aku dan mangsaku
Bagian pertama
Hari ini, gue resmi menjadi seorang mahasiswa (biar gak underage) perguruan tinggi di sebuah kota yang terletak di provinsi Jawa Timur. Nama gue tunjung mojoputra biasa dipanggil TUMO. Gue sebenarnya berasal dari jogja, karena gak ketrima kuliah dijogja gue akhirnya beralih Haluan ke lain kota, yaitu kota malang.
Gue merupakan anak terakhir dari 4 bersaudara dan semua saudara gue cewek. Karena gue anak cowo satu satunya dan paling bontot gue pun paling disayang. Apa-apa yang gue inginkan pasti dituruti. Karena itu gue jadi anak yang manja. Gue juga berasal dari kelarga yang berada, intinya gue gak pernah kekurangan duit. Kalo duit habis tinggal minta ortu langsung dikasih. Selain manja gue juga jadi anak yang lumayan bandel, terutama soal cewe. Ngewee dengan berbagai macam cewek udah jadi rutinitas gue waktu sekolah.
Singkat cerita, gue sekarang sedang diterminal bis. Entah kenapa gue memutuskan untuk naik bis. Padahal lama perjalanannya kalo naik bis hampir 7 jam kalo gak macet. Yang jelas gue pingin aja. Semoga ini menjadi perjalanan yang menyenangkan.
Sore itu gue diantarkan oleh mama gue doang menuju terminal. Sebelum berangkat mama gue ngasi banyak pesan
Mama: Kamu yakin buat naek bus berangkatnya?
Gue: Iya ma, adek pengen naek bus.
Mama: Beneran? Ga mau berubah pikiran? Tiket busnya kamu masih bisa dibatalin lho. Entar mama pesenin tiket pesawat.
Gue: Engga ma. adek mau nyoba naek bus. Lagian kan naek pesawat udah serring jadinya bosen
Mama: Yasudah kalo begitu, nanti pas turun dari bus tunggu didepan terminal, mama udah nyuruh tantemu buat jemput kamu.
Gue: siap ma..
bus gue akhirnya siap berangkat, gue pun berpamitan sama mam gue buat berangkat.
Mama: Jangan lupa kabarin mamah ya dek. Kalo butuh apa-apa, langsung telfon mamah disini. Kalo uangmu habis nanti mama kirimin lagi
Mata nyokap gue berkaca-kaca, sedetik kemudian nyokap memeluk gue sangat erat.
Gue: ma, adek berangkat dulu.
Mama: Hati hati disana, jaga diri baik baik.
Gue: Oke ma. adek pergi dulu.
gue pun naik kedalam bus. Didalam bus sudah mulai penuh, hamper 80% penumpang sudah naik. Gue pun mencari nomor kursi gue. Kursi gue ternyata ada dibagian tengah dan ternyata disebelah kursi gue sudah ada penumpang lain dan dia seorang wanita.
Gue : Maaf bu. Permisi ….
Wanita :Oh ia silahkan.” Jawab perempuan tersebut sambil menundukkan kepalanya tanda mempersilahkan gue untuk duduk.
Akhirnya gue duduk disamping cewe tersebut. Cewe tersebut saat itu mengenakan gamis panjang dan rok panjang bewarna hitam dan jilbab yang panjang bewarna merah maron beserta sebingkai kacamata. Tampak cantik dan anggun. Gue saat itu sedikit takjub melihat seorang wanita disamping gue tersebut. Tak lama bus pun mulai berjalan pelan meninggalkan terminal. Gue pun mencoba mengajak ngobrol wanita disamping gue dan coba gue SSI siapa tau dapet.
Gue : Ibu. Mau kemana?
Wanita : Eh ia. Kenapa.
Gue : Ibu mau kemana.
Wanita : Oh. Saya mau ke kota Malang.
Gue : Sama dong bu kalau gitu.
Wanita : Kamu tinggal disana juga.
Gue : Bukan bu tapi saya keterima kuliah disana. ibu darimana tadi?
Wanita : Saya itu dari rumah orang tua. Soalnya kemarin lagi ada acara
Gue : Di kota Malang tinggal sama siapa bu?
Wanita : Tinggal sama anak saya
Gue : Suami ibu?
Wanita: saya sama suami sudah cerai
Gue : Maaf bu saya gak bermaksud.
Wanita : Ia gak apa. Kan kamu gak tau.
Gue : Ia maaf bu. Oh ia bu. Nama ibu siapa. Sambil tangan gue berusaha untuk bersalaman.
Wanita : Nama saya fatimah. kalau kamu?
Namun fatimah hanya menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya. Gue hanya terseyum sambil menarik kembali tangan gue.
Gue : Saya Tunjung Mahardika bu, panggil aja Tumo.
Fatimah : Nama panggilannya kok lucu gitu
Gue : soalnya yang lucu gitu kan jadi mudah diingat, kalo udah diingat terus dikangenin….hehe
Fatimah : duhhh…bisa aja kamu..
Gue: Boleh nanya gak bu? Tapi ibu jangan tersinggung ya.
Fatimah: Ia apa yang mau kamu tanya.
Gue : Kalau boleh tahu Umur ibu berapa?
Fatimah : Kenapa?
Gue : Ia Cuma pengen tau aja bu. Kalau ibu gak mau jawab juga gak apa.
Fatimah : umur saya 39 tahun.
Gue : masa sih bu.
Fatimah : Ia, kenapa kamu gak percaya
Gue : Ia masa umur 39 tapi masih cantik gini.
