After Landing

Cerita yang saya sampaikan ini adalah murni Imajinasi saya sendiri, karena saya sendiri lebih senang membaca cerita yang merupakan imajinasi dari pengarangnya.
Bukan yang ada embel-embel real story nya dengan begitu sang penulis akan bisa mengekplorasi tema dan mengeluarkan seluruh fantasi-fantasi liar yang dipunyannya.
tiap orang berbeda dan saya yakin banyak juga orang yang doyan membaca cerita yang berdasarkan kisah nyata.

Tokoh utama dalam cerita ini adalah Nadia Alexandra, gadis berusia 20 Tahun Seorang Pramugari Maskapai Nasional (Maskapainya disesuaikan dengan imajinasi Pembaca saja hehe…)
Saya mengerti sedikit tentang istilah-istilah dalam penerbangan, apabila ada kesalahan saya mohon maaf.
Pramugari dalam cerita ini sama sekali tidak menggambarkan realita Kehidupan dan pekerjaan Pramugari sesungguhnya dan saya pribadi sangat menghormati Profesi Pramugari dalam pekerjaanya melayani penumpang.

Ok Selamat Menikmati

PART 1 a: After Landing

Namaku Nadia… Nadia Alexandra inilah Kisahku…
************************************

Ting… Para penumpang yang terhormat, selamat datang di Tanjung, kita telah mendarat di Bandar Udara WARUKIN, kami persilahkan kepada anda untuk tetap duduk sampai pesawat ini benar-benar berhenti dengan sempurna pada tempatnya dan lampu tanda kenakan sabuk pengaman dipadamkan…

Suara rekaman otomatis itu menyadarkan aku dari lamunanku. “nad bengong apaan?, ayo buruan ntar keburu penumpang pada keluar” kak maria berkata kepadaku
“mana bisa lah mereka keluar, tangganya juga belum datang…” kataku sambil melapas sabuk pengaman dan berdiri.
Penumpang sudah berdiri berbaris menuju pintu keluar. Kulihat dipintu depan anya dan riska juga sudah siap menunggu dipintu keluar. Akhirnya tangga yang ditunggu datang juga dengan sigap kak maria membuka pintu pesawat dan penumpangpun berbaris menuju pintu keluar.

“Terima kasih pak…selamat jalan bu…”
kataku menyapa setiap penumpang dengan sopan, akhirnya setelah sekitar 30 menit seluruh penumpang telah turun dari pesawat. Waktu menunjukan pukul 20.30. tidak ada penerbangan lanjutan dari sini dan kami seluruh awak kabin harus menginap di kota ini. Kota kecil di Pedalaman Kalimantan yang mendadak menjadi ramai karena ditemukannya ladang minyak baru di dekat kota ini.

“okay, that is tonight thank you all and good night”
kata Capt Pelippe pilot pesawat ini, dia adalah orang Brazil yang bekerja di maskapai kami yang hidup sendiri karena anak dan istrinya tidak ikut tinggal di indonesia.
Kamipun turun dari pesawat bersama-sama menuju pintu kedatangan, aku berjalan agak belakangan bersama-sama dengan Anya.

Anya berbisik kepadaku…
“Nad, malam ini lu tidur sendiri ya, gue ada janji makan malam dengan capt Pelippe”
“owh…, setelah itu?”
“ah elu…,jangan pura-pura bodo deh… hihihi” Kata anya tersenyum penuh makna
“asal lu ingat aja besok kita harus berangkat dari Hotel jam 6 Pagi”
“nah makanya itu lu harus ingatin gue biar ga telat, tapi kayanya gue ga bakalan tidur semalaman hihihi…”

Aku ikut tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala mendengar kelakuan Anya. Sebenarnya ini bukan hal yang aneh, aku juga pernah melakukan affair dengan pilot atau FO. Tetapi awak kabin kali ini baru saja melewati hari yang panjang melelahkan Dimulai dari jam 6 pagi di Jakarta Kemudian ke Palembang Ke Surabaya dan baru Sampai di Tanjung ini. Mungkin seks adalah salah satu cara mereka untuk refreshing menghilangkan kepenatan. Kalau aku sih mendingan tidur…

