(SNSD) Kim Taeyeon : Memories
Persimi para suhu dan sepuh. Izinkan nyubi ikit meramaikan dunia perstensilan. Cerita ini murni karangan ane sendiri, 100% dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Perdana muncul di web tercinta SEMPROT. Kripik, saran, dan masukan yang membangun sangat ane harapkan. Akhir kata silahkan menikmati dan tetap Berontak Dalam Sempak! We can’t stop stop stop its a party time….. 4 juta viewers dalam 2 hari, yah setidaknya sebanding dengan apa yang telah kami korbankan. Kami girlband yang memulai debut pada 2007, hingga sekarang kami dapat dikenal dunia. Aku Kim Taeyeon leader SNSD, bertubuh mungil tapi berbanding terbalik dengan beban dan tanggung jawab. Didepan para fans kami harus tampil totalitas dalam menghibur, begitu juga sebaliknya. Dalam agensi kami juga dituntut totalitas dalam “menghibur”, baik petinggi agensi, para pejabat, maupun kalangan atas. Sudah jadi rahasia umum artis-artis korea harus siap melayani kalangan atas tersebut. Masih jelas ingatan lalu saat pembuatan MV PARTY yang berlokasi di Thailand. Perubahan dari konsep awal yang cute menjadi glamour sexy. Bagaimana tubuh kami terekspos hanya menggunakan bikini. “Taeyeon-ah” panggil manajerku. “Ya Oppa…”, jawabku. “Kamu ke kamar xxx di hotel ya”, dia berbisik padaku. “Sekarang..???” “Iya, kamu sendiri saja”, tegasnya. “oke oppa”, aku pun mulai pergi, tiba-tiba manajerku menarik tanganku dan kembali berbisik, “maafkan oppa, kamu harus tabah dan kuat”. “Tenang saja oppa…” kujawab dengan senyuman. Setidaknya manajerku masih perhatian dan bersimpati pada ku dan para member lainnya. Aku tepat berdiri didepan kamar yng ditunjukkan manajerku, setelah kuketuk pintunya muncul seorang laki-laki korea yang membukakan pintunya. Dari perkenalan singkat aku tahu kalau dia translator bahasa korea ke thailand. Aku dipersilahkan masuk, dan didalam kulihat ada 3 orang thailand disana. Dari translator itu aku diperkenalkan dengan mereka, lelaki pertama berusia sekitar 30 tahun merupakan petinggi resort tempat kami membuat video klip. Berkulit putih, wajah oriental dan berbadan besar. Pria kedua dan ketiga merupakan pejabat setempat yang sama-sama berkulit gelap dan berbadan tinggi besar. Setelah berbincang sebentar translator itu berkata bahwa para petinggi itu ingin agar aku menari striptease. Setelah musik diputar akupun mencoba bergoyang sesensual mungkin, kubuka pakaianku satu persatu. Saat hanya tersisa bra dan celana dalam, mereka bersorak. Ku mulai membuka bra dengan perlahan sambil tetap bergoyang mengikuti irama musik, hingga tampaklah buah dadaku yang kencang berukuran 34B dengan puting pink kecoklatan. Mereka kembali bersorak saat kubuka celana dalamku, memperlihatkan lipatan vagina yang selalu kurawat dan kucukur habis bulunya. Yah kucoba tetap menikmati ini walau jauh dalam hatiku menolaknya. Tiba-tiba saja lelaki pertama mendekatiku dan langsung mendekap tubuhku, dari belakang kedua tangannya langsung menjamah bukit kembar yang selalu kurawat sehingga tetap kencang dan menarik. Dipalingkan wajahku menghadap dia, langsung saja melumat bibir mungilku tanpa permisi. Semakin lama libidoku menaik, kubalas pagutannya yang kasar dengan mencoba menikmati perasaan ini. Tangan kirinya tetap meremas dadaku, sementara tangan kanannya sudah didepan liang kenikmatanku menstimulan klitoris yang ada dibawah sana. Langsung dimasukkannya 2 jari kedalam lubangku, mencoba mengorek apa yang ada didalamnya. Aku mulai terbuai dengan rangsangan ini sedikit banyak mulutku coba melenguh tapi masih tertahan oleh bibir lelaki ini. “Ohhhhh….hhhh……..”, akhirnya jebol juga pertahananku, gelombang