Fatimah : Itu ada rahasianya.
Gue : Oh gitu.
Fatimah : Kamu sendiri umurnya berapa?
Gue: Saya 19 tahun bu.
Fatimah : Jangan panggil ibu. Panggil aja Ummi Fatimah. soalnya saya gak terbiasa dipanggil ibu.
Gue : Ia bu. Eh ummi. Sambil terseyum
Disaat yang sama Ummi Fatimah juga tersenyum. Kami pun mengobrol tentang kegiatan sehari-hari dan hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan. Ummi Fatimah ternyata gampang diajak mengobrol. Terlebih dia juga ternyata seorang guru di kota malang. Hal ini dilakukannya karena dia sudah bercerai dengan suaminya dan harus menghidupi dirinya sendiri. Dia pun juga sibuk mengurus kedua anaknya sambil bekerja. Kedua anaknya sudah berumur 15 dan 13 tahun. Dia dan suaminya bercerai sudah bercerai selama 3 tahun. Saat sedang asyik mengobrol selama kurang lebih 2 setengah jam. Bus yang kami tumpangi tiba tiba berhenti mendadak. Sontak gue dan Ummi Fatimah kaget saat bus mengerem mendadak. Dan membuat tubuh Ummi Fatimah saat itu jatuh kearah kiri badan badan gue. Saat tubuhnya terjatuh itu tanpa sengaja payudara Ummi Fatimah menyenggol paha gue. Hal itu membuat gue keenakan, gede juga ternyata. Dengan cepat dan sedikit modus merangkul tubuh Ummi Fatimah. ummi yang kaget lalu dengan cepat mengangkat tubuhnya.
Gue : Maaf ya ummi (Sambil melepas tangan gue dari bahu Ummi Fatimah)
Fatimah : Ia. Gak apa Tumo.
Kini badan Ummi Fatimah kembali bersandar di bangku. Sementara itu bis akhirnya berhenti.
Kondektur Bus : Mohon maaf kepada bapak-bapak dan ibu-ibu. Bis kita menyenggol mobil lain
Penumpang lain : Jadi gimana dong?
Kondektur Bus : Mohon tunggu sabar ya (Kembali kondektur bis berbicara berusaha menenangkan penumpang bis tersebut)
Beruntung bagi para penumpang tidak ada yang terluka. Akhrinya banyak penumpang yang disuruh untuk beristirahat dulu di tempat peristirahatan dekat TKP. Kamipun beramai-ramai turun dari bis dan menuju tempat peristirahatan tersebut.
Gue : Ummi ayo turun
Fatimah : Ia..
Akhirnya Kami berdua berjalan beriringan menuju tempat peristrahatan itu. Sekilas gue lihat tubuh ummi Fatimah bagus juga. Gue sedikit mencuri kesempatan memandangi Ummi Fatimah yang berjalan disamping gue. Kejadian yang tak terduga tadi membuat gue sedikit bernafsu. Memang awalnya gue cuma berniat SSI doang dengan Ummi Fatimah. namun kejadian tadi membuat gue bernafsu. Walaupun hanya sebentar payudara Ummi Fatimah bersandar di paha gue. Akhirnya sampailah kami berdua dan penumpang lainnya di tempat singgah itu. Gue lalu mengajak Ummi Fatimah untuk duduk dipojokan.
Gue : Ummi mau minum apa?
Fatimah : Air putih aja
Gue lalu membeli 2 botol air mineral.
Gue : Ini ummi. Airnya
Fatimah : Ia terima kasih ya. Berapa?
Gue : Udah gak apa ummi.
Fatimah : Maaf ya udah ngerepotin.
Gue : Gak apa lah ummi. Nyantai aja.
Lalu Ummi Fatimah pun membuka botol dan mulai meminumnya. Gue hanya mmandangi Ummi Fatimah dengan takjub. Perasaan gue untuk bisa mendekati Ummi Fatimah semakin kencang di dada. Waktu menunujukkan pukul 9 malam dan tanda-tanda bis belum selesai di perbaiki. Ummi Fatimah tampak gelisah. Lalu ia berdiri dan mengambil hp nya. Dan menelpon seseorang.
Fatimah : Halo. Raka??
Raka : Ia ummi.
Fatimah : Bis ummi ada sedikit masalah dan masih dalam perbaikan. Mungkin subuh ummi sampai di terminal. Kamu tidur aja dulu. Nanti ummi kabarin lagi ya.
Raka : Ia sudah ummi. Hati-hati ya.
Ummi Fatimah pun menutup telponnya. Saat berdiri dan menelpon sang putranya tanpa Ummi Fatimah sadari mata gue sedang berusaha menelanjangi dirinya. Tubuh Ummi Fatimah yang tertutup gamis lebar itu tak mampu membuat lekuk tubuhnya tertutup sempurna. Entah karena pikiran gue yang sedang berkecamuk dengan nafsunya yang membuat gue tak bisa berpikir jernih lagi.
Fatimah : Tumo. Ummi ke toilet dulu ya. Ummi boleh titip tas ummi?