Kamipun sampai di lobi, saat mobil penjemput dari hotel datang au teringat sesuatu
“ya ampun…” kataku dengan nyaring, yang membuat semua orang menoleh.
“HP gw kayanya ketinggalan di pesawat” kataku, sepertinya aku lupa memasukan HP ke tas ku.
HP itu kupakai untuk main game untuk menghilangkan rasa bosan di penerbangan kami yang cukup lama tadi.
“ah lu sih sembrono, sudah dibilang ga boleh menghidupkan barang elektronik di pesawat” kata Riska
“apa hubungannya?… kan ada mode penerbangan” kataku sewot
“ya udah ambil sana mumpung masih dibersihkan, ntar keburu diambil sama cleaning service nya” kata kak Maria.
“kalau diambil cleaning service, ga berapa lama muncul deh dinternet foto dan video pramugari cantik lagi ehem..ehem…hihihi” kata Anya sambil tertawa.
“Yaudah kami tunggu ya kamu cepetan ambil ke pesawat”
“Ga usah deh ka maria biar nanti aku naik taksi ke Hotel, lagipula kalian semua sudah lelah banget”
“aku titip tas pakaian ini aja ya ka”
Aku sadar tidak mungkin bagiku untuk bisa berlari cepat dengan rok seperti ini, rok span panjang dengan belahan beberapa senti di bawah paha.
“ga masalah kok nid, apa sih yang ga buat adiku sayang” kata ka nadia
“Ya udah kami tinggal ya nid, semoga sukses”
Mereka pun naik ke mobil dan pergi.

aku bergegas kembali ke Pesawat, aku berharap masih ada Cleaning Service di pesawat tersebut karena tentunya mereka bisa membantuku mencari Hp ku yang tertinggal.
Sukurlah cleaning service masih ada di sana, ada dua orang yang bertugas di pesawat tersebut, seorang bapak berumur lima puluhan dan satu orang lagi berumur pertengahan dua puluh, tampaknya mereka sudah selesai membersihkan pesawat.

“selamat malam pak, saya mau mencari HP saya yang hilang…apakah bapak-bapak melihatnya?”
Mereka berdua tampak terkejut
“aduh mbak jadi kaget, saya ga liat HP tuh” kata si bapak
“Kamu ada liat ga don?”
“saya ga liat pak, mungkin terjatuh di antara kursi atau gimana…” kata si anak muda.
“oke pak, nama saya Nadia, Bapak namanya siapa?”
” saya Widodo mbak”
” kalau mas namanya siapa?”
“saya Primadona mbak, tapi panggil saja Dona?”
Aku sedikit tersenyum mendengar kata-kata dona, bagaimanapun namanya tidak sesuai dengan penampilannya.
“pak widodo dan mas dona, bantu Nadia cari HP nya ya?
“ok mbak”

Kami pun mulai mencari ke setiap sudut dimulai dari belakang. Waktu menunjukan pukul 21.15 saat kami mulai mencari. Pesawat ini Boeing 737-800 bukan pesawat badan lebar seharusnya tidak terlalu susah mencarinya.
“aduh rasanya saya taruh disini deh, kataku sambil memeriksa meja tempat menyiapkan minuman”
“mungkin jatuh ke bawah kursi ini mbak…tapi tangan saya ga sampai” kata pak widodo.
“coba saya lihat”
Akupun menunduk dan kemudian menungging sehingga aku dapat melihat ke bawah kursi itu konsekuensinya pak widodo yang sedang berjongkok berada di sampingku dapat melihat pahaku yang terekpos aku tak terlalu memperhatikan pandangan matanya yang mengarah ke paha dan pantatku.
Cukup lama aku menungging dan juga aku harus merangkak maju mundur untuk melihat ke bawah kursi, memberiikan pandangan luar biasa kepada pak widodo.
Karena menggunakan lampu emergency dari APU yang sepertinya belum dimatikan, maka suasana di kabin pesawat ini jadi agak temaram.
“Aduh ga kelihatan deh…, punya senter ga pak?”
“ada mbak, ini senternya”
“mana?” kataku sambil menggapai-gapaikan tanganku ke belakang
“aduh mbak…”
Bukanya mendapatkan senter tanganku malah hinggap ke celana pak widodo, kurasakan batang kemaluan bapak itu sudah besar dan tegang karena ereksi. Bersamaan dengan itu aku merasakan desiran yang membuat bulu kudukku berdiri, ada rasa takut tapi ada juga gairah yang muncul…
“oh maaf pak…”
“Tidak apa-apa mbak hehehe…” kata-katanya diproses oleh otakku sebagai kalimat mesum, walaupun mungkin saja si bapak tidak berniat seperti itu.
Aku berpikir mengapa tidak ku goda aja mereka berdua, dengan memperlihatkan sedikit keseksian tubuhku, Toh mereka sudah membantu aku kali aja mereka jadi tambah semangat hihihi… Cepat-cepat aku hilangkan pikiran itu, “gila aja…” kataku dalam hati.