orgasme pertama yang tetap dilanjutkan dengan rangsangan baik di mulut ataupun dadaku semakin menambah kenikmatan ini. Tubuh ku terasa lemas dan jatuh terduduk, belum sempat memulihkan kesadaran dari kenikmatan ini, lelaki pertama itu sudah berdiri dihadapanku dengan kemaluannya yang besar dan panjang. Aku tercekat, panjangnya kira-kira 17 cm dengan diameter sekitar 4 cm. “Bubar kemaluanku….”, aku membatin. Tampaknya ia ingin ku oral, langsung saja ku jilati permukaan penis itu dari pangkal sampai ke ujung tempat lubang kencingnya. Kumainkan lidahku tepat di ujungnya, lelaki itu terlihat sangat menikmatinya. Kumasukkan ke dalam mulutku sambil kuhisap-hisap. Lelaki itu langsung menarik kepalaku dari belakang dan membenamkan penisnya jauh kedalam tenggorokanku. Dibiarkannya selama beberapa detik, secara reflek ku coba menolaknya. “Uhukk..uhukkk… ple..ase.. hah..hah…uhuk..uhuk”, kucoba menghiba tapi tampaknya tak diperdulikan, ia tetap men-deepthroath ku berulang kali hingga akhirnya berejakulasi tepat di tenggorokanku. Maninya langsung tertelan dan sedikit yang meluber keluar dari sudut bibirku. Dia tampak kenikmatan, sementara aku…??? jatuh lemas diatas karpet. Memang saat orgasme pertama kurasakan kenikmatan pula, tapi siapa yang sanggup memuaskan lawan jenisnya dengan penis menutup tenggorokan tanpa ada celah udara yang bisa kuhirup. Aku yang masih terbatuk mencoba mengambil nafas, langsung diserangnya tanpa diberi jeda istirahat. Diangkatnya kedua kakiku hingga menyentuh bahu, dan langsung dimasukkan penisnya yang besar dan panjang itu tanpa permisi “Aaaakkhhhh…..” kucoba meronta tapi tanpa perlawanan karena saking lemasnya tubuh ini. Dengan posisi seperti ini penisnya terasa semakin masuk ke dalam hingga menyentuh mulut rahimku. Digenjotnya tanpa ampun dan tanpa jeda, vaginaku terasa sesak. Untung cairan dari orgasme pertama cukup membantu melumaskan dinding labiaku. Secara brutal dia tetap memasukkan penisnya secara kasar. “Okhhh… please….slowly…..please…”, kecepatannya tetap tak menurun. Malah dia mulai meremas-remas dadaku. Adrenaline ku mulai melonjak, pikiran jernih mulai tertutup oleh kenikmatan yang membawaku terbang. Mulai kunikmati ini semua. “Owhhhh…ohh…yes….deeper….”, aku mulai meracau, yang kupikirkan saat ini hanyalah kenikmatan. Bagaimana penis besar itu merojok-rojok ke dalam lubang kenikmatanku seolah mencari apa yang tersembunyi didalam sana. Tanda orgasme kedua sudah hampir datang, gelombang kejutan seperti arus listrik mulai merayap hingga kekepalaku. Tapi tiba-tiba lelaki itu mencabut penisnya. Ia mempermainkanku, gejolak ini berhenti seketika. Reflek kukaitkan kakiku diantara pinggangnya, berharap ia akan menggenjotku lagi agar sampai orgasmeku. Tapi ia tak bergeming. “Please…. do it more…. please fuck me harder…please…”, kubuang segala kehormatanku. Mereka tertawa bersama, melihatku seperti seorang maniak seks yang sangat mendambakan tusukan penis. Tapi aku sudah tak perduli, demi menggapai kenikmatan yang sudah putus ditengah jalan. Akhirnya ia mulai menggenjotku lagi dengan kasar dan brutal. “ohhh… yess…ohhh…..”, akhirnya kenikmatan itu datang, tubuhku terlonjak badanku terangkat sedikit keatas, dengan pupil melihat keatas sehingga hanya terlihat putihnya saja tanda bahwa kenikmatan ini tak bisa diungkapkan. Pria itu bertahan sebentar hingga akhirnya terasa lahar panas yang menyiram rahimku, tanda bahwa ia sudah ejakulasi. Dicabutnya penis dari vaginaku, ia berjalan ke arah meja dan mulai menghisap rokoknya. Sementara aku masih menikmati sisa sisa orgasme dahsyat barusan. Tubuhku benar-benar sudah lemas, apalagi masih ada 2 orang yang