“I Promise”

Part 1 – It’s Me

Perkenalkan, namaku Erza Putra Aditya, biasa kaliah boleh panggil aku erza. Umurku masih terbilang muda, masih 16 jalan 17 tahun. Sekarang aku masih duduk di kelas 2 SMA, baru selesai mengospek adik-adik kelas 1 dua minggu lalu. Aku berasal dari keluarga yang dibilang kaya tidak, dibilang biasa juga tidak. Ayahku seorang tenaga ahli di bidang elektro. Beliau bekerja di sebuah perusahaan produsen komponen-komponen elektronik. Mungkin bagi yang suka otak-atik elektronik ga asing lagi sama yang namanya merk “OMR*N”. Ayah jarang sekali di rumah karena ditugaskan bekerja di batam, kalau pulang paling hanya 2 bulan sekali. Sedangkan ibuku dia juga sekarang sudah sering pulang ke Semarang, karena di sana ibu telah diminta untuk merawat kakek dan juga juga memiliki bisnis kuliner. Oh iya, aku tinggal di kota kembang, tepatnya di sebelah selatan kota kembang, kalau yang orang sini atau pernah jalan-jalan ke sini pasti tau komplek perumahan dekat M*k* Mall.

Hari ini tepatnya ibu akan pulang lagi ke Semarang, yang artinya aku dipaksa anak rajin karena biasanya pekerjaan rumah diserahkan padaku.

“Adek, mama balik ke jawa dulu ya, udah dicariin mbah, kamu kalo ada apa-apa bilang sama mbak caca aja ya”

“Engga ah, mbak caca masaknya payah, modal muka doang cakep, huehue”, sambil memeletkan lidah ke mbak caca

“ga boleh gitu ah, eh ca, tante nitip erza ya”

“siap tante, pokoknya nanti kalo ada apa-apa caca telpon tante”

“sekalian nitip rumah ya, inget kalo udah magrib lampu taman sama lampu depan dinyalain, sekalian adek kalau lagi sempat bersih-bersih rumah”

“iya mamaaaa”, jawabku

“nah dek, mama udah ditungguin sopir travel tuh, mama berangkat ya”

“iya, hati-hati ma”, ucapku sambil mencium tangan ibu

Huh, ditinggal lagi, mengurus pekerjaan rumah lagi, dan yang paling aku tidak suka tidak ada yang masak. Paling-paling beli di depan komplek, karena kakak sepupuku tidak bisa memasak. Ya, memang aku sering ditinggal orang tuaku, tapi di rumah aku tinggal bersama dengan kakak sepupuku, namanya mbak caca. Dia sudah 2 bulan tinggal di rumahku. Nama caca hanya panggilan, nama aslinya Clarissa Maharani Putri Pramesti. Mbak caca ini anak dari kakaknya ibuku, anaknya Budhe Yanti. Jadi, berhubung mbak caca lolos tes SBMPTN jurusan Teknik Industri dan kebetulan sekali mendapat universitas negri di kotaku, maka dari itu ibu sangat mempersilahkan mbak caca untuk tinggal di rumah, katanya biar aku tidak sendirian lagi.

Mbak caca ini orangnya cantik, badannya agak cukup tinggi sekitar 170 cm, dan rambut yang bergelombang layaknya seorang model. Mbak caca dulu sewaktu SMA pernah mengikuti modelling & cheerleader, oleh karena itu aku sudah tidak heran dengan cara dia berpakaian. Walaupun orangnya memang agak sedikit usil, dari sifatnya terlihat dia perempuan yang humoris. Kekurangan mbak caca hanya satu, dia payah dalam hal memasak. Paling mentok-mentok masak mie doang, masak nugget aja gosong, wkwk. Bayangkan, sudah cantik, humoris lagi, pria mana yang tidak jatuh cinta. Tapi sekarang status mbak adalah jomblo, sudah dari setahun yang lalu. Aku pernah iseng bertanya mengapa lebih memilih jomblo karena dia agak sedikit trauma pernah diselingkuhi mantannya. Aku hanya bisa menepuk jidat menanggapi hal itu, bayangkan wanita secantik mbak caca masih disakiti begitu saja. Kalau saja dia bukan sepupuku, aku mau menjadi pacarnya, hehe. Tetapi tidak, dia tetap kakak sepupuku, anak budhe yanti, dimana aku juga sangat dekat dengan ibu mbak caca.

Pagi ini ibu pergi ke Semarang, dan di rumah tinggal ada aku berdua dengan mbak caca. Akupun bersiap ke sekolah.

“Za, kamu mau mbak anterin engga ? daripada mbak gabut di rumah, sekalian jalan-jalan”

“Ga usah mbak, erza naik motor aja lagian tau sendiri daerah sini macetnya kaya gimana kalo naik mobil”

“Eh za, ntar sore anterin mbak beli kebutuhan ospek ya, pliss mbak belum terlalu hafal jalanan di bandung”

“Mau sih… tapii….”