Gue : Ia ummi. Tumo jagain. Tenang aja
Tak lama Ummi Fatimah pun pergi berjalan menuju toilet. Tampak oleh gue goyangan pantat Ummi Fatimah yang sebenarnya tertutup itu. Tapi nafsu dikepala gue sudah meninggi. Gila bener…. Apa gue entot aja ya. Tapi gimana mulainya. Gak mungkin lah Ummi Fatimah ini gampangan. Dari ceritanya dan perilakunya nampak ia ini alim. Saat sedang berpikir seperti itu gue ingat didalam tas gue ada sesuatu yang gue bawa. Benda itu adalah sebotol kecil obat perangsang yang kadang gue pakai buet ngerjain cewe cewe disekolah gue dan gue bawa buat bekal ngwee cewe cewe waktu kuliah nanti. Rupanya ummi Fatimah yang jadi korban pertama gue dalam perjalanan ini. Gue perhatiin sekeliling gue. Beruntung semua orang pada sibuk dengan kegiatan masing-masing. Gue lalu mengambil botol kecil obat perangsang itu lalu menetaskan nya didalam air mineral Ummi Fatimah. obat perangsang yang jernih itu membuat tak terlihat setelah dimasukkan kedalam air mineral tersebut. Gue mulai menggoncangkan pelan-pelan agar air tersebut tidak berbuih. 15 menit kemudian Ummi Fatimah kembali dari toilet.
Gue : Kok lama ummi?
Fatimah : Ia ngantri tadi.
Gue : Ya udah saya ke toilet dulu ya ummi. Gantian.
Fatimah : Ia.
Saat Gue berjalan ke toilet nampak oleh gue Ummi Fatimah meneguk air minum tersebut.
Gue : Yes.
Didalam toilet gue membayangkan apa yang akan gue lihat nanti. Sesosok tubuh yang ingin gue lihat secara telanjang. Siapa lagi kalau bukan tubuh Ummi Fatimah. 10 menit gue keluar dari dalam toilet. Perlahan laju langkah kaki gue menghampiri Ummi Fatimah. Gue lihat botol air Ummi Fatimah yang tinggal separuh. Itu artinya ummi fatimah sudah meminum obat perangsang yang gue masukin dalam air mineral tersebut.
Gue : Ummi ??
Fatimah : Eh ia.
Gue : Haus ya ummi.
Fatimah : Ia ni. Haus ummi. Lama juga ternyata bisnya bener
Gue : Ya sabar aja ummi. Pasti bentar lagi kelar. Ummi mau makan dulu?
Fatimah : Hmmm. Boleh lah.
Gue : Yuk kesana ummi.
Sebenarnya alasan gue mengajak Ummi Fatimah makan tak lain agar air minum Ummi Fatimah cepat habis. Akhirnya selama kurang lebih setengah jam kita menghabiskan waktu dikantin tersebut. Nampak air mineral Ummi Fatimah sudah habis dan gue kembali membeli air mineral lagi. Akhirnya bus selesai diperbaiki. Tak lama semua penumpang juga akhirnya kembali masuk kedalam bis. Gue melihat gerak gerik ummi Fatimah sedikit berubah. Tampaknya reaksi dari obat perangsang yang gue berikan sudah mulai bekerja.
Gue : Ummi ayo naik bus lagi.
Fatimah : Ia
Bis melaju perlahan. Lampu kemudian mulai dimatikan oleh supir bis. Nampak dari banyaknya penumpang mulai merebahkan kepala mereka di bangku untuk mengsitirahatkan badan mereka. Perjalanan yang akan memakan waktu selama 4 jam lagi ini kembali berjalan. Gue lihat Ummi Fatimah mulai tampak gelisah. Gue yang sadar kalau obat perangsangnya mulai bekerja perlahan-lahan sengaja membenturkan tubuh gue ke tubuh Ummi Fatimah. Gue lihat Ummi Fatimah mencoba melawan hasrat seksualnya namun tubuhnya menunjukkan keadaan yang berbeda. Kini nafsu terpendam yang mampu ditahan Ummi Fatimah nampaknya sudah bobol oleh obat perangsang gue yang kuat tersebut. Satu jam perjalanan kondisi ummi makin parah. Kebetulan bangku disebelah kami berdua kosong. Dan penumpang dibagian lain sudah pada tidur. gue mulai mendekatkan tangan gue ke paha Ummi Fatimah. gue sudah sangat yakin bahwa Ummi Fatimah tidak akan melawan. Selama perjalanan berlangsung gue memang tidak mengajak Ummi Fatimah mengobrol. Hal ini gue lakukan untuk mengetahui reaksi obatnya. Kini perlahan tangan gue mulai meraba naik turun paha kanan Ummi Fatimah. Ummi Fatimah yang mendapat sentuhan gue mencoba menepis tangan gue.
Fatimah : Tumo kamu ngapain…
Gue : Ummi cantik deh
Sambil kini tangangue memegangi wajah Ummi Fatimah. Ummi Fatimah yang mendapat perlakuan gue seperti itu mencoba kembali menepis tangan gue.
Fatimah : Jangan kurang ajar kamu.
Gue : Udah ummi nikmatin aja.
Dengan keberanian, gue mulai mencium mulut Ummi Fatimah yang saat itu hendak berteriak. Namun kecepatan mulut gue mampu meredam suara teriakan yang akan dikeluarkan Ummi Fatimah.
Fatimah : Emmmphhhhh….. Emmmmppppphhhhh….