harus kulayani. “Byuntaeeeeng….” Hah, aku tersadar dari lamunan. Kulihat paras cantik denga eye smile-nya tepat disampingku. Ya, itu tiffany salah satu member SNSD. “Sempat-sempatnya kamu melamun jorok saat akan tampil”, bisiknya. “Moe…. siapa yang melamun jorok?? aku hanya sedikit lelah”, elakku. “Sudahlah, kita tampil dulu setelah di dome akan kuberikan apa yang kau lamunkan tadi”, ia tetap berbisik sambil mencubit kecil perutku yang rata. “Omo… kau selalu dapat membaca pikiranku”, aku mulai terbuai. “Hahahaha… kena kau!” Aku terjebak, “wae…..” “Tenang saja akan kutepati janjiku di dome nanti” jawabnya sambil berlalu meninggalkanku. “Hah????”, dengan perasaan campur aduk aku mulai berjalan menuju stage, mencoba menghibur diri dengan sambutan para fansku. ******** Ane update kalo banyak yang komen Part 2 dibawah
Update ahhh…. Makasih sebelumnya grpnya The sunrise that will call us Even if it comes, we can¡¯t stop The party time continues Go on and on and on all night *********** “Taeyeon-ah….!” “Ya oppa, ada apa??”, kujawab manajer yang memanggilku. “Minumlah vitamin ini, kau terlihat sangat lesu saat dipanggung”, kuterima pemberiannya. “Maaf, aku hanya sedikit lelah”, ku coba menutupinya. “Sudahlah, seharusnya aku yang minta maaf….”, belum sempat selesai perkataannya langsung kupotong “Oppa, ini bukanlah salahmu”, kujawab sambil memberi senyum tulusku. Ia juga ikut tersenyum, tersenyum getir. Tapi bagiku itu bentuk kepeduliannya pada kami. Di dalam van ini, semua member terlihat lelah jadi hanya sedikit obrolan saja yang kudengar. Gemerlap lampu jalan menghiasi sudut malam, memberi sedikit hiburan dalam perjalanan menuju dome. ‘Hiburan’??? yah kami hanya hiburan, bagi para lelaki ini. Pria pertama sedang asyik menghisap rokoknya di kursi sudut ruangan. Aku masih terbaring lemas tanpa busana dengan sperma berceceran. Sudut mataku memandang arah jendela, langit malam musim panas di Thailand dengan sedikit hiasan bintang. Apa yang sedang dilakukan member lain sekarang, aku hanya bisa membatin. “Uhhhh…”, belum sempat kutebak lelaki kedua sudah maju dan menjambak rambutku, menarikku agar telentang diatas meja. Ukuran meja yang panjangnya hanya sanggup menopang dari bawah leher sampai ke pinggang. Alhasil kepalaku menjuntai menghadap pria ke tiga, dan kakiku di angkat pria kedua ke bahunya. Ia lalu mulai mengorek lubang vaginaku dengan tangan kanan, tangan kirinya mulai memilin klitorisku. Aku terbuai kenikmatan ini. “Ooouwh… “, erangan tanpa sadar keluar dari bibir ku. Ditambah sisa orgasme yang belum reda vaginaku tetasa lebih sensitif. Diriku terhanyut dalam kenikmatan ini, seolah inilah yang selama ini kucari. Tapi tiba-tiba saja.. ” Arrrgghh…. “, lelaki kedua itu langsung memasukkan penisnya yang berukuran paling besar tapi tidak terlalu panjang ke dalam vaginaku. ” Arggghh… Ampun… Sakit… “, kepalaku mendongak mencoba melihat apa yang terjadi dengan lubang kenikmatanku. Penis besar itu serasa merobek paksa vaginaku yang terlalu sempit. Baru seperempatnya yang bisa masuk. Kenikmatan yang barusan hilang oleh rasa sakit di vaginaku. Seolah dibuai ke langit tinggi lalu dihempaskan ke dasar bumi. “Okkhhhh.. Sudah.. Ngga muat… Oughhhh… Mau… Sobek”, tapi tetap saja lelaki itu memaksakan penisnya. Kucoba meronta, tiba-tiba lelaki kedua mendekat dan meraih kepalaku. Langsung dia menyumpal mulutku yg mungil, dirojoknya hingga masuk ke tenggorokanku oleh penisnya yang panjang tapi tidak terlalu besar. “Hhgghhh…. “, hanya gumaman kecil yang keluar dari mulutku. Penis lelaki kedua sudah masuk sepenuhnya, vaginaku terasa lebih dari sesak, perih, seolah mulai robek. Mulai