Tumbal Pesugihan Nyi Blorong

Saka menatap deburan ombak dibawah kakinya. Saat ini dia sedang berdiri diatas tebing setinggi 50 meter di tepi laut selatan. Ombak setinggi 3 meter tak henti-henti menghantam gugusan karang di kaki tebing “Byuur……., splasssssssh. Byuur,…splasssssh” deburan ombak terdengar sayup-sayup. “ Gue harus berani, gue bisa!” Saka menggumam sendiri. Saat ini Saka bukan ingin bunuh diri, dia masih ingin hidup walaupun beban hidupnya berat. Tapi ada sesuatu yang membawanya jauh-jauh dari Jakarta ke jurang laut selatan daerah Sukabumi ini. Sejak 3 bulan yang lalu dia mengalami aneh, mimpi yang sama berulang-ulang. Setiap malam. Padahal Setiap hari dia hanya tidur 3jam, kemiskinan yang menyertai dia sejak lahir memaksanya harus kuliah sambil bekerja. Setiap pagi dia berangkat ke kampus, kemudian sorenya dia bekerja, kadang sampe jam 1 malam. Dia sudah berkali-kali berganti pekerjaan karena banyak yang tidak mau memperkerjakannya. Saka bermimpi ada seorang wanita memanggilnya dari sebuah gua yang gelap, dia hanya melihat bayang-bayang seorang wanita bertubuh sintal melambaikan tangan kearahnya. Penglihatannya tidak terlalu jelas karena gua yg gelap hanya ada sedikit cahaya. Walaupun jaraknya agak jauh api ada suara yg terdengar di depan telinga seolah berbisik, tapi terdengar jelas. “ Kemarilah, aku akan memberimu kekayaan dan kesenangan hihihihihi……ssssssshhhhh” suara itu terngiang-ngiang terus di kepalanya. Mengerikan. Awalnya dia tidak menggubris mimpi itu, dia sering bermimpi Dia coba bercerita ke sahabatnya Leo, teman kuliahnya tempatnya sering ngutang disaat kepepet. “ Ah mimpi lu aneh-aneh aja, tumben lu cerita mimpi kaya gini.” Leo tidak memalingkan mukanya dari game Mobile legendnya. Saat ini kami lagi di kosanku menunggu ganti jam kuliah. “ Gue sering mimpi basah, tapi mimpi yg satu ini aneh banget. Gue ketakutan, tapi……” “Tapi apa?” tanya Leo “Mimpinya itu serem, gue ketakutan tapi….” gue pelankan suaraku “ Gue ketakutan, tapi ngecrot, dan itu tiap hari” kataku sambil berbisik. “Anjir, dah ganti sempak blum lu” “Bangsat!” gue timpuk kepalanya pake botol air mineral di dekatku. Saka bekerja di proyek jalan tol dekat kampus setelah dipecat dari barista di Cofeshop dekat kosan. Saat ini dia merakit besi untuk rangka cor bersama pak Asep. seorang kuli dari Sukabumi. Saat aku menceritakan mimpiku kepada pak Asep, dia terkejut. “Jangan kesana, tempat itu hanya berisi kematian.” kata Pak Asep Biasanya orang mencari pesugihan Nyi Blorong dengan perantara dukun. Mamang baru kali ini denger ada yang lewat mimpi, katanya terkekeh sambil tetap menjalin besi dan kawat dengan tangan hitamnya yang kokoh. “Biasanya seorang datang ke dukun kemudian disuruh ke gua cuma dukun yang bisa membuka pintu ke alam gaibnya Nyi Blorong.” Pak Asep menjelaskan panjang lebar. “Mamang cuma tau ada tempat di sukabumi namanya Tangkal Oray,”Pak Asep berhenti sejenak menarik napas. Dia sudah cukup lama mengikat kawat dan kecapean. “Tandanya adalah pohon pandan laut yang sering disebut pohon ular karena konon buahnya sering jadi santapan ular” “Jangan coba-coba kesana, tempatnya angker” kata pak Asep sambil menatapku tajam. “Banyak orang mencoba kesana, tapi jarang yang kembali. Polisi tidak pernah mengusut kejadian tersebut” Pak Asep mengajaknya main ke rumahnya di Sukabumi. Mereka naik bus dan turun di sebuah hutan karet. Kemudian mereka berjalan menembus hutan kira-kira setengah jam, sampailah mereka diatas tebing. Ada pohon pandan laut dengan buahnya yang berjendolan berwarna merah. Saat itu dia melihat beberapa ular sedang menempel diatas pohon. Begitu sampai dibawah pohon Pak Asep menepuk pundaknya. “Saka, kamu jangan kesini…..” muka Pak Asep tampak cemas dan terlihat menahan sakit. Tiba-tiba ada ekor ular berwarna hitam membelit kaki pak Asep dan menariknya ke arah jurang. Tubuhnya terbanting ketanah dan terseret Saka mengejar dan berhasil memegang tangan pak Asep. Dia berusaha menarik pak Asep keatas, Pak Asep terlihat menangis dan wajahnya ketakutan. “Tolong, …tolong mamang, Saka” tubuh pak Asep terjatuh ke dalam jurang dan menghilang Saka terlonjak, bangun dari kasur. Ternyata dia bermimpi. Hari sudah siang, untung hari sabtu, kuliahnya libur. Malamnya ketika datang ke proyek, Pak Asep tidak kelihatan, ketika tanya ke mandor dia bilang tidak ada kabar, ketika ditelpon hpnya tidak aktif, mungkin sakit atau pulang kampung. Saka tidak ambil pusing dia merakit susunan besi cor itu bersama kuli lain. Bersambung