SISI GELAP MANUSIA SETENGAH DEWA
CHAPTER I
“Cinta, mau jalan-jalan kemana hari ini…???” sebuah pertanyaan kecil yang aku tujukan ke seorang wanita yang telah menjadi pacarku selama 1 bulan belakangan ini. “Bagaimana kalo kita main ke rumah paman ku saja…???” jawabnya dengan menunjukan wajah penasarannya yang semakin membuat dirinya tampak lebih cantik di mata ku.
“OK…!!! Kita cabut….!!!” jawabku singkat.
Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh, akhirnya kami pun tiba di kediaman keluarga Cinta. Sesampainya disana, seperti kebiasaan pada umumnya, kami berbasa-basi sebentar dengan sang pemilik rumah. Dan akhirnya….., “Bim, Om dan Tante mu mau keluar sebentar ya, kamu dan Cinta dirumah saja, tunggu kami pulang. Nanti kita makan malam bersama” sebuah kalimat yang aku tunggu-tunggu akhirnya terlontar dengan santainya dari Paman si Cinta. “SIAP OM…!!!” jawabku lantang dengan menirukan gerakan layaknya seorang Polisi Lalu Lintas.
Setelah selesai mengantarkan Om dan Tante keluar rumah, aku langsung kembali kedalam rumah dan tentunya tak lupa menutup dan mengunci pintu depan.
“Cinta, kita kan sudah sebulan pacaran nih, ngomong-ngomong, gue ini cowok lu yang ke berapa….??? tanyaku penuh selidik untuk memecah keheningan yang disebabkan si Cinta asik menonton TV sambil berbaring di sofa ruang tamu. “Kok nanya itu sih…? Emang penting ya…?” jawabnya sambil acuh dengan tetap memperhatikan tayangan yang sedang disiarkan di TV. Perlahan-lahan kudekati si Cinta, dan dengan lembut ku kecup leher putihnya yang mulus sambil ku ucapkan “penting dong sayang, kan namanya sebuah hubungan, harus dilandasi dengan kejujuran dan keterbukaan”. “Mmm…aaah…..” Bimo STOP…!!! sebuah desahan singkat dan larangan yang keluar dari mulut Cinta dibarengi dengan langkah malasnya pergi dari depan TV menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar Tantenya. “Udah ah, aku mau mandi dulu, gerah” lanjutnya lagi.
Kesal banget rasanya diperlakukan seperti itu. Serasa wanita itu cuma dia, dan kalo ngga ada dia, aku ngga bakalan bisa hidup di dunia ini. Tapi ya sudahlah, mau bagaimana lagi…? Mungkin aku memang harus bersabar menghadapinya.
Sambil menunggu Cinta mandi, aku iseng-iseng ikut masuk ke dalam kamar Tantenya sambil melihat-lihat arsitektur bangunan dan melihat-lihat foto-foto yang di pajang di dinding. “Mmmmmm, boleh juga tuh si Tante” gumamku dalam hati. Aku tidak begitu mengenal baik Tante si Cinta karena baru beberapa kali bertemu. Tapi jika kulihat dari penampilannya, si Tante berumuran sekitar 35 tahun, dengan tinggi 168, kulit putih khas orang Manado dan tentunya yang paling menarik perhatianku adalah wajahnya yang cantik dan cenderung binal serta bentuk badannya yang montok namun tidak gemuk dengan ukuran payudara yang cukup mengundang birahi kaum lelaki yang memandangnya. Melihat foto-fotonya saja sudah membuat kontol ku ngaceng di dalam celana.
Tiba-tiba…
Kreeek……….Pintu kamar mandi terbuka, dan nongol kepala si Cinta keluar. “Bimo, tolong ambilkan handuk di jemuran dong. Gue lupa bawa handuk tadi” ujar si Cinta sambil membuang celana dalam dan bra ke sebuah ember yang berada samping kiri depan pintu kamar mandi. “OK” jawabku singkat sembari melirik pakaian dalam yang Cinta letakan di dalam ember. Setelah memberikan handuk tersebut, Cinta langsung menutup kembali pintu kamar mandinya. Dan aku pun kembali melanjutkan aktivitas ala detektif ku di dalam ruangan kamar si Tante.
Kubuka lemari pakaian dan kutemukan bahwa kebanyakan celana dalam yang dimiliki si Tante bermodel g-string dengan bahan yang sangat tipis dan halus. Dari bra yang ada di dalam lemari itupun, akhirnya aku mengetahui bahwa ukuran payudara di Tante adalah 36B.
“Kalo si Tante 36B, bagaimana dengan Cinta ya…?” gumamku dalam hati sambil melangkah pelan ke arah ember yang berisi pakaian kotor tadi……….
Baru saja aku memegang bra milik si Cinta, tiba-tiba Cinta keluar dari kamar mandi dengan memakai tanktop dan hotpants sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk yang tadi aku berikan. “Ups.. hampir saja ketahuan, bisa jadi masalah kalo tadi aku ketahuan sedang mengambil bra miliknya dari ember cucian” gumamku dalam hati.
Belum hilang rasa kagetku, tiba-tiba aku kembali dikejutkan dengan adanya ketukan di pintu depan rumah.
“Assalammualaikum….!!! Cinta bukain pintunya dong…!!! Ini gue, Kina…!!! Teriak seorang wanita di luar yang tentunya belum aku kenal. “Iya kak, bentar” jawab Cinta sambil buru-buru melangkah ke pintu depan sambil tetap berusaha mengeringkan rambutnya. Setelah Cinta membukakan pintu, masuklah seorang wanita muda yang memiliki paras cantik, berkulit putih, dan kutaksir berumur sekitar 25 tahun ke dalam rumah.
“Mo, kenalin kakak gue, Kina” ucap Cinta ketika wanita asing tersebut berada di depan ku. “O iya, aku Bimo….!!! Jawabku sembari menjulurkan tangan ke arah wanita asing tersebut. “Gue Kina, kakaknya Cinta” jawabnya singkat dan kemudian langsung buru-buru masuk kedalam kamar mandi.
BERSAMBUNG……….