digenjotnya vaginaku dengan ritme yang cepat. Lelaki kedua juga tak mau kalah, disodoknya tenggorokanku sesuai ritme lelaki kedua. Mereka terlihat amat menikmatinya, sedangkan aku hanya tersiksa, rasa sakit di vagina dan susah bernafas akibat tenggorokanku yang tersumbat penis. Aku menggeram, tanganku coba meronta dan menggapai tubuh para lelaki ini. Mereka tetap tidak merasa iba sedikutpun. Sekitar 15 menit aku diperlakukan seperti ini, entah mengapa libidoku mulai naik dengan penyiksaan ini. Getaran listrik mulai merambat ke dalam otakku, langsung saja orgasme keluar menerpa. Menimbulkan kenikmatan yang menutup rasa sakit. Pinggulku terangkat keatas, tubuhku mulai kelonjotan. Cairan cinta mulai mengalir melumasi penis lelaki kedua. Mereka berdua berhenti dan bertukar posisi. Aku terbatuk setelah sekian lama belum menghirup udara segar. Air mataku mulai menetes, entah ini kenikmatan atau penderitaan. Aku tak sanggup berpikir jernih lagi, kunikmati saja sisa orgasme yang belum reda. Belum puas beristirahat, pria ketiga mulai megangkat kakiku ke bahunya dan mulai memasukkan penisnya yang panjang. Pergelangan tanganku ditariknya sambil menusuk-nusuk secara cepat dan kasar. “Ooohhhwhhh… Ohhh.. Ooohhhwh.. “, kucoba menikmatinya, tetapi lelaki kedua langsung menarik kepalaku dan dimasukkannya penis ke mulutku. ” Mmmhhhhhmm…. Mhhhhhhmm… “, mereka berdua terus menikmati tubuhku. Diremas secara kasar dadaku yang ranum, putingku dijepit jari dan dipilin-pilin. Tubuhku menggeliat, kucoba mencari sisa-sisa kenikmatan atas perlakuan ini. Lelaki kedua mulai mempercepat tusukan penisnya dimulutku, sepertinya ia akan ejakulasi. Dan benar saja, ia orgasme tepat didepan tenggorokanku. Spermanya mengalir tanpa hambatan masuk dari tenggorokan. Hanya sedikit yang tak tertampung dimulut keluar dari sudut bibirku. Dicabut penisnya dari mulutku, langsung saja aku kembali terbatuk mencoba mencari udara. Sisa-sisa sperma mulai mengalir turun ke arah mataku karna posisi kepalaku terjuntai kebawah. Lelaki ketiga juga mulai mempercepat genjotannya, saking cepatnya kepalaku reflek menghadap dirinya. Dinding vaginaku terasa panas akibat gesekan cepat itu, aku mulai menjerit, kepalaku menggeleng dan airmataku mengalir begitu saja. “aaaaaakkk… Akkhhhhh… Aaakkkhhhhhh…. “, jeritanku malah membuatnya menggenjot semakin cepat. Entah kenapa diperlakukan seperti itu membuat gelombang orgasmeku ikut muncul orgasme keempat yang datang, tak lama berselang lelaki ketiga mulai menusuk semakin dalam dan orgasme tepat didepan mulut rahimku. Rahimku terasa panas disiram spermanya. Aku terkulai lemas, rambutku acak-acakan dengan wajah yang belepotan sperma. Tangan, kaki, dan kepala terjuntai kebawah, bergerakpun aku tak sanggup. Sperma lelaki tadi terasa mengalir keluar dari vaginaku. Aku terengah-engah dengan posisi seperti ini, kepalaku yang menghadap langsung ke jendela dapat melihat dengan jelas langit malam di Thailand. Kulihat bintang sudah menghilang ditutupi awan kelabu. Entah dengan ketiga lelaki tersebut, mataku tak sanggup mengamati mereka dengan posisi seperti ini. “Perjalanan tak seindah langit ya… “, semburat senyum membuyarkanku. “Tergantung darimana kita menyikapinya”, jawabku sekenanya. “Aigoo.. Sejak kapan tae tae-ku jadi dewasa?? “, tiffany heran. “Sejak dipanggung kumelihat pantatmu yang semakin berisi… Hahahaha”, kuberkata sambil mencolek pantatnya yang duduk tepat disampingku. “BYUNTAEEENG…! “, aku kaget, ke enam member lain tiba-tiba saja menyorakiku. Sontak tiffany, yoona, seohyun, sunny, yuri, dan sooyoung tertawa terbahak-bahak. Bahkan managerku yang sedang mengendarai van ikut tertawa.