Kisah Lintang
Setelah melihat handphonenya untuk sekedar mengecek isi notifikasi twit**ter dari para penggemarnya lalu menyapa mereka dengan Twit di pagi hari, ia merapihkan kasur tidurnya yg cukup berantakan, meski rada males tp dia tetap merapihkannya. Sampai suatu ketika terdengar dari luar kamarnya ibu nya memanggil, “tang sini bangun sarapan dulu”, lalu ia pun menanggapi “iya bentar lagi aku ke sana mah”. Ia mempercepat merapihkan kasurny, lalu sedikit merapihkan rambut nya yang acak2an sambil menatap ke cermin.
Ia telah sampai di meja makan untuk makan bersama kakak adik dan ibu nya, tampak sepiring nasi goreng hangat sudah di siapkan di pagi hari itu. Lintang tampak sudah sangat lapar hingga ketika duduk ia langsung menyuap nasi itu dengan sedikit tergesa2, “hey Tang berdoa dulu lah, jangan buru2 gitu” kakaknya lintang menegur nya karena memang sedikit tidak sopan, “iya kak maaf” lintang berhenti sejenak dan mulai berdoa. Akhirnya dia melanjutkan makannya dengan lebih perlahan. “Kamu ini dah gembul begitu makannya masih banyak aja” celetuk kakaknya, lintang yang sedang asik makan tidak peduli dengan perkataan itu, hanya sedikit menatap sinis kek kakaknya. Iya memang lintang dikenal sebagai member yang bertubuh padat, memiliki dada yang besar, lebih gemuk dari pada teman sekitarnya.
Setelah selesai makan, terlihat ibunya sudah membereskan piring2 di atas meja makan tersebut, adik dan kakaknya pun sudah selesai makan. Ketika sedang asik2nya mengobrol sang adik meminta untuk lintang menemaninya bermain sepeda di daerah rumahnya, sang adik perempuan ini masih SD dan memang sudah sangat kangen sama kakaknya itu. “iya tuh tang temenin adik kamu tuh jalan2 naik sepeda, kamu kan jarang punya waktu libur gini’ sang kakak perempuan lintang menimpali. “ Aduhhh aku masih capek gini kak semalem abis konser”, namun sang adik ga mau menyerah “ayolah kak mumpung masih pagi nih”, “iya tang aku abis ini harus bantu ibu beberes rumah nih” sang kakak memberi alasan. Akhirnya lintang menyetujuinya untuk menemani sang adik bermain sepeda.
Akhirnya mereka berkeliling sekitar rumahnya dengan menggunakan sepeda dengan jok kecil di belakangnya, sang adik dibonceng dan terlihat sangat senang menikmati keindahan di pagi hari itu, meskipun daerah rumah nya sangat ramai dan banyak asap kendaraan, mereka tetap menikmati perjalanan itu, sampai akhirnya mereka memilih untuk berkeliling di dalam komplek yang lebih sepi dan udaranya segar karena masih banyak pepohonan. Selang beberapa saat mereka berhenti sejenak untuk membeli ice cream yg sedang mangkal di salah satu sudut komplek. “Makasih yah kak udah beliin ice cream”. Sang adik terlihat sangat senang sekali, ”iya sama2 dek”. Setelah itu mereka melanjutkan berkeliling nya.
Sampai beberapa saat, mereka melintasi sebuah rumah yg ternyata di depannya ada anjing besar. Lintang tampak ragu untuk melewati nya karena memang dia sangat takut dengan anjing, sang adik pun merasa takut. Namun lintang meyakini bahwa anjing tersebut sedang terikat, jadi tidak akan bisa mengejarnya. Sampai tiba-tiba saat melintasinya, anjing itu mulai menggonggong dengan keras, lintang panik dan mempercepat laju sepedanya, dan lebih parah ternyata anjing tersebut sedang tidak diikat, dan langsung mengejar lintang dan adiknya, lintang sangat panik dan semakin mempercepat laju sepedanya, pemilik anjing tersebut ikut mengejar karena kelalaiannya dalam menjaga anjing nya, adik lintang sudah menangis ketakutan, lintang semakin panik sampai pada akhirnya ia tidak bisa mengontrol laju sepedanya dan menabrak trotoar, adiknya pun terlempar ke rerumputan, namun lintang terlempar menghajar stang sepedanya dengan sangat keras, dan terjatuh ke samping adiknya. Anjing pun berhenti dan diamankan oleh pemiliknya.