“Aduh saya menyerah mbak…” kata Dona yang dari tadi mencari agak jauh di kursi urutan 15.
Ini sudah jam 10 malam saya pasti di cari orang tua di rumah.
“waduh gimana dong?” kataku
“Masih ada pak wid mbak, pak wid ga ada yang nungguin di rumah?”
“pak wid masih mau nemanin nadia?” kata ‘Nemanin’ tentu saja bisa disalah artikan mudah-mudahan pak widodo ga salah dalam mengartikanya he…
“nanti sampai jam 11 ya mbak, soalnya saya juga sudah mulai ngantuk dan kalau kita ga turun, kemungkinan ga bisa keluar bandara karena pintu keluar bandara biasanya udah ditutup jam 11”
Aku mengangguk.
“ok saya duluan ya, selamat malam” si Dona pun turun dari pesawat.

Aku mendatangi pak widodo yang sampai bertiarap mencari ke bawah kursi penumpang.
“ketemu pak?”
Pak widodo tercekat, aku berjongkok tepat didepan matanya, aku juga menumpukan lutut kananku ke lantai, sehingga pak widodo bisa melihat dengan jelas dalaman rokku, paha putih mulus yang sangat kontras dengan celana dalam hitam yang kukenakan.
“Wa…warnanya hitam ya mbak…?”
“warnanya merah jambu…”
“oh saya Cuma liat yang warna hitam mbak hehe…”
Seketika itu juga aku tersadar… dan langsung merapatkan kedua pahaku.
“aduh…bapak jangan mesum dong, ntar nadia marah lo…”
“Jangan marah mbak ya saya Cuma bercanda, biar ga ngantuk heheh…” katanya cengengesan
“ya udah Saya mencari diisebelah sana ya mbak, tapi senternya Cuma satu”
“Ok saya nyari di sini aja, jangan jauh-jauh ya pak, nadia agak takut…”

Setelah hanya berdua didalam pesawat disertai suasana yang temaram, pikiran nakal ku muncul lagi. Apalagi ku lihat Pak widodo agak malas-malasan dalam mencari dia hanya diam di satu tempat sambil sesekali melirik ke arahku, entah lagi ngapain.
Kayaknya memang harus diberi pelajaran si bapak… Apalagi kejadian-kejadian nyerempet mesum tadi membuat konsentrasiku hilang, gairahku meningkat, malahan aku merasa bagian bawahku makin becek karena horni…
“wah gawat nih…alamat si bapak bakal dapat durian runtuh hihihi…” kataku dalam hati.

Tapi aku ga akan memberikan apapun dengan gratis, jadi si bapak harus berusaha.