Ummi Fatimah mencoba melepaskan ciuman Gue. Namun Gue yang sudah siap kini mulai Memgangi tangan Ummi Fatimah yang mencoba memukul Gue. Mendapat cumbuan gue yang ganas dan pengaruh obat perangsang membuat perlawanan Ummi Fatimah menjadi tidak berarti dan semakin lemah. Sekitar 5 menit kemudian lumatan gue mulai menemui hasil. Mulut Ummi Fatimah yang mendapat cumbuan gue akhirnya terbuka. Kini lidah gue mulai menyentuh lidah Ummi Fatimah itu. Perasaan senang menghampiri gue. Tak gue sangka akhirnya kini Ummi Fatimah dapat gue taklukkan. Perlahan-lahan tangan gue melepaskan tangan Ummi Fatimah. gue ingin tahu apakah mangs ague kini sudah masuk kedalam permainan gue atau belum. Gue mendapati kini tangan Ummi Fatimah sudah tak segesit tadi. bahkan lumatan bibir gue kini perlahan-lahan mulai dibalas Ummi Fatimah. tampak sepertinya obat perangsang itu sudah mulai membuat ummi fatimah lupa bahwa ia seorang ummahat alim yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain. Namun kini ummi fatimah tak bisa berbuat banyak, efek obat perangsang yang diminum ummi fatimah membuatnya melepaskan semua hasrat seksual. Apalagi ia yang sudah lama bercerai pasti akan menemui puncak seksual yang harus dituntaskan. Tangan gue kini mulai membelai payudara Ummi Fatimah dari luar. Payudara yang tertutup rapat itu kini mulai gue rangsang. Ummi Fatimah mencoba memegang tangan gue untuk menghentikan. Namun yang terjadi tangan Ummi Fatimah seperti hanya menyentuh yang mmbuat nafsu gue semakin menjadi-jadi. Kini gue mulai meremas dari balik gamis Ummi Fatimah. sementara itu tangan gue mencoba membuat tangan Ummi Fatimah untuk memegang kontol gue yang masih didalam celana. Ummi Fatimah mengikuti kemauan gue. Mulut kami masih bercumbu dengan dasyatnya. Tangan lentik Ummi Fatimah kini mulai naik turundi celana gue. Gue lihat ummi Fatimah sedikit terkejut mendapati kontol besar gue dibalik celana gue. Mungkin baru kali ini dalam hidupnya ia memegang kontol selain suaminya.
Fatimah : Emmmpppphhhh….
Suara Ummi Fatimah menyelimuti suasana bus tersebut. Beruntung bus yang menyalakan lagu membuat suaranya tidak terdengar. Kini gue melepas ciuman gue. Nampak Ummi Fatimah sedikit merasa lega.
Gue : Ummi mau kita lanjutin
Fatimah : Tumo apa yang udah kita lakukan
Gue : Hanya menyampaikan hasrat seksual ummi.
Fatimah : Ini salah Tumo. Ini dosa
Gue langsung mulai kembali memgeang tangan Ummi Fatimah.
Fatimah : Tomo mau apa kamu??
Gue : Ssstttt…Sudahlah ummi. Ummi menikmati juga kan
Fatimah : Tapi. Ini salah.
Kembali Gue memalingkan wajah cantik itu kehadapan gue dan sejurus kemudian gue mulai kembali melumatnya. Ummi Fatimah bukannya melawan malah kini ia juga membalas. Ia seperti seorang wanita yang malu-malu kucing dalam keadaan seperti ini. Perlahan tangan Gue membuka resliting celana gue. Tampak sebuah kontol berukuran jumbo dengan kepala kontol yang seperti jamur itu keluar dengan gagahnya. Ummi Fatimah yang sedikit kaget saat tangannya gue arahkan untuk memegang kontol jumbo gue. Tangan Gue seperti menginstruksikan tangan Ummi Fatimah untuk menaik turunkan tangannya di kontol besar gue. Ummi Fatimah tampak kebingungan melakukan kocokan di kontol gue. Gue melepaskan ciuman gue.
Gue : Ummi dikocok dong. Kayak gini ummi. Tapi pelan-pelan sakit soalnya.
Ummi Fatimah seperti terhipnotis malah mulai mengikuti keinginan Gue tersebut. Kini ia mulai menaik-turunkan tangan kanannya di kontol Gue. Ummi Fatimah terlihat tampak kaget. Bagaimanapun ini adalah penis kedua dalam hidupnya yang ia lihat. Namun tak sampai 3 menit saat tangan Ummi Fatimah mulai mengocok kontol Gue.
Gue : Ummi coba dikulum.
Fatimah : Dikulum ????
Gue : Ia ummi masukin kontol ini kedalam mulut ummi.
Ummi Fatimah menggeleng. Ia terlihat merasa jijk dan sepertinya selama hidpunya ia tak pernah memasukkan kontol suaminya kedalam mulutnya. Gue lalu dengan sedikit agak memaksa lalu menarik sedikit kepala Ummi Fatimah. Ummi Fatimah mencoba menghindari Kontol Gue. Namun tangan Gue diatas kepalanya sedikit mulai menekan. Perlahan Ummi Fatimah menoleh kekanan-dan ke kiri. Ia mencoba untuk tidak melakukan perbuatan hina ini.
Gue : Ummi ayo lakuin.
Namun kegigihan Ummi Fatimah untuk tidak melakukan kuluman membuat Gue menaikkan kembali kepala Ummi Fatimah.
Gue : Kenapa ummi gak mau nurut??
Fatimah : Masa dsini tomo
Gue : jadi ummi mau dimana???
Fatimah : jangan disini.
Gue : Tempat lain mau.
Ia hanya menundukkan kepalanya. Lalu Gue menaikkan kepalanya dan menatap wajah sayu Ummi Fatimah.
Gue : Gimana di hotel aja ummi.
Gue : Ummi jawab dong.