“Ayo dong za, nanti mbak traktir starb*cks deh”

“Ah starbucks doang… tambahin dong sama bu*ger king”

“Iya dah iya, hufft jahat kamu za”, ucap mbak caca sambil pura-pura sedih

“Haha, iya iya mba, jangan pundung gitu dong mbak, mbak sih suka usilin eza, jadi diusilin balik”

“Hehe, kan bercanda za, hidup jangan tegang-tegang amat, nanti ejakuasi lho, hihihi”

“Ih, mbak jorok, eza bilangin budhe yanti lho, huuu”

“Ih kan cuma bercanda, tuh kan kamu orangnya serius mulu”

“haha, gini nih kalo kelamaan ngejomblo, dasar mbak jomblo”

“kurang ajar nih, kamu sendri kenapa ga punya pacar hayooo”, ujar mbak caca sambil memanyunkan bibirnya

“lah kan aku masih di bawah umur qaqa, kalo pacaran nanti mama marah, hihi”

“ah ngeles wae kamu, sesama jomblo jangan saling menghina huuu”, ucap mbak caca

“iya iya, pissss, hehe”

“seriusan nih za, nanti anterin mbak ya… plissss plissss plisss”

“iya iya kakak sepupuku yang cantik…” hehe”

“idih situ bisa ngegombal juga ya, dah sana cepetan ntar telat lho”

Ya seperti itulah mbak caca, memang suka bercanda. Ini adalah kedua kalinya aku ditinggal hanya bersama mbak caca di rumah, ya hanya berdua. Tapi hingga saat ini aku tidak pernah punya pikiran kotor terhadap mbak caca, karena mungkin dia sepupuku yang sudah sangat dekat sejak kecil, meskipun mbak caca jika berpakaian bisa dibilang cukup berani, jika di rumah dia selalu mengenakan hotpants dan terkadang memakai kaos yang memperlihatkan bagian perutnya, layaknya artis instagram, kata dia sih baju seperti itu kekinian.

Pagi itu ku pacu sepeda motorku ke sekolah. Yang membuat moodku menjadi jelek hari ini , jam pertama adalah pelajaran yang paling aku benci, yaitu fisika. Sebelum sampai ke sekolah aku terlebih dahulu mampir ke tukang fotokopi untuk mengcopy materi dari buku referensi lain. Di tempat fotocopy aku bertemu dengan teman-temanku yang juga sedang mengcopy materi.

“oy maneh, tumben ga sama kakak cantik”, ucap salah satu sahabatku yang bernama Rio

“siapa ? mbak caca ?”

“ya siapa lagi, kakak imut dengan sejuta pesona, padahal urang dah rapih euy”

“jiahhh, mana mau dia sama maneh, wong dia banyak yang naksir, huehuehue”

“yeee kan urang teh namanya lagi usaha, siapa tau jodoh”

“ngimpi maneh yo, nanti yang ada bakal jadi cerita beauty and the beast persi sunda”

“yeee, sia teh borokokok”, ucap rio dengan logat bahasa sundanya. “eh maneh tugas matematika yang nomor 4 udah selesai belom ? urang liat lah”

“udah, yo, ntar pas pelajaran pak nazi maneh salin”

“wuihh, pasti dikerjain sama kakak cantik ya, urang tau maneh ga bakal bisa, haha”

“sialan maneh, kalo urang dah serius ujian matematika bisa urang dapet seratus, kalo serius ya, soalnya urang males menseriuskan diri demi pelajaran, kalo dota mah ayo, wkwkwk”

Ya, bisa dibilang aku adalah pendatang di kota ini. Ayah keturunan bangka, sedangkan ibu asli semarang. Tapi aku sangat senang karena orang-orang sini ramah-ramah. Yang tadi barusan itu ? ya memang seperti itulah rio yang doyan ngaku paling kasep se-soreang raya. Bisa dibilang Rio naksir dengan mbak caca. Ceritanya begini, kemarin sewaktu aku diberi tugas kimia, kelompokku termasuk Rio sepakat mengerjakan tugasnya di rumahku, karena memang tugasnya begitu sulit. Karena itu aku minta bantuan mbak caca untuk mengerjakan tugas tersebut, karena mbak caca memang dikenal sebagai siswi berprestasi di SMA, yang namanya fisika, kimia, matematika, kemampuan mbak caca sudah tidak diragukan lagi, sudah di luar kepala. Kadang aku heran cara belajar mbak caca itu bagaimana. Nah dari disitulah tiba-tiba Rio naksir dengan mbak caca, sampai stalkling foto-foto instagram mbak caca.

Selesai mengcopy semua materi yang dibutuhkan, aku bergegas masuk kelas, bahaya kalau sampai telat. Saat ini aku sudah sampai di kelas XI MIA 4, kelas jurusan IPA karena memang ayah dan ibuku menyuruhku masuk jurusan IPA, walaupun sejatinya kalau dari hari nuraniku aku lebih suka jurusan IPS karena sekolah mereka cenderung santai. Kelasku berisi 35 siswa, dimana mereka semua adalah teman-teman baruku karena aku baru seminggu duduk di kelas 2. Ya, minggu ini sudah mulai masuk minggu aktif, dimana ku yakin pasti akan banyak hal-hal yang membosankan seputar pelajaran IPA. Oleh karena itu saat pulang sekolah aku lebih sering menyempatkan diriku untuk bermain Game Online seperti D*ta, GT* Online, dll.

Well, seperti yang telah aku duga, pelajaraan pertama memang sangatlah membosankan, Entah kenapa aku sangat benci sekali dengan pelajaran fisika, itu sulit, memang sangat sulit, ditambah lagi guru fisika adalah pak gatot, guru yang terkenal killer dan kumis yang mirip adolf hitler. Anak-anak menjulukinya bapak nazi. Pelajaran fisika usai dan dilanjutkan oleh matematika yang sama menyebalkannya, mana baru awal sudah dikasih tugas lagi, banyak lagi. Untungnya tugas diberikan berkelompok, dan sudah dipastikan aku akan minta bantuan mbak caca lagi, karena materi dari tugas yang diberikan agak sedikit sulit, yakni membahas tentang bilangan trigonometri.

Bersambung….