“ahh panas…?” kataku sambil melepaskan jepitan rambutku, rambut ku pun jatuh tergerai hingga ke punggung dan mengibaskannya. Aku merasa seksi banget dengan rambutku yang berwarna dark brown. Kemudian aku mengibas-ngibaskan tangan karena kepanasan dan mulai membuka beberapa kancing bajuku memperlihatkan belahan payudara serta sedikit bagian atas bra ku.
Wow…Kulihat pak widodo terpana melihatku.
“Iya mbak memang jadi tambah panas, soalnya ac nya sudah mati” katanya sambil kembali mencari di sela-sela kursi.
“tapi kayaknya lebih panas dari yang tadi yah” kataku sambil berjalan ke arahnya, dia terkejut buru-buru berbalik dan menunduk.
“bapak lagi ngapain?” kataku sambil bersender disalah satu kursi, mecoba memperhatikan ulahnya.
“inii mbak lagi…lagi…” katanya terbata sambil berusaha menutup reseleting celannya.
“ih… bapak lagi coli ya…?” kataku terkejut.
“gak mbak, saya lagi ngocok…hehehe”
“ngocok sama coli mah sama aja pak…, patesan HP nadia ga ketemu…”. Kataku pura-pura sewot
“iya mbak ga tahan ngelihat tubuh mbak, apalagi tadi disuguhi pantat mbak yang geal-geol pas nungging tadi…”
“hihihi…baru diikasih liat begituan aja udah ga tahan pengen coli, gimana kalau kukasih liat semuanya ya…” kataku dalam hati.
“Pak wid, kita cari dulu tas Nadia ya kalau udah dapat nanti bapak Nadia bantu…” kataku sambil tersenyum.
“bantu ngocok…?,serius mbak?”
Aku menjawab hanya dengan menagguk dan sedikit menggigit bibir bawahku menggodanya. Pak widodo belingsatan dan segera bangkit.
“pak,belum ditutup tuh…” kataku sambil menunjuk ke arah resletingnya.
“Kayaknya sudah rusak mbak soalnya tadi buru-buru pas ketahuan mbak nadia, ga apa-apa aja kan mbak?”
“ya udah, ga apa-apa…”
“Kita cari sama-sama aja ya pak saya takut kalau ditinggal sendirian…” kataku.

Kami mencari ke arah depan, karena aku juga sempat membantu anya menyiapkan snack di depan mungkin aja HP itu tertinggal di depan…dan Ternyata tidak ada juga. aku ingat kalau aku tadi sempat mendorong meja lori makanan ke kelas bisnis. Mungkin aja HP itu terjatuh karena aku buru-buru meletakanya di meja itu.
“coba liat kebawah kursi lagi mbak mungkin ada di sana”
Aku kemudian merunduk ternyata cukup gelap dan tidak kelihatan.
“pinjam senternya pak”
“ini mbak…”
Dan kejadian tadi terulang lagi tanganku hinggap di selangkangan pak widodo yang sedang berjongkok disebelahku. Aku kemudian menyelipkan tanganku masuk ke balik resletingnya yang tidak tertutup. Rupanya dia sudah tidak memakai celana dalam. Kugenggam batang penisnya yang sudah ereksi, kukocok dan aku melakukanya tanpa sekalipun berbalik, hanya tanganku yang mengocok dan pantatku yang ku goyang-goyangkan kekirii dan kanan untuk menambah ransanganya.
“uhh…. mbak nadia…” kata pak widodo pelan sambil memjamkan matanya, mulutnya komat-kamit entah apa yang dikatakanya.
Aku hentikan aksiku pada penisnya, aku kemudian berdiri

“pak Wid, senternya…” kataku meminta.
“i…ini mbak…”
“Saya tadi ada liat sesuatu di sebelah sana mbak” katanya sambil menunjuk kursi nomor 5A
Aku mengarahkan senterku ke bawah kursi nomor 5A, ternyata benar HP ku ada disana tadi saat terjatuh pasti masuk ke situ, dan tak ada yang tahu.
“akhirnya” kataku, aku mengambil tas hp itu melihat isinya ternyata Hpku masih utuh tanpa lecet. Hanya saja masih dalam mode penerbangan. Casing karetnya yang imut rupanya mampu menahan benturan.
” makasih pak Wid akhirnya HP saya ketemu juga…”
“iya non…” kata pak Widodo tersenyum penuh arti.
“Ayo kita turun…” Kataku seraya beranjak menuju pintu keluar.
“Kayanya ada yang kelupaan mbak…”
“kelupaan…?”
” iya mbak, pengen dibantuin coli…” akhirnya pak wid mengganti kata ngocok dengan Coli hihihi…
“bukannya tadi sudah saya bantu kocokin pak…”
“saya pengennya dibantu sampai nyemprotin pejuh mbak heheh…” dasar otak mesum kataku dalam hati.
Aku melihat ke alrojiku
“Aduh… ini sudah lewat jam setengah 11 pak, nanti kalau kita ga bisa keluar gimana…?”