Ummi Fatimah hanya mengangguk perlahan. Kini kembali Gue memagut bibir Ummi Fatimah. Ummi Fatimah pun membalas pagutan dari Gue dengan kembali bergairah. Sementara tangannya kini kembali memegang kontol Gue. Sekitar setengah jam pertarungan menuntaskan hasrat birahi di dalam bus yang berjalan itu. Kini Gue tidak hanya memagut namun juga mulai mencoba untuk memasukkan tangan gue di dalam gamis itu. Tangan Gue mulai bergerilya didalam gamis tersebut. Payudara Ummi Fatimah yang besar tersebut nampak mulai menegang akan hasrat yang sudah tak tertahan lagi. Sedang asyik memagut dan mencium tanpa suara dan Ummi Fatimah kini tampak pasrah hanya mengikuti permainan tiba-tiba bus menghidupkan lampunya. Ummi Fatimah dan Gue sedikit kaget. Lalu kami menghentikan permainan panas tersebut. Ummi Fatimah nampak sedikit ketakutan. Namun Gue memegang kepala Ummi Fatimah.
Gue : Udah ummi. Tenang. Gak ketahuan kok
Ummi Fatimah hanya membalas dengan pegangan tangannya di tangan Gue. Menandakan ia berharap Gue mampu membuatnya tenang. Bus perlahan mulai masuk kembali di terminal. tak terasa kami sudah sampai tujuan. Jam menunukkan pukul 1 malam lebih. Gue dan Ummi Fatimah merapikan pakaian kami yang sedikit kusut akan permainan tadi. Gue lihat semakin lama Ummi Fatimah merasakan bahwa kini dirinya sudah sangat terangsang dan ingin merasakan persetubuhan yang sudah lama tidak ia dapatkan. Obat perangsang Gue memang semakin lama membuat orang yang meminumnya melupakan pikiran jernihnya. Dalam arti kata membuat sang peminum lebih berhasrat dan mengikuti saja lawan main yang akan dihadapinya. Tembok iman atau akal tak mampu melawan hasrat yang sudah menggebu-gebu ini. Sudah banyak cewe alim yang jadi korban obat gue ini. Gue kini mulai keluar dari kursi gue. gue dan Ummi Fatimah memang tampak mengambil urutan terakhir.
Gue : Ayo ummi.
Fatimah : Ia.
Gue : Ummi kita ke hotel dulu ya?
Fatimah : Ia tapi saya nanti sudah ditunggu anak saya dirumah. (Ummi Fatimah nampak cemas)
Gue : Udah ga apa umi Cuma sebentar aja kok.
Ummi Fatimah yang sudah tak dapat berpikir jernih itu hanya mengiyakan. Dan tak lama kemudian ia menuliskan pesan kepada sang anak. Gue pun juga mengirimkan pesan ke tante gue kalo bus gue datang terlambat. Kini Gue dan Ummi Fatimah turun dan memesan ojek yang kebetulan ada di terminal tersebut. Kini kami berdua berjalan menuju hotel dikota tersebut. Gue dan Ummi Fatimah sampai di hotel melati dikota tersebut. jam sudah menunjukkan pukul stengah 2 pagi. Gue lalu memesan 1 kamar hotel. Saat tiba di lobi hotel tampak Ummi Fatimah sedikit menundukkan wajahnya kepada resepsionis hotel. Ia masih sedikit malu bahwa ia akan melakukan perbuatan tercela ini. Namun hasrat seksualnya mengalahkan semuanya.
Resepsionis : Selamat pagi. Mau berapa kamar mas?
Gue : 1 aja.
Resepsionis : Untuk berdua???
Gue : Ia kami ini anak dan ibu
Resepsionis : Gak apa-apa mas. Ini kunci kamarnya.
Gue : Terima kasih.
Gue : Ayo ummi…
Kini kami mulai berjalan menuju kamar hotel tersebut. Saat itu Ummi Fatimah hanya mengikuti kemauan Gue. Hasrat biologis tubuhnya teramat ingin dituntaskan. Akhirnya kini kami berdua sudah masuk didalam kamar hotel tersebut. hanya ada satu kasur besar di dalam kamar hotel tersebut. Gue lalu mengunci pintu kamar dan Ummi Fatimah berjalan menuju meja yang ada dikamar tersebut untuk meletakkan tas yang dia bawa. Saat itu ia membelakangi Gue yang sudah melepaskan tas nya dan dengan sigap Gue mulai memeluk tubuh Ummi Fatimah. Gue lalu mulai membalikkan badan Ummi Fatimah. Dengan tanpa banyak berkata lagi gue lalu memagut bibir Ummi Fatimah kembali. Kini kami berdua sudah tahu apa yang harus dilakukan. Ummi Fatimah malam itu tampak mulai mengikuti apa kemauan Gue.
Fatimah : Emmmmpppphhhh….
Suara ciuman kami yang sudah dilanda asmara terlarang itu kembali menyeruak di kamar hotel tersebut. Gue yang tak hanya ingin mencium Ummi Fatimah mulai meremas bagian pantatnya tersebut. kenyal sekali pantat ummahat alim itu. Remasan gue ternyata membuat nafsu Ummi Fatimah kembali terpicu. Kini terlihat tangan Ummi Fatimah memegangi kedua dada bidang Gue yang masih tertutup switer tersebut. Tangan kami berdua kini mulai merabai bagian tubuh yang bisa dibelai. Sekitar 10 menitan aksi kami berdua lalu Gue menghentikan ciuman gue.
Gue : Ummi tunggu dikasur dulu.
Ummi Fatimah lalu menuju ke kasur. Gue lalu mengambil tas gue lalu kemudian ia mengambil sebuah smartphone. Gue letakkan smartphone itu mengarah kearah kasur.
