecil disisi jalan dengan perlahan tapi pasti sampailah dia di sebuah warung makan.
Tidak besar tidak juga kecil, tapi bisa dilihat dari kejauhan pengunjung saat itu cukup ramai.
Dengan semangat dia mempercepat langkah kakinya agar cepat sampai disana, karena takut keburu yang makan pada pulang.
Kaki kecil nya seakan tak pernah lelah terus melangkah semangkin cepat dan lebih cepat lagi.
Semuanya dilakukan hanya demi nilai rupiah yang ingin didapatkan.
Dengan nafas terengah-engah akhirnya Mira sampai di warung tersebut. Tapi memang hari ini adalah hari yang kurang beruntung baginya. Sesampainya Mira disana, beberapa pengunjung bergegas keluar karena.
Wajah murung terpancar dari gadis kecil berbaju lusuh itu.
Tapi itu tak membuat semangat nya mundur. Mira tetap akan melanjutkan tugasnya, berharap keajaiban terjadi.
“Permisi Om..maaf ganggu”
“Jreng….!!!” (Mira mulai bernyanyi)
Disalah satu sudut warung duduk seorang pria yang memakai baju kemeja rapih berambut klimis. Sekilas terlihat seperti eksekutif muda.
Sewaktu Mira masuk dia sudah memperhatikan nya. Sambil mengisap sebatang rokok yang ada jarinya dia tertegun memandangi gadis kecil itu. Entah apa yang ada dipikirannya.
“Misi Om” Mira mengagetkan lamunan pria tersebut sambil menyodorkan topinya.
Pria tersebut kaget dan langsung mengeluarkan selembar duit 50rb dari saku bajunya.
Dan hal itu membuat Mira kaget bukan kepalang. Dia terkejut karena ada duit 50rb adalah duit dengan nilai yang cukup besar baginya.
“Bener nih Om??”
Mira menegaskan kembali, apakah pria itu benar memberinya duit 50rb atau jangan-jangan pria itu salah kasih.
“Iya..ambil aja buat kamu neng!!”
“Trimakasih Om” kalimat dan senyum indah itu keluar dari gadis manis itu.
Setelahnya Mira bergegas untuk meninggalkan warung tersebut, dan dengan langkah kecil sedikit berlompatan karena kegirangan mendapatkan duit yang cukup untuk dibawa nya pulang.
“Jeleger….!!!”
Suara petir keras menghantam bumi. Sesuai yang sudah diprediksikan tadi, awan hitam yang berjalan lambat tapi pasti kini tepat berada di atas kota tersebut.
Suara petir pun menjadi pembuka turunnya hujan. Tanpa ada aba-aba hujan turun begitu derasnya disertai angin yang kencang.
Mira terlihat panik dan berlari sekencang mungkin kearah dimana ada tempat dianggap bisa untuk berteduh. Tanpa melihat kanan kiri Mira berlari menyebrangi jalan dan.
“Duar…”
Mira dan sedan merah bertubrukan lumayan keras.
Langsung saja gadis kecil yang malang itu pun terjatuh di jalanan.
Dan pemilik mobil kabur meninggalkannya.
Mira jatuh pingsan dan tidak tahu apa yang kemudian terjadi pada dirinya.