Adik lintang menangis, lintang berusaha menahan sakit disekitar tubuh dan kakinya, “dek kamu ga apa2 kan?, Adik lintang menangis namun terlihat tidak merasakan sakit, karena terjatuh di tempat yang tepat. “Maaf yah mbak ini tadi saya lupa mengawasi anjing saya” si pemilik anjing merasa bersalah. Lintang yang sedang menahan sakit hanya bisa bilang “iya gpp mas, lain kali hati2ya” sambil sedikit ketus. “Ini mbak buat biaya pengobatan” si pria mengasih beberapa lembar uang, “ga usah mas ga perlu udah gpp kok” lintang menimpali orang tersebut. Akhirnya orang tersebut pun pergi meninggalkan mereka berdua. Lintang yang masih merasa nyeri akhirnya pulang perlahan bersama dengan adiknya. Sesampai nya di rumah “tang kamu kenapa?” Si kakak panik, “gpp kak td ada kecelakaan sedikit”, lintang mencoba menenangkan, “kamu gpp kan? Adik km gpp kan?”, “Iya kak cuma nyeri sedikit di kaki dan paha ku nih, tp dedek baik2 aja kok”. Akhirnya si kakak membawa adik nya, dan lintang menuju kamar untuk mengecek keadaan tubuhnya.
Ketika di kamar, lintang melepaskan seluruh pakaiannya, dan menyisakan pakaian dalam saja, ia mulai mencari sumber rasa nyeri di tubuhnya, ia melihat ada di bagian tangan yang cukup memar, dan terasa nyeri, namun ada yang lebih terasa nyeri yaitu di bagian pangkal pahanya, lalu akhirnya dia melepaskan celana ketatnya untuk mengecek keadaan pahanya, dan benar sekali ia melihat sedikit ada bercak merah di sekitar pangkal pahanya, iya sedikit menekan dan terasa sangat sakit sekali, akhirnya dia beranikan diri untuk memberikan sedikit balsem di bagian tersebut.
Keesokan harinya lintang memutuskan untuk istirahat kegiatan, dalam beberapa hari karena masih terasa sakit, “tang mau ke dokter ga?” “Ga usah kak, paling 2 hari sembuh kok”, lintang merasa tidak perlu ke dokter karena menurutnya bisa hilang dalam beberapa hari. Namun setelah 3 hari sakit di pahanya belum terasa hilang, dan terasa sangat menganggu, akhirnya lintang memutuskan untuk pergi ke klinik dan menanyakannya pada dokter.
Sesampainya di klinik, ia langsung menunggu giliran dipanggil oleh dokter, keadaan klinik itu lumayan ramai namun dia sabar menunggu nya karena memang sudah sangat terganggu dengan rasa sakit itu, selang satu jam ia menunggu akhirnya suster memanggil nya untuk masuk ke ruang dokter. Sesampainya di dalam, “silahkan duduk dik” terlihat dokter yang cukup tampan, dan sepertinya masih muda itu tersenyum manis mempersilahkan lintang untuk duduk, saat itu lintang mengenakan jaket dilapisi kaos ketat dan juga mengenakan rok se atas lutut, memang karena sakit itu tidak bisa membuatnya menggunakan celana jeans.
Setelah lintang menceritakan permasalahannya dan rasa sakitnya “aduhhh seharusnya kamu langsung berobat jangan ditunda2, takut nya malah makin parah kan”, lintang hanya bisa terdiam, “baiklah gini saya periksa dulu bagaimana keadaannya”. Lintang dipersilahkan menuju kasur klinik di belakang ruang dokter dan terlentang di atas kasur tersebut. “Baiklah saya akan mulai memeriksanya, ketika nanti terasa sakit silahkan bilang saja”.
Si dokter mulai menekuk kaki lintang dan mulai melebarkan pahanya, terlihat lintang hanya mengenakan celana dalam, dokter mulai menelusuri tiap bagian paha lintang. Lintang yang sebenarnya merasa malu hanya bisa pasrah, yang penting cepat sembuh menurutnya. Si dokter mulai menemukan bercak merah yang sudah menjadi sedikit biru dan mulai menekannya “duh dokt sakit” lintang sedikit tersentak. “Hmmm ini sih udah beku darahnya”, si dokter mendekatkan wajahnya menuju sumber luka, hembusan nafas dokter terasa dingin disekitar pangkal paha dan kemaluan lintang yang hanya dilapisi celana dalam itu, sang dokter pun merasakan aroma kemaluan lintang. Lintang merasakan hal yg berbeda, di mana ia merasakan libido nya sedikit naik, namun ia mencoba menahannya. Sang dokter pun mengambil cream dan langsung dioleskan di sumber luka yang letaknya berada dipangkal paha lintang hampir menyentuh bibir vaginanya, lintang merasa mulai kacau karena olesan belaian tangan daokter itu sedikit mengenai bibir vaginanya, “wah ini sih hampir bahaya bgt nih dek, nyaris kena bagian vital kamu”, akhirnya dokter menyudahi pemerikasaan. Wajah lintang terlihat memerah dan sedikit berkeringat, dan akhirnya dokter memberikan resep obat, dan salep yang telah dioleskan tadi,”nih obatnya ditebus ya salepnya juga, harus teratur diminum dan dioleskan, supaya cepat sembuh”. Lalu Lintang berterimakasih pada dokter itu, “Terima kasih dok, apakah saya harus kontrol lagi nantinya?”, “Oh iya kamu kontrol lagi seminggu kedepan biar saya bisa periksa perkembangannya”. Akhirnya lintang keluar ruangan dan menebus resep itu lalu pulang.
Bersambung