Gue : Ummi geser sedikit ketengah.
Ummi Fatimah pun mengikuti perintah Gue. Saat sudah siap dengan posisi smartphone itu. Gue lalu kembali menuju kasur. gue kini mulai mendekati ummahat cantik dan alim itu. Kembali tangan gue mulai memegangi kepala Ummi Fatimah dan sejurus kemudian kembali lumatan bibir gue menghantam bibir indah Ummi Fatimah tersebut.
Gue : Emmmmppphhhh….
Lama kami berciuman. Lalu Gue melepas bibir gue. gue sudah gak sabar untuk melihat tubuh bugil sang ummahat yang gue jebak ini.
Gue : Ummi buka dulu yuk gamis ummi.
Gue lalu mencoba membuka gamis Ummi Fatimah dari belakang. Ummi Fatimah pun hanya mengikuti perintah Gue. Ia kemudian sedikit berbalik membelakangi tubuh indahnya tersebut. Gue lalu membuka resleting gamis tersebut. perlahan-lahan kini gue melihat punggung putih mulus Ummi Fatimah. Setelah selesai melepaskan gamis atas Ummi Fatimah. Gue tak sanggup untuk menahan tangan gue untuk membelai punggung Ummi Fatimah. Gue cuma bisa kagum mungkin inilah persetubuhan yang nikmat yang akan gue jalani. tubuh Ummi Fatimah yang putih mulus ini tak kalah dengan tubuh mulus abg yang pernah gue entot. Kini gue kembali membalikkan badan Ummi Fatimah. Kini gue melepaskan pengait bh dari tubuh Ummi Fatimah. tampak kini dua payudara Ummi Fatimah yang menegang dan membentuk bulat sempurna. Gue lalu mulai mengemut puting payudara Ummi Fatimah.
Fatimah : Arggghhhh….
Ummi Fatimah menahan gairah seksualnya. Bibir bawahnya nampak tergigit oleh giginya. Gue yang tahu kalau Ummi Fatimah sudah gue kuasai mulai melancarkan serangan yang akan membuat Ummi Fatimah akan mengenangya seumur hidup.
Fatimah : Arggghhhhh Tumo… isappppp teruuuusssss……..
Tampak Ummi Fatimah sudah mulai masuk dalam permainan ini. Kini tangannya juga aktif menjambak rambut Gue. Tangan Gue juga tak kalah ganasnya meremas payudara Ummi Fatimah. Puas dengan payudara Ummi Fatimah Gue berheni sebentar. Ia lalu menyuruh Ummi Fatimah untuk berbaring ketengah aksur tersebut.
Gue : Ummi baring dulu kesana.
Ummi Fatimah lalu mengambil posisi berbaring ditengah kasur tersebut. Gue lalu berdiri dan melepas semua pakaian nya tersebut. ummu Fatimah memandangi lawan seks terlarangnya ini dengan takjub. Gue membuka switer dan baju gue. Ummi Fatimah lalu melihat tubuh kekar Gue. Terlihat Nafsunya kembali bangkit. Sepertinya ia mengalami puber keduanya malam ini. seakan ia merasa pertama kali ketika sang suami memerawaninya dimalam pernikahan mereka. Kini ummi fatimah mulai melihat Gue yang sudah telanjang bugil memandangi dirinya yang masih menyisakan rok panjang dan jilbabnya. Tampak dengan gagahnya Gue mendekati Ummi Fatimah. Kontol besar yang sempat tadi dilihat dan dipegangnya kini mulai tampak lebih gagah. Kontol Gue yang memiliki kepala jamur yang cukup besar dan batang kontol yang panjang serta gemuk itu membuat Ummi Fatimah menguk air ludahnya. Gue lalu mulai mendekati rok panjang Ummi Fatimah dan dengan sekali hentakan dan bantuan ummi Fatimah kini rok panjang itu lolos. Gue menelan ludah tak dia sangka begitu mulusnya tubuh Ummi Fatimah. tak ada lecet atau perut yang tampak buncit. Tubuh sempurna yang pernah gue lihat selama ini. gue mulai memegang memek Ummi Fatimah yang masih berbalut cd itu. Terlihat basah yang menandakan bahwa Ummi Fatimah juga begitu bernafsu. Perlahan-lahan jari-jari Gue mulai bergerak dan mencoba untuk kembali merangsang Ummi Fatimah. sementara Ummi Fatimah yang masih mengenakan kacamata itu terlihat meliuk-liukan tubuhnya saat dirangsang. Tak mau berlama-lama Gue lalu menarik cd Ummi Fatimah dan membuang nya ke samping kasur. Kini resmi sudah mahkota Ummi Fatimah yaitu payudara dan memeknya terpampang kepada laki-laki yang bukan muhrimnya. Wow…Gue kembali terperangah melihat memek Ummi Fatimah yang sedikit dihiasi bulu jembut itu. Terlebih vagina Ummi Fatimah tak kalah indahnya dengan memek gadis-gadis. Tak nampak bekas hitam ataupun jejak yang membuat memeknya tak sedap dipandang. Kini Gue mulai menaiki tubuh Ummi Fatimah. Ummi Fatimah memandang gue kini dengan senyuman penuh nafsu. Tapi bukan Gue namanya yang langsung memasukkan kontol besar gue kedalam memek Ummi Fatimah. Gue kemudian kembali menciumi wajah, bibir Ummi Fatimah dan tak lupa kedua tangan gue meremas dengan ganas payudara Ummi Fatimah itu. Gue cubit dan remas dengan sedikit kuat untuk menaiikan batas libido Ummi Fatimah.