Bersambung…

PART I b: After Landing

Namaku Nadia… Nadia Alexandra inilah Kisahku…
************************************

“Aduh… ini sudah lewat jam setengah 11 pak, nanti kalau kita ga bisa keluar gimana…?”

“sebentar aja mbak ga sampai jam sebelas apalagi kalau dibantu sama mbak…” katanya terkekeh
Aku menghela napas dan akhrinya mengangguk…

“coba buka lagi kancing bajunya mbak, saya pengen liat belahan susu lebih jelas hehehe…” katanya sambil menurukan celananya.
Tampaklah penisnya yang lumayan besar, walaupun bukan yang paling besar yang pernah kuliat. Warnanya hitam dan mengkilat dibawah cahaya yang temaram. Melihat benda itu membuat gairahku meningkat hihihi…
Aku mulai melepaskan seluruh kancing bajuku sehingga Bra ku terekspos.

“nadia cuma bantu coli aja ya pak, bukan yang lain…”
“segini, cukup?”
“iya mbak nadia, uh… badan mbak bagus banget…” katanya sambil tetap mengocok penisnya.

Selama beberapa menit pak widodo mengocok penisnya, sedangkan aku yang dijadikan objek hanya duduk di kursi bisnis ini, menyilangkan kakiku sehingga celana dalam dan pahaku bisa dinikmatinya serupa dengan gaya sharon stone di film Basic Instinct. Aku memangku daguku tangan kanan masih dengan bra yang terekspos. “I fell so sexy tonight”.
Semenit…dua menit…tiga menit…
“Masih belum juga pak, nadia udah capek nih…” kataku sambil mengencangkan kedua tanganku dan menguap.
“Masih belum mbak… biasanya ga sampai lama…”

Kulihat tidak ada tanda-tanda pak widodo akan ejakulasi, malahan sepertinya penisnya mulai mengecil.
“mbak boleh ga saya diintipin puting susu mbak nadia…”
“HAH…???”
“boleh ya mbak saya dikasih liat dikiiit…aja puting susunya mbak Nadia…?”
“kontol saya mulai lemas mbak, tapi kalau dikasih liat puting pasti bakalan keras lagi hehe…”
Tawaran bapak mesum ini bukannya membuat aku marah tetapi malam menjadi tambah horni, dengan perlahan aku menurunkan cup bra ku, memperlihakan sedikit kedua puting payudaraku yang berwarna coklat muda dan mulai mengeras.

“sebentar aja ya pak…”kataku pelan.
“iya mbak sebentar aja hehehe…”
“Aduh itu puting imut banget… pengen ngemutnya mbak…”
“ga boleh…”
“tapi sebagai gantinya bapak boleh melihat nenen nadia seluruhnya…” kataku sambil membuka kancing Bra ku yang kebetulan berada didepan. Payudaraku seperti melopat keluar memperlihatkan keindahannya, payudara kebanggaanku dengan ukuran yang cukup proporsional untuk tubuhku yang langsing semampai.

“aduh mbak nadia seksi sekali tubuhmu…ogh…susumu juga besar mbak boleh saya pegang?”
Aku hanya menggelengkan kepala.

Gairahku semakin tinggi dan aku merasakan vaginaku semakin lembab dan basah, tiba-tiba entah darimana muncul keberanianku untuk…

“pak wid pengen liat ini juga kan…? sambil masih duduk di kursi kelas bisnis ini, aku membuka kedua kakiku menarik Celana dalam ku kepinggir dan memperlihatkan milikku yang paling pribadi kepada bapak didepanku tanpa diminta. pipiku merona merah menahan malu.