Fatimah : Emmmppphhhh….“Arggghhhhh…. Tumo apa yang kamu lakuin kepada ummi…
Desah Ummi Fatimah saat Gue merangsang dirinya. Kini kepala Gue mulai menuruni payudara Ummi Fatimah, menuruni perut serta sedikit jilatan yang membuat tubuh Ummi Fatimah belingsatan dan kini lidah itu sampai di memek cantik yang diimpikan setiap kaum adam didunia ini. Perlahan-lahan lidah Gue menyapu cairan suci Ummi Fatimah. sapuan-sapuan lidah gue membuat desahan Ummi Fatimah terdengar indah didalam kesunyian.
Fatimah : Arrggghhhhh……“Arrrggghhhh…. gellliiiiii….Arggghhhhh…..
Tak hanya lidah. Jari-jari Gue pun ikut menusuk dimana jari-jari lainnya juga menjawili puting susu payudara Ummi Fatimah. Tak lama rangsangan yang diberikan oleh Gue. Ummi Fatimah akan mendapatkan orgasmenya yang pertama. Setiap bagian tubuhnya terlihat sangat sensitif dan akhirnya sebuah caitan yang sudah tak mampu lagi bertahan akhirnya keluar….
Creeetttttt…. creettttttt…..
Fatimah : Arggghhhhh……. arggghhhh…..
Ummi Fatimah mengalami orgasme yang hebat. Badannya langsung menegang dan terangkat. Tangannya memegang sprei dan kepala Gue. Sementara itu Gue menahan pinggul Ummi Fatimah. dan dengan sigap gue minum semua air cinta Ummi Fatimah.
Fatimah : Arggghhhhhh…. (masih sedikit terdengar desahan Ummi Fatimah)
Setelah beres menjilati sisa-sisa air cinta Ummi Fatimah. Gue lalu bangkit dan menuju ke meja. Gue ambil air minum dan gue mendekati Ummi Fatimah dan gue bangunkan badan Ummi Fatimah.
Gue : Gimana ummi. Enak gak…..
Fatimah : Enak.
Gue : Mau lagi???
Ummi Fatimah menganggukkan kepalanya. Tapi sebelum itu. Gue lalu menyuruh Ummi Fatimah melepas kacamatanya dan menaruhnya di meja beserta air minum.
Gue : Oke. Tadi ummi udah Gue kasih kenikmatan. Sekarang ummi gantian kulum punya Tomo.
Fatimah : Tapi. Ummi belum pernah.
Gue : Udah sini ummi nunduk.
Kini Gue duduk di pinggir kasur. Ummi Fatimah gue suruh untuk berlutut di bawah kaki gue. gue melihat wajah Ummi Fatimah dan mendekatkannya ke kontol besar gue. Ummi Fatimah hanya mengikuti kemauan Gue. Perlahan tangannya mulai memegang kontol besar gue. Terlihat bahwa tangan ummi fatimah tampak kecil untuk menggenggam kontol Gue.
Gue : Ayo ummi dimasukkan. Kasih cairan memek ummi dulu biar licin.
Ummi Fatimah pun mengikuti kemauan Gue. Perlahan ia menurunkan kepalanya ke kontol besar gue dan dengan sedikit membuka mulutnya dimasukkan kepala kontol Gue. Gue yang mendapatkan rangsangan seperti itu merasakan kepuasaan yang tiada tara. Walau gue tahu bahwa Ummi Fatimah baru pertama kali melakukan ini. tapi justru disitulah sensasi bercinta yang ingin gue raih. Perlahan-lahan kini mulut Ummi Fatimah mengulum penis Gue. Walaupun tak semua bisa masuk.
Gue : Terus ummiii.. ya gitu. (Sambil tangan gue menaik-turunkan kepala berjilbab biru itu)
Lama Ummi Fatimah melakukan kuluman. Walau masih terlihat amatir tapi membuat Gue hampir orgasme. Sadar gue mulai dikuasai nafsu berlebih. Gue pun menyetop perbuatan Ummi Fatimah.
Gue : Udah ummi cukup.
Ummi Fatimah nampak lega. Bagaimanapun kontol besar gue membuat ia juga susah bernafas. Gue tanpa ba bi bu langsung menarik ummu fatimah untuk berdiri. Dan gue langsung kembali menaruh tubuh Ummi Fatimah untuk terlentang. Nafsu gue yang sudah sangat tinggi membuat gue segera mengeksekusi Ummi Fatimah.
Kini tubuh Ummi Fatimah kembali terbaring di kasur. Sementara itu tubuh gue diatas mulai menggesekan kontol gue di memek Ummi Fatimah. Gue lalu menciumi mulut Ummi Fatimah yang dibalas dengan Ummi Fatimah. kini tangan kami berdua ini mulai aktif meraba dan membelai tubuh untuk menuntaskan nafsu yang sudah tinggi ini. Gue mulai yang merasa sudah siap untuk memasukkan kontol besar lalu melepas ciumannya.
Gue : Ummi. Gue masukin ya….
Ummi Fatimah hanya menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui perzinahan yang akan ia lakukan ini. Perlahan Gue mulai mengangkangkan kaki Ummi Fatimah dan kini kontol gue mulai mengarah ke bibir memek Ummi Fatimah. nampak hangat rasanya kontol Gue. Tangan gue memegangi batang kontol dan dengan lembut kepala kontol gue mulai masuk kedalam memek Ummi Fatimah. Gue bisa merasakan kehangatan setiap otot bibir memek ummi Fatimah. Tangan Ummi Fatimah tidak tinggal diam. Tampak ia mulai membelai dan meraba dada bidang Gue. Sementara itu Gue, setelah batang kontol gue mulai masuk lalu memandangi Ummi Fatimah. kembali gue mencium Ummi Fatimah. Sensasi yang sangat indah bagi gue. Gue memegang pinggul Ummi Fatimah dan dengan sekali sentakan gue lalu menerjang vagina Ummi Fatimah.
Fatimah : Argggghhhhhhhh….
Tapi tak semua kontol gue masuk kedalam memek Ummi Fatimah. Ummi Fatimah yang mendapat serangan gue yang tak terduga itu melliukkan badannya keatas yang gue sambut dengan ciuman.
Fatimah : Emmmmppphhhhhhh….
Dan tangan Ummi Fatimah seperti memukul dada Gue. Sepertinya Ia merasakan sakit tapi nikmat yang ia alami untuk kedua kalinya. Seperti saat pertama kali ia hilang keperawanan. Tapi ini mungkin lebih nikmat dimana ujung kontol Gue terasa mengenai dinding rahimnya. Ada rasa nikmat yang tak bisa gue lukiskan dengan kata-kata. Gue yang merasa bahwa kini memek Ummi Fatimah sudah mulai beradaptasi dengan besarnya kontol gue dan gue mulai menggoyangkan pinggul gue. Sempitnya memek Ummi Fatimah membuat kontol Gue seperti mendapat pijatan yang nikmat. Kontol gue hanya bisa gue gerakkan perlahan-lahan untuk membiasakan memek Ummi Fatimah. sementara Ummi Fatimah mencoba mengimbangi kontol Gue yang sedang menggenjot tubuhnya.
Fatimah : Argggghhhhh….Arggghhhh…..
Hanya desahan yang kembali keluar dari mulut Ummi Fatimah.
Plokkkkk….. plokkkkk…..
Gue mulai memompa penis gue maju mundur. Sementara itu Ummi Fatimah terus gue rangsang dengan cubitan atau gigitan kecil di payudara nya. Indah sekali melihat pemandangan saat wanita cantik dan alim ini terjebak dalam perzinahan. Jilbab lebarnya tampak kusut mengikuti irama hentakan yang diterimanya. Sekali-kali Gue menarik keatas jilbab yang menghalangi lidah gue untuk menjilat leher Ummi Fatimah. Keringat mulai keluar dari tubuh kami berdua.
Fatimah : Arrggghhhyh……. tomo….
Lama gue genjot dalam posisi misionary ini membuat Gue tak dapat lagi menahan orgasme gue. Dan sepertinya hal yang sama yang Ummi Fatimah rasakan. Genjotan-genjotan yang Gue lakukan membuat Ummi Fatimah sangat menikmati persetubuhan ini walaupun ia menikmatinya didalam pengaruh obat perangsang. Namun tetap saja hal ini membuat hasrat seksualnya kembali hidup.
Fatimah : Arggghhhhh…. arggghhh,……..
Croootttttt……crooooottttt…….
Crrreeeeetttttt….. creeetttttt….
Akhirnya Gue dan Ummi Fatimah berbarengan mengalami orgasme. Gue lalu memeluk tubuh Ummi Fatimah dengan erat serta mencium mulut mungil itu. Sementara Ummi Fatimah membalas pelukan Gue dengan mengapit erat kakinya di pinggang Gue. Dan tangannya memeluk erat leher gue yang baru saja menuntaskan tugasnya.
Plllooopppppp
Kontol Gue keluar dari memek Ummi Fatimah. tak terasa keringat mengucur deras pada kami berdua. Kami berdua mengatur nafas setelah pertarungan panjang tersebut. Gue lalu mengambil air minum di meja. Sementara itu Ummi Fatimah juga mencoba untuk duduk. Tapi memeknya sedikit mengalami rasa sakit. kontol besar Gue ternyata membuat memek Ummi Fatimah yang untuk pertama kalinya menerima hantaman merasakan ngilu. Gue yang tahu Ummi Fatimah kesakitan. Lalu mendekatinya dan dengan perlahan air minum kembali gue berikan kepada sang ummahat cantik ini. tak ada kata-kata dari kami berdua dan hanya tatapan mata yang berbicara. Keesokan paginya checkout dari hotel. Kami berdua berjalan menuju terminal dan berpisah disana. Tak lupa sebelum berpisah gue meminta nomor ummi Fatimah dan kita berjanji akan bertemu lagi.
Gue pun menghubungi tante gue untuk minta dijemput diterminal. Tak berselang lama tante gue datang menjemput gue. Tante gue datang sendiri. Terlihat tante gue sedang hamil besar anak keduanya. Walau sedang hamil terlihat tubuh indahnya yang bikin gue nafsu. Walaupun memakai jilbab lebar tapi tak bisa menutupi payudaranya yang semakin membesar karena sedang hamil. Gue pun menghampiri tante gue.
Tante : kamu gak nuggu lama kan??
Gue : enggak kok tan
Tante : barang barangmu ga ada yang ketinggalan kan??
Gue : ga ada kok tan
Tante : ya udah kalo gitu ayo berangkat
Gue : ok tan
Tante gue berjalan didepan gue dan terlihat bokongnya yang sexy banged, spertinya tante gue bakal jadi next target nih.
Bersambung………