Mata pak widodo terbelalak, melotot seperti mau copot dan mulutnya menganga tidak mengira aku berani berbuat sejauh itu.
“mbak indah sekali memek mu…, merah merekah seperti semangka dibelah dua…”
“ah…pak wid asal aja… bercandanya kan ada bulu-bulunya pak, masak semangka ada bulunya…” kataku menggodanya.
“udah basah gitu…terangsang ya mbak hehehe…”

“Dinikmati ya pak tapi Cuma boleh pakai mata hihihi…”

Beberapa menit kemudian…
“Mbak Nadia saya ga bisa keluar juga nih…”
“Aduh gimana dong pak mendingan ga usah dikeluarin aja deh…”
“Jangan non ntar pasti saya ga bisa tidur semalaman padahal besok harus kerja pagi….”
“gimana kalau nadia bantu kocok pakai tangan aja…”
“tadi kan udah mbak dan ga mempan juga…, kayaknya memang harus dicelupin di memek mbak nadia”
“GA MAU..!” kataku setengah berteriak.

Aku ga mau ML dengan orang yang tidak kukenal apalagi tanpa adanya pengaman sama sekali.
“ga apa-apa deh mbak, ini bukan ngentot kok… saya Cuma nyelupin kontol saya ke memek mbak nadia, rendam sebentar buat ngerasai emutan memek mbak nadia, terus saya cabut…”
“Ga saya genjot berulang-ulang kok…”
“apa bedanya dengan ngentot…dasar…”kataku dalam hati. Aku berpikir keras dan apalagi waktu sudah menunjukan hampir pukul 11, aku pingin menawarkan oral seks aja, tetapi ga mungkin pak widodo selesai dalam waktu singkat.
haruskah aku melakukan ini demi sebuah handphone… pikiranku berkecamuk, dan aku hanya punya waktu sedikit…
“kalau seandainya setelah dimasukan tetap ga keluar gimana pak?…”
“yang penting saya sudah ngerasa memek mbak nadia… ngocoknya nanti saya lanjutin di rumah…”

aku rasa tidak ada jalan lain, lagipula aku sendiripun sudah horny…

“baiklah pak saya mau…”

Terlihat senyum mesum dari wajah pak widodo
“Tapi Cuma sekali celup yah…” kataku sambil menurunkan sandaran kursi, mengangkat rokku sampai ke pinggang, melepaskan celana dalamku dan mengangkangkan kedua pahaku. Aku masih mengenakan baju dan rok. aku juga tidak melepas sepatu high heel ku Biar tetap terlihat seksi hihih…
“Hehehe iya mbak…” kata pak widodo sambil memposisikan penisnya. Tanpa kesulitan dia memasukan penisnya karena memang vaginaku sudah becek dari tadi.
“umh… pelan-pelan pak…shhh” desahku seraya menggigit bibir bawahku, saat merasakan batang penis pak widodo mulai menyeruak masuk ke dalamku.
“Uh…eh…enak banget memekmu mbak masih peret kaya perawan…uh” kata-kata standar laki-laki mesum…
Aku mngeliat menahan niikmat luar biasa, inilah pertamakalinya aku melakukan unprotected sex dalam 2 tahun terakhir, aku terakhir kali melakukannya dengan mantan pacarku.

Rasanya benar-benar nikmat.
Setelah mentok Pak widodo mendiamkan Penisnya beberapa saat untuk menikmati jepitan dinding vaginaku.
“hhh…kayaknya masih kurang mbak..Mbak boleh saya genjot sekali lagi…”
Aku menangguk lemah, pak widodo menarik penisnya sampai keujung kepalanya dan kemudian menyodok lagi dengan lebih keras.
“aww…”
“sakit mbak…..”
“enak pak…shhtt”
“sekali lagi ya mbak…uh”
“iya pak terusin, entotin nadia sampai puas argh…” akhirnya kami berdua pun melakukan hubungan seks seutuhnya yang sebenarnya diluar rencanaku tetapi akhirnya aku melakukanya dengan sukarela hihihi…

Pak widodo jadi agak beringas setelah mendapatkan ijin dariku, dia meremas payudaraku dengan keras sampai aku merintih. memilin-milin putingnya dan menekannya dengan jari-jarinya.
Dia juga mencium bibirku dan berusaha memasukan lidahnya ke mulutku, aku berusaha menghindar sebelum akhirnya kubiarkan saja mulutku terbuka seperti ular masuk ke sarang kelinci lidah pak widodo masuk dan mencari-cari lidahku. Setelah ditemukanya lidah itu berusaha mebelit yang langsung kubalas dengan membelitkan lidahku juga dia agak kesulitan karena tubuhku lebih tinggi dari dia. saat dia berusaha mecium bibirku dia harus berhenti menyodok vaginaku. akhirnya terpaksa dia harus puas hanya dengan mempermainkan payudaraku.

Kemudian pak widodo memintaku turun dan menungging di lantai, akupun menungging dengan bertumpu pada lutut dan lenganku, Still use my high heel.
“Uhh… ini dia pantat yang tadi ngegoda saya mbak…” katanya sambil meremas pantatku.
“Aduh…” kataku.
“Saya colok lagii ya mbak memeknya, siap-siap mbak…” katanya sambil menyingkapkan rokku.
Aduh…ah…ah..ah…kataku saat penis itu mulai membelah vaginaku
Aku digenjot dari belakang dalam posisi doggy style.

Urat-urat pada penis pak widodo terasa menggesek-gesek dinding vaginaku mengantarkan sinyal kenikmatan tak terkira.
“Óh…my Gosh…Inikah nikmatnya ML tanpa kondom?…” tanyaku dalam hati.
Tidak berapa lama, Aku mulai merasakan orgasme besar yang akan datang mendera, aku meracau tak karuan. Berusaha aku menahan desahan dan rintihan…tetapi apa yang kualami benar-benar nikmat tak tertahankan…
dan akhirnya…
“akhhhhhhh…” aku mengerang panjang menyambut klimaks, tubuhku menegang sesaat sebelum kurasakan seluruh persendianku melemah, akhirnya lutut dan tanganku tak kuat lagi menahan berat tubuhku. Aku jatuh tengkurap di lantai pesawat ini. Aku tak pedulikan lagi pak Widodo yang masih asik menyodok vaginaku. Kemudia dia mulai menggeram dan mempercepat sodokannya dia mencabut penisnya, menggambil celana dalamku yang jatuh di lantai dan menutup kepala penisnya dengan celana dalamku. Dia menggeram beberapa kali sambil menutup mata dan kemudian ambruk terduduk di kursi.
beberapa menit kami berdua terdiam menghayati segala kenikmatan yang dihasilkan oleh persetubuhan kami.

Aku bangkit setelah bisa mengumpulkan tenaga, memasang Bra, merapikan baju dan rokku.
Aku mengangkat celana dalam ku dengan jari…
“ih…Menjijikan…” kataku dalam hati.
Celana dalamku berlumuran sperma pak Widodo
“nih CD ini buat bapak sebagai kenang-kenangan” kataku
“maaf mbak tadi saya khilaf…”
“saya juga menikmatinya pak, ga apa-apa”

Aku melihat alrojiku
“Sudah jam 11 lewat 15 pak, gimana nih…”
“Mbak langsung ke gerbang timur aja, ga usah masuk lewat pintu kedatangan, disana ada pos satpam… bawa senter ini mbak”
“Bapak sendiri, apa ga pulang ?”
“saya tidur disini aja mbak, sudah biasa kok hehehe?”
Aku pun berpamitan dan langsung keluar dari pesawat, kuikuti saran pak widodo. Sampai bertemu satpam.
Aku kemudian memanggil satpam itu.
“aduh mbak sudah semlam ini ngapain aja di sini”
“nyari Hp saya jatuh mas, untung sudah ketemu’
“Bisa tolong carikan taksi…”
Dia langsung menelfon taksi dan ga sampai 10 menit taksi itu datang.

pukul 11.45 malam aku sampai di hotel, bellboy mengantarkan aku ke kamar tidurku, anya sudah menyambutku.
“katanya makan malam sampai pagi…”
“ah itu… doi lebih tertarik dengan cewe lokal sini”
“lu dari…”
“STOP!…” pertanyaan anya langsung ku potong.
“gw mau tidur dan lagi ga mood buat ditanya-tanya…”
aku langsung merebahkan diriku di ranjang masih menggunakan seragamku…
“sampai besok pagi nya…” zzzzzzz…

PART I Habis…